Anda di halaman 1dari 2

Nama : Carollina Kusumawidjaya

NRP : 02311840000073

LOPA
Setiap proses dalam industri dapat mengalami kesalahan atau error yang dapat
berakibat fatal dan membahayakan, baik itu bagi salah satu komponen dalam
sistem, sistem itu sendiri, lingkungan, hingga orang-orang yang berada di sekitar
lokasi terjadinya bahaya. Untuk itu, setiap pabrik atau industri di mana suatu
proses berlangsung memerlukan sistem keamanan yang sesuai, tidak kurang dan
tidak lebih, serta mampu menanggulangi bahaya tersebut. Salah satu metode
analisis yang biasa digunakan untuk menilai apakah sistem keamanan tersebut
sudah cukup untuk menghadapi resiko dari bahaya yang ada adalah LOPA. LOPA
adalah singkatan dari Layers of Protection Analysis. LOPA merupakan hibridisasi
dari metode analisis yang sebelumnya sudah ada, yakni HAZOP dan QRA.
HAZOP dan QRA memeriksa skenario apa saja yang mungkin dapat
menimbulkan bahaya (HAZOP secara kualitatif dan QRA secara kuantitatif), dan
salah satu dari skenario tersebut menjadi input dalam LOPA. Tujuan utama LOPA
adalah untuk memastikan apakah sudah ada lapisan perlindungan yang sesuai
untuk melawan skenario kecelakaan. Kata “yang sesuai” perlu digaris-bawahi
karena lapisan perlindungan ini tidak boleh under-designed sehingga
membahayakan sumber daya yang ada, tetapi juga tidak boleh over-designed
sehingga membuang uang atau tenaga. Setiap skenario mungkin membutuhkan
satu atau lebih lapisan perlindungan, tergantung pada kompleksitas dan keparahan
dari konsekuensi yang timbul apabila sistem perlindungan gagal. Hal ini didasari
pada Theory Swiss Cheese Models oleh James Reason (1990) bahwa setiap
tahapan dalam proses memiliki potensi untuk mengalami kegagalan, seperti
tumpukan irisan keju swiss di mana setiap lembarnya yang menanalogikan
“lapisan perlindungan” yang memiliki lubang “potensi kegagalan” tersebar secara
acak, namun tetap saja ada peluang bahwa lubang tersebut akan termasuki atau
tertembus. Dari seluruh lapisan yang ada, hanya diperlukan satu lapisan yang
mampu mencegah konsekuensi itu terjadi. Untuk menyusun LOPA, ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan : 1) Mengidentifikasi satu konsekuensi sebagai
akibat yang tidak diinginkan untuk menentukan skenario yang dipilih; 2)
Menentukan skenario; 3) Mengidentifikasi Initiating Event (kejadian pemicu
skenario) dan frekuensinya; 4) Mengidentifikasi Independent Protection Layer
Nama : Carollina Kusumawidjaya
NRP : 02311840000073

(IPL) dan Probability of Failure on Demand (PFD) dari masing-masing IPL; 5)


Menilai resiko secara matematis dengan mengkombinasikan konsekuensi,
Initiating Event, dan IPL; dan 6) Mengevaluasi resiko. Selain mengevaluasi,
mengidentifikasi IPL juga menjadi fokus dari LOPA. Ada delapan IPL bila
dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya. Yang pertama adalah Proccess
Design, yakni rancangan utama bagaimana proses berlangsung. Seharusnya
proccess design bersifat inherently safer sehingga skenario tidak mungkin terjadi,
namun sebagaimana telah disebutkan, selalu ada potensi kegagalan dalam suatu
proses. Yang kedua adalah Basic Proccess Control System, yakni lapisan di mana
control loop dilakukan. Control loop akan mengaktifkan atau menonaktifkan
aktuator di saat yang tepat sehingga error tidak terlalu besar atau masih dalam
range aman. Yang ketiga adalah Critical Alarms and Human Intervention, yakni
lapisan di mana apabila range aman mulai terlampaui, maka alarm akan aktif atau
diperlukan campur tangan manusia dalam control loop. Yang keempat adalah
Safety Instrumented Function (SIF). SIF adalah kombinasi dari sensor, logic
solver, dan final element. SIF bersifat independen, jika keadaan di luar batas maka
SIF akan membawa proses ke kondisi yang aman. Yang kelima adalah Physical
Protection . Physical Protection terdiri atas relief valve yang berfungsi mencegah
tekanan berlebih. Yang keenam adalah Post Release Protection. Lapisan ini
bersifat pasif namun memiliki tingkat keberhasilan tinggi. Yang ketujuh adalah
Plant Emergency Response. Lapisan ini melibatkan pasukan pemadam kebakaran,
pemadaman manual dan lain sebagainya. Yang kedelapan adalah Community
Emergency Response. Pada lapisan akhir ini diperlukan evakuasi komunitas.
Untuk dapat dikategorikan sebagai IPL, ada tiga karakter yang harus terpenuhi,
yakni efektif, auditable, dan independen. Demikian penjelasan singkat mengenai
LOPA.

Anda mungkin juga menyukai