orang lain menghidupkan mesin, maka mesin harus dikuci atau diberi tanda peringatan,
perusahaan harus memasang tutup pengaman atau peralatan pembatas.
Operator mesin ataupun alat produksi lainnya, sebaiknya diberi peringatan setiap sesudah dan
sebelum mengoperasikan apakah ada petugas yang masih disana ataupun tidak. Sebaiknya
operator mesin dilatih agar tetap siaga dan tanggap dengan tanggung jawabnya.
Seluruh petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja harus bertanggung jawab menjalankan
rencana penganggulangan kecelakaan, rencana penanganan darurat, serta melakukan bimbingan
pelaksanaan setiap bagian.
Komunikasi antar pegawai harus selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan satu
sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang kecelakaan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
http://www.scribd.com/doc/191298247/DKK-Contoh-Kasus-kecelakaan
Diposkan oleh arieherryan di 16.24
Kimia tentu berbeda dengan Industri Jasa. Secara umum, bahaya dibagi menjadi 5 jenis, yaitu
bahaya fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomik. Untuk mengendalikannya, kita harus
mengidentifikasinya terlebih dahulu.
Terdapat 3 metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya pada suatu pekerjaan.
1. Metode Induksi
Metode induktif (bottom up) melihat suatu kondisi / aktivitas dari penyebabnya. Dilakukan
dengan cara menuliskan bahaya yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan. Dari bahaya yang
sudah ditentukan, kemudian dicari sumber bahaya dan potensi kejadian yang tak diinginkan dari
bahaya tersebut. Kemudian dilakukan pengendalian. Jadi logika nya yaitu dengan mengetahui
bahaya, kejadian, dan akibatnya, lalu dikendalikan. Misalnya, bahaya hidrokarbon diketahui
dapat menyebabkan kebakaran, maka harus dikendalikan dengan melakukan isolasi sumber
energi, tidak menggunakan alat yang menghasilkan percikan api di sekitar sumber energi,
melakukan pengukuran gas, menggunakan APD, tersedia APAR disekitar sumber energi.
2. Metode Deduksi
Metode deduktif (top down) adalah metode yang melihat suatu aktifitas dari hasil akhirnya
(consequences) barulah kemudian dicari penyebabnya. Simpelnya, yaitu dimulai dari Kejadian,
Akibat/Dampak, Penyebab/Bahaya, dan Pengendalian.
Dari satu pekerjaan, diidentifikasi kecelakaan apa saja yang bisa terjadi, kemudian dicari
penyebabnya. Misalnya, Pekerjaan di atas ketinggian menggunakan scaffolding, kecelakaan yang
bisa terjadi yaitu terjatuh dari scaffolding, struktur scaffolding retak, terlepas, atau runtuh, benda
jatuh menimpa orang, tangan terjepit, terpeleset, dan lain sebagainya. Akibatnya, bisa terjadi
kematian, kecelakaan berat. Hal tersebut bisa terjadi karena tidak menggunakan full body
harness, tidak memperhatikan posisi tangan, orang, tidak mengecek struktur scaffolding, dan lain
sebagainya. Nah, dari sebab tersebut, diidentifikasi pengendalian yang harus dilakukan. Contoh
penerapan metode ini yaitu Fault Tree Analysis.
3. Metode Kombinasi
Metode ini merupakan gabungan dari induksi dan deduksi, yaitu dengan mencampurkan antara
kejadian dan bahaya menjadi satu, namun fokus pada alur proses suatu pekerjaan.
Contohnya yaitu penggunaan JSA (Job Safety Analysis) atau JHA (Job Hazard Analysis).
Metode ini yang paling sering dipakai di Industri, karena lebih simpel dan mudah dimengerti.
Form Standar yang digunakan yaitu berupa Tugas/Pekerjaan, Bahaya yang ditimbulkan, Tingkat
Keparahan, Frekuensi Pekerjaan, Nilai Risiko (Tingkat Keparahan dikalikan dengan Frekuensi
Pekerjaan), dan Langkah Pengendalian.
Dalam aplikasinya dalam dunia kerja, di berbagai sektor Perusahaan, secara umum Pelaksanaan
Idenifikasi Bahaya dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
A Guide to Hazard and Operability Studies (UK) Chemical Industries Association 1981
HSE (Health Safety Executive) UK, Five Steps to Risk Assessment, June 2006
Contoh Kasus Kecelakaan Kerja Yang Terjadi Dengan Berbagai Faktor Beserta
Analisanya.
1. Contoh Kecelakaan Kerja Akibat Faktor Non-Teknis.
Empat Pekerja di Pabrik Gula Tewas, Tersiram Air Panas
CilacapEmpat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses,
Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/07/09), tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu
pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator
kran tidak tahu masih ada orang di dalam tangki. Pihak perusahaan terkesan menutup-nutupi
insiden ini.
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5
pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran
yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan
mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika
dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.
Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Sutrisno
dan Kasito. Sedangkan pekerja yang bernama Adi Purwanto berhasil menyelamatkan diri, namun
mengalami luka parah.
Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah
tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui
jika
pekerjaan
didalam
tangki
tersebut
belum
selesai.
Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut, karena
semua pimpinan di Pabrik PT Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat ditemui
wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah tersebut.
Analisis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja adalah
human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang
telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-hati
serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut telah kosong
serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak akan
terjadi. Karyawan saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan alat-alat pelindung diri
agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam
bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen
yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap alat ini menyadari alat ini memiliki
risiko yang besar untuk menghasilkan kerugian. Beberapa tindakan manajemen yang bisa
dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam alat tersebut sehingga operator
kran dapat memastikan bahwa di dalam tangki benar-benar tidak ada orang. Kemudian, apabila
teknologi yang lebih canggih dapat diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang
sebuah alat pendeteksi di mana apabila di dalam tangki masih terdapat orang atau benda asing,
maka ada sebuah lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam tangki tersebut terdapat
orang atau benda asing.
sementara kami sembahyang Jumat, saat ini ia sudah dibawa ke Rumah Sakit Tebet," kata
Budiono.
Analisa Kasus
Menurut saya, kecelakaan diatas adalah kecelakaan kerja akibat faktor teknis karena
kecelakaan tersebut terjadi disebabkan oleh ledakan tabung pemanas ketika sedang menganalisa
bahan kimia untuk menganalisa logam. Akibatnya tangan Syarifuddin terluka. Nah ini sebagai
akibat dari minimnya penerapan standar keselamatan kerja di kalangan pekerja. Yang pertama,
tidak melengkapi diri dengan alat-alat keselamatan kerja, padahal dengan perlengkapan
keselaman kerja merupakan alat antisipasi terhadap kemungkinan negatif yang timbul saat
bekerja. Kedua, tidak konsentrasi. Dan yang ketiga, kurang memperhatikan alat-alat yang
menunjang pekerjaannya, karena bekerja di laboratorium maka sebelum bekerja sudah
seharusnya memeriksa apakah alat yang akan kita gunakan layak pakai atau tidak, jika rusak
maka lebih baik tidak dipergunakan sebelum diperbaiki terlebih dahulu atau diganti dengan alat
yang baru. Oleh karena itu, dalam bekerja kita harus menerapkan secara tepat konsep-konsep
keselamatan kerja sebagai langkah antisipasi yang sangat penting bagi keamanan dan kesehatan
kita saat bekerja. Dengan langkah ini maka setidaknya kita telah mempersiapkan diri untuk
mencegah terjadinya kecelakaan tersebut.
3. Contoh Kecelakaan Kerja Akibat Faktor Alam.
Karyawan PT. Freeport Terjebak Longsor Di Lokasi Penambangan
Jayapura (15/5) Dua karyawan PT Freeport yang terjebak longsoran di areal
Underground QMS Biggosan Mill 74, pada Selasa (14/5) sekitar Pukul 09.00 Wit kemarin,
dinyatakan tewas, yakni atas nama Andarias Msen dan Kenny Wanggai. Dimana dari 40 orang
karyawan yang tertimbun longsor, enam orang berhasil ditemukan, namun dua orang
dinyatakan tewas, sementara empat orang lainnya selamat dan kini sedang dirawat intensif di
rumah sakit setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, Didi Agus Prihatno kepada
wartawan, di Jayapura, Rabu (15/5) mengatakan, longsor di areal PT Freeport adalah murni
kecelakaan kerja akibat fenomena alam. Longsoran terjadi di fasilitas pelatihan pertambangan
bawah tanah PT Freeport, tepatnya mill 74. Akibat adanya kejadian itu, ujar Didi, ada laporan
resmi dari PT Freeport, yang isinya adalah sekitar 40 pekerja tambang terjebak didalam areal
fasilitas pelatihan tambang bawah tanah di mill 74. Dimana sementara ini sedang dilakukan
upaya pencarian dan evakuasi. Dari 40 orang, enam orang sudah terevakuasi, empat orang
dinyatakan hidup dan dua orang lainnya meninggal. Saat ini korban selamat sedang dirawat
secara intensif di rumah sakit setempat, ujarnya.
Dikatakannya, disaat longsoran ini diatasi, kondisi 34 orang karyawan yang masih terjebak di
bawah tanah belum diketahui pasti, karena sampai saat ini masih dilakukan pencarian. Yang
paling tahu adalah manajemen Freeport bukan kami, karena ini adalah kecelakaan kerja, maka
menjadi domainnya perusahaan.
Analisa Kasus
Menurut pendapat saya, kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan kerja akibat dari faktor
alam karena kecelakaan tersebut terjadi disebabkan adanya longsoran di lokasi penambangan
yang menyebabkan 40 orang penambang terjebak di dalam longsoran tersebut. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja tersebut, sebaiknya perusahaan harus melakukan analisa dan riset
terlebih dahulu tentang keadaan alam yang ada di daerah tersebut meliputi cuaca dan keadaan
dan kontur tanah di tempat sekitar penambangan. Dan bagi penambang haruslah mengikuti
instruksi-instruksi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Diantaranya
dengan
menggunakan helm, baju safety, sepatu boot dan membawa alat komunikasi yang berguna untuk
memberi tahu pekerja yang berada di atas bila terjadi longsoran.
DAFTAR PUSTAKA
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan
kerja.html#ixzz2UaJ0rL8E
http://hafizhamuliani.blogspot.com/2012/03/tugas-saya-kasus-kecelakaan-kerja.html
Berita SINDO.
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka
menimbulkan
konsekwensi
meningkatkan
intensitas
kerja
yang
mengakibatkan
pula
mengantisipasi
permasalahan
tersebut,
maka
dikeluarkanlah
peraturan
Sebab-sebab Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau
kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari
teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan
dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut
menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan
memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.
Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi yang
memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung
mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi,
seperti helm dan gudang yang kurang baik.
Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti latihan
sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan pelindung mesin
mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh, menambah daya dan lain-lain.
Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi
kerja yang kurang aman, tidak hanya satu saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin,
tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan
keselamatan.
C.
Bagian Pakaian Korban yang Tersangkut Puli Dinamo Yang Sedang Berputar
Musibah bermula sebelumnya sekitar pukul 07.40 saat akan dilakukan penggantian jam
kerja, korban mengambil sampel lateks dibagian produksi. Namun sebelum mengambil sampel
korban memutar arah jalan dari tempat yang dituju sehingga melintas dari bagian mesin yang
bukan area lintasan. Saat melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai
kebawah tersangkut puli dinamo sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher
korban tercekik ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh karyawan bersiapsiap untuk pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul 08.00. Akibatnya tidak ada
yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong dan mengakibatkan korban meninggal
dunia.
Analisa : TAHAPAN PENYEBAB
a.
Penyebab Umum Jilbab korban yang terjuntai ke bawah tersangkut pada puli dinamo yang
sedang berputar.
b.
Penyebab Terperinci Kelalaian korban dalam mengambil arah jalan yang bukan areal lintasan
dan dalam memilih penggunaan pakaian kerja.
c.
Penyebab Pokok Kebijakan pabrik Perusahaan Kurang memberikan pelatihan dan perhatian
kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar tidak lalai dalam mengambil suatu tindakan
yang beresiko tinggi. Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai, kurangnya kepekaan
pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja.
CONTOH KASUS: TERSIRAM UAP AIR PANAS
Seluruh bagian tubuh tersiram air panas 400 derajat Celcius saat membersihkan tangki gula
kristal
Uraian Kejadian
Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik
tersebut. Tiba-tiba kran yang berada diatas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air
panas yang diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada
didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.Ke 4 pekerja
tewas, salah seorangnya menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah
seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur kedalam tangki setelah tombol kran dibuka
oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan
didalam tangki tersebut belum selesai.
Analisa:
TAHAPAN PENYEBAB
Penyebab Umum
Lingkungan
Kran sumber air panas yang terbuka tombolnya secara tiba-tiba.
Penyebab Terperinci
Kelalaian rekan kerja (Operator Kran)
Sebelum membuka tombol kran air panas, operator tidak memeriksa di dalam tangki apakah
masih ada pegawai yang bertugas atau tidak.
Penyebab Pokok
Kebijakan Pabrik/Perusahaan
Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar
tidak lalai dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi.
Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai.
Kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja.
ANALISA:
STRATEGI PENGENDALIAN
Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan pekerja
guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya
kecelakaan yang sama.
Selama melakukan proses pekerjaan yang berbahaya, seperti pembersihan mesin, penambahan
minyak, pemeriksaan, perbaikan, pengaturan, mesin harus berhenti beroperasi. Untuk mencegah
orang lain menghidupkan mesin, maka mesin harus dikuci atau diberi tanda peringatan,
perusahaan harus memasang tutup pengaman atau peralatan pembatas.
Operator mesin ataupun alat produksi lainnya, sebaiknya diberi peringatan setiap sesudah dan
sebelum mengoperasikan apakah ada petugas yang masih disana ataupun tidak. Sebaiknya
operator mesin dilatih agar tetap siaga dan tanggap dengan tanggung jawabnya.
Seluruh petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja harus bertanggung jawab menjalankan
rencana penganggulangan kecelakaan, rencana penanganan darurat, serta melakukan bimbingan
pelaksanaan setiap bagian.
Komunikasi antar pegawai harus selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan satu
sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang kecelakaan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.
http://www.scribd.com/doc/191298247/DKK-Contoh-Kasus-kecelakaan
Kecelakaan kerja bisa terjadi karena berbagai alasan. Dalam sebagian besar industri, orang
cenderung untuk mencari sesuatu untuk menyalahkan ketika kecelakaan kerja terjadi, karena
lebih mudah daripada mencari akar penyebab, seperti yang tercantum di bawah ini.
Pertimbangkan penyebab kecelakaan kerja secara mendasar. Apakah hal-hal berikut pernah atau
sering terjadi di tempat kerja Anda ? Jika demikian, Anda mungkin belum terluka tapi lain kali
Anda bisa tidak begitu beruntung.
Mengabaikan prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda. Anda
dibayar untuk mengikuti aturan dan kebijakan-kebijakan perusahaan, bukan untuk membuat
aturan Anda sendiri.
6. Gangguan Mental dari Pekerjaan
Memiliki hari yang buruk di rumah dan kuatir tentang hal itu di tempat kerja adalah kombinasi
yang berbahaya. Anda juga dapat terganggu ketika Anda sibuk bekerja dan teman Anda datang
untuk mengajak berbicara. Hal-hal ini dapat mengganggu konsentrasi Anda dalam bekerja dan
bisa juga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
7. Kegagalan Untuk Merencanakan Pekerjaan
Ada banyak pembicaraan hari ini tentang Job Hazard Analysis. Job Hazard Analysis adalah cara
yang efektif untuk mengetahui cara-cara cerdas bekerja dengan aman dan efektif. Menjadi
tergesa-gesa dalam memulai tugas atau tidak berpikir melalui proses dapat menempatkan Anda
dalam cara yang merugikan. Sebaliknya rencanakan kerja Anda, dan kemudian kerjakan rencana
Anda.
Pipa gas milik PT Chevron Pasifik Indonesia meledak setelah tertabrak truk
pembawa kelapa sawit di Jalan Lintas Duri-Pekanbari kilomter 100 Desa Tengganau,
Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, sekitar pukul 04.30 WIB.
Minggu, 15 Mei 2016 13:50 WIB
Penulis: Eric
DURI - Pipa gas milik PT Chevron Pasifik Indonesia yang berada di Jalan Lintas DuriPekanbaru kilometer 100 Desa Tengganau, Kecamatan Pinggir, Kabupaten
Bengkalis, Riau, meledak setelah ditabrak oleh truk yang bermuatan fiber kelapa
sawit, Minggu (15/5/2016).
Informasi yang dirangkum GoRiau.com dari Kepolisian Sektor (Polsek) Pinggir, truk cpo dengan
nomor polisi (nopol) B 9488 GG kehilangan kendali saat pendakian. Sehingga truk pun berjalan
mundur dan menabrak pipa gas tersebut.
"Korban jiwa pada kebakaran pipa gas milik Chevron ini tidak ada. Pengemudi truk dan
keneknya melarikan diri setelah kejadian tersebut. Saat ini personil (Polsek Pinggir, red) kita,
masih melakukan pengamanan untuk mengurai kemacetan dan kemananan di tkp," ujar Kapolsek
Pinggir, Kompol Raden Edi saat dikonfirmasi GoRiau.com.
Ia menjelaskan, kejadian truk menabrak pipa gas milik Chevron itu, sekitar pukul 04.30 WIB.
Sekitar pukul 08.15 WIB, api dapat dipadamkan dan saat ini masih berlangsung perbaikan pipa
gas oleh PT Chevron Pasifik Indonesia.
"Sekitar pukul 05.40 WIB, 4 unit pemadam kebakaran dari Chevron diturukan untuk
pemadaman," tutup Kompol Raden Edi sambil menjelaskan situasi aman terkendali. ***
- See more at: http://www.gosumbar.com/berita/baca/2016/05/15/ini-penyebab-pipagas-milik-chevron-meledak-di-jalan-lintas-duripekanbaru#sthash.RtMHaTZx.dpuf
dua pekan sebelum kebakaran. Tak pelak, Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea
yangmenandatangani sertifikat tersebut kecewa.Insiden ini terjadi akibat adanya
kebocoron pada pipa tangki B2994. Menutut KepalaRegu D PT Petrowidada Basuki
Rahmat yang menangani kebocoran tersebut, pihaknyasudah mendekteksi
kebocoran di pipa tangki B2994, sehari sebelum insiden. Basukikemudian
mengurangi isi tangki dan menyiram air di luar tangki. Tujuannya agar tangkidingin,
sehingga menurunkan tekanan. Keesokan harinya, dia kembali menyiapkanselang
hidran di sekitar tangki sesuai prosedur standar keselamatan. Sementara
karyawanbelum diperintahkan mengevakuasi diri. Tapi tanpa diduga, ledakan
mengguncang sekitar pukul 16.00 WIB.Tetapi menurut teknisi pernah menangani
ledakan pada pabrik Petrowidada Oktober 1996, namun dalam skala yang kecil.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkanmeledaknya pabrik
Petrowidada.Proses perbaikan tabung atau pipa yang bocor dilakukan dengan cara
yang tidak mengikuti prosedur atau berdasarkan pada Material Safety Data Sheet
(MSDS).Penerapan MSDS ini merupakan langkah yang menuju pada prosedur
operasi standar pada pengamanan kondisi darurat.Berkaitan dengan kejadian
ledakan pabrik PetroWidada tersebut, saat pengelasan adakemungkinan terjadi
kebocoran pada pipa lain yang berdekatan sehingga memicuterjadinya ledakan.
Penanganan kebakaran bisa juga salah prosedur, terutama bila yangdigunakan
bahan pemadam yang tidak tepat. Ada bahan-bahan kimia tertentu biladisemprot
air ketika terbakar justru memperbesar api.Sementara itu, dijelaskan Kepala Pusat
Penelitian Kimia LIPI Roy Heru TrisnamurtiPhathalik Anhidrate bila terkena kulit
dapat menimbulkan rasa seperti terbakar. Jikaterkena kulit dalam jumlah besar tidak
tertutup kemungkinan menimbulkan kematian.Ledakan pabrik, menurut dugaannya,
karena adanya faktor keusangan pada bagiantabung atau pipa, yang secara
periodik harus diganti. Akan tetapi, hal itu sebenarnyadapat diantisipasi sehingga
tidak terjadi kegagalan sistem atau fungsi dari komponentersebut.
C
.
Jumlah Korban
Kebaran dan ledakan yang terjadi di Pabrik Petrowidada telah menyebabkan
tewasnyadua pekerja.
D.
Bahan-bahan Kimia
Bahan kimia berbahaya akibat kebakaran dan ledakan di pabrik Petrowidada
adalahPhathalic Anhidride itu sendiri
E.
jenisnya lebih besar daripada bensin atau udara.Gas yang keluar ke udara dalam
jumlah
besar pada kasus di pabrik Phatalic Anhidride itudapat turun ke
permukaan Bumi bersama hujan, mengakibatkan hujan asam. Dampak yang
ditimbulkan adalah pencemaran air tanah oleh zat kimia itu dan
terganggunyapertumbuhan hingga matinya tumbuhan yang terkena hujan asam.
Kalau hujan, Ph tanahakan berubah menjadi asam, mengakibatkan tanaman mati.
Namun, dampaknyatergantung arah angin, semakin menyebar, konsentrasi gas
semakin berkurang,
F.
TUGASKESELAMATAN PABRIK
Dari data, 14 korban itu merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi UI angkatan 2013. Dua korban
luka berat bernama Delvika Yessi Chumala dan Citra Sari Purbandini. Sedangkan luka ringan,
Dawami Arijan, Apriantika Sari, Chareza Lutfi Ramadhan, Della Syariyana, Chavella Avatar,
Aulika Desthahrina Dareswara, AA Sagung W Kumala Dewi, Adam Arditya Fajriawan, dan
Agung Kristiyanto, Arini Adriani, Andini Gahayati B R, serta Adhnina Fithra Azzahra.
"Mereka terkena serpihan kaca tabung di bagian leher, wajah. Ledakan tergolong sedang, tidak
menghancurkan ruangan. Insiden ini murni human eror," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Beji, Komisaria Ni Gusti Ayu mengaku, belum
mendapatkan laporan atas kasus ledakan yang terjadi di Laboratorium Farmasi UI tersebut.
Sehingga mereka belum bisa menyelidiki kasus ledakan bahan kimia pada labu destilasi yang
dilakukan mahasiswa UI pada saat praktikum.
"Justru kami baru tau informasi adanya ledakan di lab UI. Belum sama sekali kami mendapatkan
laporan dari pihak kampus dan korban," tambahnya.