PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Unit pemisahan berperan penting dalam berlangsungnya proses produksi
triacetin dari gliserol. Unit pemisahan untuk pabrik triacetin dari gliserol terdiri dari
decanter dan menara distilasi.
Distilasi adalah suatu metode pemisahan komponen dari larutan berdasarkan
prinsip volatilitas, yakni kemudahan menguap berdasarkan perbedaan titik didih
untuk tiap komponen (Treybal, 1980). Menara distilasi dalam proses ini berguna
untuk memisahkan produk triacetin dari komponen asam asetat dan air, sehingga
didapat kemurnian triacetin sebesar 99%.
Decanter merupakan unit yang berfungsi dalam memisahkan senyawa
anorganik (dalam proses ini berupa asam sulfat) dengan senyawa organik lainnya
berdasarkan perbedaan densitas komponen.
Secara umum, ukuran packing terbesar yang sesuai untuk ukuran kolom
harus digunakan, dapat mencapai 50 mm. Ukuran kecil lumayan lebih mahal
dari ukuran yang lebih besar. Di atas 50 mm, biaya yang lebih rendah per
meter kubik biasanya tidak mengimbangi efisiensi transfer massa yang
rendah. Penggunaan ukuran yang terlalu besar pada ukuran kolom yang kecil
dapat menyebabkan distribusi cairan yang tidak merata. Rentang ukuran yang
disarankan adalah:
Tabel 1.2 Ukuran packing
Diameter kolom Ukuran packing
<0.3 m (1 ft) <25 mm (1 in)
0.3-0.9 m (1-3 ft) 25-38 mm (1-1.5 in)
>0.9 m 50-75 mm (2-3 in)
(Sumber : Sinnot, 2005)
2. Tray Tower
Tray tower dirancang untuk memberikan penahan (holdup) cairan agar
dapat mencapai perpindahan massa uap-cair yang tepat yang sesuai dengan
ketentuan pemisahan distilasi. Holdup berupa weir pada setiap tray dan
memiliki tumpukan tray horizontal yang memungkinkan cairan mengalir
melintasi tray sebelum mengalir ke downcomer dan bergerak melintasi tahap
penyulingan selanjutnya. Tray tower bekerja dengan baik pada pemuatan uap
dan cairan yang tinggi. Tray tower memiliki pressure drop lebih besar
dibanding packed tower dan memiliki tahanan yang besar terhadap bahan
yang bersifat korosif (Sinnot, 2005).
Pertimbangan utama yang terlibat dalam pemilihan tipe kolom adalah
tekanan operasi dan keandalan desain. Seiring tekanan meningkat, tray kolom
lebih efisien untuk perpindahan massa dan seringkali dapat mentolerir
penurunan tekanan pada tray. Prosedur desain untuk tray kolom diameter
besar juga lebih dapat diandalkan daripada packed kolom. Dengan demikian,
tray biasanya dipilih untuk aplikasi kolom dengan tekanan besar. Tray
distilasi bisa digolongkan sebagai: 1) cross-flow trays dengan downcomers,
2) countercurrent trays tanpa downcomers (The-dual flow tray).
The-dual flow tray memungkinkan gas dan cairan melewati lubang tray
yang sama. Hal ini menghasilkan rentang operasi yang terbatas karena tinggi
dispersi sangat sensitif terhadap laju alir gas/cairan. Secara umum, The-dual
flow tray hanya digunakan dalam kasus di mana kapasitas tinggi atau
ketahanan tinggi terhadap fouling diperlukan. Namun, karena jangkauan
operasinya yang sempit, pangsa pasarnya kecil maka tidak banyak digunakan.
Cross-flow tray menggunakan weir pada downcomer untuk
mengendalikan tinggi cairan pada tray, dan dengan demikian memberikan
dispersi gas/cairan yang stabil pada berbagai aliran gas/cairan. Tray terdiri
dari kombinasi deck tray, di mana buih dihasilkan untuk memberikan kontak
uap/cairan, dan sebuah downcomer, dimana campuran uap/cairan dipisahkan.
Sebagian besar uap naik dari cairan yang dikontakan diatas tray, seperti pada
Gambar 1.4. Namun, bagian cairan dari atas akan turun ke bawah kolom
melalui downcomers (Sinnot, 2005). Biaya dari tray column ditentukan oleh
dua faktor :
1. Diameter kolom
2. Tinggi kolom
Ada tiga jenis cross-flow tray yaitu sieve tray, valve dan bubble cap :
a) Sieve tray
Sieve tray (juga dikenal sebagai pelat berlubang) adalah lembaran
logam berlubang rata (Gambar 1.5). Lubang diameter yang sering
digunakan berkisar dari 1,5 hingga 25 mm. Bentuk sieve tray yaitu tipe
lubang square pitch (persegi) atau equilateral triangular pitch (segitiga
sama sisi) yang khas. Gas / uap mengalir ke atas melalui lubang kecil
dan terdispersi ke dalam cairan yang mengalir di atas piring. Pada sieve
tray tidak terdapat segel cairan dalam kasus tray tanpa downcomer dan
liquid weeps (disebut weeping) melalui lubang pada laju alir rendah,
mengurangi efisiensi pelat. Oleh karena itu, sieve tray memiliki rasio
turndown terendah. Kapasitas dan efisiensinya setidaknya setinggi tray
standar lainnya yang digunakan secara komersial. Konstruksi sieve tray
sederhana dan relatif murah.
b) Valve tray
Valve tray (atau pelat penutup terapung) adalah desain modifikasi
dari sieve tray dimana pelat besar yang berlubang ditutupi oleh valve.
B. Berdasarkan proses
1. Distilasi batch
Distilasi batch adalah proses yang jauh lebih tua daripada distilasi
kontinyu. Dalam distilasi batch, umpan dimasukkan ke dalam reboiler,
kemudian diuapkan dan setelah proses selesai produk dapat dikeluarkan dari
bagian atas kolom. Setelah distilasi selesai, sumber panas dimatikan, dan
bahan yang tertinggal di reboiler dikeluarkan. Kemudian proses batch baru
dapat dimulai. Distilat merupakan produk yang diinginkan (Wankat, 2012).
Dalam distilasi batch campuran yang akan didistilasi dibebankan
sebagai batch ke still dan distilasi dilakukan sampai produk atas atau bawah
yang memuaskan tercapai. Still biasanya terdiri dari bejana yang dilengkapi
dengan kolom packed atau plate. Pemanas bisa dimasukkan ke dalam bejana
atau reboiler terpisah yang digunakan. Distilasi batch harus dipertimbangkan
dalam kondisi berikut:
1. Dimana kuantitas yang akan di distilasi berukuran kecil.
2. Dimana rentang produk harus diproduksi.
3. Dimana umpan diproduksi pada interval tidak teratur.
4. Dimana komposisi umpan bervariasi dalam rentang yang luas.
2. Distilasi Kontinyu
Distilasi kontinyu adalah metode yang efisien secara termodinamika untuk
menghasilkan produk pada komposisi konstan dalam jumlah besar (Wankat, 2012).
Pemisahan campuran cair dengan distilasi bergantung pada perbedaan volatilitas
antara komponen. Semakin besar volatilitas relatif, semakin mudah pemisahan
berlangsung. Peralatan dasar yang dibutuhkan untuk Continious distillation
ditunjukkan pada Gambar 1.8.
Gambar 1.8 Distilasi continuous (a) one stream (b) two stream
Uap mengalir ke atas kolom dan terjadi kontak dengan cairan yang
menuruni kolom. Uap dan cairan dikontakan dalam suatu plate atau packing.
Bagian kondensat dari kondensor dikembalikan ke bagian atas kolom untuk
menyediakan aliran cairan di atas titik umpan (refluks), dan bagian cairan dari
dasar kolom diuapkan dalam reboiler dan disiapkan sebagai aliran uap
(Sinnot, 2005).
3. Flash Distillation
Satu dari sekian proses pemisahan yang mudah dilakukan yaitu flash
distillation. Pada proses ini, bagian dari umpan cairan diuapkan pada ruang
flash atau bagian dari umpan gas di kondesasikan, serta uap dan cairan yang
telah mencapai kesetimbangan dipisahkan. Komponen yang lebih cepat
menguap (volatile) akan lebih terkonsentrasi pada uap. Umumnya pemisahan
yang sempurna tidak dapat tercapai, namun dalam beberapa kasus seperti
desalinasi air laut dapat memberikan pemisahan yang sempurna.
Peralatan yang dibutuhkan untuk flash distillation dapat dilihat pada
Gambar 9 untuk umpan cairan. Cairan yang bertekanan dipanaskan dan
diumpankan melalui throttling valve ke flash drum. Karena adanya perubahan
tekanan (pressure drop), sebagian cairan akan teruapkan. Uap keluar dari
bagian atas sedangkan cairan turun ke bagian bawah drum. Demister sering
digunakan untuk mencegah kondensat yang dikembalikan ke kolom tidak
berkontak langsung dengan uap dari bagian dalam kolom. Sistem ini disebut
"flash" distilasi karena penguapan sangat cepat setelah umpan memasuki
drum. Sistem di ruang flash sangat dekat dengan tahap kesetimbangan
(Wankat, 1994).
4. Extractive Distillation
Distilasi ekstraktif merupakan proses pemisahan uap-cair yang
menggunakan komponen ketiga atau pelarut sebagai agen pemisah untuk
membantu proses pemisahan. Agen ekstraktif akan membentuk atau
meningkatkan perbedaan volatilitas antara komponen yang akan dipisah.
Lalu, agen ekstraktif dan komponen yang susah menguap (less volatility)
mengalir ke bagian bawah kolom distilasi, ketika komponen yang terekstrak
dikembalikan berdasarkan urutan distilasi. Kemudian, bagian yang tidak ter-
ekstrak akan didistilasi ke bagian atas kolom distilasi ekstraktif (Tassios,
1972).
5. Distilasi Azeotrop
Distilasi azeotropik dilakukan dengan menambahkan fasa cair
komponen ketiga yang mudah menguap yang mengubah volatilitas salah satu
dari dua komponen lebih banyak dari yang lain, sehingga komponennya dapat
terpisah. Dua komponen yang harus dipisahkan seringkali adalah komponen
yang memiliki titik didih berdekatan yang menentukan azeotrop atau tidak
azeotrop, tapi kadang-kadang komponennya adalah azeotrope walaupun
komponennya tidak mendidih. Kadang terdapat kasus campuran itu azeotrop
tetapi titik didihnya tidak berdekatan.
Komponen ketiga yang ditambahkan disebut entraîner, dapat
membentuk azeotrop terner dengan kedua komponen yang dipisahkan.
Namun, ia harus cukup mudah menguap dari larutan yang dipisikah dikolom
distilasi (Tassios, 1972).
Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)
10. Data fraksi komponen umpan untuk menentukan letak feed-plate, Ns dan Ne
Letak feed-plate daat ditentukan menggunakan metode Kirkbride
(Persamaan 11.7-21 Geankoplis)
𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0,206 𝑙𝑜𝑔 [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷
Dimana :
Ne = jumlah stage teoritis diatas feed-plate
Ns = jumlah stage teoritis dibawah feed plate
xHF = fraksi komponen heavy key pada umpan
xLF = fraksi komponen light key pada umpan
14. Jumlah plate aktual dihitung pada bagian rectifying dan bagian stripping
dengan menggunakan data berikut :
a. Jumlah plate teoritis bagian rectifying Dari persamaan 11.7-21
b. Jumlah plate teoritis bagian stripping Geankoplis
c. Efisiensi plate (dari gambar 16-8 Peter dan Timmerhouse)
15. Dari jumlah plate aktual di bagian rectifying dan stripping, maka dapat
ditentukan tinggi menara distilasi yaitu (Sinnot, 2005) :
hmenara = (panjang ruang kosong diatas plate pertama) + (panjang ruang kosong
dibawah plate terakhir) + ts (N – 1)
Dari Figure 11.31 Coulson & Richardson, panjang weir normalnya 0,6 – 0,85
dari diameter kolom. Diambil rentang yang disarankan yaitu 0,77. Untuk menara
yang beroperasi pd tekanan atm atau lebih, disarankan tinggi weir 40 hingga 50
mm. Diameter lubang bervariasi dari 2,5 hingga 12 mm, ukuran yang disarankan 5
mm. Bahan yang digunakan stainless steel, maka ketebalan plate disarankan 3 mm
(Sinnot, 2005).
2. Data kondisi operasi unit decanter berupa suhu dan tekanan pengoperasian
T = 70°C dan P = 1 atm
3. Sifat fisik dan kimia seperti densitas dan viskositas dari komponen yang
masuk dan keluar.
Densitas dari filtrat (ρf) slurry (ρs) dan densitas campuran diperlukan untuk
menghitung waktu tinggal dengan rumus :
100μ
thold =
ρs − ρf
(8)
P = 1,1 x P operasi = 1,1 x 14,7 psi = 16,17 psi
r = jari – jari tangki 36 in
f = allowable stress = 13750 psia
E = 0,85
C = faktor korosi = 0,125 (Brownell dan Young, 1959)
9. Untuk menghitung dinding silinder tangki, dibutuhkan data stress yang
diizinkan (tabel 13.2 Brownell & Young, 1959), efisiensi sambungan dan
faktor korosi bahan.
P×D
Th = +𝑐 Tebal Head
4 × (S . E) + 0,2 P
BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN
Kode : DC-101
Kolom Distilasi 1 Fungsi : Memisahkan asam asetat dan air dari produk
triacetin (TAG)
DATA IDENTIFIKASI
Jenis Operasi Continuous
Tipe Sieve Tray Colomn
Jenis Head Torisperical
KONDISI OPERASI
Tekanan Operasi (atm) 1
o
Temperatur puncak menara ( C) 130,65
Temperatur dasar menara (oC) 227,83
Laju Alir Gas (kmol/jam) 63,241
Laju Alir Liquid (Kg/jam) 47,328
3
Densitas gas (Kg/m ) 35,86
3
Densitas Liquid (Kg/m ) 120,36
Surface Tension (N/m) -
MATERIAL DAN DISAIN
SHELL
Diameter (m) 0,0064
Tray Spacing (m) 0,45
Jumlah tray 47
Material Carbon Steel SA 283 grade C
Allowable Stress (psi) 12650
Jenis sambungan Double welded butt joint
Efisiensi sambungan (%) 80%
Faktor korosi (Inch) 0,125
Tebal shell (in) ¼
Jenis head Torispherical
Tinggi Head 0,68
Total tinggi menara (m) 21,83 = 22 m
Diameter menara (m) 3,67
PLATE
Downcomer area (m2) 1,27
Active area (m2) 8,04
Hole diameter (mm) 5
Hole area (m2) 0,80
Tinggi weir (mm) 50
Panjang weir (m) 2,83
Tebal plate (mm) 3
Tipe aliran cairan Single pass
Jumlah Hole 40977
Waktu Tinggal (s) 11,37
Desain flooding (%) 12
DAFTAR PUSTAKA
Brownell, L. E., and Young, E. H., 1959, Process Equipment Design, John Wiley
& Sons, Inc : USA.
Cheremisinoff, N. P and Ferrante, L., 1995, Process Engineering Data Book, CRC
Press : USA.
Geankoplis, C. J., 1993, Transport Processes and Unit Operation, 3rd ed, Pretience-
Hall International : New Jersey.
McCabe, W. L., Smith, J. C., Harriot, P., 1985, Unit Operation in Chemical
Engineering, 5th ed, McGraw-Hill Book : USA.
O’Connell, J. P., Poling, B. E., dan Prausaitz, J. M., 2001, The Properties of Gases
and Liquids, 5th ed, McGraw-Hill : New York.
Petyluk, F. B., 2004, Distillation Theory and Its Application to Optimal Design of
Separation Units. Cambridge University Press : USA.
Sinnot, R. K., 2005, Coulson & Richardson : Chemical Engineering Series,
Chemical Engineering Design¸ 4th ed, Vol. 6. Elsevier Butterworth-
Heinemann : UK.
Tassios, D. P., 1972, Extractive and Azeotropic Distillation, American Chemical
Society : USA.
Treybal, R. E., 1980, Mass Transfer Operation, 3rd ed, McGraw-Hill Book : USA.
Walas, S. M., 1990, Chemical Process Equipment Selection and Design, 2nd ed,
Butterworth-Hcinemann Inc : USA
Wankat, P. C., 1994, Separation Process Engineering : Include Mass Transfer
Analysis, 3rd ed, Prentice Hall : New Jersey.
LAMPIRAN A
DATA VLE EQUILIBRIUM
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN UNIT PEMISAHAN
UNIT DISTILASI DC-101
B.1 Data Perancangan
a. Spesifikasi Produk yang diinginkan yaitu :
1. Triacetin (TAG) 99,0%
2. Monoacetin (MAG) 0,1%
3. Diacetin (DAG) 0,9%
H2O H2O
CH3COOH CH3COOH
MAG DC-101
DAG
TAG
MAG
DAG
TAG
Propargil Alkohol
(HK) 822,78 56,1 14,6662445 0,132643609
Propargil Alkohol
(HK) 781,64 56,1 13,93 0,220313975
Propargil Alkohol
(HK) 41,14 56,1 0,733312225 0,015494407
B.4 Penentuan Kondisi Operasi pada Bagian Umpan, Distilat dan Bottom
Untuk mendapatkan suhu dan tekanan yang sesuai pada bagian umpan, distilat dan
bottom, dibutuhkan data bilangan Antoine tiap komponen, lalu kondisi operasi ditentukan
dengan cara trial and error dalam penentuan P saturated. Adapun persyaratan trial and
error pada perhitungan kondisi operasi menara distilasi yaitu (Geankoplis, 1993):
d. Bagian atas menara : Menggunakan keadaan dew point yaitu ∑ xi = ∑ yi / Ki = 1,00
e. Bagian bawah menara : Menggunakan keadaan bubble point yaitu ∑ yi = ∑ Ki × xi
= 1,00
f. Bagian umpan menara : Menggunakan keadaan bubble point yaitu ∑ yi = ∑ Ki × xi
= 1,00
Air (LK) 934,26 51,90349766 0,469422642 764,2601609 1,81043445 1,608664 0,755144 0,849858923
Propargil
kohol (HK) 822,78 14,6662445 0,132643609 475,0898567 1,12542703 1 0,132644 0,149280703
Tabel B.6 Hasil Trial and Error untuk Penentuan Kondisi Operasi Distilat
DISTILAT T = 403,6 K P = 2,4 atm
αi = Xi
omponen kg/jam kmol/jam Yi Psat Ki = Psat/p Yi/αi
Ki/Kc =(1/Kc)(Yi/αi)
Air (LK) 887,55 49,31 0,779686025 2054,802381 1,126536393 1,574346 0,495244 0,692109043
ropargil
ohol (HK) 781,64 13,93 0,220313975 1305,178578 0,715558431 1 0,220314 0,307890964
Tabel B.7 Hasil Trial and Error untuk Penentuan Kondisi Operasi Bottom
BOTTOM T = 500,8 K P =2,4 atm
αi = Yi =
omponen Kg/Jam kmol/jam Xi Psat Ki = Psat/P αi.Xi
Ki/Kc Kc(αi.Xi)
utinadiol 3787,88 43,99905666 0,929671248 543,8679706 0,29817323 0,040347 0,03751 0,277203078
Air (LK) 46,71 2,595174883 0,054834345 20234,07144 11,09324092 1,50108 0,082311 0,608290605
Propargil
kohol (HK) 41,14 0,733312225 0,015494407 13479,67191 7,390171001 1 0,015494 0,114506317
Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)
Propargil
Alkohol (HK) 0,132643609 0,220313975 0,015494407 4797,157957 2,63002081 57,35327163
Total 1 1 1
Selanjutnya, dihitung dahulu konstanta underwood menggunakan trial and error hingga
didapat nilai 1-q = 0.
Dari data diatas, nilai 1-q telah mendekati nilai 0, maka konstanta underwood yang
digunakan yaitu 1,131. Maka, refluk minimum didapat dengan persamaan berikut :
A .x AD B .xBD C .xCD D .xDD
Rm 1
A B C D
𝑅𝑚 + 1 = (0 + 0 + 0 + 0,410 + 0,605)
𝑅𝑚 + 1 = 1,021
𝑅𝑚 = 0,021404
Kedua nilai diatas ditarik untuk menentukan nilai Nm/N pada Gambar 11.7-3 Geankoplis.
Gambar B.2 Korelasi Erbar-Maddox antara rasio refluks dan jumlah tray
Dari gambar diatas, didapat Nm/N = 0,09. Maka jumlah tray teoritis yaitu:
Nm 9,52
N= = = 56 ≈ 56 Tray Teoritis
Nm ⁄N 9,52/0,17
Dimana :
Ne = jumlah stage teoritis diatas feed-plate
Ns = jumlah stage teoritis dibawah feed plate
xHF = fraksi komponen heavy key pada umpan
xLF = fraksi komponen light key pada umpan
Ne 0,123 15,961 kmol/jam 0,0024 2
log = 0,206 log [( ) ( ) ]
Ns 0,522 111,947 kmol/jam 0,4033
Ne
log = 0,0108
Ns
Ne
= exp(0,0108)
Ns
Ne
= 1,0109 Ne = 1,0109 Ns
Ns
Didapat,
Ne = 27,84
Ns = 28,15
Maka, umpan masuk pada plate ke-28 dari bagian atas kolom distilasi
Nilai A B Tc dan n tiap komponen didapat dari Tabel 8.1 Yaws. Data perhitungan
densitas campuran didapat sebagai berikut :
Tabel B.9 Densitas Campuran
Densitas Densitas Densitas
Komponen A B N Tc Komponen Fraksi Campuran
(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3)
Butinadiol 0,3358 0,26 0,2857 695 960,2166 892,6858
951,9597
Propargil 0,3049 0,249 0,2857 580 819,8953 44,95842
Parameter kecepatan flooding diperoleh dari Gambar 11.27 Coulson & Richardson untuk
tray spacing = 0,45 m, maka diperoleh harga Kv1 = 0,08 m/s.
Kecepatan Umpan Atas
Kecepatan Umpan Atas (uf) dihitung menggunakan pers. 11.81 Coulson & Richardson :
(951,959 − 35,859)𝑘𝑔
uf = 0,08 m/s√ 𝑚3 = 0,10229m/s
𝑘𝑔
35,859 3
𝑚
Supaya tidak terjadi flooding, maka diambil superfacial velocity = 80% (rentang dari 70
– 90%, disarankan nilai 85%). Maka V :
V = 80% × 1,0218 m/s = 0,08175 m/s
Dari buku Coulson & Richardson, diambil luas downcomer sebesar 12% dari luas total.
Maka total area (At) :
An 0,0984 m2
At = = = 1,1107 m2
1 − luas downcomer 1 − 0,12
Nilai A B Tc dan n tiap komponen didapat dari Tabel 8.1 Yaws. Data perhitungan
densitas campuran didapat sebagai berikut :
Tabel B.9 Densitas Campuran
Densitas Densitas Densitas
Komponen A B N Tc Komponen Fraksi Campuran
(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3)
Butinadiol 0,3358 0,26 0,2857 695 960,2166 892,6858
844,889 − 20,56
uf = 0,045 m/s√ = 0,9019 m/s
20,56
Supaya tidak terjadi flooding, maka diambil superfacial velocity = 80% (rentang dari 70
– 90%, disarankan nilai 85%). Maka V :
V = 80% × 0,9019 m/s = 0,721 m/s
0,10 m3 ⁄s
An = = 0,14 m2
0,9019 m⁄s
Dari buku Coulson & Richardson, diambil luas downcomer sebesar 12% dari luas total.
Maka total area (At) :
An 0,14 m2
At = = = 0,16 m2
1 − luas downcomer 1 − 0,12
Dari Figure 11.31 Coulson & Richardson, panjang weir normalnya 0,6 – 0,85 dari
diameter kolom. Diambil rentang yang disarankan yaitu 0,77. Untuk menara yang
beroperasi pd tekanan atm atau lebih, disarankan tinggi weir 40 hingga 50 mm. Diameter
lubang bervariasi dari 2,5 hingga 12 mm, ukuran yang disarankan 5 mm. Bahan yang
digunakan stainless steel, maka ketebalan plate disarankan 3 mm (Sinnot, 2005). Maka :
Panjang weir (lw) = 0,77 × 1,1895 m = 0,9159 m
Tinggi weir (hw) = 50 mm
Diameter lubang (dh) = 5 mm
Tebal plate = 3 mm
Nilai Co didapat dari grafik 11.34 Coulson & Richardson berdasarkan dua nilai
Didapat Co = 0,74
Dry Plate Drop (hd) :
Didapat dengan persamaan 11.88 Coulson & Richardson.
Uh 2 ρv
hd = 51 [ ]
Co ρL
3,0789 m/s 2 16,58 kg/m3
hd = 51 [ ] = 247,08 mm
0,74 59,27 kg/m3
Jumlah Lubang
Luas lubang (Ah) 0,804 m2
= = = 40977 buah
Luas satu lubang 0,0000196 m2
Downcomer Liquid Back-up (hap)
hap = hw – 10 mm = 50 mm – 10 mm = 40 mm
Aap = 0,0366 m2
Dikarenakan, nilai Aap < Ad, maka dapat digunakan persamaan 11.92 Coulson &
Richardson untuk menghitung downcomer pressure loss (hdc).
Lwd 2
hdc = 166 | |
ρL A m
2
5,28 kg/s
hdc = 166 | |
59,27 kg/m3 × 0,0366 m2
hdc = 980,487 mm
Downcomer Back-Up (hb)
Tray spacing dapat diterima karena hb < ½ (tray spacing + panjang weir) = 0,25 m
A d × h b × ρL
tr =
Lwd
t r = 7,733 detik
Residence time bisa diterima karena direkomendasikan > 3 detik (Sinnot, 2005).
Untuk menentukan tebal shell, diperlukan data faktor korosi (C), working stress (f), R,
dan welded-joint efficiency/efisiensi pengelasan (E). Sehingga nilai ke-4 faktor diatas
yaitu:
C = 0,125 in (Tabel 6, Timmerhaus,1991:542)
f = 12.650 psia (Tabel 13.1, Brownell & Young : 251)
R = ID/2 = 1,189 m / (2) = 0,593757 m (23,41 in)
E = 80% dengan jenis sambungan las.
OD
OA
icr b
A
B
t
sf
a r
C
Gambar B.7 Torispherical Head (Brownel and Young)
Dari nilai OD tersebut, dilihat nilai OD yang mendekati pada Tabel 5.7 Brownell &
Young Hal 91. OD yang mendekati yaitu 144 in. Didapat :
OD = 114 in [Tabel 5.7 ( Hal 91), Brownell & Young, 1959]
rc = 132 in [Tabel 5.7 ( Hal 91), Brownell & Young, 1959]
icr = 6 in [Tabel 5.7 ( Hal 91), Brownell & Young, 1959]
sf = (1,5 – 3,0) in [Tabel 5.8 ( Hal 91), Brownell & Young, 1959]
Dari Tabel 5.8 Brownell & Young, digunakan Th = 0,375 in (sf 3/8). Maka didapat
dimensi tutup tangki (head) yaitu :
ID 3,67 m
a= = = 1,84 m
2 2
𝐴𝐵 = 𝑎 − 𝑖𝑐𝑟 = 1,84 𝑚 − 0,15 𝑚 = 1,68 𝑚
𝐵𝐶 = 𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟 = 3,35 𝑚 − 0,15 𝑚 = 3,20 𝑚