ETILEN OKSIDA
Sebelum membahas labih dalam mengenai proses perancangan dan kasus
mengenai sintesis etilen oksida, alangkah lebih baik jika kita mengetahui secara
garis besar mengenai etilen oksida serta kebutuhan pasar terhadap produk yang
akan kita buat.
A. Etilen Oksida
Perkembangan industri khususnya industri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan intermediate maupun bahan jadi di Indonesia saat ini terus
mengalami peningkatan. Salah satu bagian dalam perkembangan industri ini
adalah industri kimia, baik yang memproduksi bahan baku hulu maupun bahan
hasil olahannya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan bahan-
bahan kimia di Indonesia semakin besar. Namun, kebutuhan berbagai bahan baku
dan bahan penunjang tersebut masih banyak didatangkan dari luar negeri. Jika
bahan baku dan bahan penunjang ini bisa dihasilkan di dalam negeri, hal ini
tentunya akan menghemat pengeluaran devisa, meningkatkan ekspor,
mengembangkan penguasaan teknologi dan membuka lapangan pekerjaan.
Etilen oksida merupakan senyawa organik golongan eter dengan rumus
molekul C2H4O yang merupakan hasil oksidasi langsung antara etilen dan udara
dengan bantuan katalis perak. Bahan kimia yang juga dikenal sebagai oxirane ini
berwujud gas tidak berwarna, terkondensasi pada suhu 10oC, mudah terbakar pada
suhu ruangan dan berbau manis.
Etilen oksida ini banyak dimanfaatkan dalam industri kimia dan farmasi.
Secara langsung etilen oksida digunakan sebagai bahan desinfektan yang efektif
dan banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga. Bidang kedokteran biasa
memanfaatkan etilen oksida untuk sterilisasi peralatan bedah, plastik dan alat-alat
lain yang tidak tahan panas yang tidak dapat disterilkan dengan uap. Dalam
bidang industri, penggunaan etilen oksida juga cukup luas. Selain digunakan
sebagai bahan baku pembuatan etilen glikol, etilen oksida juga digunakan sebagai
bahan insektisida, bahan intermediet pembuatan etanol amine, glikol eter dan
polietilen oksida (Kirk-Othmer, 2007).
Kebutuhan akan etilen oksida terus meningkat tiap tahunnya. Konsumsi
terbesar dari etilen oksida adalah untuk bahan baku pembuatan etilen glikol, yang
mencakup 77% dari total konsumsi etilen oksida (Hanna Perzon, 2015). Konsumsi
terbesar kedua dari etilen oksida (11% dari total konsumsi etilen oksida) adalah
pada surface active agents, terutama non-ionic alkylphenol ethoxylates (APEs)
dan deterjen alcohol ethoxylates (AEs) (ICIS, 2007).
Menurut Research and Markets, diperkirakan permintaan etilen oksida
mencapai 32,4 juta ton pada 2020 dari 19,9 juta ton pada tahun 2009 sementara
pertumbuhan permintaan etilen glikol dunia sebagai industri yang paling besar
mengkonsumsi etilen oksida sebesar 5,49% tiap tahun, meningkat dari 18,93 juta
ton di tahun 2009 menjadi 34,09 juta ton di tahun 2020. Dari peningkatan itu,
pasar Asia mengambil 35% bagian dari kebutuhan etilen oksida dunia dan 63%
bagian dari kebutuhan etilen glikol dunia.
Tabel 1. Data Sifat Fisis Dan Kimia Bahan Baku Dan Produk
Bahan Baku Produk
Sifat Fisis
Udara
dan Kimia Etilen Oksigen Nitrogen Katalis Etilen Oksida
Rumus Kimia C2H4 O2 N2 Ag C2H4O
Fasa (STP) Gas Gas Gas Padat Gas
Berat Molekul 28,05 32,00 28,02 107, 44,05
88
Titik didih -103 -183 -195,8 -- 13, 5
normal, oC
99,85% min min 99,7%
Komposisi Etilen 21% 79% 17,5% Etilen Oksida
0,15% Ag max 0,3%
Etana max 82% impuritas
Al2O3
Densitas, g/cm3 0,2174 0,436 0,3109 -- 0,314
Pada paragraf dua sebelum memasuki reaksi pada sintesis etilen oksida, maka
diperlukan data heat transfer untuk mengetahu secara umum tentang konsisi
proses pada reaksi, sebagai berikut:
Reaktor (R-701)
Ini adalah reaktor adiabatik, reaktor fix bad. Tekanan inlet adalah 225 atm.
Reaktor ini harus disimulasikan pada Chemcad menggunakan modul reaktor
kesetimbangan. Unit tekanan harus ditentukan sebagai atm. Pendekatan
kesetimbangan adalah 10°C, dan penurunan tekanan adalah 225 atm.
Absorber (T-701)
Etilen yang telah masuk ke reactor kemudian diumpankan lagi masuk ke alat
penyerap (absorber) dengan suhu 40°C. Pada dasarnya semua etilen oksida
diserap. Air diumpankan ke penyerap dalam air 100: 1 rasio Etilen Oksida.