OLEH:
KELAS TD 1.3
DOSEN PENGAMPU:
B. VINIL KLORIDA
Vinil klorida adalah suatu organoklorida dengan rumus H2C=CHCl yang juga disebut
sebagai monomer vinil klorida (vinyl chloride monomer atau VCM) atau kloroetena.
Senyawa tak berwarna ini merupakan bahan kimia penting di industri yang digunakan dalam
produksi polimer polivinil klorida (PVC). Vinil klorida pertama kali diproduksi pada tahun
1835 oleh Justus von Liebig dan muridnya Henri Victor Regnault. Mereka memperoleh
senyawa ini melalui reaksi 1,2-dikloroetana dengan larutan kalium hidroksida dalam etanol.
Pada tahun 1912, Fritz Klatte, seorang kimiawan Jerman yang bekerja untuk Griesheim-
Elektron, mematenkan alat untuk memproduksi vinil klorida dari asetilena dan hidrogen
klorida menggunakan raksa(II) klorida sebagai katalis. Vinil klorida diproduksi dalam skala
besar—sekitar 31,1 juta ton diproduksi pada tahun 2000.[6] Dua metode digunakan dalam
produksi senyawa ini, melalui hidroklorinasi asetilena dan dehidroklorinasi etilen diklorida
(1,2-dikloroetana). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengubah etana secara langsung
menjadi vinil klorida.Vinil klorida juga dapat diperoleh sebagai produk sampingan dalam
sintesis klorofluorokarbon ketika klorofluorokarbon jenuh dideklorinasi secara katalitik oleh
etilena. Sulfoklorinasi etana telah diusulkan sebagai rute sintesis untuk memproduksi vinil
klorida menggunakan belerang dan bukan oksigen.
Cairan vinil klorida diumpankan ke reaktor polimerisasi yang dikonversi dari monomer
menjadi polimer PVC. Produk akhir dari proses polimerisasi adalah PVC dalam bentuk
serpihan atau pelet. Dari bentuk serpihan atau peletnya, PVC dijual kepada perusahaan yang
memanaskan dan membentuk PVC menjadi produk akhir seperti pipa dan botol PVC.
Beberapa juta ton PVC dijual di pasar global setiap tahun.
C. TETRAFLUOROETILENA
Tetrafluoroethylene (TFE) merupakan produk intermediate yang juga bahan baku
(monomer) dalam pembuatan Polytetrafluoroethylene (PTFE) atau yang lebih dikenal dengan
nama Teflon. Bahan tersebut memiliki sifat yang sangat reaktif dan hazardous. Karena TFE
merupakan bahan baku dari PTFE maka jumlah kebutuhan TFE sangat langsung berkaitan
dengan kapasitas produksi PTFE. Pabrik TFE ini didesain dengan kapasitas 24.000 ton/tahun
dengan bahan baku Chlorodifluoromethane (CDM) menggunakan metode Thermal Pyrolisis
of Chlorodifluoromethane. Secara umum, pembuatan TFE terdiri dari 3 tahap sebagai berikut
: (i) persiapan bahan baku CDM, (ii) pirolisis CDM menjadi TFE dan produk lain seperti
HCl, C3F6, c-C4F8, dan C2HClF4, (iii) pemurnian produk utama TFE dan produk samping
berupa HCl 35%.
TFE dapat disintesis dari tetrafluoromethane (CF4) dengan high-intensity
arcmenggunakan elektrode berupa karbon. Reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan
TFE dengan cara ini adalah sebagai berikut (Bronfine, 1970):2 CF4 → C2F4+2F2(1.1)
Selain menghasilkan TFE sebagai produk utama, proses ini juga menghasilkan produk
samping berupa hexafluoroethane (C2F6) dan octafluoropropane (C3F8). Semakin tinggi
daya listrik yang digunakan dan semakin rendah tekanan operasi, akan meningkatkan
yieldTFE yang diperoleh. YieldTFE maksimum yang dapat diperoleh adalah 75%
dengan menggunakan daya sebesar 20 kW pada tekanan operasi 0,1 atm dan suhu 2000-
4000 K. Proses pemisahan TFE dari produk sampingdilakukan dengan proses
brominasi yang diikuti dengan dehalogenasi menggunakan zinc.YieldTFE yang
diperoleh melalui proses ini cukup tinggi, akan tetapi proses ini menggunakan teknologi
yangtergolong baru dan membutuhkanenergi yang sangat besar. Selain itu, untuk
memperoleh TFE dengan kemurnian yang tinggi harus melewati proses pemurnian
yang panjang dan kompleks, dengan demikian biaya untuk proses pemurnian produk
cukup besar.
2CF2∙↔ C2F4(1.3)
2C2F4↔ c-C4F8(1.4)
2Cl(1.6)
Pembuatan TFE dilakukan melalui proses pirolisis pada plug-flow reactoryang tahan
terhadap korosi seperti platinum pada tekanan subatmosferis hingga atmosferis dengan
suhu 590-900 oC. Yield yang dihasilkan melalui proses ini cukup tinggi yaitu sebesar 95%.
Untuk meningkatkan efisiensi proses biasanya digunakan superheated steamsebagai diluen.
Setelah proses pirolisis berlangsung, gas keluar reaktor didinginkan dan dilakukan proses
absorpsi dengan air untuk memisahkan asam yang terbentuk. Campuran gas keluar absorber
selanjutnya dikeringkan menggunakan kalsium klorida atau asam sulfat, kemudian
campuran gas dikompresi untuk selanjutnya masuk ke proses refrigerated distillationdimana
terjadi proses pemisahan TFE dari sisa reaktan dan produk samping lainnya,sehingga
diperoleh TFE dengan kemurnian 99,99%