Anda di halaman 1dari 3

Nama :

 Muhammad Afdal H (121170006)




 Nisa Nur Khoiriyah (121180055)
 Fadhilla Anjar S. (121180069)

Proses Sintesis Vinil Asetat dari Etilen, Oksigen, dan Asam Asetat

1. Reaksi Kimia
Reaksi Utama :
1
C 2 H 4 +CH 3 CO2 H+ O 2 →C 2 H 3 OOCH =CH 2+ H 2 O
2
Reaksi Samping :
C 2 H 4 +3 O2 →2 CO2 +2 H 2 O

2. Sifat Bahan

  Etilen Asam Asetat Vinil Asetat


Rumus Molekul  C 2 H 4  CH 3 COOH C 2 H 3 COOC H 3  
Berat Molekul (kg/kgmol) 28,054 60,052 86,09
Titik Didih Normal -103,68 117,95 72,5
Titik Leleh -169,05 16,7 -92,8
Suhu Kritis 9,26 318,8 245,98
Tekanan kritis (atm) 49,66 57,86 39,06
Toksisitas tidak beracun beracun beracun

3. Kondisi Proses
Vinil asetat dapat dihasilkan dari reaksi antara etilen, oksigen, dan asam asetat. Etilena
direaksikan secara eksotermik dengan asam asetat dan oksigen dalam reactor fixed bed
multitube berkatalis, dengan kondisi proses sbb :
a. Temperature
Pada proses ini digunakan suhu sebesar 150oC, Hal itu didasarkan karena pada suhu
tersebut reaktan berfase gas dan pada suhu tersebut didapatkan kecepatan reaksi yang
optimum. Selain itu, katalis Palladium sudah teraktivasi dan dapat bekerja dengan
maksimal.
b. Tekanan
Tekanan operasi yang direkomendasikan yaitu diantara 8 atm sampai 10 atm, karena
tekanan yang tinggi memberikan prokdutivitas lebih, tetapi berakibat buruk terhadapt
selektivitas adsorpsi etilena ke permukaan aktif katalis yang mengakibatkan terjadinya
reaksi pembakaran yang tidak diinginkan.
c. Perbandingan Mol Umpan
Etilena yang diumpankan lebih banyak dari asam asetat. Reaksi mol reaktan harus
menjamin excess etilen terhadap asam asetat engan perbandingan 2:1 sampai 3:1.
Konsentrasi oksigen dijaga di bawah 8% mol untuk menghindari terjadinya resiko
ledakan.
d. Pemakaian Katalis
Pada reaksi sintesis Vinil Asetat dari Etilen, Oksigen, dan Asam Asetat digunakan
katalis Palladium yang merupakan katalis padat. Katalis digunakan untuk memperbesar
kecepatan reaksi kimia.

4. Uraian Proses
Reaksi pembentukan vinyl asetat dapat dilakukan pada fase cair dan fase gas. Namun,
reaksi fasa gas lebih baik dari pada fase cair karena menghasilkan produk dengan
kemurnian yang lebih baik dan tidak banyak masalah korosi pada proses (Dimian,2008).
Pada proses pembuatan vinyl asetat, umpan berupa etilena, oksigen, dan asam asetat
(99,85%wt) yang masing-masing disimpan di dalam tangki TT-01, TT-02 dan TT-03.
Asam asetat fresh dicampur dengan asam asetat recycle kemudian diumpankan ke
vaporizer (VP-01) untuk mengubah fase menjadi fase gas. Setelah itu, ketiga bahan baku
dicampur dengan arus recycle gas. Pada pencampuran gas ini, konsentrasi oksigen
dikontrol dengan mengatur aliran oksigen masuk. Hal ini dilakukan agar konsentrasi
oksigen yang masuk ke dalam reaktor tidak melebihi 8% mol campuran untuk menghindari
resiko ledakan. Rasio mol reaktan harus menjamin excess etilena terhadap asam asetat
dengan perbandingan 2 : 1 sampai 3 : 1. Setelah itu, campuran gas etilena, asam asetat, dan
oksigen dipanaskan dengan heater (E-102) sampai suhu 150oC. Hal ini dilakukan untuk
menyesuaikan dengan kondisi operasi reaktor (R-01). Reaktor yang digunakan adalah
reaktor fixed bed multitube, dengan menggunakan katalis Palladium. Reaktor ini beroperasi
pada tekanan 10 atm dan 150oC, dengan konversi per pass etilen sebesar 10% . Reaksi
yang terjadi dalam reaktor :
C2H4 + CH3CO2H + ½ O2 C2H3OOCH=CH2 + H2O
C2H4+ 3O2 2CO2 + 2H2O
Produk keluaran reaktor adalah etilena, oksigen, nitrogen, karbondioksida, vinyl asetat,
asam asetat dan air. Selanjutnya, produk keluaran reaktor dialirkan ke unit pemisahan
untuk pemurnian produk. Produk keluaran reaktor dialirkan dan didinginkan dengan heat
exchanger (E-201) hingga temperatur 127oC. Setelah didinginkan, produk terdiri atas 2
fase, yaitu fase gas (etilena, oksigen, karbondioksida) dan fase cair (vinyl asetat, asam
asetat dan air). Campuran produk ini kemudian dialirkan ke separator (FG-01) untuk
memisahkan fase gas dan fase cair. Produk atas dari FG-01 ini adalah etilena, oksigen,
karbondioksida dan sedikit vinyl asetat, sedangkan produk bawahnya merupakan campuran
vinyl asetat, asam asetat, dan air. Produk atas yang merupakan campuran gas etilena,
oksigen, karbondioksida dan sedikit vinyl asetat dimasukkan absorber (T-101) untuk
mengambil vinyl asetat yang masih terikut dalam fasa gas. Selanjutnya, campuran gas ini
dimasukkan ke absorber (T-102) untuk mengambil sebagian jumlah gas karbondioksida
agar tidak terjadi akumulasi di reaktor dan kemudian gas di-recycle kembali.
Produk bawah Separator (FG-01) dicampur dengan arus hasil absorber T-101 yang
kemudian dialirkan ke menara destilasi (T-201). Produk atas merupakan vinyl asetat, air
dan sedikit asam asetat, sedangkan produk bawah merupakan asam asetat dengan sedikit
campuran air. Asam asetat yang diperoleh sebagai produk bawah, direcycle kembali dan
dicampurkan dengan asam asetat fresh. Produk atas kolom destilasi didinginkan dengan
condensor (E-202). Kemudian dialirkan ke dalam decanter (FL-01) untuk dipisahkan
dengan prinsip perbedaan massa jenis komponen. Produk atas keluaran decanter
merupakan vinyl asetat 99,9%wt yang kemudian akan dialirkan ke tangki penyimpanan
produk (TT-04). Produk bawah decanter (FL-01) merupakan campuran air dan sedikit asam
asetat yang kemudian akan diolah di unit pengolahan limbah.
5. Diagram Alir Proses (Blok Diagram) Kualitatif
6.

Anda mungkin juga menyukai