Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TECHNOPRENEUR

PRODUK EDIBLE FOOD PACKAGING RAMAH LINGKUNGAN DARI DEDAK PAGI


ATAU GANDUM

Retno Mumpuni 121170001


Brifa Libels 121170005
Maharani Windi Astuti 121170013
Sania Clarity 121170030
M Andhika Permana 121170033

PROGAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020

I.1. Latar Belakang


Kebanyakan orang tahu bahwa daur ulang lebih bermanfaat daripada menambahkan
sampah ke tempat pembuangan sampah lokal dan produk yang dapat dibuat kompos jelas lebih
baik bagi lingkungan daripada sekali pakai atau pemakaian secara berulang-ulang. Dalam upaya
mengurangi sampah plastik, pengembangan material kemasan yang dapat dikonsumsi atau
mudah terdegradasi (edible/biodegradable packaging) berkembang pesat. Berbagai polimer
biodegradable alami telah dimodifikasi untuk menghasilkan kemasan yang ramah lingkungan
seperti polimer berbasis protein dan karbohidrat. Biodegradable polimer memiliki sifat dapat
terbarukan, tersedia dalam jumlah melimpah dan biaya yang rendah. Walaupun demikian, dalam
aplikasinya sebagai edible film, biodegradable polimer perlu dilakukan modifikasi secara kimia,
fisik, mekanik atau kombinasinya dengan tambahan polimer lainnya atau plasticizer. Banyak
penelitian telah melaporkan pembuatan edible film berbasis pati yang berasal dari pati dengan
amilosa tinggi seperti jagung, kentang dan singkong. Namun sangat sedikit hasil penelitian yang
dilaporkan terkait dengan edible film yang berasal dari dedak padi/gandum.

Dedak padi adalah lapisan luar yang keras dari biji-bijian sereal - gandum, gandum
hitam, atau oat. Dedak padi merupakan bahan yang kaya gizi yang selama ini hanya
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dedak padi mempunyai kandungan lemak yang cukup tinggi
(+ 14%).

Produk sekali pakai Biotrem yang terbuat dari dedak padi/gandum merupakan alternatif
yang sangat baik untuk peralatan makan sekali pakai, misalnya yang terbuat dari kertas atau
plastik, yang produksinya memberatkan lingkungan. Proses produksi peralatan makan dari dedak
padi/ gandum Biotrem ditemukan oleh Tuan Jerzy Wysocki, yang tradisi penggilingannya
berasal dari awal abad ke-20. Fasilitas produksi Biotrem yang modern dan berkembang pesat
menawarkan berbagai peralatan makan dan peralatan makan yang sepenuhnya dapat terurai
secara hayati yang dihasilkan dari dedak gandum alami dan dapat dimakan. Peralatan makan
dedak padi/gandum Biotrem cocok untuk menyajikan makanan panas dan dingin. Mengenai
membawa piring, gelas, dan peralatan makan sendiri yang dapat digunakan kembali, atau lebih
buruk lagi, membawa peralatan makan plastik yang tidak dapat didaur ulang, mungkin sebagai
masyarakat yang ramah lingkungan tertarik untuk melihat beberapa opsi yang dapat dimakan.

Adapun pada saat ini banyak orang yang menggunakan jasa aplikasi via online untuk
membeli sesuatu terutama membeli makanan. Pemesanan dari via online biasanya menggunakan
packaging yang praktis, aman, dan juga menarik maka dari itu banyak dari penjual makanan
menggunakan packaging berbahan styrofoam ataupun plastik, tetapi penggunaan bahan tersebut
mengakibatkan semakin banyaknya smpah. Maka untuk mengurangi limbah tersebut kami
membuat rancangan Pembuatan Edible Food delivery Packaging dari Dedak Padi/Gandum,
selain ramah lingkungan packaging ini menarik karena dapat langsung dimakan oleh manusia.

I.2. Peluang dan Manfaat

 Peluang
Semenjak terjadinya wabah COVID-19 yang bermula pada awall tahun 2020
kemarin, sehingga pemerintah indonesia menetapkan kebijakan new normal,
PSBB dan karantina sehingga menyebabkan banyak dari masyarakat indonesia
melakukan isolasi secara mandiri, mengurangi aktivitas diluar rumah bahkan
sekolah (dari SD sampai perguruan tinggi) dan beberapa perusahaan
melaksanakan kegiatan dari rumah yang dimana kita kenal sekarang dengan WFH
( Work From Home ).
Dalam kondisi ini memaksakan masyarakat untuk meminimalkan untuk keluar
rumah, seperti makan di rumah makan. Namun hal ini bukan berarti menandakan
berkurangnya jumlah konsumsi masyarakat untuk makanan jadi ( dari rumah
makan atau restoran ). Menurut laman katadata.co.id, CEO MDI Ventures Donald
Wihardja, mengatakan bahwa tren food delivery semakin meningkat di masa
pandemi ini. Begitu pula hingga era new normal nanti. Perusahaan pun
mengamati, bahwa telah terjadi adopsi cepat di layanan pesan antar baik pada
bisnis makanan minuman, restoran, kafe, dan sebagainya. Maka dari hal ini kita
menyimpulkan menandakan pesanan makanan secara online ini banyak dilakukan
dalam pandemi ini dan ini meningkatkan juga meningkatkan polusi rumah tangga,
yaitu sisa bungkusan makanan dari plastik atau streoform. Dari kompas.com, hal
ini disebabkan karena ketergantungan layanan pengiriman terhadap membungkus
makanannya dengan kemasan 1 kali pakai agar mencegah penyebaran virus
COVID-19 ini. Maka dari itu kita membutuhkan solusi untuk membuat polusi ini
menurun dengan cara mencari kemasan yang 1 kali pakai namun tergredasi lebih
cepat dengen membuat Kemasan yang ramah lingkungan terbuat dari bahan yang
kita tidak sangka sering jadi pakan ternak yaitu dedak padi dan gandum dan dapat
dikonsumsi oleh manusia.
 Manfaat
 Mudah digunakan
 Praktis
 Ramah lingkungan
 Meningkatkan nilai ekonomis produk samping (dedak)
 Memecahkan masalah limbah karena kalaupun dibuang, masih mudah diolah dan
menjadi kompos
 Menambah daya minat pembeli karena packaging menarik dan produknya kokoh
dan stabil

I.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk

Kelebihan:

1. Dapat dikonsumsi dengan produk yang dikemas,tidak menimbulkan efek beracun


2. Jika tidak dimakan, dapat memberikan konstribusi yang baik pada lingkungan
karena tidak menimbulkan polusi, dapat didegradasi oleh alam
3. Dapat mempertinggi sifat organoleptik pada beberapa komponen makanan seperti
flavour, warna dan kemanisan
4. Dalam packaging dapat ditambahkan bahan tambahan yang bergizi untuk
meningkatkan kualitas packaging
5. Mampu menambah nutrisi makanan
6. Bahan bakunya murah dan teknologi pembuatannya sederhana.

Kekurangan

Selain keunggulan, packaging dari dedak padi/gandum memiliki kelemahan misalnya,


mudah rusak/sobek karena resistensinya yang rendah terhadap air dan mempunyai sifat
penghalang yang rendah terhadap uap air karena sifat hidrofilik dari pati. Sifat mekanik
lapisan film dari pati juga kurang baik karena mempunyai elastisitas yang rendah.

I.4 Alat dan Bahan


Bahan utama yang dipakai proses ini cukup mudah ditemukan , yaitu dedak padi
maupun gandum yang sudah halus dengan tingkat kelembapan tertentu.

Alat yang digunakan berupa mesin cetak dengan bentuk atas seperti piston dan bawah
berupa cetakan dengan pemanas

Gambar 1. Ilustrasi Gambar alat cetakan (Mold)

I.5 Alur Proses

Urutan Proses

1. Pemilihan dedak

Pada Proses ini memakai dedak dengan kandungan kelembapan 7% - 17%, jika
lebih maka dibutuhkan bahan tambahan

2. Penyaringan dedak
Dedak akan di saring dengan saringan dengan Fraksi granular : 0.1/0.2 , 0.2/0.4 ,
0.4/0.8
3. Pencampuran dedak dan bahan lainnya

Dedak yang sudah disaring akan di campur dengan komposisi tertentu yang
bergantung terhadap tingkat kelembapannya :

 Kelembapan dedak 17%


33% w/w Dedak dengan ukuran 0.1/0.2 fraksi granular
25% w/w dedak dengan ukuran 0.2/0.4 fraksi granular
40% w/w dedak dengan ukuran 0.4/0.8 fraksi granular
Kemudian 99% dari massa dedak tersebut akan di campur dengan bahan
tambahan seperti pemanis , pewarna. Bentuk akhirnya hampir berupa
pasta kasar

4. Pencetakan menjadi Food Packaging

Proses pencetakan packaging ini sesuai dengan keinginan pasar , bisa berbentuk
piring, gelas atau lainnya namun disini kami mengfokuskan bentuk kotak seperti kotak
streoform yang sering digunakan dengan tutup diputar (seperti tutup botol minum). Dan
bagian atasnya seperti piston sehingga dapat menekan dedak tadi sesuai bentuk cetakan.

Pencetakan dengan memanaskan cetakan terlebih dahulu. Bagian bawah cetakan


dipanaskan hingga suhu ± 350ºC lalu bagian atas ( Piston ) dipanaskan hingga ± 380ºC .
sebelum memasuki cetakan , Pasta dedak di panasskan dulu hingga suhu ± 200ºC selama
20 detik. Lalu setelah dipanaskan , dedak dimasukan ke cetakan , dan bagian atas
cetakan (Piston) menekan cetakan selama 10 detik untuk 1 cetakan dengan gaya tekan
50 MT/cm2 dan tekanan yang dihasilkan yaitu 60 Mpa.

Diagram Proses
Pemilihan
Dedak

Penyaringa
n Dedak

Pencampuran
Bahan

Pencetakan

HASIL
I.6 Aspek Keuangan

Anggaran awal yang diperlukan untuk usaha ini adalah sebagai berikut :

No Rincian Jumlah Harga (Rp)


1 Alat (Mold 1 9.000.000 (umur alat 5 tahun)
modifikasi 2.000.000/tahun
pemanas) 180.000/bulan
100.000/minggu
2 Dedak 50 kg/minggu (6.000/kg x 50 kg) = 300.000
3 Tarif Listrik 100.000/minggu
Total 500.000/500 piring/minggu

Maka, berdasarkan pertimbangan harga produksi, produk edible food packaging


kami jual seharga Rp 1.500,00/produk.
Poduk Modal (/500 produk) Harga Jual(/500 produk) Laba (/500 produk)
Edible Food Rp. 410.000,00 Rp. 750.000,00 Rp. 250.000,00
Pcakaging
dari Dedak

I.7 Penjualan Produk

Produk ini merupakan produk yang aman dikonsumsi pada manusia pada semua umur
yaitu anak-anak,remaja, dan orang tua. Maka target penjualan ini bias pada penjual :

 Bisnis makanan
 Restoran
 Kafe
 Penjualan Langsung

Dan pemasaran produk ini dilakukan secara marketing online ataupun pre-order.
Sehingga dapat mempermudah konsumen untuk memesan ataupu membuat minat para
pembeli.

I.8. Resiko

Resiko yang mungkin terjadi dalam usaha ini meliputi :

1. Persaingan Pasar
 Persaingan harga food packaging non-edible yang lebih murah

SOLUSI  Menggencarkan promosi mengenai keunggulan edible food


packaging dibanding yang non-edible, terutama mengenai ramah lingkungan

 Persaingan harga sesame edible food packaging yang lebih murah dan atau lebih
menarik konsumen

SOLUSI  Membuat inovasi produk, bisa dengan dibuat warna-warni, atau


dengan desain khusus sesuai request konsumen

2. Ketersediaan Bahan Baku


 Ketersediaan lahan pertanian semakin menipis, maka bahan utama untuk dedak,
yaitu limbah penggilingan padi dimungkinkan menurun ketersediaannya pula.

SOLUSI  Tetap menjaga kesetimbangan antara lahan pertanian dan lahan


pemukiman, dengan bekerjasama dengan pihak terkait, seperti pemerintah

I.9. Rencana Bisnis

1.9.1 Ringkasan eksekutif


Dalam penjualan produk ini diperlukan nilai jual yang tinggi karena ramah
lingkungan, eningkatkan nilai ekonomis produk samping (dedak), Memecahkan
masalah limbah karena kalaupun dibuang, masih mudah diolah dan menjadi
kompos. Sehingga kemasan dapat dikonsumsi atau mudah terdegradasi
(edible/biodegradable packaging).
1.9.2 Gambaran perusahaan
a. Identitas perusahaan
Nama : Eco-glatonny Gandum
Loaksi : Wedomartani, Ngemplak, Sleman
Badan hukum : Perseroan Terbatas (PT)
b. Visi dan misi perusahaan
Visi perusahaan
Untuk meraih rasa kasih, kebersamaan, dan penghargaan dari Indonesia
dengan menyentuh kehidupan setiap orang dengan keramahan.
Misi perusahaan
 Menciptakan ramah lingkungan setiap saat
 Bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari
 Menarik perhatian masyarakat unuk mengurangi limbah plastik
 Senantiasa memberikan produk yang bagus untuk konsumen
c. Gambaran produk/jasa
Packaging dari dedk/gandum ini berbentuk piring, gelas atau
lainnya namun disini lebih mengfokuskan bentuk kotak seperti kotak
streoform yang sering digunakan dengan tutup diputar (seperti tutup botol
minum).
d. Status hukum
Perusahaan ini memiliki badan hukum Perseroan Terbatas dan
dengan kepemilikan Swasta dan perubahan kepemilikan perusahaan bisa
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

1.9.3 Strategi pemasaran


Kebutuhan produk styrofoam di Indonesia tiap tahun terus mengalami
peningkatan.styrofoam telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat
untuk packaging berbagai produk makanan ataupun untuk yang lainnya. Dalam
melakukan strategi pemasaran perusahaan harus mampu menyesuaikan dengan golongan
masyarakat. Selain itu dengan zaman teknologi seperti sekarang, bisa menggunakan
media sosial ataupun media cetak dan elektronik. Kemasan produk yang menarik juga
mampu meningkatkan daya tarik masyarakat itu sendiri. Untuk hal strategi pemasaran
ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, seperti: mengetahui target pasar, memilih
tempat yang strategis, menjalin hubungan yang baik dengan konsumen, dll.
1.9.4 Analisis persaingan
Pemasaran produk ini memiliki kompetisi yang ketat dengan perusahaan pembuat
lainnya sehingga mengakibatkan resiko harus selalu membuat strategi dan inovasi yang
mengikuti kebutuhan pasar agar bisa sama atau bahkan unggul dari perusahaan pesaing.
Dalam hal ini, produk yang kami hasilkan memiliki kelebihan dalam hal sifat bahan
baku yang lebih biodegrable (mudah terdegredasi oleh alam) sehingga mampu
mengurangi efek zat pengotor terhadap lingkungan. Selain itu produk ini dapat dimakan
oleh semua umur sehingga tidak menambah pencemaran lingkungan akibat sampah
styrofoam.
1.9.5 Rencana desain & perancangan
 Tujuan Jangka panjangyaitu: profibilitas (keuntungan), produktivitas,
posisi kompetitif (salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah salah
satu dominasi relatifnya dipasar), pengembangan karyawan, hubungan
dengan karyawan, kepemimpinan teknologi (perusahaan harus memilih
apakah ingin menjadi pemimpin atau hanya menjadi pengikut dipasar),
dan tanggung jawab kepada masyarakat.
 Strategi produk ini ialah membuat berbagai bentuk sehingga menambah
daya nilai jual dan daya minat pembeli. Dan memiliki strategi pesamaran
ataupun penjual yang terbaik untuk meningkatkan rasa kepuasan
konsumen
 Evaluasi risiko atau problem yang berpotensi muncul adalah tingkat
kompetisi yang tinggi dari perusahaan pesaing serta naiknya harga
bahan yang akan menyebabkan harga produk yang dihasilkan
menjadi lebih mahal. Untuk menangani hal ini suatu perusahaan
harus selalu membuat strategi dan inovasi yang mengikuti
kebutuhan pasar agar bisa samaatau bahkan unggul dari
perusahaan pesaing. Selain itu, untuk menangani naiknya
turunnya harga bahan bisa dilakukan dengan cara memproduksi
dengan jumlah besar serta menimbun bahan baku.

1.9.6 Rencana operasi dan manajemen

 Fasilitas Perusahaan

1. Tata Ruang Kerja yang Nyaman

2. Fasilitas Kebugaran dan Kesehatan

3. Pengakuan Kinerja

4. Fasilitas Rumah Anak

5. Fasilitas Teradao Keluarga

6. Fasilitas Makan Siang

7. Fasilitas Cuti

 Proses Produksi

Pada pembuatan detergen melalui tahap :


1. Pemilihan dedak
Pada Proses ini memakai dedak dengan kandungan kelembapan 7% - 17%, jika
lebih maka dibutuhkan bahan tambahan
2. Penyaringan dedak
Dedak akan di saring dengan saringan dengan Fraksi granular : 0.1/0.2 , 0.2/0.4 ,
0.4/0.8
3. Pencampuran dedak dan bahan lainnya
Dedak yang sudah disaring akan di campur dengan komposisi tertentu yang
bergantung terhadap tingkat kelembapannya
4. Pencetakan menjadi food packaging
Pencetakan dengan memanaskan cetakan terlebih dahulu. Bagian bawah cetakan
dipanaskan hingga suhu ± 350ºC lalu bagian atas ( Piston ) dipanaskan hingga ±
380ºC . sebelum memasuki cetakan , Pasta dedak di panasskan dulu hingga suhu
± 200ºC selama 20 detik. Lalu setelah dipanaskan , dedak dimasukan ke cetakan ,
dan bagian atas cetakan (Piston) menekan cetakan selama 10 detik untuk 1
cetakan dengan gaya tekan 50 MT/cm2 dan tekanan yang dihasilkan yaitu 60 Mpa.

 Pengendalian persediaan

Persediaan merupakan suatu aktiva yang me-liputi barang-barang


milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
tertentu, atau persediaan barang-barang yang ma-sih dalam pengerjaan/proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yang masih menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.

 Pasokan dan Distribusi

Kegiatan pasokan bahan baku di-laksanakan, maka manajemen harus


dapat mem-buat perkiraan bahan baku yang akan diperguna-kan didalam
proses produksi pada suatu periode.

Kegiatan distribusi produk dilakukan dengan penjualan langsung,


marketing online dan pre-order.
 Pegembangan Produk

Pengembangan produk dilakukan dengan metode survei hasil produk


sebelumnya terhadap konsumen, meliat dari kritik dan kepuasaan konsumen.
Pengembangan produk juga meliat perkembangan teknologi sehingga produk yang
terbaru selalu mengikuti perkembangan zaman.

 Kontrol Keuangan

1. Harga dari bahan

Harga bahan baku yang akan dibeli menjadi salah satu faktor penentu
pula dalam kebijaksa-naan persediaan bahan. Harga bahan baku ini me-
rupakan dasar penyusunan perhitungan berapa be-sar dana perusahaan yang
harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku tersebut.
Sehubungan dengan masalah ini, maka biaya mod-al (cost of capital) yang
dipergunakan dalam per-sediaan bahan baku tersebut harus pula diperhi-
tungkan.

2. Biaya-biaya persediaan

Biaya-biaya untuk menyelenggarakan perse-diaan bahan baku ini sudah


selayaknya diperhi-tungkan pula didalam penentuan besarnya perse-diaan
bahan baku. Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini, maka
digunakan data biaya persediaan yaitu:

a. Biaya penyimpanan (holding cost/car-rying cost)


b. .Biaya pemesanan atau pembelian (or-dering cost/procurement cost)

 Tim Manajemen

Pada intinya, teknik manajemen SDM terbagi menjadi tiga hal yaitu:
1. Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program latihan kerja
yang telah dijelaskan di atas.

2. Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya manusia


dengan tugas apa yang akan menjadi tanggung jawabnya.

3. Pemeliharaan yaitu bagaimanar menciptakan lingkungan kerja yang nyaman


sehingga karyawan juga dapat merasa puas bekerja bersama.

 Konsultan

Seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa kepenasihatan


(consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu, misalnya akuntansi, pajak,
lingkungan, biologi, hukum, koperasi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Taufik dkk. 2020. “Peranan Platorm Food Delivery Service dalam Mendukung Marketing
Mix UKM di Masa New Normal. Jurnal Pengembangan Wiraswata (di akses pada
https://www.researchgate.net/publication/344038751_Peranan_Platform_Food_Delivery_
Service_dalam_Mendukung_Marketing_Mix_UKM_di_Masa_New_Normal_The_Role_
of_the_Food_Delivery_Service_Platform_in_Supporting_the_SME's_Marketing_Mix_in
_the_New_Normal_Perio , 28 Oktober 2020)

Ananda, Pradita. 2018. “Terbuat dari Dedak Gandum Alami, Piring Ini Bisa
Dimakan Loh!”.Lifestyle okezone
(diakses pada https://lifestyle.okezone.com/read/2018/02/08/298/1856770/terbuat-dari-
dedak-gandum-alami-piring , 28 Oktober 2020)
Garcia, N.L., L. Ribbon, A. Dufresne, M. Aranguren, and S. Goyanes. 2011. Effect of glycerol
on the morphology of nanocomposites made from thermoplastic starch and starch
nanocrystals. Carbohydrate Polymers 84(1): 203−210.

Kaskus, Addict. 2018.” Inovasi Terbaru, Peralatan Makan Yang Bisa Dimakan”. (di akses pada
https://www.kaskus.co.id/thread/5a491bee54c07a2a328b4568/event-lingkungan-inovasi-
terbaru-peralatan-makan-yang-bisa-dimakan/ , 28 Oktober 2020)
Syafina, Dea Chadiza. 2020. “Geliat Bisnis Pesan Antar Makanan di Tengah Sebaran Virus
Corona. Tirto id (diakses pada https://tirto.id/geliat-bisnis-pesan-antar-makanan-di-tengah-
sebaran-virus-corona-eDCC , 28 Oktober 2020)

Thedora, Novi. 2016. Bioterm. (diakses pada http://biotrem.pl/en/Novi%20Thedora , 28 Oktober


2020)

Wysocki. 2003. “United States Patent Application Publication”.US 2003/0068427 A (diakses


pada https://patents.google.com/patent/US20030068427A1/en , 28 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai