Anda di halaman 1dari 9

BAB VIII

ESTERIFIKASI

8.1 Pendahuluan
Esterifikasi adalah reaksi pembentukan senyawa ester. Contoh senyawa ester
adalah ester atsiri (etill asetat dan butil asetat) memberikan rasa dan aroma yang
sedap dalam buah dan parfum, lemak dan lilin, polimer sintetik (Dacron)
merupakan poliester, poliester resin, selulosa asetat, rosin ester,vinil asetat dan
selulosa xanthat.

8.2 Reaksi Pembentukan Ester dan Mekanisme Reaksi

Ester dapat dibentuk dengan berbagai reaksi antara lain :

1. Reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Reaksi ini bersifat endoterm dan
reversibel. Esterifikasi jika dilakukan tanpa katalis maka dibutuhkan suhu
mininum 1550C. Ciri khas dari reaksi ini adalah selain terbentuknya ester sebagai
produk utama, akan diperoleh juga air sebagai produk samping.

O H+, kalor O
RC + R’OH RC + H2O (8.1)
OH OR’

O H+, kalor
CH3C + CH3CH2OH CH3COOC2H5 + H2O (8.2)

OH
Asam asetat etanol etil asetat air

2. Reaksi antara halida asam dan alkohol


O O

R C Cl + R’OH R COR’ + HCl (8.3)


O O

RCH3CCl (asetil klorida) + CH3OH CH3 COCH3 (metil asetat) + HCl (8.4)

Esterifikasi VIII - 1
HCl yang terbentuk harus segera diusir dari campuran reaksi karena akan bereaksi
dengan alkohol membentuk alkilklorida dan air. Amina tersier atau piridina
ditambahkan sebagai penyapu HCl.

3. Reaksi antara asetilen dan asam asetat pada pembuatan vinil ester/vinil asetat
CHCH g + CH3 COOH(g) CH3 COOCH=CH2 g (8.5)
Reaksi di atas dilakukan pada fasa uap, dengan suhu 200 0C dengan katalis
Mercury salt (Hg[OOCCH3]2, mercury fosfat, zinc silikat atau zinc asetat.

4. Reaksi antara ketene dan alkohol, dengan menggunakan katalis asam sulfat atau
boron triflorida.
CH2=CO + C2H5OH CH3COOC2H5 (8.6)

5. Reaksi antara alkohol dan asam organik anhidrat. Esterifikasi alkohol dengan
asam organik anhidrid lebih cepat dibandingkan dengan asam asalnya dan searah.
Asam organik anhidrat yang paling banyak digunakan adalah asam asetat
anhidrat. Reaksi tersebut dapat dikatalisa dengan menggunakan asam sulfat, zinc
klorida, ferric klorida dan fosfat pentoksida.Asam asetat anhidrat adalah gabungan
dua molekul asam asetat dengan membuang satu molekul air.
O O -H2O O O

CH3COH + CH3COH CH3COCCH3 (8.7)


Asam asetat anhidrat
a. [CH3CO]2O + C2H5OH CH3COOC2H5 + CH3COOH (8.8)
asam asetat anhidrat asam asetat
b. [CH3CO]2O + [CH3]3COH CH3COOC[CH3]3 + CH3COOH (8.9)
c. [CH3CO]2O + C2H5ONa CH3COOC6H5 + CH3COONa (8.10)

Mekanisme reaksi esterifikasi diwakili oleh reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol disajikan pada Gambar 8.1.

Esterifikasi VIII - 2
Gambar 8.1 Mekanisme Reaksi Esterifikasi (Groggin, 1958)

Pada tahap pertama, gugus karbonil pada asam diprotonisasi. Protonisasi


meningkatkan muatan positif pada atom karbonil dan menjadikannya sasaran
yang baik untuk serangan nukleofil. Tahap kedua terjadi adisi nukleofil yaitu
alkohol pada asam organik yang telah diprotonisasi. Pada tahap ini, ikatan C-O
yang baru (ikatan ester) terbentuk. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap
kesetimbangan, oksigen-oksigen melepaskan atau mendapatkan proton.
Kesetimbangan ini sifatnya bolak-balik, sangat cepat dan terus berlangsung dalam

Esterifikasi VIII - 3
suasana asam. Pada tahap empat salah satu gugus hidroksil diprotonisasi. Tahap
lima melibatkan pemutusan ikatan C-O dan lepasnya air. Tahap ini adalah
kebalikan dari tahap 2. Tahap enam adalah ester yang berproton melepaskan
protonnya, merupakan kebalikan dari tahap 1 ( Hart,Harold, Terj. Achmad S,
1983).

8.3 Penanganan Reaksi Esterifikasi


Tinjau reaksi esterifikasi dengan bahan baku asam karboksilat dan alkohol.
Sebagai contoh adalah reaksi antara asan asetat dan etanol.
CH3COOH + CH3CH2OH CH3COOC2H5 + H2O (8.11)

Reaksi di atas merupakan reaksi kesetimbangan agar diperoleh yield produk ester
yang tinggi, maka reaksi harus digeser ke kanan.
Jika asam organik, alkohol dan produk ester yang terbentuk bersifat nonvolatil,
seperti asam organik rosin, alkohol jenis glicol dan produk ester gum (penggunaan
untuk resin). Reaksi akan bergeser ke kanan jika air sebagai produk samping
diusir dari campuran reaksi dengan berbagai metoda yaitu :

1. Campuran reaksi harus dipanaskan pada suhu  2000C, tanpa katalis, sehingga
air menguap dari campuran reaksi.
2. Dilakukan bubbling gas inert N2 melalui campuran untuk mengusir air.
3. Reaksi dilakukan dalam kondisi vakum, sehingga air dapat menguap pada suhu
yang lebih rendah.
4. Melewatkan super heated steam melalui campuran reaksi, untuk membawa air
dan berfungsi juga sebagai pengadukan.

Jika asam organik, alkohol dan produk ester bersifat volatil maka reaksi akan
bergeser ke kanan dengan cara mengusir produk dari campuran reaksi. Reaksi
dilakukan pada suhu  700C. Ilustrasi proses disajikan pada Gambar 8.2.

Pada saat reaksi esterifikasi berlangsung akan terbentuk produk ester dan air.
Ester yang terbentuk bersifat volatil maka akan menguap bersama dengan

Esterifikasi VIII - 4
alkohol,masuk ke dalam kolom distilasi. Pada kolom distilasi ini akan dipisahkan
ester dan alkohol berdasarkan perbedaan titik didih.

Crude ester
menuju plant
Tangki Tangki
purifikasi
Asam alkohol
organik Kolom
distilasi

alkohol
STILL
Suhu < 700C

Dump valve untuk air yang


akan terakumulasi selama
proses
Gambar 8.2 Proses Esterifikasi untuk asam organik, alkohol
dan produk ester bersifat volatil
proses
Ester akan keluar dari kolom distilasi sebagai produk atas dan dialirkan ke plant
pemurnian uintuk dimurnikan, sedangkan alkohol akan keluar sebagai produk
bawah dan dikembalikan ke dalam reaktor. Air yang terakumulasi selama proses
akan dikeluarkan melalui saluran buangan.

8.4 Aplikasi Esterifikasi

a. Sintesis selulosa asetat


Penggunaan selulosa asetat adalah untuk polimer komersial, industri rayon,
membran (filter rokok, dialisis darah dan reverse osmosis) , surface coating dan
film fotografi. Bahan baku selulosa asetat adalah cotton dan pulp kayu yang
memiliki kadar selulosa 96-99%. Agent yang digunakan untuk proses esterifikasi
selulosa adalah asam asetat glasial dan asam asetat anhidrat dengan katalis H2SO4
yang dicampur dalam mixing tank. Reaksi esterifikasi selulosa dengan asam asetat
anhidrat dan asam asetat glacial adalah :

Esterifikasi VIII - 5
[C6H10O5]n + 3n [CH3CO]2O [C6H10O5[CH3CO]3]n + 3n CH3COOH
(8.12)
Selulosa asam asetat anhidrat selulosa triasetat asam asetat
[C6H10O5]n + 3n CH3COOH [C6H10O5[CH3CO]3]n + 3n H2O (8.13)
Selulosa asam asetat glasial selulosa triasetat air

Flow sheet pembuatan selulosa asetat disajikan pada Gambar 8.3.

Gambar 8.3 Flow Sheet Sintesis Selulosa Asetat (Groggin, 1958)

Reaksi esterifikasi berlangsung di dalam acetylator. Tipe acetylator adalah


rotating vessel, ball mill type atau agitated vessel. Suhu reaksi 32 - 350C dengan
waktu reaksi 1,5 – 2 jam, sehingga diperoleh campuran reaksi yang sangat viskos.
Selanjutnya masuk ke dalam aging tank untuk menyempurnakan reaksi
esterifikasi pada suhu 37,80C hingga terbentuk selulosa triasetat. Selulosa trisetat,

Esterifikasi VIII - 6
air dan asam asetat yang terbentuk akan dipisahkan dalam precipitation tank,
kemudian endapan selulosa triacetat disentrifugasi dan dicuci dengan air untuk
menghilangkan kelebihan asam. Selulosa asetat kemudian dikeringkan hingga
berbentuk kepingan (flake) sedangkan asam asetat yang dipisahkan akan
direcovery dan dipekatkan kembali.

b. Sintesis monomer vinil asetat

Vinil asetat merupakan bahan baku pembuatan polimer polyvinil acetate. Vinil
acetate disintesis dari bahan baku asetilen dan agent asam asetat, terjadi pada
fasa uap dengan suhu 2000C. Katalis yang digunakan adalah zinc asetat yang
terikat pada karbon aktif dengan komposisi 42: 100 berbentuk granular berukuran
3-5 mm, dengan life time dua bulan. Reaktor berbentuk packed bed. Flow sheet
sintesis vinil asetat disajikan pada Gambar 8.4.

Gambar 8.4 Flow Sheet Sintesis Vinil asetat (Groggin, 1958)

Esterifikasi VIII - 7
Gas asetilen dan asam asetat dialirkan ke dalam vaporizer pada suhu 600C. Uap
asam asetat dan gas asetilen akan dipanaskan sampai suhu 170 0C di dalam heat
exchanger dengan fluida pemanas crude uap vinil asetat, asetilen dan asam asetat
yang keluar dari catalyzer. Gas asetilen dan asam asetat masuk ke dalam pre-
heater dan heater agar tercapai suhu 2000C kemudian masuk dalam reaktor
catalyzer yang disusun secara paralel sehingga terbentuk crude uap vinil asetat,
asetilen dan asam asetat yang akan masuk ke heat exchanger sehingga suhunya
turun. Selanjutnya akan masuk ke dalam Cyclon separator untuk memisahkan
debu karbon yang terbawa ke dalam produk. Selanjutnya masuk ke dalam
kondenser yang disusun secara seri dengan penurunan suhu bertahap yaitu 40 0C,
100C dan 00C, sehingga terbentuk kondensat crude vinil asetat dan asam asetat
yang akan dipisahkan pada Still. Uap asetilen yang tidak bereaksi akan
dikembalikan ke vaporizer setelah dicampur dengan make uap asetilen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fessenden, R. and Fessenden, J., 1982.,”Organic Chemistry”, 2nd Edition,


Willard Grant Press Publisher, Massachusetts, USA.
2. Groggins, P. H., “Unit Processes in Organic Synthesis”, fifth Edition,
International Student Edition, Mc. Graw – Hill Kogakusha, Ltd.
3. Hart Harold, Terj. Achmadi Suminar, “Kimia Organik, Suatu Kuliah
Singkat”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987.

Esterifikasi VIII - 8
Esterifikasi VIII - 9

Anda mungkin juga menyukai