I.
II.
PRINSIP PERCOBAAN
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat
dan alcohol mennjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam.
III.
IV.
Untuk mengetahui pembuatan etil asetat dari alcohol dan asam cuka.
Untuk memurnikan Etil Asetat dengan cara distilasi.
Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari etil asetat.
Untuk mengetahui refraksi dari etil asetat praktis.
REAKSI PERCOBAAN
CH3CH2OH
Etanol
V.
+ CH3COOH
Asam asetat
CH3COOC2H5
Etil Asetat
H2O
Air
LANDASAN TEORI
Asam Karboksilat
-COOH
Ester
-COOSumber : Fessenden (1982)
R-COOH
R-COOR
2.3 Esterifikasi
2|Lestari Cahyati
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+ . asam belerang sering
digunakan sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari essig-ather
jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan asam
karbon. Ester dinamai menurut alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian asam
karbon). Sebagai contoh, reaksi anatara asam metanol dan asam buttir menghasilkan ester
metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Senyawa paling sederhana adalah H-COOCH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat
pada akhiran. Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil
benzoat. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol.
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam
alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan
peranan kecil dalam laju pembentukkan ester. Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton,
esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan
detonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan
eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud seperti reaksi singkat
Faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi adalah waktu reaksi,
pengadukan, katalisator,dan suhu reaksi.
1.
Pencampuran
Dengan adanya pengadukan pada saat pencampuran,molekul-molekul
pereaktan dapat mengalami tumbukan yang lebih sering sehingga reaksi dapat
berjalan secara optimal.
2.
Katalis
Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi.
Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi yang digunakan.
3.
Waktu reaksi
Jika waktu bereaksi lama maka kesempatan molekul-molekul pertumbukan
semakin sering.
Jika konsentrasi zat reaktan diperbesar, reaksi akan bergeser ke kanan, begitu juga sebaliknya
jika diperkecil reaktan maka kesetimbangan akan bergeser ke rekatan itu sendiri
Suhu
Jika suhu dinaikkan, kesetimbngan akan bergeser ke rekasi endoterm. Jika diturunkan
suhunya maka kesetimbangan terjadi pada reaksi endoterm
Volume
Jika volume reaktan diperbesar kesetimbangan akan berada pada koefisien yang besar, begitu
juga sebelumnya.
Tekanan
Jika tekanan diperbesar, kesetimbangan berada paa koefisien yang kecil.
Proses esterifikasi dalam industri dapat dilakukan secara kontinyu maupun batch.
Pemilihan kedua macam proses tersebut tergantung pada kapasitas produksinya. Untuk
kapasitas produksi yang relatif kecil sebaiknya jenis yang digunakan adalah proses batch.
Sedangkan proses esterifikasi kontinyu dipilih untuk kapasitas produksi yang relatif besar.
5.3.1 Cara-Cara Lain untuk Membuat Ester
1). Pembuatan Ester dari Alkohol dan Asil Klorida (Klorida Asam)
Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol , maka
reaksi yang terjadi cukup proresif pada suhu kamar menghasilkan sebuah ester dan
awan-awan dari asap hidrogen yang asam dan beruap.Sebagai contoh, jika kita
menambahkan etanol klorida kedalam etanol,maka akan terbentuk bannyak hydrogen
klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.
CH3COCl + CH3CH2OH
CH3COOCH2CH3 + HCl
2). Pembuatan Ester dari Alkohol dan Anhidrada Asam
Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding
reaksi-reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang
terbentuk perlu dipanaskan. Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih
cepat pada pemanasan). Tidak ada perubahan yang bisa diamati pada cairan yang
tidak berwarna, tetapi sebuah campuran etil etanoat dan asam etanoat terbentuk.
(H3CO)2O+CH3CH2OH
CH3COOCH2CH3 + CH3COOH
rendah. Hal ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan
air yang menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean -Stark atau
penggunaan saringan molekul.
Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa langkah.
1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonol, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari aatom karbon karbonil
2. Atom karbon karbonil kemudian diserang atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan
kompleks teraktivasi.
4. Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti pelepasan molekul air.
5.3.3
Kegunaan Ester
Ester banyak digunakan dalam kehiduapn sehari-hari antara lain :
1. Etil asetat digunakan sebagai pelarut pada industri cat, tiner, tinta,
5|Lestari Cahyati
Pada tahap ini terjadi adisi nukloefilik, yakni gugus OH (pada etanol) kemudian
terjadi ikatan C-O yang baru atau ikatan ester baru. Setelah adisi nukleofilik maka reaksi
dilanjutkan dengan deprotonasi/penghilangan gugus H+ pada ikatan ekster yang baru.
Deprotonasi ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk ikatan C-O yang stabil karena
6|Lestari Cahyati
digunakan katalis asam dari reaksi akan terbentuk kembali H+. hal ini memberikan peluang
untuk terjadinya protonasi. Protonasi ini sangat di butuhkan karena melihat bahwa OH pada
gugus asam asetat merupakan gugus pergi yang jelek karna OH memiliki keelektonegatifan
sehingga kemampuan untuk terikat pada C yang parsial (+) sangat besar (karena adanya
perbedaan momen dipol menyebabkan OH enggan pergi). Untuk itu dibutuhkan protonasi
hingga terbentuk +OH2 yang merupakan gugus pergi yang baik.
Pada tahap akhir dari reaksi ini adalah lepasnya air dan putusnya ikatan C-O akan
tetapi karena reaksi ini merupakan kesetimbangan maka air yang dilepaskan akan menyerang
kembali gugus karbonil yang terprotonasi. Ester yang dihasilkan (yang berprotonasi) akan
melepaskan protonnya dan membentuk etil asetat/etil etanoat sebagai produk akhir.
2.6
Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut atau alkohol saja adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari hari. Etanol adalah suatu obat
rekreasi yang paling tua. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut sebagai bahan bahan
kimia yang di tunjukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada
parfum, perasa, pewarna makanan, dan obatobatan. Dalam kimia etanol adalah pelarut yang
penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam
sejarahnya ethanol telah lama di gunakan sebagai bahan bakar. Sifat fisika dan kimia etanol
sebagai berikut. Etil asetat juga mempunyai Rumus molekul etanol C 2H5OH atau rumus
empiris C2H6O. Sifat-sifat fisik Etanol antara lain :
1. Massa molekul relatif
: 46,07 gr/mol.
2. Titik beku
: -114,1oC.
3. Titik didih normal
: 78,32oC.
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan
dengan gugus Hidroksil paling tidak memiliki 2 Hidrogen atom yang terikat dengannya juga.
Reaksi kimia yang dijalankan oleh ethanol kebanyakan pada fungsi gugus Hidroksil.
ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98%
lebih stabil untuk disimpan dan merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum.
Asam sulfat 98% pada umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat. Berikut adalah sifat-sifat
asam sulfat.
Sifat sifat Asam Sulfat ialah :
1. Nama sintesis
: Asam sulfat
2. Rumus molekul
: H2SO4
3. Massa molar
: 98,078 gr/mol
4. Penampilan
: Bening, tidak berwarna, tidak berbau
5. Densitas
: 1,84 gr/cm3 , cairan
6. Titik leleh
: 10oC, 283 K, 50o F
7. Titik didih
: 290o C, 563oK, 554oF
8. Kelarutan dalam air : Bercampur penuh
9. Viskositas
: 26,7 CP pada 20oC
10. Klasifikasi
: Sangat korosif
11. Titik nyala
: Tak ternyalakan
5.8
Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat murni ( asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan
memiliki
titik
beku
16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat yang larut dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan
kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun,
kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun
diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari
sumber hayati.
1.
2.
3.
4.
5.
Massa Molar
Titik lebur
: 60,05 gr/mol
: 16,5 C
VI.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Suatu labu alas bulat bervolume 0,5 L diberi tutup gabus yang
berlubang dua.
2. Dalam lubang pertama dimasukkan corong pemisah,sedang yang
lainnya dimasukkan sebuah pipa yang berhubungan dengan alat
pendingin.
3. Labu diisi campuran 17 cc alcohol dan 17 cc asam sulfat kuat
(dicampur dengan hati-hati).
9|Lestari Cahyati
10 | L e s t a r i C a h y a t i
11 | L e s t a r i C a h y a t i
Hasil sulingan
Mengandung estercuka, alkohol, asam cuka dan air
pertama
Pemisahan
asam
Hasil
sulingan di kocok dengan larutan NaOH 10% dalam
corong pemisah
pemisah
= 1,05
gram
ml
12 | L e s t a r i C a h y a t i
Massa Alkohol
gram
ml
x 97 ml
= 76,63 gram
Mol Alkohol
gram
Mr
76,63 gram
gram
46
mol
= 1,665 mol
gra m
ml
x 67 ml
= 70,35 gram
Mol As. Asetat
gram
Mr
70,35 gram
gram
60
mol
= 1,173 mol
Penyelesaian :
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
Mula-mula : 1,173
1,665
Bereaksi
1,665 x
:x
Setimbang : 1,173 x
13 | L e s t a r i C a h y a t i
1
4
4x
[ CH 3 COOC 2 H 5 ][ H 2 O ]
[ C 2 H 5OH ] [ CH 3 COOH ]
[ x ][ x ]
[ 1,173x ][ 1,665x ]
= [1,173 x] [1,665 x]
= 0,488 0,709x + 0,25 x
= -0,75
= 0,75
x2
=0
x 2 - 0,709 x + 0,488 = 0
x
+ 0,709 x - 0,488 = 0
b b24 ac
2a
0,709 1,417
1,5
X1
= 0,472
X2
= 1,418
Secara Teoritis
Massa Etil asetat
= 0,472 ml x 88
gram
ml
= 41,527 gram
14 | L e s t a r i C a h y a t i
Secara Praktis
Berat Erlenmeyer + Etil asetat
= 126.82 gram
= 104.21 gram
= 22.61 gram
22.61 gram
41.527 gram
x 100%
x 100%
= 54 %
Volume Etil asetat praktis
= 26 ml
22.61 gram
26 ml
= 0,87
X.
gram
ml
PEMBAHASAN
Percobaan ini adalah esterifikasi dalam skala labor, yaitu pembuatan etil asetat
menggunakan asam asetat dengan etanol dan ditambahkan asam sulfat pekat sebagai
katalis. 11 ml asam asetat dicampurkan dengan 23 ml di dalam labu didih dasar bulat
yang sebelumnya telah diisi dengan 3 buah batu didih. Fungsi batu didih ini adalah
untuk menghomogenkan campuran dan gelembung yang dihasilkan bisa sebagai
pengaduk. Setelah dicampurkan antara asam asetat dan etanol, ditambahkan lagi 5 ml
asam sulfat pekat sebagai katalis.
15 | L e s t a r i C a h y a t i
XI.KESIMPULAN
1. Etil asetat dapat dihasilkan dengan campuran etanol dan asam asetat dengan reaksi
esterifikasi dan metode distilasi sederhana.
2. Hasil rendemen yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena distilasi
akhir tidak mencapai suhu 77C - 78C melainkan 75C dan hasil rendemennya yaitu
54 %
3. 1. Etil Asetat yang diperoleh dari praktikum sebesar 26 ml
XII.TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
jaga 140oC
Kurang komunikasi antara anggota kelompok dengan kakak asisten lab
sehingga melakukan kesalahan fatal dengan membuang larutan tanpa
seizin nya
Ceroboh dalam memasukkan larutan sehingga ada larutan yang tumpah
Tidak menutup larutan etil asetat padahal sifat kimia etil asetat yaitu
17 | L e s t a r i C a h y a t i
5. Jenis-jenis pemanas :
- Water bath
- Air bath
- Oil bath
6. Kurva eksoterm dan endoterm
18 | L e s t a r i C a h y a t i
7. Jenis-jenis pelarut
Pelarut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Pelarut aprotik
Pelarut ini tidak menerima maupun memberi proton dan dalam keadaan ini
bersifat netral, tidak bereaksi, tetapan dielektriknya rendah, tidak terurai
menjadi ion-ion dalam sistem pelarut, hingga ia tidak bereaksi baik dengan
asam maupun basa. Pelarut Contohnya, kloroform, toluen, CCl4, hidrokarbon.
Pelarut aprotik berguna unutuk mempelajari reaksi asam dan basa yang bebas
dari pengaruh pelarut.
2)
Pelarut protofilik
19 | L e s t a r i C a h y a t i
Pelarut yang bersifat dapat menerima proton dari zat terlarut, disebut juga
pelarut basa , dengan reaksi sebagai berikut:
HB + pelarut pelarut H+ + BContohnya : NH4OH, amine, ketone, aseton, dan eter.
Asam lemah bila dilarutkan dalam pelarut protofilik maka keasamannya akan
meningkat yang disebut efek levelling
3)
Pelarut protogenik
Pelarut yang bersifat memberi proton (donor proton). Jika basa lemah
dilarutkan dalam pelarit protogenik maka kebasaannya akan menningkat.
Contohnya : HF, Asam Sulfat, asam acetat, asam format, dan HCl.
4)
Pelarut amfiprotik
Pelarut ini bekerja sebagai penerima proton, dan pemberi proton. Contoh
untuk pelarut ini adalah golongan alkohol, air, asam acetat glasial.
Asam acetat bisa bersifat asam dengan reaksi :
CH3COOH CH3COO- + H+
Tetapi bila asam asetat dilarutkan dalam asam yang lebih kuat misalnya
HCLO4, asam asetat bersifat basa dengan reaksi :
CH3COOH + HCLO4 CH3COOH2+ + CLO4Ion CH3COOH2+ dapat bereaksi dengan basa dengan cara memberikan
proton. Maka zat yang bersifat basa lemah akan berubah sifatnya menjadi basa
yang lebih kuat, sehingga titrasi antara basa lemah oleh HCLO 4 dapat
dilangsungkan bila zat tersebut dilarutkan dalam asam asetat glasial.
8. Contoh-contoh katalis
-Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen
dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.
Contoh Katalis Homogen :
a. Katalis dan pereaksi berwujud gas
NO(g)
2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g)
20 | L e s t a r i C a h y a t i
H+(aq)
C12H22O11(aq) + H2O(l)
C6H12O6(aq)
glukosa
C6H12O6(aq)
fruktosa
-Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara
homogen dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda.
Contoh Katalis Heterogen :
Katalis berwujud padat, sedang pereaksi berwujud gas.
Ni(s)
C2H4(g) + H2(g)
C2H6(g)
-Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.
Contoh Autokatalis :
CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air merupakan
autokatalis reaksi tersebut.
CH3COOCH3(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)
Dengan terbentuknya CH3COOH, reaksi menjadi bertambah cepat.
-Biokatalis
Biokatalis adalah katalis yang bekerja pada proses metabolisme, yaitu
enzim.
Contoh Biokatalis :
Enzim hidrolase mempercepat pemecahan bahan makanan melalui reaksi
hidrolisis.
-Inhibitor
21 | L e s t a r i C a h y a t i
Inhibitor adalah zat atau senyawa yang kerjanya memperlambat reaksi atau
menghentikan reaksi.
Contoh Inhibitor :
I2 atau CO bersifat inhibitor bagi reaksi:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
DAFTAR PUSTAKA
22 | L e s t a r i C a h y a t i