JUDUL PERCOBAAN :
SINTESIS ETIL ASETAT
DI SUSUN OLEH KELOMPOK VI
1. Dwi Lestari Handayani
24030112120026
2. Labib Muzakka
24030112130055
24030112120014
4. Rinaldy Christian
24030112130031
24030112120013
6. Emmanuella Sukmasari
24030112120011
7. Santi Istiqomah
240301121
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul sintesis etil asetat yang bertujuan untuk
memahami aspek praktis dari reaksi esterifikasi. Etil asetat adalah senyawa organik dengan
rumus empiris C2H5OC(O)CH3 senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam
asetat.Senyawa ini merupakan cairan tidak berwarna, memiliki aroma khas,sebagai pelarut
polar menengah yang volatil, tidak beracun dan tidak higroskopis. Prinsip percobaan ini
adalah reaksi esterifikasi yaitu reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester dengan katalis asam. Metode yang digunakan adalah refluks, evaporasi,
penetralan,dan ekstraksi. Refluks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau
senyawa dengan cara pemanasan tanpa adanya senyawa yang hilang. Evaporasi adalah proses
perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Penetralan adalah
reaksi yang terjadi antara asam (H+) dan basa (OH-) menghasilkan H2O yang bersifat netral.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap
dua cairan tidak saling bercampur.Pada percobaandilakukan refluks selama 1 jam kemudian
dilakukan evaporasi yang bertujuan untukmenguapnya pelarut dari campuran yang terdiri atas
zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap, lalu dilakukan
penetralan hasil evaporasi
natrium yang larut dalam airkemudian dilakukan ekstraksi untukmemisahkan suatu zat
berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan yang tidak saling bercampur.Hasil
yang diperoleh adalah Sintesis etil asetat menggunakan reaksi esterifikasi dengan cara
mereaksikan asam asetat glasial dengan etanol dan katalis asam sulfat. Etil asetat yang
didapat tidak berwarna atau berwarna bening, beraroma khas, dingin bila disentuh tangan. Di
hasilkan larutan etil asetat sebesar 47,1 ml dan didapatkan % rendemen 96 % ,adapun reaksi
sebagai berikut :
PERCOBAAN V
SINTESIS ETIL ASETAT
I.
Tujuan Percobaan
Memahami aspek praktis dari reaksi esterifikasi.
II.
Tinjauan Pustaka
2.1. Etil Asetat
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus empiris C 2H5OC(O)CH3
senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini merupakan
cairan tidak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini diproduksi dalam skala besar
sebagai pelarut polar menengah yang volatil, tidak beracun dan tidak higroskopis.
Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat
berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan denotasi. Oksigen karbonil
diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan
menhasilkan ester. Reaksi esterifikasi Fischer :
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
H SO
etanol
as. asetat
etil asetat
air
tersebut merupakan reaksi reversible dan menghasilkan
2
Reaksi
suatu
keseimbangan kimia. Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam / basa
menghasilkan asam asetat dan etanol kembali. Katalis asam sulfat dapat menghambat
hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis (esterifikasi fischer). Massa
molar 88,12 g/mol, densitas dan fasa 0,897 g/cm3 cairan, titik lebur -83,6 oC, titik didih
77,1 oC, tak berwarna. Sifat kimiannya tidak beracun, tidak higroskopis(Abraham,
2010).
2.2. Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol (Fessenden, 1982).Laju esterifikasi
suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam
karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam
laju pembentukkan ester (Fessenden, 1982).Dalam ilmu kimia, ester adalah campuran
organik dengan simbol R yang menggantikan suatu atom hidrogen/lebih. Ester juga
dibentuk dengan asam yang tidak tersusun teratur. Suatu reaksi pemadatan untuk
membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalisa oleh kehadiran
ion H+. Ester dapat diubah oleh suatu reaksi kesetimbangan antara suatu alkohol dan
suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok dari alkohol kemudian
alkanoat( Anshory,2003).
as. karboksilat
alkohol
ester
air
(Fessenden, 1982).
2.4.2
(Iridoni, 2011)
2.4.3
Jika
fenol
pertama-tama
diubah
menjadi
natrium
hidroksida
dengan
menambahkan larutan natrium hidroksida. Maka reaksi berlangsung lebih cepat. Fenil
etanoat lagi-lagi terbentuk tapi kali ini produk lainnya adalah natrium etanoat bukan
asam etanoat. Reaksi
(Iridoni, 2011)
2.5. Sintesis
Sintesis adalah kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh suatu produk
kimia, ataupun beberapa produk. Hal ini berdasarkan peristiwa fisik dan kimia yang
melibatkan 1 reaksi atau lebih. Sintesis dimulai dengan pemilihan senyawa, proses ini
membutuhkan pengadukan dan dilakukan dari suatu wadah reaksi seperti reaktor kimia
atau labu reaksi. Beberapa reaksi membutuhkan prosedur tertentu sebelum
menghasilkan produk yang diinginkan. Jumlah produk yang dihasilkan dari suatu
sintesis dikenal perolehan reaksi, dinyatakan sebagai berat dalam suatu gram/
persentase dari jumlah produk yang secara teoritis dapat dihasilkan. Dalam sintesis,
kemungkinan adanya reaksi samping yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan.
Reaksi samping menyebabkan turunnya perolehan produk yang diinginkan(Pine, 1998).
2.6. Refluks
Refkuks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau senyawa dengan
cara pemanasan tanpa adanya senyawa yang hilang. Refluks dilakukan dengan
mendidihkan cairan dalam wadah yang disambung dengan kondensor sehingga cairan
yang teruapkan akan mengembun kembali ke wadah. Proses refluks secara kuantitatif
lebih baik daripada ekstraksi karena dalam waktu yang relatif singkat reaksi dapat
berlangsung. Cara kerja yang paling sederhana reaksi dalam larutan, yaitu dengan
mendidihkan larutan dan mendinginkan uap sehingga kembali ke tabung reaksi. Suhu
pada labu reaksi tetap saat mendekati titik didih larutan (pada tingkat yang dilakukan
dengan konsentrasi larutan non volatil) keuntungan refluks antara lain :
1. Alat yang digunakan relatif sederhana
2. Hasil reaksi tidak terbuang (termasuk dalam bentuk gas) (Wilcox,1999)
2.7. Destilasi
Destilasi adalah teknik pemisahan berdasarkan titik didih. Fungsinya adalah
pemisahan pelarut, pemurnian cairan atau pemisahan komponen dari campuran.
Macam-macam destilasi antara lain :
a. Destilasi Sederhana
Perbedaan titik didih setidaknya 80 oC
b. Destilasi Fraksinasi
Perbedaan titik didih kecil, menggunakan kolom fraksinasi
c. Destilasi Uap
Digunakan jika larutan campuran tidak bercampur
d. Destilasi Vakum
Digunakan jika senyawa mempunyai titik didih tinggi atau terdekomposisi
pada titik didihnya (Khopkar,1990).
:Larut
dalam
air,diproduksi
melalui
proses
solvay(Mulyono,2001)
2.8.5. Kristal Na2SO4 anhidrat
Sifat Fisik : Berbentuk kristal putih, densitas 2,664 g/cm3, titik lebur
884oC, titik didih 1429oC.
Sifat Kimia
iodide(Mulyono, 2001).
2.8.6. Batu didih
Sifat Fisik : bentuk tidak rata, tidak berpori.
Sifat Kimia : terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen maupun
karbon(Mulyono, 2001).
2.8.7. CaCl2 jenuh
Sifat Fisik : BM 110,98 g/mol, densitas 2,15 g/cm3, titik leleh 772oC, titik
didih 1935oC.
Sifat Kimia : larut dalam aseton, asam asetat(Mulyono, 2001).
III
Metode Percobaan
3.1.
Set refluks
Set destilasi
Penangas listrik
Neraca analitis
5.
6.
7.
8.
9.
Corong pemisah
Gelas arloji
Pipet ukur
Gelas ukur
Gelas piala
3.1.2. Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alat Refluks
Alat evaporator
Lapisan ester
Lapisan lain
Hasil
IV.
Data Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil
1.
Larutan
etanol 96 % + 1 mL H2SO4dalam
bening
homogen
berwarna
corong
pemisah
lapisan
ester
V.
Hipotesis
Percobaan ini berjudul sintesis etil asetat yang bertujuan untuk memahami aspek
praktis dari reaksi esterifikasi. Prinsip percobaan ini adalah reaksi esterifikasi yaitu
reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan
katalis asam. Metode yang digunakan adalah refluks,evaporasi,penetralan,dan ekstraksi.
Refluks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau senyawa dengan cara
pemanasan tanpa adanya senyawa yang hilang. Evaporasi adalah proses perubahan
molekul di dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Penetralan adalah reaksi
yang terjadi antara asam (H+) dan basa (OH-) menghasilkan H2O yang bersifat netral.
Ekstraksi adalahproses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling bercampur. Kemungkinan hasil yang akan diperoleh
adalah senyawa ester (etil asetat) dan reaksi esterifikasi fischer.
Rinaldy Christian
24030112130031
Christiana Suci P
24030112120013
Labib Muzakka
Emmanuella Sukmasari
24030112120014
24030112130055
24030112120011
Santi Istiqomah
24030
Mengetahui
Asisten
Sabrina Aufar
24030110110016
VI.
Pembahasan
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Sintesis Etil Asetat bertujuan untuk
memahami aspek praktis dan reaksi esterifikasi yaitu reaksi pengubahan dari suatu
asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan katalis asam. Metode yang
digunakan adalah refluks dan evaporasi . Refluks adalah salah satu metode untuk
mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik umumnya digunakan
untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguap atau volatile pelarut volatil
yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada
selama reaksi berlangsung.Sedangkanevaporasi adalah proses perubahan molekul di
dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Etil asetat adalah salah satu jenis
ester, ester sendiri adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian
satu atau lebih atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik.
Reaksi esterifikasi akan berlangsung sangat lambat dan reversibel.
Pertama asam asetat glacial ditambah etanol pada labu alas bulat yang
didalamnya terdapat batu didih. Batu didih berfungsi untuk meratakan panas agar
tidak terjadinya letupan, dan sifat dari baru didih tersebut dapat menyerap kalor. Batu
didih berbentuk kecil,tidak rata, berpori, biasanya terbuat dari bahan silica, kalsium
karbonat, porselin maupun karbon. Reaksi Esterifikasi antara karboksilat dan alkohol:
(Hart,1990)
Dalam percobaan ini, senyawa ester yaitu etil asetat disintesis dengan
didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi fischer. Reaksi ini merupakan reaksi
substitusi nukleofilik bimolekuler (SN2) yaitu suatu reaksi yang serentak karena reaksi
pemutusan ikatan yang lama dan pembentukkan ikatan yang baru terjadi secara
bersamaan. Mekasnisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa langkah :
1.
2.
Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
Senyawa etil asetat yang dibuat dalam percobaan ini adalah ester dari
etanoldan asam asetat, dengan wujud berupa cairan tak berwarna dan memiliki aroma
khas sebagai asam karboksilat. Esterifikasi pada dasarnya adalah reaksi yang bersifat
reversibel (dapat balik) karena ketika asam karboksilat yaitu asam asetat dan etanol
dipanaskan untuk bereaksi maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan
air. Artinya bahwa ester dan air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktanreaktannya yaitu asam asetat maupun etanol. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil
reaksi yang banyak maka diusahakan agar reaksi cenderung bergeser ke arah produk
yaitu dengan cara reaktan dibuat berlebih yang dalam percobaan ini etanol dibuat
berlebih ketika direaksikan dengan asam asetat.
Pada percobaan pembuatan etil etanoat ini, mula-mula gugus karbonil asam
asetat diprotonasi oleh katalis asam (gugus H+). Dimana pada percobaan ini di
gunakan H2SO4 pekat sebagai katalis asam. Tujuan dari penambahan katalis asam
H2SO4 adalah untuk mengaktifasi gugus karbonil asam asetat agar jadi parsial positif
untuk dapat beraksi dengan alkohol yang bersifat elektronegatif. Pada reaksi ini, peran
asam tersebut adalah untuk mempercepat terbentuknya senyawa ester.Reaksi yang
terjadi :
(Carey,1993)
Proses protonasi sangat dibutuhkan dalam reaksi ini, karena dapat menaikan
muatan positif pada atom karbon karbonil. Karena tanpa adanya H+, oksigen yang
terikat pada C karbonil memiliki keelektornegatifan yang besar sehingga adanya efek
imbas indeks dapat menyebabkan C karbonil berkurang keelektronegatifannya karena O
akan cenderung memberikan elektoronegatifan. Akan tetapi dengan adanya prtonasi
pada oksigen karbonil menyebabkan oksigen lebih cenderung memberikan elektron
pada H+ sehingga muatan positif dari karbon karbonil meningkat dan menyebabkan
keadaan yang baik penyerangan nukleofilik. Dimana yang bertindak sebagai gugus
nukleofilik di sini adalah gugus OH dari etanol. Gugus OH merupakan gugus masuk
yang baik sehingga akan menyerang karbon karbonil pada asam asetat yang telah
terprotonasi.
(Carey,1993)
Pada tahap ini terjadi adisi nukloefilik, yakni gugus OH (pada etanol)
kemudian terjadi ikatan C-O yang baru atau ikatan ester baru. Setelah adisi nukleofilik
maka reaksi dilanjutkan dengan deprotonasi/penghilangan gugus H+ pada ikatan
ekster yang baru. Deprotonasi ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk ikatan
C-O yang stabil
(Carey,1993)
Karena digunakan katalis asam dari reaksi akan terbentuk kembali H+. hal ini
memberikan peluang untuk terjadinya protonasi. Protonasi ini sangat di butuhkan
karena melihat bahwa OH pada gugus asam asetat merupakan gugus pergi yang jelek
karna OH memiliki keelektonegatifan sehingga kemampuan untuk terikat pada C yang
parsial (+) sangat besar (karena adanya perbedaan momen dipol menyebabkan OH sulit
pergi). Untuk itu dibutuhkan protonasi hingga terbentuk +OH2 yang merupakan gugus
pergi yang baik.
(Carey,1993)
Pada tahap akhir dari reaksi ini adalah lepasnya air dan putusnya ikatan C-O.
akan tetapi karena reaksi ini merupakan kesetimbangan maka air yang dilepaskan
akan menyerang kembali gugus karbonil yang terprotonasi. Ester yang dihasilkan
(yang berprotonasi) akan melepaskan protonnya dan membentuk etil asetat/etil etanoat
sebagai produk akhir.
(Carey,1993)
lama
dan
menghasilkan
hasil
sintesis
jauh
lebih
sedikit.
Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan menggunakan hot plate yang dibantu
dengan penurunan tekanan pada labu alas bulat sampel yang dipercepat dengan
pemutaran pada labu alas bulat sampel. Dengan bantuan pompa vakum yang
mengalirkan air dingin dari suatu wadah kedalam kondensor dan dikeluarkan lagi oleh
kondensor kepada wadahnya lagi dan dimasukkan lagi dan seterusnya, karena proses ini
berjalan secara kontinyu. sehingga ketika uap dari pelarut mengenai dinding-dinding
kondensor, maka pelarut ini akan mengalami yang proses yg dinamakan proses
kondensasi, yaitu proses yang mengalami perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair.
Adapun demikian, proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh pelarut yang sudah
tidak menetes lagi pada labu alas bulat penampung dan juga bisa dilihat dengan
semakin kentalnya zat yang ada pada labu alas bulat sampel dan terbentuk gelembunggelembung pecah pada permukaan zatnya
Setelah dilakukan evaporasi, kemudian ditambahkan natrium karbonat
Na2CO35%. Penambahan ini dimaksudkan untuk menetralkan atau mengekstraksi asam
sisa dalam larutan etil asetat karena Na2CO3 memiliki kemampuan untuk mengekstrak
asam sisa menghasilkan garam natrium yang larut dalam air. Dari hasil percobaan
terlihat bahwa garam natrium yang larut dalam air ini berada pada lapisan bawah
sedangkan senyawa-senyawa organik berada pada lapisan atas. Pembentukan 2 lapisan
ini disebabkan oleh adanya perbedaan massa jenis, dimana garam natrium yang larut
dalam air memiliki massa jenis yang lebih besar yaitu 1,46 g/cm3daripada senyawa
organik yang terbentuk. Selain itu, kepolaran juga sangat mempengaruhi terjadinya
pemisahan lapisan ini, dimana garam natrium dalam air ini bersifat polar sedangkan
senyawa-senyawa organik yang dihasilkan etil asetat bersifat non polar. Berdasarkan
sifat kelarutannya, senyawa polar tidak akan larut dalam pelarut non polar dan begitu
pula sebaliknya, pelarut polar tidak dapat melarutkan senyawa non polar.Reaksi:
Na2CO3 + CH3COOH
VII.Penutup
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Sintesis etil asetat menggunakan reaksi esterifikasi dengan cara
mereaksikan asam asetat glasial dengan etanol dan katalis asam sulfat.
7.1.2Etil asetat yang didapat tidak berwarna atau berwarna bening, beraroma
khas, dingin bila disentuh tangan. Di hasilkan larutan etil asetat sebesar 47,1
ml dan didapatkan % rendemen 192% .
7.2 Saran
7.2.1 Suhu harus dijaga kerena jika tidak dijaga kemumungkinan lain senyawa
lain akan menguap seperti air
DAFTAR PUSTAKA
Labib Muzakka
24030112130055
Christiana Suci P
24030112120013
Rinaldy Christian
Emmanuella Sukmasari
24030112120014
24030112130031
24030112120011
Santi Istiqomah
24030
24030
Mengetahui,
Asisten
Sabrina Aufar
24030110110016
Lampiran
Diketahui
Berat asam asetat
:15 g
Berat asam etanol
:20 g
BM asam asetat : 60 g/mol
BM etano
:46 g/mol
Berat etanol 96%
:30 g
ml etil asetat yang diperoleh: 47,1 ml
Ditanya randemen prosentase?
Jawab:
mol asam asetat
BM
mol etanol
BM
0,25
0,25
22 gram
gram
massa jenis
22 gram
0,897 g / ml
24,5 ml
Pada perhitungan mol gunakan dua resep sehingga 24,5 ml x2 = 49 ml
% Rendeman
47,1 ml
49 ml
96
ml yang di peroleh
ml secarateoritis