Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

NAMA : ANDAREAS NAPITUPULU

NPM : E1G013042

PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

KELOMPOK : 4 ( EMPAT )

HARI / JAM : RABU / PUKUL 14.00 16.00

TANGGAL : 02 APRIL 2014

DOSEN : Drs. Syafnil , M.Si

Dra. Devi Silsia , M.Si

OBJEK PRAKTIKUM : REAKSI PEMBUATAN ESTER ( ESTERIFIKASI )

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis.
Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi
alkohol (gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari
ester volatil. Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam
karboksilat dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat
yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai
pengharum (essence) sintetis. Proses Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah; struktur molekul dari alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis
maupun reaktan.

Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung


gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana
hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh
beda jika diganti dengan sebuah gugus aril ( yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen
).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alcohol dengan
bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga
digunakan gas hidro cholorida kering, tetapikatalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-
ester alcohol yakni ester yang mengandung sebuah cincin ber alcohol. Dengan reaksi
substitusi, dimana ester terbentuk karena OH pada asam terlepas dan H dari alcohol juga
terlepas yang kemudian tergabung membentuk molekul air.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus
organik (biasa dilambangkan dengan R). Asam oksigen adalah suatu asam yang
molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media
basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi
antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol
direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.
Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses
kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250C. Pada
reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester. Henkel
telah mengembangkan esterifikasi countercurrent kontinyu menggunakan kolom reaksi
dodel plate. Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi
simultan superheated metanol vapor dan desorpsi metanolwater mixture.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mensintesis beberapa macam ester.


2. Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada
pembuatan ester.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan
pada pembuatan ester.
4. Mengenal bau khas beberapa macam ester.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas yaitu
baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum ( essence )
sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila
menggunakan katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai
dalam beberapa jam. Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
struktur molekul dari alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan ( Purba, M
. 1994 ) .
Ester adalah salah satu dari kas senyawa organik yang sangat berguna yang sering
dijumpai di alam. Ester merupakan senyawa turunan karboksilat dimana satu atom H pada
COOH diganti dengan gugus alkil (-R) atau aril (-Ar), sehingga pada tata nama menurut
IUPAC gugus alkil disebut lebih dahulu. Contoh CH3COOCH3 dengan nama metil asetat.
Digunakan untuk polimer sintstik dan dapat diubah menjadi aneka ragam senyawa
lainnya.Cita rasa buah alamiah merupakan ramuan rumit bermacam-macam ester dengan
senyawa organik lainnya. Cita rasa buah sintetik biasanya hanya merupakan ramuan
sederhana dari beberapa ester dan beberapa senyawa lain ( Brady . J , 1994 ) .
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus
-COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen
pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika
diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen) (Hart . H ,
2003) .

Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang menggandung gugus CO2R
dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alkohol, yang disebut reaksi esterifikasi.
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel (Chang . R , 2004) .

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung


antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat
bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari
asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukkan ester (Fessenden,
1982) .
Secara umum reaksi esterifikasi dapat ditulis sebagai berikut.

Tabel 2.1 Rumus Umum dan Struktur As.Karboksilat dan Ester

Kelompok Senyawa Gugus Fungsi Rumus Umum


Asam Karboksilat -COOH R-COOH
Ester -COO- R-COOR
A. Sifat Fisika dan Kimia Ester
Ester pada umumnya bersifat polar. Sifat kimia ini menyebabkan ester yang jumlah
atom karbonnya sedikit mudah larut dalam air. Kelarutan ester berkurang dengan
bertambahnya atom karbon. Ester merupakan senyawa polar yang mempunyai dipol-dipol
yang saling berinteraksi di mana interaksi ini menimbulkan gaya antar molekul. Adanya gaya antar
molekul menyebabkan ester memilki titik didih yang lebih tinggi dari senyawa hidrokarbon lain
yang memiliki bentuk molekul dan massa atom relatifnya mirip. Namun dibandingkan dengan
senyawa alkohol dan asam karboksilat yang bentuk molekul dan molekulrelatifnya mirip titik didih ester
lebih rendah. Hal ini disebabkan ester tidak memiliki gugus OH- sehingga interaksi antar
molekul ester tidak membentuk ikatan hidrogen.Senyawa senyawa ester antara lain
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2.Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air dan bersifat polar.
3. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alcohol pembentuknya.
4.Ester merupakan senyawa karbon yang netral.
5.Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.
Contoh : R COOR1 + H2O ------> R COOH + R1 OH
(Ester) (Air) (As.Alkanoat) (Alkohol)
6.Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa
alkohol.
Contoh : R COOR1 + 2H2 R CH2 OH + R1 OH
Ester Alkohol Alkohol
7.Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam(sabun) dan
gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi penyabunan (Hart . H , 2003) .

.
B. Sifat-Sifat Fisik Ester Sederhana
1. Titik didih
Ester-ester yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan
keton yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah
molekul polar sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals.
Akan tetapi, ester tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak menyerupai
titik didih asam yang memiliki atom karbon sama.
a. Ester dengan titik didih rendah (low boiling ester)
Ester ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang cukup
tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu distilasi.
Contoh : metal asetat, etil asetat, metal format.
b. Ester dengan titik didih sedang (medium boiling ester)
Ester di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama alkohol,
air serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai titik didih yang
hampir sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama. Contoh : tert butil
asetat, etil propionat.
c. Ester dengan titik didih tinggi (high boiling ester)
Ester ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa asam,
alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh : etil pelargonat,
n-Oktil asetat.
Berikut adalah tabel dari sifat-sifat fisis beberapa ester.
1.Titik didih
Ester-ester yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan
keton yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah
molekul polar sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals.
Akan tetapi, ester tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak menyerupai
titik didih asam yang memiliki atom karbon sama.
a. Ester dengan titik didih rendah (low boiling ester)
Ester ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang
cukup tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu distilasi.
Contoh : metal asetat, etil asetat, metal format.
b. Ester dengan titik didih sedang (medium boiling ester)
Ester di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama alkohol,
air serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai titik didih yang
hampir sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama. Contoh : tert butil
asetat, etil propionat.
c. Ester dengan titik didih tinggi (high boiling ester)
Ester ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa
asam, alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh : etil
pelargonat, n-Oktil asetat.
2. Kelarutan dalam air
Ester-ester yang kecil cukup larut dalam air tapi kelarutannya menurun seiring
dengan bertambah panjangnya rantai. Kelarutan menurun disebabkan oleh fakta bahwa
walaupun ester tidak bias berikatan hidrogen satu sama lain, tetapi bisa berikatan hidrogen
dengan molekul air. Salah satu atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam sebuah
molekul air bisa cukup tertarik ke salah satu dari pasagan elektron bebas pada sebuah atom
oksigen dalam sebuah ester sehingga sebuah ikatan hidrogen bias terbentuk.Tentu akan ada
juga gaya dispersi dan gaya-tarik dipol-dipol antaraester dan molekul air.
Pembentukan gaya tarik ini melepaskan energi. Ini membantu menyuplai energi yang
diperlukan untuk memisahkan molekul air dari molekul air lainnya dan molekul ester dari
molekul ester lainya sebelum bisa bercampur. Apabila panjang rantai bertambah, bagian-
bagian hidrogen dari molekul ester mulai terhindari dari energi tersebut. Dengan menekan diri
diantara molekul-molekul air, bagian-bagian hidrogen ini memutus ikatan hidrogen yang
relatif lemah antara molekul-molekul air tanpa menggantinya dengan ikatan yang serupa. Ini
menjadikan proses ini kurang menguntungkan dari segi energi, sehingga kelarutan berkurang.
3. Pada umumnya ester mempunyai bau yang harum
Contoh Amil Asetat (buah pisang), Amil Valerat (buah jambu), PropilButirat (buah mangga),
dan lain-lain ( Purba, M . 1994 ) .
Tata Nama Ester
1. Nama Trivial
Untuk ester sederhana, pemberian namanya didasarkan pada nama trivial asam
karboksilatnya.
No Rumus Struktur Nama Trivial Nama Trivial As. Karboksilat
Ester
1 H-CO-O-CH3 Metil formiat Asam formiat
2 CH3-CO-O-CH3 Metil asetat Asam asetat
3 CH3-CH2-CO-O-CH2-CH3 Etil propionat Asam propionat
4 CH3-(CH2)2-CO-O-CH3 Metal butirat Asam butirat
5 CH3-(CH2)3-CO-O-CH2-CH3 Etil valerat Asam valerat
2. Nama IUPAC
Bagian dari gugus ester yang mengandung gugus karbonil berasal dariasam karboksilat,
sedangkan gugusan yang terikat pada oksigen berasal darialkohol atau fenol. Ester yang lebih
kompleks menggunakan tata nama IUPAC ,yaitu dengan nama alkil alkanoat . Alkil berasal
dari gugus alcohol dan alkanoat berasal dari gugus karboksilat.
RUMUS UMUM :

Rantai induk ester adalah rantai terpanjang yang mengandung gugusester (-COOR).
Rantai alkil atau gugus lain yang terikat pada rantai induk dinamakan rantai cabang.
Penomoran rantai induk dimulai dari salah satu ujung sedemikian sehingga atom C pada
gugus ester mendapatkan nomor terkecil, diberi akhiran -OAT, dari nama rantai
hidrokarbonnya ester (Fessenden, 1982) .
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan

Alat yang digunakan :

Botol semprot
Gelas piala 1000 ml dan 500 ml
Gelas ukur 10 ml
Pipet tetes
Penangas air
Tabung reaksi + rak
Penjepit tabung reaksi
Pipet volume 5 ml
Kompor listrik / gas
Kaca arloji
Batang pengaduk

Bahan yang digunakan :

CH3COOH glasial
Etanol
Metanol
n-Butanol
H2SO4
Asam butanoat
Asam butirat
Aquades
Asam karboksilat dan alkohol boleh digunakan pengaduk dari jenis yang lain.

3.2 Prosedur kerja

3.2.1 Sintesa Dan Identifikasi Ester


1. Ke dalam tabung reaksi memasukkan 1 ml asam asetat glasial dan 1 ml etanol.
2. Selanjutnya dengan hati-hati menambahkan 10 tetes asam sulfat 6 M.aduklah
dengan sempurna.
3. Memasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air selama 10 menit.perhatikan
terbentuknya dua lapisan,lapisan bagian atas adalah ester.
4. Memindahkan dengan hati-hati beberapa tetes lapisan atas dengan menggunakan
pipet tetes kedalam kaca arloji.
5. Mencoba anda identifikasi dengan mencium baunya.mirip buah apa? buatlah
reaksinya untuk mengetahui ester yang terbentuk
3.2.2 Sintesa dan identifikasi Ester
1. lakukanlan percobaan dengan menggunakan asam karboksilat dan alkohol yang
lain dengan cara yang sama dengan 3.2.1.
Asam Benzoat 3 ml dengan metanol 3 ml dan 15 tetes H2SO4 6 M.
Asam asetat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 M.
Asam butirat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6

3.2.3 Esterifikasi Dengan Alkohol Berlebih


1. Ke dalam 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih,Masing-masing
ditambahkan 3 ml asam karboksilat.
2. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung:
Tabung reaksi I : 2 ml etanol
Tabung reaksi II : 3 ml etanol
Tabung reaksi III : 4 ml etanol
3. Ke dalam masing masing,tabung ditambahkan dengan hati hati 10 tetes asam
sulfat 6 M,lalu kocok agar homogen.
4. Panaskan diatas penangas air.
5. Mengamati terbentuknya dua lapisan,lapisan atas adalah ester,ukurlah ketebalan
lapisan ester tersebut.
6. Membandingkan bau yang terbentuk.zat apa saja yang ada pada masing masing
tabung.
3.2.4 Esterifikasi Dengan Asam Berlebihan
1. Ke dalam 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih,Masing-masing
menambahkan:
Tabung reaksi I : 4 ml asam karboksilat
Tabung reaksi II : 6 ml asam karboksilat
Tabung reaksi III : 8 ml asam karboksilat
2. Ke dalam masing-masing tabung 3 ml etanol.
3. Ke dalam masing masing tabung ditambahkan dengan hati hati 10 tetes asam
sulfat 6 M.lalu kocok agar homogeny.
4. Memanaskan diatas penangas air.
5. Mengamati terbentuknya dua lapisan,lapisan atas adalah ester,ukurlah ketebalan
lapisan ester tersebut .
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Sintesa Dan Identifikasi Ester

NO Percobaan Hasil Pengamatan


1. Bau Etanol Bau khas etanol
Bau asam asetat glasial Bau khas asetat glasial
2. Bukti telah terjadi reaksi Ada dua lapisan , lapisan atas ( ester )
dan lapisan bawah ( air = H2O ) atau
senyawa yang tidak tercampur
3. Bau hasil reaksi ( Ester ) Pisang
4. Reaksi :

4.1.2 Sintesa Beberapa Ester

No. Percobaan Hasil Pengamatan


1. 1. Bau asam benzoat Bau khas asam benzoat
2. Bau asam asetat glasial Bau khas asam asetat
3. Bau asam butirat / asam butanoat Bau asam menyengat
4. Bau metanol Bau khas metanol
5. Bau n butanol Bau khas n-butanol
2. Bau hasil reaksi ( ester )
a. Asam benzoat + metanol Apple
b. Asam asetat + n butanol Pir
c. Asam butirat + n - butanol Pisang
3. lengkapi reaksi dan beri nama :
O
//
a. C6H5 COOH + CH3 OH => C6H5 C O CH3 + H2O

O
//
b. CH3 COOH + C4H9 OH => CH3 C O C4H9 + H2O

O
//
c. C3H7 COOH + C4H9 OH => C3H7 C C4H9 + H2O
4.1.3 Esterifikasi Dengan Alkohol Berlebih

Tabung Volume Asam Volume Alkohol ( ml Tebal Lapisan Ester ( mm ) Bau


( ml ) )
1. 3 2 1 mm Pir
2. 3 3 1,5 mm Pir
3. 3 4 2 mm Pir

4.1.4 Esterifikasi Dengan Asam Berlebih

Tabung Volume Asam Volume Tebal Lapisan Bau


( ml ) Alkohol ( ml ) Ester ( mm )
1. 4 3 35 mm Anggur
2. 6 3 40 mm Anggur
3. 8 3 45 mm Anggur

4.2 Pembahasan

Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas
yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum (
essence ) sintetis. Ester merupakan senyawa turunan karboksilat dimana satu atom H pada
COOH diganti dengan gugus alkil (-R) atau aril (-Ar), sehingga pada tata nama menurut
IUPAC gugus alkil disebut lebih dahulu. Contoh CH3COOCH3 dengan nama metil asetat.
Digunakan untuk polimer sintstik dan dapat diubah menjadi aneka ragam senyawa
lainnya.Cita rasa buah alamiah merupakan ramuan rumit bermacam-macam ester dengan
senyawa organik lainnya. Cita rasa buah sintetik biasanya hanya merupakan ramuan
sederhana dari beberapa ester dan beberapa senyawa lain

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan reaksi pembuatan ester (
esterifikasi ) dengan tujuan mahasiswa mampu mensintesis beberapa macam ester
,mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan
ester, mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan
pada pembuatan ester, mengenal bau khas beberapa macam ester.

Pada praktikum yang dilakukan untuk membuat senyawa ester pada percobaan
Sintesa dan identifikasi ester , pada saat praktikum digunakan asam asetat glasial (
CH3COOH ) dan etanol ( C2H5OH ). Ester akan dihasilkan dengan mereaksikan antara
asam asetat ( CH3COOH ) sebanyak 1 ml atau 10 tetes bersama larutan etanol (C2H5OH)
sebanyak 1 ml atau 10 tetes. Kemudian dibantu dengan larutan H2SO4 ( asam sulfat )
sebanyak 10 tetes. Larutan H2SO4 ( asam sulfat ) berfungsi sebagai katalisator asam yang
membantu dalam proses esterifikasi. Dari campuran ketiga senyawa tersebut yaitu asam
asetat ( CH3COOH ), etanol (C2H5OH), dan H2SO4, dipanaskan dengan menggunakan air
yang sebelumnya telah panas terlebih dahulu dan mendiamkannya selama 10 menit
sampai terlihat adanya perubahan bau atau warna pada larutan senyawa tersebut. Selama
proses pemanasan tersebut hanya terjadi perubahan bau menjadi seperti bau balon hembus
seperti bau pisang ( rum ) dan terjadi perubahan warna pada larutan tersebut yang
membentuk 2 lapisan ( lapisan atas ester dan lapisan bawah adalah air ) .

Pada saat percobaan Sintesa beberapa ester, asam benzoat ditambah metanol
menghasilkan bau apple . Percobaan kedua asam asetat ditambahkan butanol menghasilkan
bau pir. Pada percobaan ketiga asam butirat ditambahkan butanol menghasilkan bau
pisang.
Pada percobaan esterifikasi pada alkohol berlebih ada terlihat perbedaan yang
terjadi. Ketika alkohol berlebih pada larutan asam akan menghasilkan bau buah pir dan
menghasilan ketebalan lapisan yang berbeda yaitu 1 mm , 1,5 mm , dan 2 mm .
Percobaan esterifikasi dengan asam berlebih pada larutan alkohol akan
menghasilkan bau anggur dengan ketebalan lapisan nya 35,40,45 mm.
Berdasarkan referensi yang di dapatkan proses esterifikasi terjadi karena
kereaktifan asam karboksilat dan alkohol dengan menggunakan katalis asam. Didasarkan
pada asumsi bahwa ion hidrogen (H+) dari katalis bereaksi dengan gugus hidroksil dari
alkohol untuk membentuk kompleks ROH2+ kemudian bereaksi dengan asam karboksilat
membentuk ester.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan sintesa dan identifikasi ester , dapat disimpulkan :

Jika etanol ditambahkan asam asetat glasial menghasilkan bau khas etanol dan
bau khas asam asetat dengan hasil reaksi menghasilkan bau khas buah pisang
seperti bau balon tiup ( Rum ) .
Terdapat dua lapisan, yaitu lapisan atas adalah ester sedangkan lapisan bawah
adalah air .
Dari percobaan sintesa beberapa ester , dapat disimpulkan :
Jika asam benzoat ditambah metanol menghasilkan bau apple dan asam asetat
ditambahkan butanol menghasilkan bau pir. Asam butirat ditambahkan butanol
menghasilkan bau pisang .
Dari percobaan esterifikasi dengan alkohol berlebih , dapat disimpulkan :
Jika kita menambahkan alkohol berlebih pada larutan asam akan menghasilkan
bau buah pir dan menghasilan ketebalan lapisan yang berbeda yaitu 1 mm , 1,5
mm , dan 2 mm.
Dari percobaan esterifikasi dengan asam berlebih , dapat disimpulkan :

Jika kita menambahkan asam berlebihan pada larutan alkohol akan


menghasilkan bau anggur .
Proses esterifikasi terjadi karena kereaktifan asam karboksilat dan alkohol dengan
menggunakan katalis asam. Didasarkan pada asumsi bahwa ion hidrogen (H+) dari
katalis bereaksi dengan gugus hidroksil dari alkohol untuk membentuk kompleks
ROH2+ kemudian bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester
4.2 Saran

Agar praktikum selanjutnya mendapatkan hasil yang maksimal dan lebih baik maka
kepada praktikan selanjutnya disarankan agar :

Gunakan tabung reaksi yang bersih dan kering.


Berhati-hati dalam mencampurkan suatu larutan dengan larutan lain.
Bersabar dalam melakukan praktikum terutama dalam mencampurkan suatu larutan
Apabila telah selesai praktikum, cuci tabung reaksi sampai bersih, jangan ada noda
yang tertinggal.
DAFTAR PUSTAKA

- Brady, James . 1994 . Kimia Universitas-Asas dan Struktur (Edisi ke-5, jilid ke-1) .
Erlangga : Jakarta .
- Chang, Raymond . 2004. Kimia Organik . Bina Rupa Aksara : Jakarta.
- Fessenden, Ralph J . 1986, Organic Chemistry ( Edisi ke-2 ) . Willard Grant Press
Publisher: USA .
- Hart, Harold . 2003 . Organik Chemistry a short course . Erlangga: Jakarta
- Purba, Michael . 1994 . Kimia Organik II . Erlangga: Jakarta .

Anda mungkin juga menyukai