Disusun Oleh:
Nurazizah Fitriyani Nahri (130621011)
Asisten Pembimbing
Tania Avianda Gusman, M.Sc
TAHUN 2016
LAPORAN PRAKTIKUM ESTER
I. Tujuan
- Tujuan dari percobaan ester ini adalah untuk mengidentifikasi secara kualitatif
senyawa gugus fungsional ester
- Untuk mempelajari sifat fisika dan kimia senyawa ester
- Dan untuk mempelajari cara pembuatan esterifikasi
Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa rumus umum ester adalah :
Gugus –OH dari gugus karboksil diganti oleh gugus –OR'. Dalam ester, R dan R'
dapat sama atau berbeda. Ester juga mempunyai rumus umum CnH2nO2.
Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa; walaupun tidak
benar-benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat
lebih elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai produk
dari suatu reaksi pemadatan pada suatu asam (pada umumnya suatu asam organik)
dan suatu alkohol ( atau campuran zat asam karbol), walaupun ada cara-cara lain
untuk membentuk ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia di mana dua
molekul bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini dua
gugus OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air (Clark, 2002).
Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi.
Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan
sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-Äther
Jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka
etil). (Anshory,2003)
Contoh :
Pembuatan etil etanoat dari asam etanoat dan etanol.
Sabun merupakan garam logam alkali (umumnya garam natrium) dan asam
lemak yang terbentuk dari proses saponifikasi. Sabun mengandung garam C16dan
C18 dan beberapa karboksilat dengan bobot aom lebih rendah (Fessenden, 1999).
Sabun juga merupakan campuran antara garam natrium atau kalium dan asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan terhadap alkali
dengan proses saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa menghasilkan gliserol
dan sabun mentah (Fessenden, 1982).
Sabun terbagi menjadi dua jenis, yaitu sabun kalium dan sabun natrium.
Sabun kalium (ROOCK) terbuat dari lemak dengan KOH. Sifat sabun kalium lunak
dan umumnya digunakan untk sabun mandi cair, sabun cuci pakaian, dan
perlengkapan rumah tangga. Struktur dari sabun kalium adalah C17H35-C-K(O)-O.
Sedangkan sabun natrium (RCOONa) terbuat dari lemak dengan NaOH. Sifat sabun
yang terbentuk yaitu keras dan biasanya digunakan untuk sabun cuci, dalam industri
logam dan untuk mengatur kekerasan sabung kalium. Struktur dari sabun natrium
adalah C17H35-C-Na(O)-O (Salomon and Michael, 2004).
Deterjen berbeda dengan sabun. Deterjen adalah campuran zat kimia dari
sintetik maupun alam yang memiliki sifat dapat menarik zat pengotor dari media,
memiliki sifat daya pembersih seperti sabun, akan tetapi tidak terbuat dari lemak atau
minyak. Struktur dari deterjen adalah R-SO3Na dengan R=CH3(CH2)16. Molekul
deterjen dapat berupa molekul deterjen rantai lurus dan deterjen rantai bercabang.
Lemak adalah suatu golongan senyawa heterogeneus yang larut dalam pelarut
organik (Winarno, 1991). Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, tetapi larut
sempurna dalam pelarut organik. Lemak mempunyai titik lebur tinggi disebut asam
lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung
asam lemak tidak jenuh (Poedjiadi, 2007).
Secara teknis, hidrolisis adalah sebuah reaksi dengan air. Reaksi inilah yang
sebenarnya terjadi ketika ester dihirolisis dengan air atau dengan asam encer seperti
asam hidroklorat encer. Hidrolisis ester dengan basa melibatkan reaksi dengan ion-
Ketika ester dipanaskan dengan air dengan adanya asam kuat, biasanya H2SO4 atau
HCl, hidrolisis terjadi. Dalam hidrolisis, air bereaksi dengan ester untuk membentuk
asam karboksilat dan alkohol. Oleh karena itu, hidrolisis adalah kebalikan dari reaksi
esterifikasi. Selama hidrolisis asam, molekul air menyediakan kelompok ¬ OH untuk
mengubah gugus karbonil dari ester untuk kelompok karboksil. Sebuah jumlah besar
air digunakan untuk mendukung pembentukan asam karboksilat dan alkohol produk.
Ketika hidrolisis ester biologis terjadi dalam sel, enzim menggantikan asam sebagai
katalis.
Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut atau alkohol
saja adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
Etanol adalah suatu obat rekreasi yang paling tua. Etanol banyak digunakan sebagai
pelarut sebagai bahan – bahan kimia yang di tunjukan untuk konsumsi dan kegunaan
manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat–obatan.
Dalam kimia etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk
sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya ethanol telah lama di gunakan
Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam
cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk
CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni ( asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam
2. Saponifikasi
4. Hidrolisis Ester
3. Identifikasi Ester
Asam Benzoat + H2SO4 + + Dipanaskan +
+ NaHCO3
+ Alkohol Didinginkan Didinginkan
4. Hidrolisis Ester
H2SO4 + As. Asetat H2SO4 + As. Oksalat H2SO4 + As. Format
2) Saponifikasi
3) Identifikasi Ester
- Asam benzoate + Metanol
4) Hidrolisis Ester
Tidak terjadi reaksi karena percobaan gagal, seharusnya memakai sampel
berupa ester bukan asam karboksilat.
Reaksi kedua yaitu dengan mereaksikan asam asetat dengan etanol, setelah
penambahan 2 mL ethanol tercium bau balon yang sangat menyengat, setelah
Pada reaksi ketiga yaitu asam asetat dan isopropyl alkohol, setelah ditambahkan
Isopropil Alkohol tercium bau balon dan masih sedikit tercium bau asam asetat,
setelah ditambahkan H2SO4 larutan menjadi panas dan masih tercium bau balon,
serta warna larutan berubah menjadi pink bening, setelah dipanaskan warna
larutan berubah menjadi kuning bening, dan bau balon sangat menyengat, setelah
dituangkan kedalam air panas 20 mL warna larutan menjadi sedikit keruh dan
masih tercium bau balon. Pada reaksi asam asetat dengan isopropyl alkohol ini
sedikit berbeda dengan kedua reaksi sebelumnya Karena pada proses ini terjadi
perubahan warna, hal ini disebabkan karena isopropyl alkohol mudah teroksidasi,
oleh karena itu terjadi perubahan warna pada prosesnya, adapun reaksinya yaitu:
CH3CH(CH3)OH + CH3COOH → CH3COOCH(CH3)2 + H2O
2. Saponifikasi
Pada percobaan kedua yaitu saponifikasi kami meraksikan metal salisilat dan
NaOH, setelah ditambahkan 5 mL NaOH terdapat endapan putih seperti sabun,
setelah dipanaskan endapan menggumpal dan berkurang, setelah didinginkan
tercium bau seperti balon, setelah ditambahkan HCl pH = 14, bersifat basa,
setelah diuji dengan kertas lakmus, lakmus biru berwarna biru dan lakmus merah
menjadi biru, bersifat basa. Hal ini sesuai dengan teori dimana proses saponifikasi
atau proses penyabunan adalah dengan mereaksikan sebuah ester dengan basa
kuat maka akan terbentuk saponifikasi, percobaan ini dikatakan berhasil karena
muncul endapan putih seperti sabun pada saat penambahan NaOH dan tercium
aroma serta pH nya bersifat basa. Adapun reaksinya yaitu sebagai berikut:
Pada reaksi kedua yaitu dengan mereaksikan asam benzoate dengan etanol,
Setelah ditambahkan etanol tercium bau balon menyengat, setelah ditambahkan
H2SO4 terdapat endapan putih. setelah didinginkan endapan larut, setelah
dipanaskan endapan larut, warna larutan bening bau menyengat (balon). setelah
didinginkan tidak terjadi perubahan, setelah ditambahkan NaHCO3 tidak terjadi
perubahan. Pada percobaan ini terdapat perbedaan dari yang sebelumnya, yaitu
pada percobaan ini terdapat endapan putih setelah ditambahkan katalis asam
sulfat, Karena etanol tidak mudah larut dengan asam benzoate, percobaan ini
dikatakan berhasil karena tercium aroma pada saat penambahan etanol. Adapun
reaksinya yaitu sebagai berikut:
Pada reaksi ketiga yaitu dengan mereaksikan asam benzoate dengan isopropyl
alkohol, setelah ditambahkan isopropyl alkohol tercium bau menyengat, setelah
ditambahkan H2SO4 terdapat endapan putih, warna larutan kuning bening dan
panas, hal ini terjadi karena isopropyl alkohol mudah teroksidasi sehingga terjadi
perubahan warna, setelah didinginkan gumpalan larut, setelah dipanaskan bau
menyengat dan warna larutan berubah menjadi cokelat pekat, setelah didinginkan
tidak terjadi perubahan, setelah ditambahkan NaHCO3 terdapat 2 lapisan, bagian
atas bening dan bagian bawah cokelat pekat , tercium bau balon. Pada percobaan
4. Hidrolisis Ester
Pada percobaan hidrolisis ester ini telah mengalami kegagalan karena sampel
yang digunakan salah, yang seharusnya ester pada percobaan ini sampel yang
dipakai adalah asam karboksilat, jadi percobaan ini gagal.
Tidak terjadi reaksi karena percobaan gagal, seharusnya memakai sampel berupa
ester bukan asam karboksilat.