Anda di halaman 1dari 9

ASETILASI EUGENOL (100 MMOL)

19 April 2019:

Reaktan Produk
Eugenil
Eugenol Ac2O CuSO4
asetat
ek 1 1,5 0,02
mmol 100 150 2
Mr (g/mol) 164,20 102,09 159,609 206,24
ρ (g/mL) 1,08 1,082
mteoretis (g) 16,420 15,314 0,3192 20,6259
mriil (g) 16,4215 0,3196
Vteoretis (mL) 14,1530
Vriil (mL) 14,2
mmol riil 100,0091 150,4985 2,0024

Prosedur:
- Eugenol ditimbang di gelas piala 250 mL, sementara CuSO4 ditimbang di vial.
Keduanya lalu dicampurkan dan diaduk sekitar 15 menit.
- Ac2O ditambahkan dalam 5 porsi (4  3 mL + 2,2 mL) dengan pipet sambil
tetap diaduk.
- Reaksi dibiarkan berlangsung (rt, 1,5 h) sejak Ac2O tuntas ditambahkan.
- Jika alikuot 1,5 h tidak menunjukkan sisa reaktan eugenol, campuran reaksi di-
workup dengan menambahkan NaHCO3 10% (per porsi 25 mL) hingga pH
netral atau sedikit basa.
- Campuran lalu diekstraksi dengan DCM hingga semua produk terekstraksi.
- Ekstrak DCM dikeringkan (Na2SO4), disaring, dan dipekatkan in vacuo.

Pustaka:
Heravi, M. M., Behbahani, F.K., Zadsirjan, V., dan Oskooie, H. A. (2006):
Copper(II) sulfate pentahydrate (CuSO45H2O). A green catalyst for solventless
acetylation of alcohols and phenols with acetic anhydride. Journal of the Brazilian
Chemical Society, 17, 1045 – 1047.

Selesai penambahan sekaligus mulai reaksi pk 11.00


Foto 1: Eugenol cairan agak jingga (kiri), CuSO4 padatan putih kebiruan (kanan)
Foto 2: Campuran keduanya saat diaduk selama sekitar 15 menit.
Foto 3: Campuran reaksi setelah tuntas ditambahkan Ac2O (pk 11.00).
Foto 4: Bubuhan KLT standar eugenol (E) terlalu pekat sehingga menutupi noda
alikuot 2 jam (A) dan standar eugenil asetat (EA). (4 foto)

Foto 5: Hasil KLT ulang alikuot 2 h setelah diencerkan (6 foto). Foto kedua 1
elusi, foto ketiga 2 elusi. Foto kelima dipanggang sebentar (semua
berwarna merah), foto keenam setelah dipanggang hingga kering betul.
Foto 6: Hasil KLT ulang alikuot 2 h setelah diencerkan lagi (3 foto). Noda E dan
EA masih terlalu pekat.
Foto 7: Hasil KLT ulang alikuot 2 h setelah lebih diencerkan lagi (4 foto).
Kepekatan bubuhan sudah pas dan memang Rf eugenol = eugenil asetat,
sehingga isi alikuot tidak dapat dipastikan dari KLT.
Foto 7 baru selesai didapatkan pk 14.50 dan pada saat itu reaksi terus berlanjut
(sudah hampir 4 jam). Selanjutnya alikuot diperiksa dengan NMR 43 MHz dan
dipastikan bahwa asetilasi telah berlangsung.

Atas: alikuot 1,5 h. Bawah: standar eugenol.


Campuran reaksi kemudian di-workup mulai sekitar 15.35. Alikuot 1,5 h ikut di-
workup.
Foto 8: Campuran reaksi akhir.
Foto 9: Setelah ditambahkan sekitar 10 mL NaHCO3 10% (b/v)
Foto 10: pH sekitar 8 setelah ditambahkan 100 mL NaHCO3 10% (b/v)
Foto 11: Setelah ditambahkan 50 mL DCM pertama dan diaduk.
Foto 12: Setelah didiamkan beberapa saat. Atas: fase air (biru), bawah: fase
organik (cokelat).
Foto 13: Ekstrak DCM pertama
Foto 14 s.d 16: Ekstraksi ke-2 hingga ke-4 di gelas piala, lalu ke corong pisah (2
foto masing-masing). Ekstrak kedua masih kuning, ekstrak ketiga
sudah tidak berwarna, untuk memastikan dilebihkan 1 ekstraksi.

Foto 17: Kiri ke kanan: ekstrak DCM ke-1 s.d ke-4 dan fase air. Ekstrak ke-3
ternyata masih kekuningan.
Foto 18: Hasil KLT ekstrak ke-3 (e3) masih mengandung produk, sedangkan
ekstrak ke-4 (e4) sudah kosong. Jejak panggangan produk memang
berbayang melingkar sekalipun bubuhan encer, sehingga yang tampak di
e4 bukan produk, melainkan bayangan dari e3 dan standar. Elusi
menggunakan H95E5, 2 elusi.
Foto 19: Ekstrak ke-1 s.d ke-4 digabungkan dan diaduk dengan Na2SO4. Terlihat
warna ekstrak lebih ke jingga tua, bukan cokelat.
Ekstrak + Na2SO4 pertama sudah didekantasi, lalu + Na2SO4 kedua. Na2SO4
pertama juga sudah ditambahkan 50 mL DCM untuk membilas. Keduanya
disimpan di kulkas semalaman. Workup dihentikan dulu pk 17.00 (misa Jumat
Agung).

20 April 2019:
Ekstrak + Na2SO4 kedua disaring, lalu Na2SO4 kedua ditambahkan 50 mL DCM
dari bilasan pertama, sementara Na2SO4 pertama ditambahkan 50 mL DCM
bilasan kedua. Bilasan pertama digabung dengan ekstrak awal, bilasan kedua
dipindah ke Na2SO4 kedua. Bilasan kedua lalu digabung juga dengan ekstrak
awal, dan ditambahkan lagi 50 mL DCM sebagai bilasan akhir untuk kedua
Na2SO4 dan semua wadah kaca yang dilintasi ekstrak selama reaksi dan workup.

Ekstrak + bilasan dipekatkan dari pk 13.45 selama lebih dari 1 jam.


Massa ekstrak pekat dalam labu rotav = 123,6615 g

1 Mei 2019:
Massa ekstrak pekat = 122,6132 – 106,4562 = 16,1570 g (rendemen maks 78%)
122,8287 g (24 Apr), 122,6132 g (1 Mei)

Produk kasar diimpregnasi dan dibawa ke Bogor.


2 Mei 2019:
KCV diawali dengan 200 mL heksana ditampung di erlenmeyer. Lalu H99E1
ditampung di botol. Elusi dilakukan selama 20-25 menit. Eluen diganti menjadi
H95E5 setelah muncul produk + p.b. KCVnya yg diameter 10 cm, silika 150 g.
Rangkaian KCV 10 cm (foto).

Jumat, 3 Mei 2019


Sabtu, 4 Mei 2019

Minggu, 5 Mei 2019


Fraksionasi

1-34 : produk
35-42 : produk + p.b
43 : p.b

Bobot Bobot kosong + massa fraksi (g)


Fraksi kosong 13/5 14/5 15/5 16/5 27/5 28/5 29/5 Massa
(g) fraksi (g)
Produk 19,4335 39,2513 39,2396 37,9023 36,7721 31,4999 31,4653 31,4455
Produk 9,9440 10,0137 10,0127 10,0129 0,0687
+ p.b
p.b 9,9929 10,0059 10,0053 10,0061 0,0124

Anda mungkin juga menyukai