Anda di halaman 1dari 3

Alkil lkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan

pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuahgugus hidrokarbon dari
berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil atau etil, atau gugus yang
mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
(Suparno, 2006 )

Jurnal kating = sifat ester

Jurnal kating = ester yang berguna

Etanol (C2H5OH) disebut juga Etil alkohol adalah sejenis cairan dengan sifat kimia yaitu
mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal. Dalam
kimia, etanol adalah pelarut yang penting.

Asam asetat atau asam cuka dengan rumus molekul CH3COOH adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H4O2. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana dan
merupakan asam lemah. Asam asetat murni disebut asam asetat glasial.

Sifat kimia Asam asetat yaitu cairan higroskopis dan bersifat korosif terhadap banyak logam
seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut
logam asetat), Hampir semua garam asetat larut dengan baik dalam air, oleh karena itu harus
digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi. (Nunuk, 2012)

Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks sebuah asam
karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai katalis
biasanya adalah asam sulfat. Refluks merupakan salah satu metode dalam ilmu kimia untuk
mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis
senyawa-senyawa yang muda menguap atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan
biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode
refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung. Kondensor yang digunakan adalah pendingin bola, bukan pendingin Liebig, tujuannya
untuk menghalangi uap pelarut tetap ada. Apabila menggunakan Liebig, kemungkinan senyawa yang
akan disintesis tidak ada hasilnya, karena kesemuanya sudah menguap. (CAREY 1993)

Jurnal kating = pengertian sintesis

Etil asetat merupakan senyawa yang dihasilkan dari pertukaran gugus hidroksil pada asam
karboksilat dengan gugus hidrokarbon yang terdapat pada etanol. Etil asetat seringkali
disintesis dengan menggunakan katalisator air berupa asam sulfat
Etil asetat adalah cairan bening yang tidak berwarna dan berbau khas. Pada skala industry, etil
asetat diproduksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH),
dengan bantuan katalis dalam suasana asam (H2SO4).
Proses pembuatan etil asetat biasanya melalui suatu reaksi bolak-balik (reversible)
antara asam asetat dengan etanol dalam suasana asam. Dalam proses pembuatan etil asetat ini,
reaksi memiliki konversi yang rendah, sehingga sulit mendapatkan kemurnian etil asetatyang
tinggi. Selain itu, terbentuk azeotrop antara senyawa rektan dan produk sehingga sulit untuk
mencapai kemurnian yang tinggi. Pada proses pembuatan etil asetat ini ada empat buah bentuk
azeotrop yaitu EtOH-EtAc, EtOH-H2O, EtAc-H2O dan EtOH-EtAc-H2O. Dari keempat titik
azeotrop ini, bentuk EtOH-EtAc-H2O memiliki titik didih paling kecil (Bambang, 2006).
Mekanisme reaksi di web

Dasteo katalis

Pada pembuatan Etil asetat ini katalis yang digunakan adalah Asam sulfat. Asam sulfat (H2SO4)
merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Senyawa ini larut dalam air pada semua
perbandingan. Asam sulfat digunakan sebagai katalis dalam esterifikasi etil asetat karena merupakan
agen pengoksidasi yang kuat, larut dalam air pada semua kepekatan, reaksi antara asam sulfat dan
air adalah reaksi eksoterm yang kuat, konsentrasi ion H+ nya berpengaruh terhadap kecepatan
reaksi, dan korosivitasnya rendah terhadap logam.

file:///D:/SEMESTER%204/RADKIM/s_pkim_055548_bab_2.pdf

Pembuatan etil asetat secara niaga dari asam asetat dan etanol meliputi penyulingan ester bretitik
didih rendah (titik didih= 77oC) begitu ester ini terbentuk dari reaksi. Hasil sulingan sebenarnya
adalah merupaka azeotron – tiga (uatu campuran yang tetap mendidih pada suhu tetap) mendidih
pada suhu 70oC dan terdiri atas 83% etil asetat, 8% etanol dan air 9%. Kedua komponen yang
disebut terakhir mudah diambil dengan proses ekstraksi, dan etanolnya didaur kembali untuk
pengesteran lebih lanjut (Pine, 1988)

Destilasi
Ekstraksi

Suparno, 2006, Ester dari asam lemak, Penerbit USU, Medan

Carey, F. 1993. Advanced Organic Chemistry Part B : Reaction a Syntesis. London: Plenum Press

Bambang. (2006). Parameter Pengendalian Untuk Sistem Destilasi Reaktif Etil Asetat Menggunakan
Model Pengendali Prediktif. Semarang : UNDIP.
Pine, Stanley H. 1998. Kimia Organik II. ITB. Bnadung

Anda mungkin juga menyukai