ESTERIFIKASI
Disusun oleh:
Kelompok 8
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang tumor jinak ginekologi
dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
A. Pengertian Esterifikasi............................................................................
B. Sifat Laju Reaksi Esterifikasi………………………................................
C. Penggolongan Proses Esterifikasi…………………………………………
D. Mekanisme Reaksi Esterifikasi…………………………………………
E. Contoh Reaksi Esterifikasi…………………………………………
F. Pembuatan Esterifikasi…………………………………………
G. Kegunaan Esterifikasi…………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi
pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi
dapat dikatalis oleh ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai
suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-Äther Jerman,
sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil).
Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi
antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis
berupa asam sulfat (H2SO4) dan inilah yang dilakukan pada praktikum kali ini.
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah
menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat dapat melarutkan
air hingga 3% dan larut dalam air hingga kelarutannya 8% pada suhu kamar.
Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun, senyawa ini
tidak stabil dalam air yang mengandung asam dan basa. Etil asetat, yang juga
dikenal dengan nama acetic ether, adalah pelarut yang banyak digunakan pada
industri cat, thinner, tinta, plastic, farmasi, dan industri kimia organik.
B. Tujuan
1. Untuk mempelajari mengenai esterifikasi
2. Untuk mengetahui kegunaan ester
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian esterifikasi?
2. Bagaimana reaksi esterifikasi?
3. Apa kegunaan esterifikasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara
merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis
asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat.
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap
alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi
dengan anhidrida asam ( atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif
terhadap kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung adalah
konstanta kesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus diatasi dengan
menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi
hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Strak atau
penggunaan saringan molekul.
Ester adalah campuran organik dengan simbol R’ yang
menggantikan suatu atom hidrogen atau lebih. Ester juga dibentuk dengan
asam yang tidak tersusun teratur; sebagai contoh, dimetil sulfat yang juga
disebut “asam belerang, dimethyl ester” (Anonim, 2006).
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat
dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi
ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa
yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun
aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari
asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan
ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi
esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º > alkohol 2º > alkohol 3º.
F. Pembuatan Ester
1. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)
Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah
alkohol, maka reaksi yang terjadi cukup progresif (bahkan
berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan sebuah
ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan
beruap.
Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol klorida kedalam
etanol, maka akan terbentuk banyak hidrogen klorida bersama
dengan ester cair etil etanoat.
2. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam
Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat
dibanding reaksi-reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan
biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu dipanaskan.
Contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida etanoat sebagai
sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah alkohol.
Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat
pada pemanasan). Tidak ada perubahan yang bisa diamati pada
cairan yang tidak berwarna, tetapi sebuah campuran etil etanoat
dan asam etanoat terbentuk.
3. Pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama
alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya
adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas
hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung
melibatkan ester-ester aromatic (yakni ester yang mengandung
sebuah cincin benzen).
G. Kegunaan Ester
1. Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).
2. Sebagai zat wangi dan untuk esterifikasi fenol sintesis aspirin
3. Berperan pada saat pembuatan biodiesel
DAFTAR PUSTAKA
http://www.suryadi.webege.com/web_documents/_presentasi-ayndri.pdf (diakses
pada tanggal 3 Oktober 2014)