Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR SINTESIS OBAT

ESTERIFIKASI

OLEH :

NAMA : FITRIANI

NIM : N011191106

KELOMPOK :4

GOLONGAN : KAMIS SIANG

ASISTEN : SUCI ARIFYANA

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Praktikum

Praktikum esterifikasi bertujuan untuk memahami car membuat

ester dengan mereaksikan turuana asam karboksilat dan alkohol

I.2 Prinsip Praktikum

Prinsip dari praktikum esterifikasi yaitu dengan membentuk ester

dala hal ini etil asetat dengan mereaksikan asam asetat dengan alkohol

yang sesuai dengan bantuan katalis asam kuat yng biasanya dipakai

asam sulfat (H2SO4

I.3 Reaksi Umum

C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O


BAB II

METODE KERJA

II.1 Alat

• Tangki katalis kaca dengan volume 2500 mL

• Tangki asam asetat volume 10.000 mL

• Etil Alcohol (bahan baja tahan karat) volume 20000 mL

• Kolom estefirikasi (bahan baja tahan karat) volume 20000 mL

• Kolom esterifikasi terbuat dari kaca diameter 35 mm

• Reboiler

• Termometer resistansi platina, (Pt-100) dipasang ke dalam

• Feed plate

• Refluks

• Pemanas kuarsa khusus (1 kW) (dipasang di reboiler).

II.2 Bahan

II.3 Cara Kerja


• Etil alkohol
• Asam asetat
• Asam sulfat
II.4 Skema Kerja
Dicampurkan di
Etil alkohol feed tank Hasil campuran
Asam asetat dimasukkan pada suhu
Asam sulfat 79,850C
Hasil produk

Etil asetat & etanol


serta air

Dikeluarkan dari
kolom esterifikasi
BAB III

URAIAN BAHAN
1. Etil alkohol
a. struktur

b. rumus kimia : C2H5O


c. Nama lain : etanol, alkohol
d. Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
e. Kelaruttan : sangat larut dalam air, dalam klroform p, dan dalam
eter p
f. Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
g. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapt, terlindun dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari nyala api
2. Asam asetat
a. struktur

b. Rumus molekul: CH3COOH

c. nama lain : Asam asetat, cuka

d. pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau membusuk, rasa

asam, tajam
e. Kelarutan : larut dalam air dengan etanol (95%) dengan gliserol

f. penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

3. Asam Sulfat

a. Struktur

b. Rumus molekul : H2SO4


c. Nama lain : asam sulfat
d. Pemerian : cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna,
bau sangat tajam dan korosif
e. Kelarutan : Bercampur dengan air dengan etanol, dengan
menimbulkan panas
f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
g. Kegunaan : Zat tambahan
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

IV.1 Hasil & Perhitungan

CH3COOH+C2H5OH CH3COO2H5 + H2O

Mol CH3COOH = 350,644 mol


Mol C2H5OH = 11,6 mol

CH3COOH+C2H5OH CH3COO2H5 + H2O

Mula-mula 350,644 11,6 - -

Bereaksi 11,6 11,6 11,6 11,6

Setimbang 339,004 0 11,6 11,6

Massa etil asetat = mol etil × Mr etil


= 11,6 mol × 88 g/mol
= 1020,8 gram
Hasil esterifikasi

2. Hubungan konsentrasi etil asetat dengan rasio refluks

Ketika rasio refluks lebih rendah dari 4. suhu plate atas meningkat ketingkat
lebih tinggi dari 353,0 K maka konsentrasi etil asetat dari produk atas
menurun

1. Hubungan antar laju alir produk atas dan radio refluks

Ketika rasio refluks lebih tinggi dari 4, maka suhu pelat atas lebih
rendah dari 353,0 K. Akibatnya produk teratas laju aliran menurun
dan etil asetat tidak dapat di pindahkan dari kolom
3. Hubungan antar laju alir produk atas dan radio refluks

Ketika R sama dengan laju aliran umpan lebih tinggi atau lebih
rendah dari 0,25 mol/menit, maka konsentrasi etil asetat dari
produk atas menurun
IV.3 Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan proses eterifikasi kolom.


campuran etil asetat, etil alkohol, dan air dikeleuarkan darri kolom,
dan reaksinya itu reversibel artinya dapat digunakan kembali.
Reaksi diselesaikan dengan konversi 99% sebagai akibat dari
alkohol yang berlebih pada esterfikasi. Campuran umpan ke pelat
kolom 28, reaksi ini terjadi di antara titik ini pada bagian bawah
kolom etil asetat didestilasi melalui pelat pelat 25 dan dikeluarkan
dari bagian atas kolom. Suhu pelat atas konstan pada suhu 353.0 K
atau setara dengan 79,580C dan temperatur feed plate pada suhu
365.0-373.0 K. Produk pada kolom teratas masing-masing
mengandung 60.2% mol etil alkohol, 8.5% mol atil asetat, dan air
sebanyak 31,3%mol . Rasio optimal refluks (R) dan laju alir umpan
optimal (F) ditentukan sebagai 4 dan 0,25 mol/menit dalam kolom
esterifikasi. Ketika rasio refluks lebih rendah dari 4
BAB V
PENUTUP

V.1 Simpulan

Rasio optimal refluks (R) dan laju alir umpan optimal (F) ditentukan
sebagai 4 dan 0,25 mol/menit dalam kolom esterifikasi. Ketika rasio refluks
lebih rendah dari 4. suhu plate atas meningkat ketingkat lebih tinggi dari 353,0 K
maka konsentrasi etil asetat dari produk atas menurun. Ketika rasio refluks lebih
tinggi dari 4, maka suhu pelat atas lebih rendah dari 353,0 K atau sebanding
dengan 79,850C. Akibatnya produk teratas laju aliran menurun dan etil asetat
tidak dapat di pindahkan dari kolom.

V.2 Saran

Tidak ada saran


DAFTAR PUSTAKA

Kirbaslar. I, Ince. E, Dramur. U. 1997. Production of Ethyl Acetate by


an Esterifacation Process. Jurnal Chimica Acia
Turcica. 25 (1997) 37-41
Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI:Jakarta
TAMABAHN:

Esterfikasi adalah proses sintesis etil asetat dengan mereaksikan

asam sulfat

Metode esterifikasi dengan asam asetat ialah asam asetat bereaaksi

dengan alkohol dalm kondisi katalisator. Keuntungan metode ini

ialah lebih mudah didapatkan (asam asetat dan alkohol), dan

sedikitnya alat yang digunakan. Namun kerugian metode ini ialah

membutuhkan suhu yang tinggi yang menyelesaikan reaksi,

pemanfaatan rendah dari asam asetat, lebih sekunder reaksi

pengambilan tempatnya mudah merusak peralahan, dan etil asetat

didapatkannya cukup rendah dan membutuhkan biaya pengoperaian

yang tinggi. Pada proses esterifikasi menggunakan

berat ekstrak kental( g)


Rendamen = berat sampel (g)
×100 %

Berat rendamen itu diperoleh dari hasil purifikasi. Purifikasi adalah

proses pemurnian.

Anda mungkin juga menyukai