Praktikum
: 30 September 2014
Oleh
Kelompok
: 1
Nama
: 1. Ambrianto Ghenatya
Kelas
(131424003)
(131424004)
(131424005)
: 2 A TKPB
Dosen Pembimbing
Judul Praktikum
Dosen Pembimbing
Nama Praktikan
: 1. Ambrianto Ghenatya
2. Anindya Dwi Kusuma Marista
Tanggal Praktikum
Tanggal Laporan
I.
(131424003)
(131424004)
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Senyawa-senyawa ester secara komersial telah banyak diproduksi oleh industri. Salah
satu diantaranya adalah ester asetat dari alkohol yang diperlukan untuk berbagai
kegunaan misal etil, butil, isopropil dan amyl asetat yang digunakan sebagai pelarut
untuk selulosa nitrat dan lacquer-type coating. Untuk polyurethan coating system dipakai
buthil dan hexyl asetat karena kedua ester ini mempunyai sifat sebgai pelarut yang baik.
Pada industri makanan dan minuman etil dan butil asetat secara rutin digunakan sebagai
salah satu komponen yang dipakai untuk memberi rasa (flavorings). Sedangkan untuk
pembuatan parfum ditambahkan isopropyl, benzyl dan metil asetat sebagai zat-zat aditif.
II.
Landasan Teori
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk
membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+
. Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversibleantara suatu asam karboksilat dengan
suatu alcohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas yaitu
baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum (essence)
sintetis. Reaksi esterifikasi mempunyai reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila
menggunakan katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai
dalam beberapa jam. Persamaan reaksinya diringkas sebagai berikut.
ROH2+
RCOOR + H3O+
Persamaan diatas didasarkan pada asumsi bahwa ion hidrogen (H+) dari karboksilat bereaksi
dengan gugus hidroksil dari alkohol untuk membentuk kompleks ROH2+ kemudian bereaksi
dengan asam karboksilat membentuk ester.
Laju esterifikasi sesuai dengan konsentrasi ester dan kompleks alkohol:
= k [RCOOH] [ROH2+]
Dengan terbentuknya air dalam reaksi ini menyebabkan lambatnya laju esterifikasi,
sehingga kesetimbangan anatara alkohol dengan kompleks air ditunjukkan pada persamaa
reaksi dibawah ini :
ROH2+ + H2O
H3O+ + ROH
III.
Percobaan
Nama Alat
Spesifikasi Jumlah
Rekator
1000mL
1 buah
Penangas parafin
1 buah
Kondensor
2 buah
Termometer
1 buah
Tabung CaCl2
1 buah
Motor pengaduk
1 buah
Selang silikon
75cm
3 buah
Labu destilasi
500mL
1 buah
Kepala destialasi
1 buah
10
Labu destilat
250mL
1 buah
11
Neraca analitik
1 buah
12
Refraktometer
1 buah
13
Piknometer
1 buah
Nama Bahan
Spesifikasi Jumlah
Etanol
25 mL
50mL
Asam sulfat
Pekat
5mL
1M
50mL
Larutan CaCl2
1M
50mL
3.2.Rancangan Percobaan
Bahan-bahan
dan reaktan
Proses Refluks
Proses Ekstraksi
Proses Destilasi
Identifikasi
produk secara
fisika
58,28mL etanol
Reaktor
Campuran dipanaskan
Lapisan bawah
(Na2CO3, air, sisa
CH3COOH)
Saring
Endapan
Filtrat (ester)
3.5.Table Data
A. Persiapan
No
Bahan
Volume
Indeks
Massa
Bias
Molekul
Rumus
Titik
Titik
Didih
Leleh
126,32 mL
60 g/mol
CH3COOH
118 oC
16,6 oC
Etanol
58,28 mL
46 g/mol
C2H5OH
173 oF
-90 oC
5 mL
98 g/mol
H2SO4
337 oC
Natrium Karbonat
50 mL
106 g/mol
Na2CO3
400 oC
Kalsium klorida
50 mL
111 g/,ol
CaCl2
B. Proses Refluks
waktu
Suhu
Suhu
penangas
reaktor
5 menit
95oC
80 oC
10 meit
95oC
80 oC
15 menit
95oC
80 oC
20 menit
95oC
80 oC
25 menit
95 C
80 C
30 menit
95oC
80 oC
C. Proses distilasi
Suhu
Uap
Distilat
77oC
22,02 g
>1600 C
176 oC
IV.
Keselamatan Kerja
Mengingat bahaya serta sifat bahan yang digunakan maka untuk keselamatan keja
perlu diperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini:
1. Asam asetat yang dan asam sulfat pekat digunakan bersifat korosif dan
menyebabkan iritasi, jikan engenai kulit dapat menyebabkan luka.uap kedua asam
tersebut jika terhirup akan menyulitkan pernafasan sehingga harus disimpan di
dalam lemari asam.
2. Dalam percobaan ini praktikan wajib mengenakan jas lab, sarung tangan, masker,
dan kaca mata pelindung. Diusahakan jangan sampai menghirup uap bahan kimia
tersebut.
3. Bila terkena bahan-bahan kimia diatas, haru segera dicuci dengan air bersih.
4. Proses esterifikasi sebaiknya dilakukan di dalam lemari asam.
V.
CH3COOH
:
2 mol
0,7893 g/ml =
Volume etanol = 58,28 mL
CH3COOCH2CH3
H2O
Indeks bias
% Brix
Titik Didih
Berat jenis
Etil Asetat
1,3722
24,99
77,1 oC
0,8808 g/ml
(g/ml) =
= 0,8808 g/mL
CH3-CH2OH
CH3COOH
CH3COOCH2CH3
H2O
Mula-mula
1 mol
2 mol
Bereaksi
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
Sisa
mol =
1 mol =
Massa = 88 gram
: 156,34 g
: 107,14 g
Massa Destilat
: 49, 20 g
%yield =
%yield =
= 55,91%
x 100%
x 100%
VI.
asetat, dengan wujud berupa cairan tak berwarna dan memiliki aroma khas (balon). Esterifikasi
pada dasarnya adalah reaksi yang bersifat reversibel (dapat balik) karena ketika asam karboksilat
(asam asetat) dan alkohol (etanol) dipanaskan untuk bereaksi maka akan terjadi reaksi
kesetimbangan antara ester dan air, artinya bahwa ester dan air yang terbentuk dapat kembali
menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu asam asetat dan etanol. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil reaksi yang banyak maka diusahakan agar reaksi cenderung bergeser ke arah
produk yaitu dengan cara reaktan dibuat berlebih yang dalam percobaan ini asam asetat dibuat
berlebih ketika direaksikan dengan etanol.
Pada pembuatan etil asetat hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan etanol 58,28
ml dan asam asetat sebanyak 126,32 ml ke dalam labu leher tiga. Kemudian ditambah dengan
asam sulfat pekat sebanyak 5 ml sebagai katalis yang berguna untuk mempercepat reaksi dan
menurunkan energi aktivasi yang dilakukan dalam lemari asam. Setelah itu larutan tersebut
dipanaskan dengan kondensor refluks selama 30 menit, suhu pemanasan konstan selama proses
pemanasan yaitu pada 80oC, hal ini dikarenakan karena suhu tersebut merupakan suhu operasi
sehingga suhu pemanasan konstan selama proses operasi. Maksud dari refluks terbalik ialah
larutan yang menguap dari labu leher tiga akan masuk ke kondensor, dan akan kembali lagi ke
labu leher tiga sehingga tidak ada uap yang lepas ke luar sistem dengan demikian diharapkan
produk yang terbentuk sesuai dengan perhitungan teoritis karena reaktan tidak ada yang terbuang
keluar sistem.
Setelah itu, larutan etil asetat tersebut dicuci dengan Na2CO3 20% pada corong pemisah.
Penambahan ini dimaksudkan untuk mengekstraksi asam sisa dalam larutan etil asetat karena
Na2CO3 memiliki kemampuan untuk mengekstrak asam sisa menghasilkan garam natrium yang
larut dalam air. Pada saat penambahan larutan Na2CO3 tidak terbentuk dua fasa anatara larutan
etil asetat dan larutan sisa (asam asetat, katalis, air), sehingga tidak dapat dipisahkan anatara etil
asetat dengan pengotor-pengotornya. Untuk memperoleh larutan etil asetat yang murni maka
langsung dilakukan proses destilasi. Larutan didestilasi sampai didapat destilat pada suhu 7480oC. Proses destilasi ini bertujuan memisahkan etil etanoat (etil asetat) dengan air, katalis, sisa
asam dan sisa etanol atau dengan kata lain untuk mendapatkan etil asetat murni. Karena produk
lain dari reaksi esterifikasi adalah H2O yang dapat dipisahkan dengan destilat karena antara air
dan etil asetat memiliki perbedaan titik didih (air : 1000C sedangkan etil asetat : 770C). Sehingga
destilat (memiliki titik didih rendah akan keluar terlebih dahulu) adalah etil etanoat (etil asetat).
Volume etil asetat setelah proses destilasi sebanyak 55,86 ml.
Sehingga rendemen yang diperoleh dari percobaan ini adalah 55,91%. Etil asetat yang
diperoleh tidak sesuai dengan hasil perhitungan secara teoritis, hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah waktu pemanasan dengan refluks kurang sehingga produk
ester belum terbentuk sempurna, hal lain juga bisa disebabkan karena kurangnya waktu destilasi
sehingga kemungkinan masih ada etil asetat yang tertiggal di labu destilasi. Sebenarnya hal ini
sudah bagus, hanya saja bila ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimum hal tersebut dapat
dicapai yaitu dengan cara ekses reaktan yang besar, pemasangan alat destilasi harus rapat
contohnya kondensor (tidak terdapat celah untuk etil asetat menguap, karena etil asetat mudah
menguap), juga kondisi optimum untuk menghasilkan etil asetat yaitu pada suasana asam
(penambahan H2SO4 sebagai katalis perlu diperbanyak juga, karena dapat mempercepat
pembentukan reaksi), serta suhu operasi harus pada suhu optimum dan dijaga konstan.
Dari hasil praktikum diperoleh data bahwa indeks bias produk etil asetat yang terbentuk
adalah 1,3722 menurut literatur indeks bias larutan etil asetat murni adalah 1,372, dari data
tersebut diketahui bahwa produk etil asetat hasil destilasi sudah bebas dari pengotor-pengotor
sehingga larutn etil asetat yang diperoleh sudah mendekati murni.
Dari hasil praktikum diketahui bahwa berat jenis etil asetat adalah 0,8808 g/ml,
berdasarkan literatur berat jenis etil asetat murni adalah 0,8945 g/ml. hasil berat jenis yang
diperoleh sudah mendekati literatur, berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa produk etil
asetat yang dihasilkan sudah hampir murni.
VII.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum pembuatan Etil Asetat dengan melalui proses esterifikasi antara
etanol dan Asam Asetat diperoleh hasil sebagai berikut :
VIII.
Etil asetat yang terbentuk dari hasil praktikum sebanyak (%yield) 55,91%
Berat jenis produk Etil Asetat hasil praktikum adalah 0,8808 g/ml
Daftar Pustaka
1. Fessenden, R and Fessenden, J.1982.Organic Chemistry, 2nd Edition, Willard
Grant Publisher< Massachussets, USA.
2. Groggins, P.H.Unit Processes in Organic Synthesis fifith Edition, International
Student Edition, Mc. Graw-Hill Kogakusha.Ltd.
3. Othmer, K.1982.Encyclopedia of Chemical Technology Vol.8. Second
Completely Revised Edition, Interscience Publisher a division of Jhin Wiley&
Sons, Inc.
4. Staf Pengajar Politeknik.1996.Petunjuk Praktikum Kimia Organik.P4D.
Lampiran
Proses / kegiatan
Keterangan
Proses refluks
Proses ekstraksi
Proses destilasi
adalah 1,3722
Gambar