Anda di halaman 1dari 24

ESTER

ESTER

Penggunaan
Ester Tata nama
Informasi
Terkini
Reaksi
Sifat Ester
Senyawa

Reaksi
Pembuatan
Ester Senyawa Turunan Asam
Karboksilat.

“Gugus OH pada R-COOH digantikan oleh


sebuah gugus OR sehingga menjadi R-COOR ”

Rumus Umum:
Tata Nama
Ester diberi nama berlawanan dengan urutan penulisan
rumus strukturnya. Kata "etanoat" berasal dari asam
etanoat, sedangkan "etil" berasal dari gugus etil pada
ujungnya.
Contoh:
Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial

CH3–COOCH3 Metil Etanoat Metil Asetat


CH3–COOCH2CH3 Etil etanoat Etil asetat
CH3-CH2-COO-CH2CH3 Etil Propanoat Etil Propionat
CH3-CH2-COO-CH2CH2CH3 Propil Propanoat Propil Propionat
Sifat Fisika dan Kimia
1) Molekul ester bersifat polar.
2) Titik didih ester terletak antara keton dan eter
dengan massa molekul relatif yang hampir sama.
3) Ester dengan massa molekul relatif rendah larut
dalam air.
4) Ester dengan sepuluh karbon atau kurang berupa
cairan yang mudah menguap dan baunya enak
seperti buah-buahan.
5) Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam
air
6) Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan
asam atau alkohol pembentuknya.
Contoh Aroma Ester

Rumus Struktur Jenis Ester Aroma


CH3COOC5H11 Amil Asetat Buah Pisang
C4H9COOC5H11 Amil Valerat Buah Apel
C3H7COOC5H11 Amil Butirat Buah Jambu
C3H7COOC4H9 Butil Butirat Buah Nanas
Propil Butirat Buah Mangga
C3H7COOC3H7
Reaksi pembuatan

Esterifikasi

Asil Klorida

Anhidrida Asam
1. Esterifikasi
Pembuatan Ester Menggunakan asam karboksilat direaksikan
dengan alkohol dengan bantuan katalis asam (asam sulfat pekat).

Contoh :

Asam Etanoat Etanol Etil Etanoat Air


2. Pembuatan Ester Menggunakan Asil Klorida (Klorida Asam)
Reaksi dasar :

Asil klorida + Alkohol Ester + Asam Klorida

Contoh :

Etanoil Klorida + Etanol Etil Etanoat + As.Klorida


3. Pembuatan Ester Menggunakan Anhidrida Asam

Reaksi :
Reaksi Senyawa
Hidrolisi
s

Reduks
i

Safonifikasi
1.Reaksi Hidrolisis
Reaksi antara ester dengan air dalam suasana asam
menghasilkan asam karboksilat dan alcohol.

R-COOR’ + H2O –> R-COOH + R’-OH

2. Reaksi Reduksi
Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni
dan dihasilkan dua buah senyawa alkohol.

R–COOR1 + 2 H2 → R–CH2–OH + R1–OH


( Ester ) ( Alkohol ) (Alkohol)
3.Reaksi Safonifikasi (Penyabunan)
Reaksi antara ester dengan basa menghasilkan garam dan
alkohol
R-COOR’ + KOH –> R’-COOK + R-OH
Contoh:
CH2-OOC-C17H35 CH2-OH
|                                                                                                |
CH-OOC-C17H35 + 3KOH –> 3C17H35COOK +  CH-OH
|                                                                                             |
CH2-OOC-C17H35 CH2-OH

Gliseril tristrearat      Kalium stearat      Gliserol


(Suatu Lemak)             (Suatu Sabun) (Alkohol hasil
samping)
Penggunaan Ester

• Sebagai pelarut
• Sebagai zat wangi dan sari wangi.
• Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak
• Esterifikasi etilen glikol dengan asam benzen 1.4 dikarboksilat
menghasilkan polyester yang digunakan sebagai bahan pembuat kain.
• Karena baunya yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen
pada makanan
Informasi Penting

Biodisel ini diperoleh dari proses methanolysis minyak atau lemak menggunakan
esterifikasi atau transesterifikasi dengan katalis basa atau asam dan metanol. Hasil
pencucian dan pengeringan menghasilkan biodiesel yang siap dipakai. Dari 1
kilogram bahan baku dapat menghasilkan sedikitnya satu liter biodiesel. Sedangkan
destilasi limbahnya dapat menghasilkan gliserol dan metanol yang dapat digunakan
kembali. Meski hanya 10% gliserol merupakan hasil samping yang bernilai ekonomis.

Pada sejumlah minyak terdapat triglyserida (umum disebut minyak/lemak) dan


asam lemak bebas(ALB).

Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Katalis-
katalis yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat.

RCOOH + CH3OH RCOOCH3 + H2O

* Reaksi esterifikasi dari asam lemak menjadi metil ester/biodisel


Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap
konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui
reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol.
Surfaktan adalah bahan aktif permukaan yang dapat diproduksi secara
sintesis kimia maupun biokimia. Karakteristik utama surfaktan adalah pada
aktifitas permukaannya. Surfaktan mampu menurunkan tegangan
permukaan dan antar muka suatu cairan, meningkatkan kemampuan
pembentukan emulsi minyak dalam air.

Salah satu contoh surfaktan adalah Metyl Ester Sulfonat (MES)


MES memiliki beberapa kelebihan dibandingkan surfaktan lainnya, yaitu
antara lain kemampuan penyabunan yang baik; terutama yang berasal dari
C16 dan C18 (dari minyak kelapa), toleransi yang baik terhadap kesadahan air,
bersinergi baik dengan sabun (sebagai zat aditif sabun), daya larut dalam air
yang baik, lembut dan tidak iritasi pada kulit, dan memiliki karakteristik
biodegradasi yang baik.

Sekarang MES (metil ester sulfonate) berbasis minyak nabati lebih banyak
diproduksi dibandingkan dengan MES berbasis minyak bumi.
• Semakin tingginya harga minyak bumi dunia membuat beberapa pabrikan
deterjen di Amerika dan Jepang sudah mulai menggunakan metil ester sulfonat
(MES) berbasis minyak nabati.
• Pembuatan surfaktan dari minyak bumi dan gas alam ini dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan

Anda mungkin juga menyukai