Anda di halaman 1dari 18

PUTRA AMBON November 10, 2014 11:40:03 PM

About

Contact

More

PUTRA AMBON

Home

About

Archive

Comments

To search

Home Unlabelled LAPORAN REAKSI ESTERIFIKASI

LAPORAN REAKSI ESTERIFIKASI


7:18 AM
Agung Widodo

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(REAKSI ESTERIFIKASI)

Oleh:
AGUNG WIDODO
A1M012080

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara
suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu
ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang
sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri, etil asetat
di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH 3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan
bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
. Alkil lkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan
pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuahgugus hidrokarbon dari
berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil atau etil, atau gugus yang
mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat.
Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon

mengikat gugus fungsi COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam
karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional
digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate. (Harold, 1983 )
Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat dengan
suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas yaitu baunya
yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum (essence) sintetis. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan katalis
asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam beberapa jam.
Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah; struktur molekul dari alkohol,
suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.
Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH dengan gugus OR
(R adalah gugus alkil atau aril). Ester merupakan senyawa organik yang bersifat netral, tidak
bereaksi dengan logam Na dan PCl 3. Ester termasuk salah satu turunan asam karboksilat yang
diperoleh dengan mereaksikan suatu asam (karboksilat) dengan alkohol atau phenol. Rumusnya:
RCOOR dimana R dan R adalah gugus organik.
Ester yang terrdiri dari asam-asam yang berat molekul rendah dan alkohol merupakan
senyawa-senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam air dengan bau semerbak, dan
mudah menguap. Ester dari beberapa asam karboksilat dengan rantai panjang terdapat secara
alamiah di dalam lemak,lilin, dan minyak.
( keenan, 1980)

1.2 Tujuan
Membuat etil asetat dari reaksi antara alkohol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu
asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester
disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering
digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri, etil asetat di
produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan
bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
. Alkil lkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan
pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuahgugus hidrokarbon dari
berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil atau etil, atau gugus yang
mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat.
Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon
mengikat gugus fungsi COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam
karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional
digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
Ester yang paling lazim adalah etil asetat, CH 3CO2CH2CH3, suatu pelarut cat dan cat
kuku maupun pelarut untuk perekat. Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon atau kurang
merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau enak yang mirip dengan buah-buahan
dan sering dijumpai dalam buah-buahan dan bunga-bungaan. Banyak ester, baik yang dari alam
maupun dibuat oleh manusia, yang digunakan sebagai bahan penyedap (flavoring agent). Bau
dan citarasa dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan oleh beberapa ester. Misalnya etil asetat,
n-butil asetat, dan n-pentil asetat semuanya merupakan citarasa dari pisang-pisang.Ester yang
terdapat dari alam yang terbuat dari asam karbiksilat berantai-panjang dan alkohol berantaipanjang disebut lilin (janganlah dikacaukan lilin dengan bermacam hidrokarbon,seperti lilin
parafin). Kebanyakan bahan yangdisebut lilin biasanya adalah campuran dua ester atau lebih dan
zat-zat lain. Campuran semacam itu merupakan zat padat yang mudah meleleh, dan jangka leleh yang

lebar

(40-90

C). bila dicampur dengan pelarut organik tertentu,dapatlah mudah

dioleskan sebagai larutan pelindung. Misalnya, carnauba wax digunakan secara meluas sebagai
pemoles mobil dan lantai
Ester dari asam karboksilat rendah berat molekulyang tidak berwarna,cairan mudah
menguap dengan bau yang menyenangkan, sedikit larut dalam air. Banyak yang bertanggung
jawab atas aroma dan rasa bunga dan buah-buahan misalnya, asetat isopentyl hadir dalampisang,
metil salisilat dalam wintergreen, dan etil butirat dalam nanas. Ini dan lainnya ester volatile
dengan bau khas digunakan dalam rasa sintetis, parfum, dan kosmetik. Ester volatile tertentu
digunakan sebagai pelarut untuk lacquers, cat, danpernis; untuk tujuan ini, jumlah besar dan butil
asetat etil asetat diproduksi secara komersial. Wax disekresi oleh hewan dan tumbuhan ester
terbentuk dari rantai panjang asam karboksilat dan alkohol rantai panjang.
Minyak lemak dan ester dari rantai panjang asam karboksilat dan gliserol. Ester cair
volatilitas rendah pelunakan berfungsi sebagai agen untuk resindan plastik. Ester juga mencakup
banyak industri polimer penting. Polimetil metakrilat adalah pengganti kaca dijual di bawah
nama Lucite dan kaca, polietilen tereftalat digunakan sebagai film (Mylar) dan sebagai serat
tekstil dijual sebagai Terylene, Fortrel, dan Dacron. (Suparno, 2006 )
Adapun minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ester yang besar dan rumit.
Perbedaan antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan sebuah minyak (seperti miyak bunga
matahari) hanya pada titik leleh campuran ester yang dikandungnya. Jika titik leleh dibawah
suhu kamar, maka ester akan berwujud cair yakni minyak. Jika titik leleh diatas suhu kamar,
ester akan berwujud padatan yakni lemak.

B.

Sifat Fisika dan Kimia Ester


Ester pada umumnya bersifat polar. Sifat kimia ini menyebabkan ester yang jumlah atom
karbonnya sedikit mudah larut dalam air. Kelarutan ester berkurang dengan bertambahnya atom
karbon. Ester merupakan senyawa polar yang mempunyai dipol-dipol yang saling berinteraksi di
mana interaksi ini menimbulkan gaya antar molekul. Adanya gaya antar molekul menyebabkan
ester memilki titik didih yang lebih tinggi dari senyawa hidrokarbon lain yang memiliki bentuk
molekul dan massa atom relatifnya mirip. Namun dibandingkan dengansenyawa alkohol dan asam
karboksilat yang bentuk molekul dan molekulrelatifnya mirip titik didih ester lebih rendah. Hal ini

disebabkan ester tidak memiliki gugus OH - sehingga interaksi antar molekul ester tidak
membentuk ikatan hidrogen.Senyawa senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
1.

Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.

2.

Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air dan bersifat polar.

3.

Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alcohol pembentuknya.

4.

Ester merupakan senyawa karbon yang netral.

5.

Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.


Contoh : R COOR1 + H2O ------> R COOH + R1 OH
(Ester)

6.

(Air)

(As.Alkanoat) (Alkohol)

Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa
alkohol.
Contoh : R COOR1 + 2H2 R CH2 OH + R1 OH
Ester

7.

Alkohol

Alkohol

Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam(sabun) dan
gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi penyabunan.

C. Sifat-Sifat Fisik Ester Sederhana

1.

Titik didih
Ester-ester yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan keton
yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah molekul polar
sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals. Akan tetapi, ester
tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak menyerupai titik didih asam
yang memiliki atom karbon sama.

a. Ester dengan titik didih rendah (low boiling ester)


Ester ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang cukup
tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu distilasi.
Contoh : metal asetat, etil asetat, metal format.

b. Ester dengan titik didih sedang (medium boiling ester)


Ester di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama alkohol, air
serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai titik didih yang hampir
sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama. Contoh : tert butil asetat, etil
propionat.

c. Ester dengan titik didih tinggi (high boiling ester)


Ester ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa asam,
alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh : etil pelargonat, nOktil asetat. (Fessenden, 1982)
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak adalah
ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi alkohol(gliserol). Bau
yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari ester volatil.
Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun buah pir.
Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2-metilpropanoat memberi aroma rum
(minuman). Sedangkan berton-ton senyawa polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap
tahunnya untuk membuat produk dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian
satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus
-OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa
seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam
karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara
bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin mendapatkan ester
secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan dapat diarahkan ke produk
dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat lebih kuantitas salah satu reaktan,
biasanya reaktan yang harganya relatif murah.

Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses
kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250C. Pada reaksi
kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester. Henkel telah
mengembangkan esterifikasi countercurrent kontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate.
Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan superheated
metanol vapor dan desorpsi metanolwater mixture.
Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 C. Keuntungan dari
proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata pada rasio yang rendah yaitu 1,5 :
1 molar metanol : asam lemak dibandingkan proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil
ester yang melalui proses distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di
rectified dan digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch.
Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih singkat dengan
kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam produksi ester
dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul
reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta
mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan
reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi
mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat alkohol
tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas konversi yang
tinggi.
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu berpengaruh
terhadap laju reaksi.
Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi dikehendaki untuk
sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi esterifikasi merupakan kesetimbangan,
maka konversi sempurna tidak mungkin tercapai, dan sesuai informasi yang ada konversi yang
dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan
yang besar. Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk

A. Etil Asetat
Etil asetat merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki rumus molekul
CH3COOC2H5. Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyak kegunaan serta pasar yang
cukup luas seperti pengaroma buah dan pemberi rasa seperti untuk es krim, kue, kopi, teh atau
juga untuk parfum,digunakan pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair
dalam industri kertas, serta banyak industri penyerap lainnya seperti industri farmasi, dan
sebagainya.
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan ethanol,
biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat.
Katalis
Reaksinya :
Etanol + Asam Asetat

C2H5OH + CH3COOH

Etil Asetat + Air

CH3COOC2H5 + H2O

Reaksi di atas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan kimia.
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan ethanol
kembali. Katalis asam sulfat dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya reaksi
kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi fischer.
Etil asetat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Tidak beracun dan tidak terhigrokopis.
2.Merupakan pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap).
3.Dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% padasuhu kamar.
4. Merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena
tidak

adanya

proton

yang

bersifat asam (yaitu

hidrogen

yang

terikat

pada

atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen.


5.Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil
dalam air yang mengandung basa atau asam.

B. Pembuatan Etil Asetat


Pembuatan etil asetat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
1.Esterifikasi fischer: merefluks asam dengan alkohol yang berlebihan dalam suasana asam.
2. Mereaksikan garam perak karboksilat dengan alkil halide.
Reaksi asam dengan sintesis Williamson dari ester berlangsung melalui pertukaran atom unsur
dua molekul yang meliputi pelepasan OAg dan reaksi itu pada wujudnya tidak dihalangi oleh
adanya gugus alkil yang bercabang.Kelemahan cara ini adalah panjangnya prosedur dan
mahalnya biaya.
3.Mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam alkanoat.
4. Mereaksikan halogen asam alkanoat dengan alkohol. (aliprat, 2011 )

BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1

Bahan :
Asam cuka
Alkohol
Asam cuka pekat

3.1.2

Alat :
Pipet tetes
Tabung reaksi

3.2 Prosedur Kerja

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


N
O

Sample

Ditambah asam cuka 5


tetes

Setelah
dipanaskan

1 ml alcohol 5
tetes asam sulfat

Bau menyengat
Warna putih bening

Ada perubahan
pada volumenya

4.2 Pembahasan

Setelah ditutup
Tidak ada perubahan
warna
(yang ditutup tidak
menguap, yang tidak
ditutup menguap )

Ester merupakan senyawa karbon turunan dari asam karboksilat dimana gugus hidroksil
(-OH ) asam karboksilat diganti dengan gugus alkoksi. Pada percobaan kali ini yaitu pembuatan
salah satu senyawa ester yang biasa di temukan di kehudupan sehari-hari. Ester di bentuk dari
reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dan gugus alkohol,senyawa yang di gunakan adalah
asam sulfat dan 1ml alkohol yang di tambahkan asam cuka , Etil asetat dapat dihidrolisis pada
keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan ethanol kembali Pada percobaan ini
campuran alcohol , asam asetat berlebih dan sejumlah kecil asam sulfat pekat sebagai katalis ,
direfluks, refluks bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan mendidihkan campuran,
lalu mengkondensasi uap dengan pendingin air dan kembali menguap ke labu reaksi dengan
penambahan katalis asam sulfat untuk mempercepat reaksi, reaksi dilakukan pada suhu tinggi
yang disesuaikan dengan titik didih reaksi campuran
Katalis asam sulfat dapat menghambat hidrolisis ,setelah campuran1ml alcohol dan 5
tetes asam sulfat di tambahkan asam cuka perubahan yang di hasilkan adalah bau dari larutan
menjadi menyengat dan berwarna putih bening
setelah larutan dicampur, dilihat, dan dicatat hasil perubahannya lalu beberapa
larutan di dalam tabung reaksi di tutup dengan alumunium foil untuk dilihat perbedaan dari
larutan etil asetat yang ditutup dengan alumunium foil dan yang tidak setelah dipanaskan
ternyatata tabung reaksi yang ditutup tidak menguap sedangkan yang tidak di tutup menguap
. Esterifikasi pada dasarnya adalah reaksi yang bersifat reversibel (dapat balik) karena ketika
asam karboksilat (asam asetat) dan alkohol (etanol) dipanaskan untuk bereaksi maka akan terjadi
reaksi kesetimbangan antara ester dan air, artinya bahwa ester dan air yang terbentuk dapat
kembali menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu asam asetat dan etanol. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil reaksi yang banyak maka diusahakan agar reaksi cenderung bergeser ke arah
produk yaitu dengan cara reaktan dibuat berlebih yang dalam percobaan ini etanol dibuat
berlebih ketika direaksikan dengan asam asetat. Volume etil asetat yang diperoleh berkuran
disebabkan, dimana volume yang diperoleh lebih kecil dibandingkan volume awal. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
Kemungkinan pada saat proses , ester masih tersisa pada labu didih yang tercampur pada
asam asam.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel dan berjalan lambat.

Sehingga rendemen yang diperoleh dari percobaan ini adalah 68,8%. Sebenarnya hal ini sudah
bagus, hanya saja bila ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimum hal tersebut dapat dicapai
yaitu dengan cara ekses reaktan yang besar, pemasangan alat destilasi harus rapat contohnya
kondensor (tidak terdapat celah untuk etil asetat menguap, karena etil asetat mudah menguap),
juga kondisi optimum untuk menghasilkan etil asetat yaitu pada suasana asam (penambahan
H2SO4 sebagai katalis perlu diperbanyak juga, karena dapat mempercepat pembentukan reaksi),
serta suhu operasi harus pada suhu optimum dan dijaga konstan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan ethanol, biasanya

disertai katalis asam seperti asam sulfat


Penambahan katalis asam sulfat untuk mempercepat reaksi
Refluks bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan mendidihkan campuran, lalu
mengkondensasi uap dengan pendingin air dan kembali menguap ke labu reaksi

5.2 Saran

Dalam melakukan praktukim ini penting memperhatikan prosedur kerja untuk ketepatan hasil
praktikum agar hasilnya tidak salah, agar tidak terjadi pengulangan.

Dalam melakukan praktikum harus diperhatikan setiap prosedur kerja yang ada sehingga setiap
acara dapat dilakukan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Keenaan,C.W, D,C Kleinfelter dan J.H Wood, 1980, General College Chemestry, New York,
Harper and Row Publisher, inc
Alipart, 2011, Pembuatan etil asetat.http://alipart.blogspot.com/2011/03/pembuatan-etilasetat.html. diakses 29 Maret 2013.
Anonim, 2009, sifat senyawa organic.
http://www.chem-is-try.org/materi kimia / sifat senyawa organik/alkohol/reaksi pengesteran.
diakses 29 Maret 2013.
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden, 1982, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Hart , Harold (alih bahasa oleh Dr. Suminar Acmadi Ph.D), 1983, Kimia Organik, Suatu kuliah
singkat, edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
Suparno, 2006, Ester dari asam lemak, Penerbit USU, Medan.

LAMPIRAN

5 tetes asam cuka pekat

setelah ditambahkan 1 ml alcohol

Gambar 1

Gambar 3

Gambar 5

Gambar 2

Gambar 4

Gambar 6

Next

LAPORAN UJI BAYER UNTUK SENYAWA KARBON RANGKAP DUA DAN TIGA

Previous

LAPORAN PEMBUATAN LARUTAN

Recent Posts

LAPORAN PENDINGINAN

22 November 2013Agung Widodo0

LAPORAN UMBI-UMBIAN

04 November 2013Agung Widodo0

LAPORAN UJI TOLLEN UNTUK ALDEHID DAN KETON

04 November 2013Agung Widodo0

LAPORAN UJI KUALITATIF PROTEIN

04 November 2013Agung Widodo1


0 komentar:
Post a Comment

Click to see the code!


To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Agung Widodo

Buat Lencana Anda

blog counter

Popular

Comments

Archive

Archive

2013 (11)
o November (11)

LAPORAN PENDINGINAN

LAPORAN UMBI-UMBIAN

LAPORAN UJI TOLLEN UNTUK ALDEHID DAN KETON

LAPORAN UJI KUALITATIF PROTEIN

LAPORAN UJI KUALITATIF LAPID

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA DASAR II(UJI KUALITATIF LAP...

LAPORAN UJI BAYER UNTUK SENYAWA KARBON RANGKAP


DUA...

LAPORAN REAKSI ESTERIFIKASI

LAPORAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK

LAPORAN UJI KUALITATIF UNTUK KARBOHIDRAT

Get this widget!


Copyright 2014 PUTRA AMBON All Right Reserved
Blogger Designed by IVYthemes | MKR site
Posts RSS Comments RSS

O
D
O
D
I
W
G
N
U
G
A

Anda mungkin juga menyukai