Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI TEKNIK

“ Benefit Cost Rasio (BCR)”

Dosen pengampu:
Said Zul Amraini, ST., MT

Disususn Oleh :
Vini Alvia Sari (1707122955)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2021
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Keterbatasan anggaran pemerintah merupakan hal yang umum ditemui. Hal

tersebut menyebabkan pemerintah harus jeli dalam menentukan program yang

diprioritaskan. Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan

dengan sektor publik, pemerintah dihadapkan pada banyak pertimbangan dan

permasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan

kepentingan Terkait dengan proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan

suatu proyek atau program, pemerintah memerlukan suatu alat analisis yang

mampu digunakan dalam meminimalkan kesalahan dalam pemilihan keputusan.

Salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai alat untuk memilih program

yang layak diprioritaskan adalah dengan menggunakan analisis Benefit Cost Ratio

(BRC) atau disebut juga analisis manfaat dan biaya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana kriteria penentuan alternative layak dalam pengambilan
keputusan menggunakan BCR?
2. Bagaimana memilih alternatif rencana kegiatan ekonomi dengan metode
rasio manfaat dan biaya investasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui kriteria penentuan alternative layak dalam pengambilan
keputusan menggunakan BCR?
2. Mengetahui memilih alternatif rencana kegiatan ekonomi dengan metode
rasio manfaat dan biaya investasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Benefit Cost Ratio
Analisis manfaat biaya merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam
perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan
diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost
perhitungan manfaat biaya serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang
penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi.
Sesuai dengan makna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis
ini mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu
program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan
dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak
digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait
dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi
hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan
atau dalam kata lain penekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau
keuangan.
Penerapan Benefit Cost Ratio (BCR) telah banyak mengalami
perkembangan. Salah satu perkembangan analisis BCR antara lain yaitu
penerapan dalam bidang pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang
pengembangan ekonomi daerah, analisis ini umum digunakan pemerintah daerah
untuk menentukan kelayakan pengembangan suatu proyek.
Relatif berbeda dengan penerapan BCR di bidang investasi, penerapan BCR
dalam proses pemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan ekonomi
daerah relative lebih sulit. Hal ini dikarenakan aplikasi BCR dalam sektor publik
harus mempertimbangkan beberapa aspek terkait social benefit (social welfare
function) dan lingkungan serta tak kalah penting adalah factor efisiensi. Faktor
efesiensi mutlak menjadi perhatian menimbang terbatasnya dana dan
kemampuasn pemerintah daerah sendiri.
Secara rinci aspek-aspek tersebut juga mempertimbangkan dampak
penerapan suatu program dalam masyarakat baik secara langsung (direct impact)
maupun tidak langsung (indirect impact).

2.2 Manfaat Analisis Benefit Cost Ratio


Terkait dengan penerapan BCR dalam perekonomian suatu daerah, maka
sesuai dengan pedoman penyusunan anggaran berbasis kinerja, pemerintah harus
menentukan target kinerja. Target tersebut ditetapkan berdasarkan prioritas
tertentu. Dalam hal ini, BCR tidak hanya membantu pengambil kebijakan
untuk memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada, yang dalam hal ini
pemilihan alternatif terbaik dilakukan berdasarkan alasan perbandingan antara
life-cycle’s benefit dengan biaya dikeluarkan, melainkan juga dapat
membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
Analisis BCR masih dapat diterapkan ketika suatu proyek telah diputuskan
untuk dilakukan, sehingga manfaat yang kedua dari dilakukannya analisis BCR
adalah dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada
tahun- tahun ke depan.
BCR dapat digunakan untuk evaluasi suatu proyek yang telah selesai
dikerjakan. Tujuan dilakukannya evaluasi ini untuk mengetahui kinerja suatu
proyek dan hasil analisis yang telah dilakukan dapat digunakan untuk perbaikan
program selanjutnya.
Berdasarkan hasil analisis ini, pemerintah dapat menentukan pilihan yang
tepat dan anggaran dapat dialokasikan secara efektif. Pemelihan alternatif dan
penentuan prioritas ini berkontribusi pada pencapaian anggaran berbasis kenerja,
yang merupakan salah satu pilar reformasi anggaran. Secara umum BCR dapat
membantu penggunanya untuk:
1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan
2. Membantu alternatif atau pilihan, dan
3. Mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif
2.3 Penerapan Analisis BCR
Salah satu pengembangan dari model BCR di Indonesia adalah mode
Analisis Kelayakan Suatu Proyek. Metode ini umum digunakan dalam
penilaian kelayakan suatu proyek. Analisis ini merupakan suatu analisis dari
berbagai aspek yang harus dilakukan secara terpadu. Pada prinsipnya analisis ini
mencakup analisis aspek pemasaran, analisis aspek keuangan, analisis aspek
teknis dan operasi, analisis sumber daya manusia, analisis aspek hukum, aspek
ekonomi dan sosial, serta analisis dampak lingkungan.
Analisis kedua yang harus dilakukan adalah analisis finansial. Dalam
analisis ini dilakukan pengukuran kelayakan suatu proyek secara finansial dimulai
dari estimasi biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari proyek tersebut. Estimasi
biaya menurut Petty. J.W.2 mencakup:
1. Estimasi biaya investasi awal
Estimasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang pasti mengenai
keseluruhan biaya yang dibutuhkan. Keseluruhan biaya ini meliputi biaya
perolehan izin usaha, biaya peralatan, biaya instalasi, biaya engineering, biaya
pelatihan, biaya pembelian tanah dan biaya lain yang dikeluarkan pada awal
investasi dilakukan.
2. Estimasi biaya operasi
Terdapat tiga macam biaya operasi. Pertama biaya langsung, yaitu segala
biaya yang mempunyai keterkaitan langsung dengan proses produksi mencakup
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Kedua, biaya tidak
langsung, yaitu biaya yang tidak terkait langsung dengan proses produksi. Biaya
ini mencakup biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan
berbagai biaya tak langsung lainnya. Ketiga, biaya komersial. Biaya komersial
adalah biaya yang mencakup biaya pemasaran dan biaya administrasi.
3. Estimasi pendapatan
Biaya pendapatan dapat diestimasi dengan mengunakan proyeksi
pendapatan yang akan diperoleh per tahun. Estimasi per tahun dilakukan untuk
mempermudah perhitungan sehingga estimasi yang dilakukan cenderung lebih
tepat. Perlu dicatat bahwa estimasi pendapatan ini dilakukan berdasarkan cash
flow yaitu aliran kas yang akan dihasilkan oleh suat proyek. Dalam evaluasi
adalah menggunakan cash flow dan bukan menggunakan pendapatan. Hal ini
dilakukan karena perhitungan dividen maupun reinvestasi yang akan dilakukan
adalah menggunakan kas dan bukan menggunakan pendapatan.

2.4 Tahapan Penetapan BCR


Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum menganalisis
BCR
1. Jenis Proyek
Dalam meningatkan pedapatan daerahnya berbagai macam proyek pegembaga
usaha unggulan dicanangkan oleh pemeritah daerah. Proyek pengembangan daerah
tersebut dapat berbagai macam jenis dan bidang yang berbeda. Jenis proyek sangat
menentukan dalam penentuan variable-variabel yang akan digunakan dalam perhitunga
BCR. Variabel yang digunakan dalam proyek yang menghasilkan keuntungan atau
pendapatan daerah cenderung berbeda dengan variable yang digunakan dalam proyek
untuk mendukug perekonomian masyarakat.
2. Estimasi Biaya Proyek
Terdapat tiga macam biaya proyek yanag dimasukan dalam perhitungan Pertama,
biaya keseluruhan proyek (Project Cost) dalam hal ini adalah biaya keuangan atau
financial. Biaya ini meliputi biaya tetap (Fixed Cost),Biaya Variabel (Variabel
Cost),Pajak (Texas), Pengembalian Pinjaman (Loan Repayment),Biaya Bunga (Interest).
Terkait dengan perhitungan biaya proyek untuk mempermudah perhitungan maka
Sunken Cost tidak dimasukan dalam perhitungan Project Cost. Sunken Cost adalah biaya
yang telah dikuluarkan untuk proyek yang bersangkutan sebelum dilakukannya analisis
BCR.
Kedua, biaya ekonomi dalam masyarakat (jEconomic Cost to the Community).
Jenis biaya yang kedua tersebut cenderug sulit untuk dilakukan karena memasukkan
keseluruhan variable yang mempengaruhi masyarakat akibat dari hadirnya
(dilakukannya) proyek tersebut di wilayah yang bersangkutan.
3. Estimasi Keuntungan
Estimasi ini dilakukan per tahun sepanjang proyek terkait masih berlangsung.
Perhitungan keuntungan ini memasukkan Revenue per tahun dan serta manfaat proyek
tersebut dalam masyarakat. Estimasi keuntungan yang memasukkan biaya kesejahteraan
masyarakat sulit dilakukan karena harus memperhatikan banyak faktor lain.
4. Perhitungan benefit-cost ratio dan Internal rate of return
Setelah melewati berbagai tahapan awal, maka tahap terakhir yang harus dilakukan
adalah melakukan perhitungan BCR dan Internal rate of return. Perhitungan BCR
dilakuka dengan memperhatikan Net Present Value (NPV). Rumus Preset Value adalah :

Keterangan :
A : Variabel
n : Jumlah tahun perhitungan discount rate
r : discount rate
2.5 Kriteria penentuan alternative layak dalam pengambilan keputusan
menggunakan BCR.
pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR
yang ditentukan sebagai berikut :
1. Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih
besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut
dapat diterima atau layak (feasible).
2. Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut
lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not
feasible).
2.6 Alternatif Rencana Kegiatan Ekonomi dengan Metode Rasio Manfaat
dan Biaya Investasi
Pada evaluasi investasi untuk metode  Net Benefit   adalah menghitung nilai
bersih dari suatu pekerjaan pada waktu sekarang (present ). Dimana:

Sedangkan Net Benefit  sendiri adalah:  


Net Benefit = PWB –  PWC Atau
Sehingga dalam kasus yang dilakukan untuk menilai suatu investasi
dikatakan layak atau tidak dapat dilihat dari:  Net Benefit > 0 investasi akan
menguntungkan atau layak ( feasible).  Net Benefit < 0 investasi tidak
menguntungkan (unfeasible). Dalam penggunaannya, net benefit ini dapat
memastikan suatu proyek  berjalan dengan efisien atau tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis manfaat biaya merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam
perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan
diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost
perhitungan manfaat biaya serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bjomstad, Dave. “Benefut Cost Ratio.” National Center for Environmental
Decision- Making Reseach (NCEDR). www.ncedr.org
Dent, Geoffrey. 2001. Ex-post Evaluation of Kecamatan De velopment Program
(KDPt) Infrastrusture Projects
Handbook For The Economic Analysis Of Water Supply Projects. “Chapter 5:
Financial Benefit Cost Analysis.”
Heizer, Jay dan Bary Render. 1997. Principless of Operastions Management
Isnor, Roland R. “Cost-Benefit Analysis and ROI: Essential Tools for Serious
Managers”
J. William Petty. 1996. Basic Financial Management.
Joerson, Tati S. 2001. Investment Project Feasibility Dalam Rangka Pelaksanaan
Otonomi Daerah. Makalah disampaikan pada Seminar Sosialisasi Badan
Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa-Barat Fakultas Ekonomi –
Universitas Padjajaran
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management.
Portney, Paul R. “Benefit-Cost Analysis. “www.econlib.org Suad Husnan dan
Suwarsono.1994. Studi Kelayakan Proyek.
Sugiyono, Agus. 2001. “Analisis Manfaat dan Biaya Sosial.” Program
Pascasarjana Magister Sains dan Doctor Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai