Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BIAYA MANFAAT (B/C RA

TIO) DALAM PENGGUNAAN SDA DA


N LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
KANZA SALSABIL AULIA
A011221079

Ekonomi SDA dan Lingkungan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
2023
BAB I

PENDAHULUAN

Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi


penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut
dapat digunakan secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak program
atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia
sangat terbatas. Dengan analisis ini pemerintah menjamin penggunaan
sumber-sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program
yang memenuhi kriteria efisiensi.

Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu


investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti
dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat dimasa
mendatang. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga
membutuhkan sumber-sumber daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi
akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-
penghematan atau manfaat-manfaat yang baru. Jika manfaat yang
diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan, maka
sistem informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak.

Oleh karena itu, sebelum sistem informasi dikembangkan, maka


perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik untuk menilai ini disebut
dengan analisis biaya dan manfaat (cost/benefit analysis). Analisis biaya
dan mafaat disebut juga dengan analisis biaya/efektivitas (cost/
effectivenss analysis). Keuntungan dari pengembangan sistem informasi
tidak semuanya mudah diukur secara langsung dengan nilai uang, seperti
misalnya keuntungan pelayanan kepada langganan yang lebih baik.
Keuntungan yang sulit diukur langsung dengan nilai uang ini selanjutnya
jika ingin ditentukan dalam bentuk nilai uang, maka dapat menaksir
efektivitasnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS MANFAAT DAN BIAYA SUATU PROYEK

Dalam menentukan manfaat dan biaya suatu proyek harus dilihat


secara luas pada manfaat dan biaya sosial dan tidak pada individu saja.
Jenis manfaat dan biaya suatu proyek yaitu manfaat dan biaya rill (Real
Benefits and Cost) dan manfaat dan biaya semu (Pecuniary Benefits and
Cost). Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang yang tidak
diimbangi oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain. Manfaat semu adalah
yang hanya diterima oleh sekelompok tertentu, tetapi sekelompok lainnya
menderita karena proyek tersebut.

Manfaat riil dibedakan lagi menjadi langsung/primer dan tidak langsung


/sekunder (direct/primary dan indirect/secondary). Manfaat langsung
berhubungan dengan tujuan utama dari proyek atau program. Manfaat
langsung timbul karena meningkatnya hasil atau produktivitas dengan
adanya proyek atau program tersebut. Misalnya proyek pembangunan
dam untuk mengairi sawah. Manfaat langsung adalah kenaikan hasil
sawah karena kenaikan produktivitas tanah sebagai akibat dari bertambah
baiknya pengairan sawah. Dalam menentukan manfaat ini akan timbul
masalah apabila suatu proyek juga memberikan manfaat kepada proyek
lain. Sebagai contoh, sebuah jalan dibangun untuk proyek dam dan
proyek tenaga listrik. Perhitungan manfaat dari jalan tersebut harus dibagi
antara kedua proyek tersebut. Manfaat tidak langsung adalah manfaat
yang tidak secara langsung disebabkan karena adanya proyek yang akan
dibangun atau merupkan hasil sampingan. Dalam hal proyek di atas
manfaat tidak langsungnya adalah kenaikan produktivitas tanah di luar
area pengairan dari dam tersebut. Manfaat tidak langsung ini dapat
menjadi luas sekali, tergantung dari sejauh mana memasukkan manfaat
tidak langsung ke dalam analisis. Juga dapat pula memberikan manfaat
lain seperti sebagai tempat rekreasi, pusat tenaga listrik, tempat
penghijauan dan sebagainya. Semua manfaat tidak langsung ini dapat

2
dimasukkan ke dalam perhitungan manfaat dari proyek yang akan
dibangun pemerintah.

Manfaat biaya riil dibedakan juga menjadi manfaat dan biaya yang
“tangible” (yang dapat diraba), dan yang “intangible” (yang tak dapat
diraba). Istilah dapat diraba diterapkan bagi manfaat dan biaya yang dapat
dinilai dipasar, sedangkan manfaat dan biaya yang tidak dapat dipasarkan
adalah tidak dapat diraba.

Disamping perbedaan diatas, manfaat dan biaya riil dapat pula


dibedakan menjadi manfaat dan biaya “internal” dan “eksternal. Suatu
proyek disuatu daerah (kabupaten misalnya) dapat menghasilkan manfaat
dan biaya didalam kabupaten itu sendiri (internal benefits and isternal
costs), tapi dapat pula memberikan manfaat dan biaya/pengorbanan
dikabupaten lain (eksternal benefits and eksternal costs). Kedua macam
manfaat dan biaya ini harus diperhitungkan dalam perhitungan manfaat
dan biaya suatu proyek.

B. MENGENAL DAN MENGUKUR MANFAAT SUATU PROYEK

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa ini adalah :

a) Menentukan dampak dari proyek, yaitu barang dan jasa apa yang a
kan diperoleh dari proyek tersebut,
b) Menyatakan dampat dari proyek tersebut secara kuantitatif.
(mengukur manfaat melalui pendekatan sebesar nilai rupiah yang
secara maksimum orang bersedia membayarnya karena
memanfaatkan jasa proyek itu)

Biasanya langkah kedua menjadi sangat sulit, sebab berhubungan denga


n bagaimana kita mengukur manfaat. Untuk itu digunakan pendekatan seb
agai nilai rupiah secara maksimum orang-orang bersedia membayarnya k
arena memanfaatkan jasa-jasa proyek itu.

Dengan adanya masalah penunggang bebas (free rider), maka kita dapat
secara tepat meneliti siapa yang akan memanfaatkan proyek. Kesulitan ya
ng lain adalah untuk membedakan manfaat langsung (direct benefit) dan

3
manfaat tidak langsung (indirect benefit). Sering terjadi pula adanya penyi
mpangan-penyimpangan (error). Sehingga timbul perhitungan ganda dala
m menghitung manfaat suatu proyek.

C. MENGENAL DAN MENGUKUR BIAYA SUATU PROYEK


Konsekuensi dari suatu proyek adalah beban serta pengorbanan yang
merupakan biaya dari proyek tersebut. Penggunaan sumberdaya yang terl
ibat dalam suatu proyek, akan meliputi pula “opportunity cost” dikarenakan
pengorbanan atau hilangnya jasa produktif pada sektor lain. Sekalipun dal
am menghitung biaya dalam suatu proyek jauh lebih mudah daripada dala
m menghitung manfaat, namun tetap tidak terlepas dari yang namanya ke
sulitan, misalnya timbul perhitungan ganda (double counting). Suatu proye
k mungkin memiliki dampak terhadap suatu daerah tertentu, sedangkan pr
oyek lain juga mempunyai dampak terhadap daerah tersebut, misalnya sul
it memisahkan antara dampak proyek Bangun Desa dan program BIMAS t
erhadap kenaikan produksi padi didaerah kelurahan Keduh Poh di Gunun
g Kidul.

Dalam menghitung biaya suatu proyek biasanya hanya diperhatikan lo


kasi dimana proyek itu berada, namun sesungguhnya biaya ini tersebar ke
seluruh perekonomian. Misalnya jika pembiayaan proyek tersebut diambilk
an pajak, sedangkan pajak itu akan mempunyai pengaruh terhadap perek
onomian secara makro, maka kalau dampak biaya suatu proyek diperhitun
gkan juga secara makro akan timbul kesulitan dalam memperkirakannya.

D. PENGGUNAAN ALAT ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM S


UATU PROYEK ATAU KEGIATAN.
Manfaat suatu proyek biasanya akan diterima beberapa tahun setelah
proyek itu selesai dan proyek itu akan selalu memberikan jasa-jasa yang a
kan diterima pada tahun-tahun yang akan datang. Kesulitannya adalah unt
uk menentukan tingkat diskonto atau tingkat bunga (discount rate) dan jug
a menentukan umur proyek tersebut. Sering suatu proyek secara ekonomi
s sudah tidak berfungsi, tetapi secara teknis masih berfungsi atau sebalikn
ya.

4
Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto merefleksikan tingkat pengembalian (rate of return) yang


diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu. Jika suatu proye
k tidak memberikan keuntungan dan disyaratkan, maka proyek tersebut h
arus ditolak. Perhitungan tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup k
ompleks dalam analisis investasi. Untuk memudahkan pemahaman meng
enai konsep ini, terlebih dahulu akan dijelaskan praktek yang dilakukan dis
ektor swasta.

Pada sector swasta ada dau sumber peerdanaan, yaitu pembiayaa


n dengan modal dan pembiayaan dengan utang, keuntungan . keuntunga
n yang diperoleh para kreditor sebagai pemberi utang adalah berupa pem
bayaran bunga utang, sedangkan investor memperoleh keuntungan berup
a dividend an pengembalian atas saham yang dimilikinya. Harga pasar sa
ham merefleksikan laba yang diharapkan dimasa depan. Pembiayaan den
gan utang memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan pembiayaan de
ngan modal, sehingga kreditor akan meminta tingkat pengembalian yang l
ebih rendah dibandingkan dengan investor karena risiko investasi berband
ing lurus dengan laba investasi. Semakin tinggi risiko investasi, semakin ti
nggi keuntungan (laba) yang diharapkan. Disamping itu, pembiayaan deng
an utang juga memiliki biaya yang lebih kecil dibandingkan pembiayaan d
engan biaya modal. Biaya utang lebih murah dibandingkan dengan biaya
modal sendiri karena pembayaran bunga utang merupakan biaya yang me
ngurangi pajak. Biaya modal total dapat dinayatakan dalam bentuk biaya
modal rata-rata tertimbang dengan rumus :

Ko = Ke.(E/V) + Dd.(1-T).(D/V)

Dimana :

Ko = biaya modal total

Ke = biaya modal (tingkat pengembalian yang disyaratkan atas investasi


modal)

5
Kd = biaya utang (tingkat pengembalian yang disyaratkan atas investasi
utang)

T = tingkat pajak

E = harga pasar saham

D = harga pasar surat berharga utang

V = E + D = nilai pasar perusahaan secara keseluruhan

Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek


telah dinilai cukup, masalah berikutnya yang perlu dipertimbangkan adala
h menentukan tingkat diskonto yang cocok yang akan digunakan. Karena
antara biaya dan manfaat terjadi pada titik waktu yang berbeda, maka nilai
tersebut perlu didiskontokan selama beberapa periode waktu sebelum ber
bagai alternative investasi diperbandingkan untuk menentukan investasi m
ana yang akan dilakukan. Untuk tujuan analisis biaya-manfaat, perlu digun
akan tingkat diskonto social.

Salah satu pendekatan yang dapat ditempuh adlah dengan menyatak


an social discount rate sebagai suatu tingkat yang merefleksikan prefensi
masyarakat terhadap manfaat saat ini dibandingkan dengan manfaat yang
akan diterima dimasa mendatang, atau disebut social time prefence rate
(STPR). Masalahnya yang muncul kemudian adalah bahwa alas an memili
h manfaat sekarang (current benefit) mungkin dipengaruhi oleh penilaian i
ndividu yang terlalu rendah atas manfaat yang akan diperoleh dimasa dep
an. Asumsi yang berlaku dalam pendekatan ini adalah generasi mendatan
g akan lebih sejatera daripada generasi sekarang. Oleh karena itu, pengur
angan terhadap kebutuhan manfaat yang tersedia harus dilakukan.

AMB lebih banyak melihat suatu proyek dari segi efisiensi sedangkan para
politisi atau pengembilan keputusan sering memutuskan pelaksanaan
proyek tanpa menaati kriteria efisiensi, tetapi lebih kepada pertimbangan
politis, sosial, dll.

STUDI KASUS

6
Penerapan Metode Analisa Manfaat-Biaya Pada Proyek Pembangunan
Jaringan Irigasi Daerah Irigasi (DI) Teko Kabupaten Sinjai.

untuk memberikan penilaian mengenai layak atau tidaknya proyek


tersebut dilaksanakan. dilakukan upaya perluasan lahan irigasi baru salah
satunya adalah proyek perencanaan pembangunan jaringan daerah Irigasi
(DI) Teko kabupaten Sinjai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan proyek perencanaan pembangunan jaringan
daerah irigasi Teko ditinjau dari aspek ekonomi teknik. Analisis Kelayakan
ekonomi teknik akan dilakukan dengan metode BCR (Benefit Cost Ratio),

Metode ini menghitung perbandingan antara keuntungan (benefit) dan


biaya (cost) yang dihitung berdasarkan nilai saat ini (present value).
dimana Nilai Benefit merupakan nilai total dari seluruh manfaat yang
diperoleh dan nilai Cost merupakan nilai total yang dikeluarkan untuk
pembangunan proyek. Nilai tersebut kemudian dihitung berdasarkan nilai
saat ini (present value) dengan menggunakan tingkat suku bunga yang
telah ditentukan.

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai BCR sebesar 1,41 yang mana
nilai tersebut lebih besar dari 1, yang artinya proyek pembangunan
jaringan daerah irigasi (DI) Teko kabuparten Sinjai dikategorikan layak
untuk dilaksankaan.

Tujuan dari proyek Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi (DI)


Teko Kabupaten Sinjai adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian
di wilayah kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi
Selatan

BAB III

KESIMPULAN

7
Analisis biaya manfaat atau CBA (Cost Benefit Analysis) adalah
pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis
membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara
menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam
bentuk uang. Suatu prinsip yang ideal dalam kebijaksanaan pembuatan
budget adalah jelas yaitu : membuat pengeluaran-pengeluaran
pemerintah bagi setiap tujuan sedemikian rupa sehingga manfaat (benefit)
dari pengeluaran satuan rupiah yang terakhir lebih besar daripada atau
paling tidak sama dengan hilangnya manfaat dan kegiatan-kegiatan lain
karena timbulnya pengeluaran pemerintah itu. Manfaat dan biaya satu
proyek dapat dibedakan antara “manfaat dan biaya riil” (pecuniary benefits
and costs) dan “manfaat dan biaya semu” (pecuniary benefits and cots)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa ini adalah :


Menentukan dampak dari proyek, yaitu barang dan jasa apa yang akan
diperoleh dari proyek tersebut, dan Menyatakan dampat dari proyek
tersebut secara kuantitatif.

Konsekuensi dari suatu proyek adalah beban serta pengorbanan


yang merupakan biaya dari proyek tersebut. Penggunaan sumberdaya
yang terlibat dalam suatu proyek, akan meliputi pula “opportunity cost”
dikarenakan pengorbanan atau hilangnya jasa produktif pada sector lain.
Sekalipun dalam menghitung biaya dalam suatu proyek jauh lebih mudah
daripada dalam menghitung manfaat, namun tetap tidak terlepas dari yang
namanya kesulitan, misalnya timbul perhitungan ganda (double counting).

Manfaat suatu proyek biasanya akan diterima beberapa tahun


setelah proyek itu selesai dan proyek itu akan selalu memberikan jasa-
jasa yang akan diterima pada tahun-tahun yang akan datang.
Kesulitannya adalah untuk menentukan tingkat diskonto atau tingkat
bunga (discount rate) dan juga menentukan umur proyek tersebut. Sering
suatu proyek secara ekonomis sudah tidak berfungsi, tetapi secara teknis
masih berfungsi atau sebaliknya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aprilyani, S. (2015, Maret 21). Analisis Biaya dan Manfaat. Diambil


kembali dari https://aprilyaniselin.blogspot.com/2015/03/analisis-
biaya-dan-manfaat.html
Arafandi. (2014, November 10). Economic Development. Diambil kembali
dari https://ecodevzone.blogspot.com/2014/11/review-materi-
analisis-biaya-dan.html
Hidayat, M. I. (2022). Kelayakan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi
Daerah Irigasi . Journal Flyover Vol. 02, No. 02, 86-98.
Sugiyono, A. (2001, Januari). Analisis Manfaat dan Biaya Sosial. Diambil
kembali dari ResearchGate:
https://www.researchgate.net/publication/264784175_Analisis_Man
faat_dan_Biaya_Sosial

Anda mungkin juga menyukai