Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PENGENDALIAN KOROSI


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019 / 2020

INDIKATOR KOROSI

Dosen Pembimbing :
1. Yunus Tonapa Sarungu
2. Tifa Paramitha

Tanggal Praktikum : Senin, 09 Maret 2020


Tanggal Pengumpulan : Senin, 16 Maret 2020

Disusun oleh :
Rahmi Almalikus Sa’adah 181411086

Ripa Mardiana 181411087

Ririn Rismawati 181411088

Rivaldhy Haposan Silalahi 181411089

2C D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat, nikmat,
ridho, karunia, kasih sayang dan petunjuk-Nya mustahil laporan praktikum yang berjudul
Indikator Korosi ini dapat dirampungkan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan
kepada Rasulullah Saw. keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah ikut serta membantu
dalam penyusunan laporan praktikum ini. Kepada Dosen Pembimbing kami yang telah
mengajarkan dan membimbing dengan penuh kesabaran sehingga laporan praktikum ini dapat
selesai pada waktunya, kepada orangtua kami yang telah membantu kami baik secara moril
maupun materil, kepada kawan-kawan seperjuangan yang telah memberi kami inspirasi.

Laporan praktikum yang berjudul Indikator Korosi ini dibuat untuk memenuhi tugas
Praktikum Laboratorium Pengendalian Korosi.serta untuk menambah informasi tentang segala
yang berkaitan dengan judul laporan praktikum tersebut.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata kebahasaannya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
penyusun dapat memperbaiki laporan praktikum ini. Semoga laporan praktikum ini membawa
manfaat luar biasa bagi semua orang.

Bandung, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II DASAR TEORI

2.1 Korosi Pada Berbagai Logam ......................................................... 2

2.2 Penggunaan Indikator Fenolftalein Untuk Studi Korosi Logam . 2

2.3 Deret Elektrokimia ........................................................................... 3

BAB III PERCOBAAN

3. 1 Alat .................................................................................................... 5
3. 2 Bahan ................................................................................................ 5
3. 3 Diagram Alir .................................................................................... 5
3. 4 Keselamatan Kerja .......................................................................... 6

BAB IV PENGOLAHAN DATA

4.1 Reaksi Korosi yang Terjadi ............................................................ 7

4.2 Data Pengamatan ............................................................................. 7

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

5. 1 Pembahasan ...................................................................................... 10
5. 2 Kesimpulan ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

LAMPIRAN ........................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan indikator dilakukan untuk menerangkan daerah-daerah logam yang bersifat
anodik dan katodik, serta untuk melihat suatu keberhasilan mengurangi laju korosi dengan
proteksi katodik. Elektrolit agar-agar digunakan supaya laju perpindahan produk reaksi yang
terbentuk pada permukaan logam dapat dihambat. Percobaan ini dilakukan untuk menambah
penjelasan tentang mekanisme korosi galvanik dan mekanisme terbentuknya sel elektrokimia
logam homogen.

1.2 Tujuan
Setelah mempelajari dan melakukan praktikumini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi korosi logam berdasarkan indikator dengan menunjukkan daerah yang
bersifat anodik dan katodik pada logam yang homogen,
2. Melakukan reaksi anodik dan katodiknya.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Korosi pada Berbagai Logam


Korosi adalah suatu proses elektrokimia dimana atom-atom akan bereaksi dengan
zat asam dan membentuk ion-ion positif (kation). Hal ini akan menyebabkan timbulnya
aliranaliran elektron dari suatu tempat ke tempat yang lain pada permukaan logam. Korosi
dapat terjadi pada semua logam namun dengan laju korosi yang berbeda-beda. Laju korosi
adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu. Laju
korosi dipengaruhi oleh potensial logam dan juga nilai rapat arus dari lingkungan atau
logam itu sendiri.
Salah satu logam yang dapat terkorosi dengan cepat adalah Zn karena Zn memiliki
nilai potensial yang lebih kecil dibandingkan dengan logam Fe atau tembaga. Zn
adalahlogam yang putih kebiruan, cukup mudah untuk ditempa. Zn melebur pada suhu 410
°C. Dan mendidih pada 906 °C. Logam murninya melarut lambat sekali dalam asam dan
dalam alkali.
Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan Pt atau Cu yang dihasilkan oleh
penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini akan mempercepat reaksi.
Ini menjelaskan larutnya Zn-Zn komersial (Svehla, 1990). Fe yang murni adalah logam
yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada suhu 1535 °C. Jarang
terdapat Fe komersial yang murni, biasanya Fe mengandung sejumlah kecil karbida,
silsida, fosfida, dan sulfida dari Fe, serta sedikit grafit.
Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur Fe.
Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa,
dan liat. Melebur pada 1038 °C. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak
larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa
larut sedikit (Svehla, 1990).

2.2 Penggunaan Indikator Fenolftalein Untuk Studi Korosi Logam


Indikator penolphtalein akan mengindikasikan pembentukkan OH- pada katoda
dengan warna merah muda, sedangkan Ferrocyanida menunjukkan pembebasan Fe2+ di
anoda dengan warna biru. Logam baja karbon rendah yang mengalami perlakuan mekanik
akan terjadi dua fungsi yaitu sebagai anoda di daerah Fe yang berwarna biru tua, dan
sebagai katoda pada daerah Fe yang berwarna merah muda. Daerah yang berwarna biru
sebagai anoda terjadi reaksi oksidasi menurut:
Fe → Fe2+ + 2e- (oksidasi)

Sedangkan pada daerah yang berwarna merah muda sebagai katoda akan terjadi
pembentukkan OH- (reduksi air) menurut reaksi :
H2O + O2 + 4e- → 4OH- (reduksi)
Jadi reaksi keseluruhan yang berlangsung pada hasil percobaan sebagai berikut :

3Fe + K4[Fe(CN)6] → 3Fe2[Fe(CN)6] + 4K (warna biru tua)

Indikasi pada dua logam yang berbeda potensial sebagai contoh baja karbon rendah
dengan Zn. Jika kedua logam tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga dan
ditempatkan dalam cawan petri yang berisi larutan yang akan dijelaskan pada bahan dan
alat maka terlihat indikasi-indikasi sebagai berikut :
• Pada logam baja karbon rendah terbentuk warna merah muda sehingga pada baja
karbon rendah terjadi reaksi pembentukkan OH-. Menurut reaksi :

2H2O + O2 + 4e- → 4OH- (reduksi)

• Sedangkan pada logam Zeng terbentuk warna putih, artinya terjadi reaksi oksidasi:

Zn → Zn2+ + 2e- (oksidasi)

Reaksi keseluruhan yang terjadi pada hasil percobaan adalah :

2Zn + K2[Fe(CN)6] → Zn2[Fe(CN)6] + 2K (warna putih)

2.3 Deret Elektrokimia

Deret elektrokimia atau deret Volta adalah urutan logam-


logam (ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektrode standarnya.
Umumnya deret volta yang sering dipakai adalah adalah:
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang lebih positif
ditempatkan di bagian kanan.
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka
• Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)
• Logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami oksidasi)

Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka

• Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron)


• Logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami reduksi)

Salah satu metode untuk mencegah korosi antara lain dengan menghubungkan
logam (misalnya besi) dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam
deret volta (misalnya magnesium) sehingga logam yang mempunyai potensial elektrode
yang lebih negatif lah yang akan mengalami oksidasi. Metode pencegahan karat seperti ini
disebut perlindungan katodik. Contoh lain dari perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang
telepon, dan berbagai barang lain yang dilapisi dengan zink, atau disebut Galvanisasi. Zink
dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena potensial
reduksi besi lebih positif daripada zink (posisinya dalam deret Volta lebih ke kanan), maka
besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan
mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
Zn → Zn2+ + 2e- (oksidasi)
Fe2+ + 2e- → Fe (reduksi)
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Cawan petri
2. Hot plate
3. Gelas kimia 250ml
4. Thermometer
5. Logam Fe dan Zn
6. Anoda ( Penghubung )
3.2 Bahan
1. 2 gram agar-agar
2. 0,06 gram kalium ferrocyanida
3. 0,06 gram kalium ferricyanida
4. 0,1 gram garam NaCl
5. Phenopthalein 3 cc (3 tetes)
6. Aquades 250 ml

3.3 Diagram Alir


1. Persiapan spesimen
2. Persiapan Larutan

3. Proses indikator

3.4 Keselamatan Kerja


1. Mahasiswa diharapkan menggunakan jaslab yang dikancingkan
2. Mahasiswa diharapkan menggunakan sarung tangan atau berhati-hati saat mengamplas
logam yang akan digunakan karena bagian kasar dari amplas dapat melukai dan
mengiritasi kulit.
3. Mahasiswa dilarang membuang larutan agar-agar ke saluran pembuangan agar saluran
pembuangan tidak tersumbat.
4. Setelah praktikum diharapkan mahasiswa mencuci tangan sehabis praktikum.
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Reaksi korosi yang terjadi

Reaksi anodik : Zn → Zn2+ + 2e

Reaksi katodik : H2O + ½ O2 + 2e → 2OH-

Reaksi keseluruhan : Zn(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s)

4.2 Data pengamatan

Hari ke- Gambar Pengamatan Keterangan


Kondisi
awal

Belum terjadi perubahan

Hari ke- 1 Terjadi perubahan pada pelat


logam besi (Fe) dan pelat logam
seng (Zn). Pada kedua pelat logam
terdapat lapisan berwarna pink,
namun pada pelat logam besi (Fe)
terdapat lapisan berwarna biru
dibagian yang berkaratnya saja,
disini pelat logam besi bersifat
katodik. Untuk pelat logam seng
(Zn) bagian bawahnya terdapat
lapisan berwarna putih yang
menandakan bahwa terjadi reaksi
oksidasi dan bersifat anodik.
(tampak depan)

(tampak belakang)

Hari ke- 2

Pada masing-masing pelat,


perubahan warnanya semakin
pekat dan pembentukan lapisan
putih dibagian bawah pun semakin
banyak

(tampak depan)
(tampak belakang)

Hari ke- 3

(tampak depan)

Pembentukan lapisan warna putih


pada pelat logam seng (Zn)
semakin jelas terlihat

(tampak belakang)
BAB V

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

5.1 Pembahasan

Dalam praktikum penggunaan indikator untuk studi korosi logam ini kami menggunakan
pelat logam besi (Fe) dan pelat logam seng (Zn) yang dihubungkan dengan kabel kawat tembaga.
Indikator yang digunakan adalah indikator phenolphtalein (PP) yang akan menunjukkan daerah
katodik (ditandai dengan warna pink) dan daerah anodik (ditandai dengan warna putih).

Reaksi keseluruhan yang berlangsung pada percobaan sebagai berikut :

2Zn + K2[Fe(CN)6] → Zn2[Fe(CN)6] (warna putih) + 2K

Berdasarkan pengamatan, terdapat lapisan berwarna putih disekitar pelat logam Zn yang
menandakan terjadinya reaksi oksidasi atau anodik. Sementara pada logam Fe terdapat lapisan
warna pink dan juga warna biru pada area yang berkarat. Pada pengamatan hari pertama mulai
terlihat ada perubahan warna dikedua pelat logam dan pada hari kedua dan ketiga warna lapisan
yang terbentuk semakin pekat juga semakin banyak. Hasil pengamatan yang didapat sesuai dengan
literatur yang ada, potensial Zn lebih rendah daripada Fe maka yang berperan sebagai anoda adalah
Zn dan yang berperan sebagai katoda adalah Fe.

5.2 Kesimpulan

• Logam Zn berperan sebagai anoda (ditandai dengan terbentuknya lapisan putih) dan logam
Fe berperan sebagai katoda (ditandai dengan terbentuknya lapisan pink)
• Reaksi yang terjadi adalah
Reaksi anodik : Zn → Zn2+ + 2e
Reaksi katodik : H2O + ½ O2 + 2e → 2OH-
Reaksi keseluruhan : Zn(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s)
Reaksi keseluruhan yang berlangsung pada percobaan:

2Zn + K2[Fe(CN)6] → Zn2[Fe(CN)6] (warna putih) + 2K


• Indikator korosi yang menggunakan indikator PP akan memberikan warna coklat muda
pada daerah yang katodik (mengalami reduksi), dan warna biru ditempat yang terjadi
korosi (Anodik/mengalami oksidasi)
DAFTAR PUSTAKA

1. Jones, Denny A, 1992, Principles and Prevention of Corrosion, New York: Macmillan
Publishing Company.
2. Piron, D. L, 1991, The Electrochemistry of Corrosion, Nace.
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Deret_elektrokimia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai