Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Rivaldhy Haposan Silalahi (181411089)


Pada praktikum kali ini, kami mempelajari mengenai proses pemisahan melalui absorpsi.
Absoprsi sendiri dapat diartikan sebagai salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia
dimana suatu campuran gas dikontakkan cairan yang dapat menyerapnya. Adapun tujuan dari
proses absorpsi adalah untuk mendapatkan senyawa yang bernilai tinggi dari campuran gas atau
uap, untuk mengeluarkan senyawa yang tidak diinginkan dalam suatu produk, dan pembentukan
persenyawaan kimia dari absorben dengan salah satu senyawa dalam campuran gas.
Menara isian (packed column) merupakan alat yang digunakan dalam proses absorpsi gas
pada percobaan. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat cair
dan distributornya pada bagian atas, sedangkan pengeluaran gas dan zat cair masing-masing di
atas dan dibawah. Zat cair yang masuk bisa berupa pelarut murni atau larutan encer. Zat terlarut
di dalam pelarut disebut cairan lemah (weak liquor), didistribusikan di atas isian (packing)
melalui distributor, sehingga cairan membasahi permukaan isian secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut disebut gas kaya (rich gas), masuk ke ruang distributor
yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antar isian berlawanan
arah dengan aliran zat cair. Isian memberikan luas permukaan kontak yang besar antara zat cair
dan gas, sehingga membantu terjadinya kontak yang intensif antara kedua fasa. Sambil mengalir
ke bawah dalam Menara, zat cair makin kaya akan zat terlarut yang akan keluar dari bagian
bawah Menara. Pada percobaan kali ini zat cair yang digunakan adalah larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 30L sedangkan gas yang digunakan adalah CO2. Analisa karbon dioksida terlarut
dalam NaOH, absorbsi karbon dioksida dari campuran udara ke dalam larutan NaOH
ditunjukkan oleh reaksi sebagai berikut :
CO2(g) + NaOH(l) → Na2CO3 + H2O
Dengan menggunakan teknik analisa titrasi, asam yang digunakan lebih dahulu menetralkan
NaOH dan pada saat yang bersamaan dapat mengubah Na2CO3 menjadi NaHCO3 konsentrasi
total karbonat dapat ditentukan dan selanjutnya jumlah CO2 diserap.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi absorbsi gas ke dalam cairan antara lain temperature
operasi, tekanan operasi, konsentrasi komponen di dalam cairan, konsentrasi komponen di dalam
gas, luas bidang kontak, dan lama waktu kontak. Untuk itu dalam operasi absorbsi harus dipilih
kondisi yang tepat sehingga dapat diperoleh hasil yang yang optimum.
Percobaan ini dilakukan dengan mengambil sampel larutan hasil absorbs, yang diambil dari
tangki dan dari outlet cairan setiap 5 menit selama 35 menit. Setiap 5 menit sampel tersebut akan
diberi indicator PP dan dititrasi dengan HCl O,1 M. Dari hasil percobaan tersebut akan
didapatkan besarnya konsentrasi CO2 dalam sampel setiap 5 menit dan dapat dihitung kecepatan
CO2 yang diserap.
Berikut konsentrasi CO2 pada pengambilan sampel setiap 5 menit
Dari Outlet
Dari Tangki
Waktu dari saat mulai T cairan
(Mnt) Vt M Vt M
(ml) (CO2) (ml) (CO2)
5 10 0,093 10 0,079
10 10 0,089 10 0,071
15 10 0,075 10 0,06
20 10 0,067 10 0,053
25 10 0,066 10 0,048
30 10 0,063 10 0,047
35 10 0,05 10 0,04
Kurva konsentrasi CO2 tangki vs waktu memiliki persamaan linear y = -0,0014x + 0,099 dengan
R² = 0,9446 dan kurva konsentrasi CO2 outlet cairan vs waktu memiliki persamaan linear
y = -0,0013x + 0,0821 dengan R² = 0,9524. Dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin lama waktu penyerapan, maka semakin berkurang kandungan CO2 yang dapat diserap.
Perbedaan konsentrasi CO2 pada tangki dan outlet, dikarenakan kandungan CO2 pada tangki
lebih banyak dibandingkan kandungan CO2 pada outlet cairan. Pada Aliran inlet dalam tangki
CO2 dan Aliran inlet CO2 dalam terlarut di outlet cairan besarnya berbanding terbalik terhadap
waktu, oleh karena itu semakin lama waktu penyerapan, maka aliran inletnya dari tangki dan
outlet cairan semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai