Anda di halaman 1dari 31

SULFUR DAN ASAM SULFAT

KELOMPOK 5
Lathifa Abirrania Sausan NIM 181411081
Paqih Purnama Alam NIM 181411084
Rivaldhy Haposan S NIM 181411089
Shabrina Sabila Shidiq NIM 181411093
SULFUR
BAHAN BAKU
Belerang terdapat dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfidaBahan baku utama pembuatan asam sulfat
adalah sulfur atau belerang, yang berwarna kuning. Belerang di alam terdapat di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari
massa kulit bumi. Belerang dalam keadaan unsur bebas terdapatdialam (daerah gunung berapi dan dalam tanah). Dalam
bentuk senyawa, belerang terdapat pada bijih-bijih seperti pyrit (FeS2), sfalerit (ZnS), kalkoprit (CuFeS2), galena (PbS),
atau pada garam-garam sulfat seperti gipsCaSO4, barium sulfat(BaSO4),maupun magnesium sulfat(MgSO4). Sekitar 56%
belerang diperoleh dengan penambangan dari sulfur alam, 19% diperoleh dari senyawa-senyawa sulfur seperti pyrite atau
batuan sulfida/ sulfat lainnya, dan dari gas buangan industri minyak bumi/ batu bara (H2S, SO2) 25%.

Pyrit (FeS2), Sfalerit (ZnS), Kalkoprit (CuFeS2) Galena (PbS)


Sifat Fisika dan Kimia

SIFAT KIMIA SIFAT FISIKA


• Struktur Kristal orthorhombic Fase Solid
• Bilangan oksidasi -1, ±2, 4, 6 (oksida asam kuat)  Massa jenis (sekitar suhu kamar) 2.08 g/cm3
• Keelektronegatifan 2.58 (skala pauling)  Massa jenis (sekitar suhu kamar) 1,96 g/cm3
• Energi ionisasi Pertama 999.6 kJ/mol,  Massa jenis (sekitar suhu kamar) 1,92 g/cm3
• Energi ionisasi kedua:2252 kJ/mol,  Massa jenis cair pada titik lebur 1.819 g/cm3
• Energi ionisasi ketiga :3357 kJ/mol  Titik lebur 388.36K
• Jari-jari atom 100 pm  Titik didih 717.8K
• Jari-jari atom (terhitung)  Kalor peleburan 1.727 kJ/mol
88 pm  Kalor penguapan 45kJ/mol
• Jari-jari kovalen  Kapasitas kalor (25oC)22.75J/(mol.K)
102 pm
• Jari-jari vander waals
180 pm
METODE PENGAMBILAN SULFUR
1. Proses Frasch
2. Proses dengan Menggunakan Alat Calcarone

3. Proses Desulfurisasi
Text Here
1. Proses Frasch
Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi
dengan empat macam pipa bergaris tengah 3-20 cm. Kemudian
belerang yang sudah meleleh diangkat ke atas dengan udara tekan
dari gas bertekanan tinggi yang diinjeksikan. Saat mencapai
permukaan, belerang harus segera ditampung ke tempat
penampungan sebelum sempat membeku lagi sehingga dapat
mengakibatkan pipa tersumbat. Cara ini dilakukan untuk
mendapatkan belerang padat dengan kemurnian 99,5 %.
2. Proses dengan Menggunakan Alat Calcarone
3. Proses Desulfurisasi
Proses ini memanfaatkan emisi belerang dari proses
industri yang kadar belerangnya tinggi contoh pada indutri
gas alam.
Proses desulfurisasi dapat dilakukan dengan reaksi:
2 H2S(g) + SO2(g) 3 S(g) + 2 H2O(g)

Pembakaran belerang menghasilkan belerang dioksida,


didinginkan lalu diserap dengan air dalam menara
penyerap. Larutan SO2 dalam air dipanaskan sehingga
uap air-SO2 keluar kemudian didinginkan selanjutnya
dikeringkan dengan H2SO4 pekat dalam menara penyerap.
Produk SO2 didinginkan hingga menjadi cair, kemudian
dimasukkan ke dalam botol-botol baja yang siap dijual ke
pasaran.
Manfaat Sulfur
1. Untuk membuat asam sulfat
.
.
2. Untuk membuat gas SO2 yang biasa
dipakai untuk mencuci bahan yang terbuat
dari wool dan sutera.

3. Pada industri ban, belerang


untuk vulkanisasi karet yang
berkaitan agar ban bertambah
ketegangannya serta
kekuatannya. 4. Belerang juga digunakan pada industri obat-
obatan, bahan peledak, dan industri korek api
yang menggunakan Sb2S3
PRODUK
01 Produk Utama

Selain berkhasiat bagi tubuh manusia, lebih dari 90% belerang yang
digunakan dikonversi menjadi asam sulfat, tetapi penggunaan di
industri pun banyak.

02 Produk Samping

Hidrogen sulfat (H2S) dan Belerang dioksida (SO2)


Pengolahan Limbah Sulfur

Limbah atau produk samping yang dihasilkan dari pabrik kilang minyak dan gas
adalah H2S, CO2 dan lain-lain yang disebut gas asam. Kandungan gas-gas tersebut
di dalamnya sangat berbahaya sehingga tidak diperbolehkan untuk langsung
dibuang ke lingkungan. Sangat diperlukan beberap perlakuan khusus untuk
menguraikan gas buang tersebut. Proses yang paling sering digunakan
adalah Amine Gas Treating diikuti Claus Process. Produksi insoluble sulfur dapat
diperoleh melalui beberapa tahapan yaitu pelelehan dan penguapan sulfur
dengan vaporizer, proses pencampuran sulfur vapor dengan larutan pendingin
(quenching), dan pemisahan insoluble sulfur.

REAKSI CLAUS PROCESS


2 H2S(g) + 3 O2(g) → 2 SO2(g) + 2H2O(l) ΔHo = - 247,89 KJ
4 H2S(g) + 2SO2(g) → S6(g) + 4H2O(l) ΔHo = - 42,24 KJ
Amine Gas Treating
Sulfurid Acid
ASAM SULFAT
01 Bahan Baku

02 Sistem Proses

03 Peralatan Proses

04 Utilitas

05 Produk

06 Pengolahan Limbah
BAHAN BAKU ASAM SULFAT
Add Text Add Text
Easy to change colors, Easy to change colors,
photos and Text. photos and Text.

Add Text Add Text


Easy to change colors, Eay to change colors,
photos and Text. photos and Text.
Sifat Fisik dari Bahan Baku

No Komponen Bentuk Warna Bau Titik Didih (oC)


1. Belerang Padatan Kuning Menyengat 115,2
2. Oksigen Gas - - -21
3. Vanadium pentaoksida Padatan Kuning - 1750
4. Air Cairan - - 100
5. Nitrogen dioksida Gas Merah- Menyengat 21
kecoklatan
Sifat Kimia dari Bahan Baku

No Komponen BM (gr/mol) Kelarutan

1. Belerang 32,06 Hygroskopis

2. Oksigen 32 -
Larut dalam asam
3. Vanadium 181,9 dan alkali
Berfungsi sebagai
4. Air 18 pelarut
5 Nitrogen dioksida 92 -
Sistem Proses
1. Proses Bilik Timbal

Gas SO2 di
Pembakaran NO bereaksi
oksidasi
belerang (S) dengan
dengan
menjadi SO2. Oksigen
katalis NO2
1. Pembakaran belerang menjadi SO2.

S(s) + O2 (g) → SO2 (g)

2. Gas NO + NO2 diperoleh dengan cara oksidasi terhadap NH3 dengan


katalisator Pt
4NH3 + SO2 4NO + 6H2O
2NO + O2 2NO2

3. Reaksi-reaksi yang terjadi nelalui 3 tingkatan fase, yaitu fase homogen (gas),
fase heterogen (gas dan cair) dan fase homogen (cair).
Fase homogen, fase gas
2NO + O2 2NO2
2NO2 N 2 O4
fase heterogen, fase gas dan cair
SO2 + H2O → H2SO4
NO + NO2 + H2O → HNO3
H2SO4 + NO2 → H2SO4NO
2(H2SO4)NO + ½ O2(NO2) → 2SO5NH + H2O + NO
2(H5NH) + SO2 + 2H2O → 2H2SO4NO + H2SO4

fasa homogen, fasa cair


H2SO4.NO → H2SO4 + NO
2SO5NH + H2O → 2H2SO4 + NO + NO2
SO5NH + HNO3 → H2SO4 + 2NO2(N2O4)

Dengan adanya asam violet, terjadi reaksi (5) kembali sedemikian, terus-menerus hingga sebagian
SO2 kembali menjadi H2SO4.
Proses kamar timbal menggunakan bahan baku dalam proses
ini yaitu gas SO2. Katalis yang digunakan pada proses ini ialah gas
NO dan NO2. Gas SO2, NO, NO2, dan uap air dialirkan ke dalam
ruang yang bagian dalamnya dilapisi Pb (timbal). Produk asam
sulfat yang terbentuk memiliki konsentrasi maksimum 72% dengan
konversi kurang optimal karena stage berjalan tanpa kendali
kinetika dan banyak gas yang tidak terpakai dan dibuang ( dengan
me-recycle sebagian gas )
2. Proses Kontak

H2SO4 98 - 99,5 %
3. Absorbsi Gas SO3
SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq)

H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq)

2. Oksidasi Katalitik SO2 Menjadi


SO3 dengan Bantuan Katalis.
SO2(g) + 1/2O2(g) → SO3(g)

1. Pembakaran Belerang
S(g) + O2(g) → SO2(g)
1. Pembakaran Belerang

Proses produksi asam sulfat di awali dengan peleburan sulfur (S) yang digunakan sebagai
bahan baku utama dengan menggunakan steam yang dialirkan pada coil-coildi Sulfur
Melter. Kemudian sulfur cair dipompakan dariSulfur Melter melalui pipa-pipa dan
disemprotkan ke dalam Furnace. Di dalam Furnace terjadi pembakaran belerang dengan
udara.

Udara yang digunakan disuplai oleh Main Blower yang sudah mengalami proses
pengeringan. Proses pengeringan udara dilakukan di Drying Tower dengan menggunakan
asam sulfat sirkulasi dengan konsentrasi 93%-98%. Proses pengeringan udara tersebut
dimaksudkan untuk mencegah korosi oleh gas pada pembakaran dan untuk menghilangkan
kandungan air dalam udara.

Kondisi : Suhu 750-770oC


Tekanan 4 Kg/cm2 Reaksi : S(g) + O2(g) → SO2(g)
2. Oksidasi Katalitik SO2 Menjadi SO3 dengan Bantuan Katalis

Dari Hot Gas Filter aliran gas masuk ke Converter. Converter ini terdiri dari empat bed
katalis V2O5. Aliran gas masuk ke setiap bed diatur pada temperature 425-440oC. Dengan
bantuan katalis ini aliran gas tersebut (SO2) diubah menjadi gas SO3. Reaksi ini merupakan
reaksi eksoterm

Dari converter aliran gas SO3 masuk ke dalam SO3 untuk didinginkan. Kemudian didinginkan lebih
lanjut ke SO3 setelah itu aliran gas tersebut masuk ke Absorbing Tower

Reaksi : SO2(g) + 1/2O2(g) → SO3(g)


3. Absorbsi Gas SO3

Di Absorbing Tower terjadi proses penyerapan gas SO3 dengan menggunakan sirkulasi
asam sulfat dengan konsentrasi 98-99% yang diatur di AT Pump Tank. Asam resirkulasi
tersebut kemudian diencerkan dengan menambahkan air dan setelah itu baru dialirkan
kembali ke dalam AT Pump Tank.Asam sulfat yang dihasilkan pada AT Pump Tank
setelah mencapai level maksimum yang ditentukan, kemudian ditransfer dan
ditampung di Sulphuric Acid Storage Tank.

SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq) ( oleum )

H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq)


PROSES KONTAK
Peralatan Proses

Peralatan pendukung :
Peralatan utama :
1. Pompa
1. Menara pembakaran ( burner ) 2. Blower
2. Menara konverter 3. Tungku limbah
3. Menara absorpsi 4. Heat exchanger
4.Menara pembuangan gas 5. Tangki penampung produk.

Utilitas

Tekanan : 1 atm
Suhu : 450 – 500 °C (Proses kontak)
: 400 - 600 °C (Proses bilik)
Produk Utama
Produk asam sulfat yang dihasilkan oleh memiliki
konsentrasi 98,5%. Sifat fisik asam sulfat yang dihasilkan yaitu

No Parameter Sifat fisik No Parameter Sifat Kimia Produk


1 Bentuk Cairan 1 Rumus Molekul H2SO4
2 Warna Jernih 2 BM 98,08 gr/mol
3 Bau Menyengat 3 Densitas 1,84 gr/cm³
4 Titik Didih 340ºC 4 Kelarutan Larut dalam air
5 Titik Leleh 10,49ºC 5 Viskositas 26,7 CP (20ºC)

Pengepakan: botol kaca berwarna gelap, dan


Produk samping : Oleum ( H2S2O7 ) , gas SO3 dipasarkan berupa asam sulfat pro analisa dan asam
sulfat teknis
Pengolahan Limbah
1. Pengolahan limbah gas
Dilakukan dengan pemasangan alat filter yang berfungsi untuk menyaring partikel
gas asam yang mungkin terbawa gas buangan akibat proses absorbsi kurang
sempurna.

2. Pengolahan limbah cair


Menggunakan system netralisasi dan sedimentasi dengan bahan pembuatan batu
kapur, soda ash atau soda kaustik (NaOH).

3. Pengolahan limbah padat


Limbah padat diolah dengan cara mengumpulkannya pada suatu tempat
penampungan dan secara periodic limbah padat tersebut diangkat oleh dinas
kebersihan.

4. Pengolahan limbah yang berupa debu dan kebisingan


Mengadakan penghijauan di sekeliling pabrik, mengisolir sumber bising dengan
tembok, memasang alat penghisap debu, dan mewajibkan karyawan memakai
masker dan ear protector.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai