DASAR TEORI
Casing merupakan suatu pipa baja yang berfungsi untuk menjaga kestabilan lubang
bor agar tidak runtuh, menutup zona yang bertekanan abnormal, zona lost dan sebagainya.
Sesudah suatu pemboran mencapai kedalaman tertentu, maka didalaman lubang bor tersebut
penting dipasang casing setelah itu dilanjutkan dengan penyemenan (Ariadji, 2016). Program
casing ini merupakan tahap pertama pada perencanaan konstruksi sumur. Apabila semua
program casing dan penyemenan sudah dilakukan dan mencapai formasi produktif, kemudian
sumur dikomplesi dengan melakukan perforasi untuk memproduksi fluida hidrokarbon
kepermukaan. Casing mempunyai fungsi penting dalam pengeboran dan penyelesaian sumur.
Adapun beberapa fungsi casing yaitu sebagai berikut
1. Mencegah Gugurnya Dinding Sumur
Pada formasi batuan yang tidak terkonsolidasi dengan baik, kegiatan pemboran melalui
formasi seringkali mengakibatkan lubang bor yang lebih lebar. Pembesaran lubang bor
disebabkan runtuhnya dinding lubang bor, lebih jauh apabila lapisan lunak ini berganti-ganti
dengan lapisan keras sehingga akan memberikan efek pembelokan terhadap drill string.
2. Mencegah Terkontaminasinya Air Tanah Oleh Lumpur Pemboran
Menyeimbangkan tekanani formasi saat pengeboran membutuhkan
penggunaan jenis lumpur pengeboran tertentu. Lumpur dengan densitas yang tinggi
digunakan untuk mencegah air masuk ke lubang bor dan menyebabkan kontaminasi. Lumpur
pemboran ini membantu menjaga tekanan hidrostatis dalam formasi, memastikan kelancaran
proses pemboran. Saat lumpur mengalir dalam lubang bor melalui bukaan dalam formasi,
lumpur tersebut menumpuk di dinding lubang bor. Masuknya filtrati lumpur ke dalam
formasi bisa menyebabkan adanya air. Untuk mencegah kontaminasi air formasi, dipasang
casing.
3. Menutup Zona Bertekanan Abnormal dan Zona Loss Zona
Tekanan abnormal merupakan zona yang bisa menyebabkan terjadinya well kick, yaitu
sasat fluida formasi masuk ke dalam sumur. Selain itu, jika cairan ini membentuk gassdan
tidak segeraidiproses, akan terjadi semburan liar (blow out) yang berbahaya, tetapi
kerugiannya akan sangat besar. Zona lost adalah zona dimana lumpur pemborang menghilang
kedalam formasi.
4. Membuat Diameter Sumur Tetap
Seperti disebutkan sebelumnya mud cake terbentuk di dinding lubang bor sebagai
akibat dari waktu yang dibutuhkan dan permeabilitas batuan tempat lumpur dibor. Semakin
tinggi permeabilitasnya, maka mud cake akan semakin tebal. Oleh karena itu, dengan
memasang casing diameter lubang bor akan tetap terjaga. Ini akan sangat membantu jika kita
membutuhkan data volum annulus secara tepat.
5. Mencegah Hubungan Langsun Antar Formasi
Misalnya jika sebuah sumur dirancang untuk mendapatkan minyak dan gas dari
lapisaniyang berbeda untuk diproduksi bersama, maka akan dipasang casing dan packer
untuk memisahkan dua lapisan produktif.
6. Sebagai Tempat BOP dan Peralatan Produksi
Blow out preventer (BOP) adalah suatu alat untuk mencegah terjadinya semburan liar,
menahan tekanan sumur yang berada dalam kondisi kick. BOP ditempatkan pada surface
casing. alat produksi yang dipasang pada casing. contohnya Xmas tree dan lain-lain.
3.1. Jenis Jenis Casing
Dalam melakukan pemboran suatu sumur diperlukan berbagai jenis casing untuk
menunjang kegiatan pemboran tersebut. Casing yang digunakan tersedia dalam berbagai
ukuran dan dibutuhkan pada kedalaman yang berbeda. Jenis-jenis casing yang digunakan
adalah sebagai berikut:
3.1.1. Conductor Casing
Conductor casing dipasang pada permukaan yang dangkal yang merupakan sebuah
rangkaian pipa pendek yang memiliki Panjang (90 ft - 150 ft) dan diameter (16 inch - 30
inch). Biasanya digunakan sebagai pipa casing dalam kondisi tanah lembek seperti rawa-rawa
atau lepas pantai (sering disebut stove pipe). Conductor casing berbungsi untuk mencegah
kerusakan pada strukturstanah dasar menara bor dan lepas pantai. Pipa conductor juga dapat
digunakan untuk melindungiicasing selanjutnya dari korosi dan sebagai menopang beban
wellheadsdilokasi dimana kondisi tanahitidak mendukung.
3.1.2. Surface Casing
Casing ini dipasang cukup dalam sehingga dinding lubang bor tidak runtuh dalam
formasi yang tidakikompak di dekat permukaan. Ini adalah titiksawal untuk tetap berada di
sumur yang sudah selesai. Diameter surface casing harus lebih kecil dari conductorscasing.
kedalaman pemasangan mungkin hanya perkiraan (200 ft), tetapi dalam beberapa kasus bisa
ribuan kaki (ditentukan oleh aturan setempat). Pipa ini juga dipasang sebagaiipelindung dari
tanah.
3.1.5. Liner
Liner merupakan suatu rangkaian yang tidak sampai kepermukaan
merupakan pipa yang terpendek dan dipasangimulai dari dasar lubangisampai pada suatu titik
100 ft atau lebihidi atas bagian bawah intermediate casing. Mekanisme yang disebut
gantungan menggantung liner dari serangkaian caing di atasnya. Liner string sering kali
disemen, namun terkadang diabaikan. Keuntungan utama dari liner adalah lebih murah dan
hanya membutuhkan sejumlah kecil pipa untuk diletakkan di permukaan. Gambar (3.1)
merupakan jenis-jenis casing.
Gambar 3. 1 Jenis Casing (Herriot, 2005).
W = BN x L
Keterangan:
W : Berat Casing (lbs)
BN : Berat Nominal (lbs/ft)
L : Panjang Casing (ft)
Lubang sumur diimana casing harus memiliki lumpur didalamnya, dimana lumpur
tersebut akan memberikan gaya apung (bouyency) pada casing sehingga menyababkan berat
casing didalam lumpur dapat dicari menggunakan rumus:
Wm = W (1-0.015 x Bjm)
Keterangan:
W : Berat casing di udarah (lbs)
Wm : Berat casing dalam lumpur (lbs)
Bjm : Berat jenis lumpur (ppg)
(1-0.015 x Bjm): Buoyancy factor
Beban burst pada surface casing dapat dilihat pada gambar (3.3).
2. Beban Collapse
Untuk surface casing biasanya dilakukan penyemenan sampai kepermukaan.
Ketinggi kolom semen ini menaruh beban collapse buat casing yang besarnya sama
dengan tekanan hidrostatik cement. Karena kedalaman surface casing relatif dangkal,
lost circulation yang terjadi bisa mengakibatkan kolom lumpur turun sampai dibawah
kaki casing. Beban collapse pada surface casing bisa dilihat pada gambar (3.4).
Gambar 3.4 Beban Collapse pada Surface Casing (Rubiandini, 2012)
Pe = 0.052 × ps × Ls
Untuk menghitung tekanan dual stage cementing (Sahbudin,2014) bias
menggunakan persamaan berikut.
P hydro (lead, tail) = 0.052 x densitas cement x (length top – length bottom) ft
3. Beban Collapse
Beban runtuh dalam intermediat casing terdiri tekanan hidrostatik lumpur saat
casing dipasang dan tekanan hidrostatik cement. Beban collapse dalam intermediate
casing pada gambar (3.6).
2. Beban Collapse
Sama halnya pada intermediat casing, maka beban collapse pada production
casing juga terdiri atas tekanan hidrostatik lumpur saat casing dipasang dan tekanan
hidrostatik semen dianulus. Beban collapse pada production casing pada gambar
(3.8).
P1 = 0.052.pm.Lm
P2 = P1+0.052p sHs
ƿm
𝐵𝐹 =1−
65.5
Cara I:
WM1. = L1.Wa1.BF
Cara II:
WM2 = WM1 + L2.Wa2.BF
Cara III:
WM3 = WM1 + L3.Wa3.BF
Beban tension di surface:
Ts = WM1 + L2.WM2.WM3
Titik netral seperti yang dijelaskan diatas merupakan titik untuk rangkaian
casing dimana beban baxial adalah 0 (nol). Posisi kedalaman titik netral bisa
ditentukan dengan rumus:
BV
𝑇𝑁 = D1 − D1
W1
Keterangan pada gambar diatas (2.5)
a : Garis beban tension
b : Garis beban tension + 100.000 lbs
c : Garis beban tension × 1.6c
Pada gambar, b dan c berpotongan oleh karena itu garis desain tension
merupakan yang tercetak tebal. Garis desain tension dipakai untuk menguji body
yield strength dan joint strength casing yang digunakan. Ini juga digunakan pada
perhitungan beban biaxial.
4. Beban Baxial
Misalnya terdapat suatu rangkaian casing dengan burst dan collapse rating
tertentu dan berada di dalam lumpur, maka pada casing bagian atas tension akan
menyebabkan kenaikan burst rating dan penurunan collapse rating. Sedangkan pada
bagian bawah compression akan menyebabkan penurunan burst rating dan menaikkan
collapse taring.
Dapat di lihat dengan adanya tension akan mengurangi collapse resistance dan
meningkatkan burst resistance. Sementara compression dapat mengurangi burst
resistence dan meningkatkan collapse resistance. Berikut adalah gambar (2.6) kurva
ellips beban biaxial.