Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Casing

      Casing adalah pipa yang dimasukkan kedalam sumur bor dimana casing ini memiliki
beberapa fungsi yang penting baik dalam pekerjaan pemboran (drilling) maupun dalam
pekerjaan penyelesaian sumur (completion). Casing merupakan komponen yang cukup mahal
dan harus diperhitungkan dalam pekerjaan pemboran karena biasanya biaya untuk casing
berkisar antara 25% sampai dengan 30% dari keseluruhan biaya pemboran suatu sumur.

Casing terdiri dari 5 (lima) tipe dasar, yaitu :


1. Conductor Casing
2. Surface Casing
3. Intermediate Casing
4. Production Casing
5. Liner

Pembahasan :

1. Conductor Casing
      Conductor Casing merupakan rangkaian casing yang pertama. Conductor casing
(conductor pipe) ini ditanamkan pada titik dimana suatu sumur akan dibor dengan cara
menumbuknya dengan menggunakan diesel hammer. Kedalaman conductor pipe ini berkisar
antara 10 ft sampai dengan 300 ft tergantung dari kondisi lokasi yang akan dibor. Ukuran
diameter conductor pipe biasanya antara 16 inci sampai dengan 36 inci. Conductor pipe
ini harus mempunyai ukuran yang lebih besar agar casing berikutnya bisa masuk
kedalamnya.

Kegunaan Conductor Pipe :

 Menampung drilling fluid (mud) agar sirkulasi bisa dilakukan.


 Mencegah membesarnya lobang (washout) pada lapisan permukaan yang umumnya
bersifat tidak solid/gampang runtuh (unconsolidated formation).

2. Surface casing
      Surface casing ialah casing yang dimasukkan kedalam sumur/lobang bor melalui
conductor pipe. Kedalaman (setting) dari surface casing ini akan sangat bergantung dari
kedalaman formasi yang tidak solid (unconsolidated formation). Biasanya surface casing
ini memiliki ukuran diameter antara 9-5/8 inci sampai dengan 20.0 inci. Karena
temperatur, tekanan dan fluida yang korosif cenderung meningkat sejalan dengan kedalaman
lobang bor, maka pemilihan jenis besi casing (grade) harus disesuaikan dengan kondisi
sumur.

Kegunaan Surface Casing :


 Melindungi formasi dari lapisan air bersih (fresh water formation).
 Menutup unconsolidated formation dan zona-zona lost circulation.
 Menyediakan tempat untuk pemasangan BOP.
 Melindungi/menjaga “build” section pada sumur berarah.
 Menyediakan tempat untuk melakukan “leak-off test”.
3. Intermediate Casing
      Intermediate casing ialah casing yang dipasang setelah surface casing yang biasanya
digunakan untuk menutup/mengatasi masalah yang akan timbul dengan formasi selama
pekerjaan pemboran. Biasanya intermediate casing ini ukuran diameternya antara 9 5/8
inci sampai dengan 13 5/8 inci.

Kegunaan Intermediate Casing:


 Menutup zona-zona yang akan menimbulkan masalah dalam pemboran (gas zones,
lost circulation zones, dl

4. Production Casing
      Production casing ialah rangkaian pipa selubung yang terakhir dimasukkan kedalam
lobang bor. Ukuran production casing ini akan sangat bergantung dari perkiraan jumlah
produksi dari sumur tersebut. Semakin tinggi produksi suatu sumur akan semakin besar
ukuran production casing yang akan digunakan. Biasanya production casing ukuran
diameternya antara 13.0 inci sampai dengan 7.0 inci.

Kegunaan Production Casing:


 Menyediakan tempat berkumpulnya fluida yang akan diproduksi.
 Memisahkan formasi produksi dengan formasi lainnya.
 Menghubungkan formasi produksi dengan permukaan.
 Menyediakan tempat untuk alat bantu produksi (submersible pump).

5. Liner
      Liner ialah merupakan rangkaian casing produksi (production casing) yang dipasang
dalam lobang bor/sumur tetapi tidak sampai kepermukaan. Biasanya liner dipasang pada
intermediate casing dengan menggunakan packer atau slip. Didalam pemasangannya, liner
biasanya akan berhimpitan (overlap) dengan intermediate casing antara 100 ft sampai dengan
150 ft. 

Kegunaan Liner :
 Dugunakan untuk mengurangi biaya casing dan biaya untuk running casing. Jika liner
ini harus disambung sampai kepermukaan dengan menggunakan rangkaian casing lainnya,
maka rangkian casing ini disebut dengan “Tie Back” string.

Standarisasi Casing
American Petroleum Institute (API) telah membuat dan mengembangkan standard dan
spesifikasi untuk casing dan tubing yang digunakan dalam lapangan perminyakan. Salah satu
standard yang lebih umum digunakan baik untuk casing maupun untuk tubing ialah berat per
satuan panjang (weight per unit length) yang biasanya ditulis dengan pound per foot (ppf).
Terdapat 3 (Tiga) Standard API Untuk Berat Casing:
 Nominal Weight: Berat yang dihitung secara teoritikal terhadap casing yang
mencakup derat pin dan coupling nya untuk setiap panjang 20 feet.
 Plain End Weight: Berat batangan casing dimana casing tersebut diukur beratnya
tanpa memiliki derat dan coupling.
 Threaded and Coupled Weight: Berat batangan casing yang memiliki derat pada
kedua ujungnya dan coupling pada salah satu ujungnya.
Terdapat 3 (Tiga) Standard API Untuk Panjang Casing:
 R-1: Kisaran panjang setiap batangan casing antara 16 ft sampai dengan 25 ft, 95%
memiliki panjang diatas 18 ft.
 R-2: Kisaran panjang setiap batangan casing antara 25 ft sampai dengan 34 ft, 95%
memiliki panjang diatas 28 ft.
 R-3: Kisaran panjang setiap batangan casing lebih dari 34 ft, 95% memiliki panjang
diatas 36 ft.

      Selain standard panjang (range) dan berat (weight) terdapat pula standard grade (jenis
besi) yang menggambarkan property/sifat besi atau metal dari casing. Didalam penulisan
property besi dari casing, “huruf” akan menerangkan grade casing sedangkan “angka” akan
menerangkan minimum yield point dari casing. Misalkan: Casing J-55 berarti casing tersebut
memiliki grade “J” dan minimum yield point casing ini besarnya 55.000 psi.

Yield Point pada Casing


 Tensile Strength: Tensile strength yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah
perpanjangan casing untuk setiap 0.5% dari satuan panjang casing tersebut.
 Collapse Strength: Kekuatan maksimum casing untuk dapat menahan tekanan atau
gaya yang datang dari luar casing.
 Burst Strength: Kekuatan maksimum casing untuk dapat menahan tekanan atau gaya
yang timbul dari dalam casing tersebut.
      Ukuran casing (casing dimensions) biasanya dispesifikasikan dengan outside diameter
(OD) dan ketebalan nominal dari dinding casing (nominal wall thickness). Tapi dilapangan
perminyakan ukuran/spesifikasi yang umum digunakan ialah OD dan nominal weight atau
pound per foot (ppf).

Coupling
      Coupling ialah bagian dari casing yang mana ukurannnya tidak begitu panjang dan
digunakan untuk menyambung batangan casing yang satu dengan lainnya. Jenis besi (grade)
dari coupling ini biasanya sama dengan jenis besi casing dan kekuatannya boleh jadi berbeda.
Terdapat 4 (Empat) Spesifikasi API Untuk Coupling:
1. Short Round Threads & Couplings (CSG).
2. Long Round Threads & Couplings (LCSG).
3. Buttress Threads & Couplings (BCSG).
4. Extremeline Threads (XCSG).
      Short round threads & couplings (CSG) dan long round threads & couplings (LCSG)
memiliki bentuk derat yang sama yakni bulat (rounded) yang terdiri dari 8 derat setiap inci
yang biasanya disebut dengan API-8 rounds. Perbedaan pada kedua jenis coupling ini hanya
terletak pada panjang derat yang ada pada coupling. Karena coupling LCSG lebih panjang
dari coupling CSG, maka coupling LCSG memiliki derat lebih banyak dan kekuatannya juga
akan lebih besar jika dibandingkan dengan coupling CSG. Bentuk derat pada buttress
coupling (BCSG) adalah segi empat (square) yang memiliki 5 derat untuk setiap inci.
Coupling buttress ini juga memiliki ukuran coupling yang panjang dan tentunya juga
memiliki derat yang cukup banyak untuk memberikan kekuatan pada kuncian dan tarikan
casing. Sementara coupling jenis extremeline (XCSG) sangat berbeda dengan ketiga jenis
coupling diatas karena setiap couplingnya memiliki box dan pin.

Penanganan Casing Dilapangan


      Karena casing merupakan bagian peralatan dari pekerjaan pemboran yang harus
diperhitungkan mengingat biayanya yang cukup tinggi/besar, oleh sebab itu penanganan akan
casing ini dilapangan harus menjadi perhatian yang lebih bagi semua pihak yang terkait,
mulai dari pekerjaan transportasi casing, bongkar muat casing dan memasukkannya kedalam
sumur.

Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Melakukan Transportasi Casing Secara Baik.
 Menempatkan/menyususn casing diatas bak trailer secara benar/baik.
 Membatasi jumlah casing yang diangkat/diangkut sesuai dengan kapasitas trailer.
 Mengikat casing yang sudah disusun diatas bak trailer minimal pada dua tempat yaitu
pada ¼ bagian dari ujung keujung.
 Memeriksa dan juga mengencangkan kembali jika perlu ikatan pada casing setelah
berjalan beberapa lama/jauh.
 Memastikan dokumen kendaraan dan dokumen pengendaranya (driver) dalam
keadaan sah atau masih berlaku.
 Melengkapi dan memeriksa dokumen perjalanan/pengiriman sesuai dengan jenis dan
jumlah barang yang dibawa.

2. Melakukan Bongkar Muat Casing Sesuai Prosedur Yang Berlaku.


 Memeriksa dan memastikan barang yang diantar (casing) cocok dengan dokumen
pengiriman barang tersebut (ukuran dan jumlahnya).
 Menggunakan crane yang dilengkapi dengan sling atau band yang dianjurkan, wheel
loader dll, tanpa menjatuhkan casing dari trailer ke atas rak/tanah.
 Meletakkan dan menyususn casing diatas rak dengan jarak rak ±2 ft dari tanah.
 Membatasi setiap lapisan susunan casing dengan kayu atau papan.
 Memberikan/memasang balok penghalang/stopper pada kedua ujung rak casing agar
casing tidak menggelinding sampai jatuh ketanah.
 Membatasi jumlah lapisan/tinggi susunan casing agar tidak ambruk dan berserakan.
 Memasang kembali protector casing disaat bongkar muat casing dilakukan dilapangan
(untuk pengembalian casing yang lebih).

3. Memasukkan Casing Kedalam Sumur Sesuai Prosedur & Rekomendasi Yang Berlaku.
 Memastikan jenis, ukuran dan jumlah casing yang baru datang/dibongkar dengan menggunakan
Lembar Daftar Pemeriksaan Casing.
 Memastikan peralatan casing (elevator, slip, tong) tersedia dan dalam kondisi baik.
 Memastikan jenis dan jumlah peralatan pelengkap casing/accessories (float shoe, float collar,
centralizer) tersedia dan dan cocok dengan ukuran casing.
 Memastikan turunan (swage) dari casing yang akan dimasukkan kearah alat sirkulasi/pompa
(sebagai alat well control) tersedia dan cocok.
 Mempersiapkan ukuran casing (casing tally) secara benar dan memastikan kembali jumlah casing
yang akan dimasukkan dan jumlah casing yang akan tinggal diluar.
 Mengangkat casing satu persatu dari rak keatas V-door atau meja kerja.
 Memastikan tidak ada sumbatan atau barang-barang lainnya didalam casing (menggunakan rabit
jika perlu) sebelum casing tersebut disambung.
 Menggunakan casing compound yang cocok dan casing thread lock jika diperlukan.
 Melakukan penguncian casing sesuai dengan torsi yang dianjurkan.
 Menentukan cara-cara/prosedur yang benar untuk memasukkan casing kedalam sumur (pengisian
casing dengan lumpur, kecepatan turun casing, dll).

Anda mungkin juga menyukai