CASING DESIGN
mempunyai diameter yang besar dan dipasang pada lubang sumur menggunakan
semen. Casing merupakan suatu rangkaian yang dipasang pada sumur dan diset
Casing memiliki sambungan berupa ulir pada ujung - ujungnya, bila ujung
yang satu disebut pin atau male maka ujung yang satunya disebut box atau female.
Satu bagian casing disebut satu joint, bila jumlah casing disambung menjadi satu
maka disebut rangkaian casing atau casing string. Pemilihan ukuran yang sesuai,
tipe dan jumlah casing yang digunakan untuk suatu sumur sangat penting bagi
keberhasilan pengeboran.
Casing yang digunakan harus memiliki ukuran dan kekuatan yang cukup
untuk menembus target formasi yang akan dicapai dan diproduksi, gradien rekah
formasi dan tekanan formasi atau tekanan pori harus digunakan dan hal-hal yang
akan dibor.
6
7
Pada proses pemboran, terdapat lapisan batuan yang kompak dan ada yang
tidak kompak. Pemboran lapisan yang tidak kompak yang menembus lapisan
tersebut dapat menyebabkan runtuhnya sebagian dinding lubang, dan lubang bor
kick, yaitu masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor. Jika kick membesar,
maka terjadi blow out. Sedangkan zona lost yaitu zona yang memiliki tekanan
yang jauh lebih rendah dibanding tekanan hidrostatik fluida pemboran, sehingga
fluida pemboran akan masuk dan menghilang ke dalam formasi. Zona lost dapat
terjadi jika ada suatu patahan (fault) atau faktor penyebab lainnya.
8
hidrostatik yang sedikit lebih besar dari tekanan formasi. Akibatnya lumpur
tersebut, sehingga pada dinding lubang bor akan terbentuk mud cake dan fitrat
lumpur. Filtrat lumpur tersebut masuk ke dalam tanah dan menyebabkan air tanah
tercemar.
Suatu bagian sumur pemboran yang belum dipasang casing, akan terdapat
mud cake yang dihasilkan fluida pemboran. Ketebalan mud cake merupakan
ditembus besar maka mud cake semakin tebal. Pemasangan casing diperlukan
untuk membuat diameter sumur tetap dan volume annulus akan dapat diketahui
secara pasti.
Apabila suatu sumur menghasilkan minyak dan gas dari beberapa lapisan
yang berbeda, dan diproduksikan secara bersama - sama maka perlu dipasang
casing dan packer untuk memisahkan dua atau lebih lapisan produktif tersebut.
9
antara lain :
Drive pipe di lepas pantai disebut juga Marine Conductor adalah pipa
yang umumnya berdiameter 30” dan mempunyai ketebalan antara 0,5” sampai 1”.
Drive pipe ini merupakan rangkaian pertama yang ditempatkan ke dalam sumur
yang mempunyai kedalaman antara 100-300 ft. Untuk batuan lunak seperti di
lepas pantai, pemasangannya dengan di-hammer pada bagian atas drive pipe yang
digantung pada travelling block dengan sling yang berdiameter 1,5” dengan berat
2. Surface Casing
burst, collapse, dan tension mengacu pada trayek sebelumnya dan juga melihat
lithology yang ada untuk menetukan pada kedalaman berapa casing tersebut harus
dipasang. Casing ini disemen hingga ke permukaan. Casing ini berfungsi untuk :
10
3. Intermediate Casing
utama Casing ini ialah menutup formasi-formasi seperti sloughing shale, lost
sumur dapat mempunyai lebih dari satu intermediate casing, tergantung dari
4. Production Casing
Casing ini disebut juga dengan oil and gas string. Apabila dipasang
sampai tepat di atas formasi produktif maka hal ini disebut open-hole completion,
lapisan lainnya.
5. Liner
liner :
11
liner.
(ID). Namun secara umum penyebutan diameter casing yang dimaksudkan adalah
ketebalan casing yang didapat pula utuk menentukan berat casing, karena tekanan
pada lubang sumur berbeda-beda, maka mungkin saja memasang casing yang
memiliki diameter luar (OD) yang sama tetapi memiliki ketebalan dan kekuatan
yang berbeda. Maka, casing yang berat atau memiliki grade yang lebih tinggi bisa
dipasang pada bagian lubang yang bertekanan tinggi dekat permukaan, dimana
tekanan tensile cukup tinggi. Pada casing terdapat juga drift diameter atau
Range casing adalah panjang casing yang diukur dari ujung coupling
sampai ke ujung thread sisi dalam atau merupakan panjang casing bersama
standar American Petroleum Institute (API), panjang casing tersedia dalam tiga
ranges, yaitu:
1. Range 1: 16 – 25 ft
2. Range 2: 25 -34 ft
3. Range 3: ≥ 34 ft
klasifikasi seperti grade material, diameter dan jenis ulir yang disesuaikan
dengan casing.
sambungan pada pipa tersebut. Berdasarkan API, ada 4 (empat) elemen penting
1. Ketinggian atau kedalaman ulir, yaitu jarak ulir dari atas sampai
2. Puncak ulir, yaitu jarak dari satu titik pada ulir yang satu ke
titik yang sama pada ulir yang berdekatan yang diukur secara
paralel.
Bentuk ulir seperti huruf “V” dengan jumlah ulir 8 - 10 per inch.
Sambungan ini ada dua macam, yaitu long thread & coupling (LT&C) dan short
thread & coupling (ST&C), dimana Tension strength LT&C 30% lebih kuat dari
pada ST&C.
Bentuk ulir seperti trapezium dengan jumlah ulir 5 buah per inch.
Rangkaian casing dengan tension load besar, rangkaian casing yang panjang atau
Tipe sambungan yang ulirnya menyatu pada badan casing, bentuk ulirnya
trapezium atau segi empat. Sambungan jenis ini sangat tahan terhadap kebocoran,
yang berdiameter 85/8” sampai 103/4” mempunyai lima ulir per inch dan
Gambar 3.1
Berat nominal adalah berat rata-rata body dan sambungan casing per foot.
Dari harga berat nominal, untuk panjang casing tertentu dapat diketahui berat
casing. Berat Nominal casing terdiri dari dua, yaitu berat nominal dan berat plain
end. Berat Nominal merupakan berat rata-rata dari serangkaian casing beserta ulir
(thread) dan couplingnya per satuan panjang, yang biasanya dinyatakan dalam
satuan lb/ ft. Sedangkan berat plain end yaitu berat dari casing tiap foot tanpa
yield strength yang terdapat pada material tersebut. Grade tersebut antara lain H-
40, J-55, K-55, L-80, N-80, C-75, C-95 dan P-110. Angka dibelakang huruf grade
menyatakan besarnya beban minimum yield strength dalam ribuan pound per
square inch (psi). Contoh data grade material dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2
panjang casing.
16
setting depth) pada setiap trayek lubangnya. Setiap trayek lubang, diisi oleh
casing dengan diameter, jenis, dan grade yang berbeda, lalu diset pada kedalaman
yang berbeda juga, dengan tujuan memperoleh hasil yang aman, efisien dan
1. Tekanan Pori
Tekanan pori (pore pressure) atau sering disebut dengan tekanan formasi
adalah tekanan yang dibentuk akibat adanya fluida yang terjebak di dalam rongga
batuan. Fluida tersebut dapat berupa minyak, gas, atau air. Tekanan pori ini juga
berfungsi untuk menahan tekanan pori yang berada di atasnya atau tekanan
perencanaan casing, penulis akan mendapat hasil perencanaan yang lebih tepat
terutama saat menentukan titik kedalaman casing pada interval nya. Tekanan pori
terdiri dari 3 bagian, yaitu tekanan pori normal, abnormal, dan subnormal.
17
memiliki nilai yang sama dengan nilai tekanan fluida yang mengisi suatu kolom
yang terdapat pada formasi tersebut. Hal ini dikondisikan agar tekanan formasi
menjadi stabil dan besarnya tekanan formasi di permukaan adalah 0 psi . Tekanan
normal merupakan tekanan dari native fluid sering disebut sebagai formation
water. Pada formation water, terdapat konsentrasi dari garam terlarut sehingga
Tekanan pori abnormal merupakan tekanan pori yang memiliki nilai yang
lebih besar dari tekanan hidrostatik formasi. Oleh karena itu, tekanan abnormal
sering juga disebut sebagai abnormal high pore pressure atau overpressure atau
geopressure. Kelebihan tekanan pada tekanan abnormal ini harus benar – benar
disebut well control sangat diperlukan. Salah satu peralatan well control ini adalah
Tekanan abnormal ini dapat terjadi pada kedalaman berapapun, dari hanya
beberapa ratus feet hingga kedalaman lebih dari 2500 ft. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan tingginya tekanan pori ini. Faktor – faktor tersebut terutama
mekanikal. Seorang insinyur pengeboran harus bekerja sama dengan geologis agar
dapat mengetahui tekanan pori yang tepat. Peran seorang geologis sangat penting
karena seorang geologis harus dapat mengetahui sejarah geologi dari struktur
18
formasi yang akan dibor. Kesalahan dalam menentukan tekanan pori ini akan
memiliki nilai lebih rendah dari tekanan normal (tekanan hidrostatik). Tekanan
pori subnormal umumnya terjadi karena telah terdeposit atau sering disebut
sejarah statigrafi, tektonik dan geokimia dari sebuah area. Akan tetapi, penyebab
paling utama dari tekanan pori subnormal adalah aktifitas produksi (terutama
peralatan produksi artificial) pada saat formasi berada pada masa virginitas. Oleh
karena itu, tekanan subnormal ini tidak banyak dibahas pada literatur – literatur
rekah dipengaruhi oleh besarnya tekanan overburden, tekanan formasi dan kondisi
3. Densitas Lumpur
menunjukkan berat per satuan volume dari lumpur dan mempunyai pengaruh daya
apung terhadap partikel padatan. Semakin besar berat jenis lumpur maka semakin
sebagai kecepatan turun partikel yang telah mencapai harga konstan dan harganya
tergantung dari berat jenis partikel, berat jenis lumpur, dan pola aliran lumpur.
digunakan dan tinggi kolom lumpur di dalam lubang bor. Tekanan lumpur
berfungsi menahan tekanan formasi sehingga fluida formasi tidak masuk kedalam
lubang bor. Masuknya fluida formasi kedalam lubang bor disebut kick. Kick yang
Tekanan lumpur tidak boleh lebih besar dari tekanan rekah formasi.
Apabila tekanan lumpur lebih besar dari tekanan rekah formasi akan terjadi lost
circulation. Densitas lumpur dinyatakan dalam satuan pound per gallon (ppg).
4. Drilling Hazard
Drilling hazard atau bahaya pada saat pemboran merupakan masalah yang
Macam – macam drilling hazard adalah seperti sloughing shale, partial loss,
Sloughing Shale
kecil dan bidang pelapisan. Problem shale dalam hal ini adalah sloughing shale
berhubungan langsung dengan air dari lumpur pemboran, maka komposisi kimia
Partial Loss
Partial loss adalah hilangnya lumpur dalam jumlah yang relatif besar,
lebih besar dari 15 bbl/jam atau sekitar 15 – 500 bbl/jam. Hal ini dapat terjadi
umumnya pada jenis formasi yang terdiri dari pasir porous, serta terkadang terjadi
Gumbo shale
Gumbo shale adalah suatu jenis shale yang menjadi lengket ketika
bereaksi dengan drilling fluid, biasa terjadi pada pengeboran lepas pantai atau di
cekungan sedimen darat dekat laut yang di bor dengan menggunakan water base
mud dan dapat menyebabkan bit balling yaitu berkurangnya penetrasi secara
Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi (air, minyak, atau
gas) ke dalam lubang bor. Apabila kick ini tidak bisa dikontrol atau tidak bisa
yang disebut juga Blowout atau semburan liar. Terjadi karena kondisi tekanan
Dalam waktu singkat gas H2S dapat melumpuhkan sistem pernafasan dan dapat
harus dipergunakan pada lingkungan kerja yang banyak mengandung gas H2S.
Ketika CO2 larut dalam air akan membentuk asam karbonat dan akan
kelarutan CO2 adalah tekanan, temperatur, dan komposisi air. Tekanan parsial
CO2 dapat dijadikan sebagai patokan untuk memprediksi besarnya korosi yang
terjadi.
Coal Problem
Coal problem adalah zona coal / batubara yang mudah runtuh dan terjadi
mengharuskan casing di set harus melewati zona coal atau sebelum zona coal.
casing tersebut disemen. Secara garis besar, persyaratan tersebut antara lain :
Mampu menahan beban Tension yang ditimbulkan oleh deviasi lubang bor
Suatu rangkaian casing yang berada di dalam sumur secara serentak akan
menerima tekanan yang berasal dari kolom fluida di dalam casing (Pi), dan
tekanan yang berasal dari kolom fluida di luar casing (Pe). Kedua macam tekanan
Pada kasus tertentu Pi dapat menjadi lebih besar daripada Pe, sehingga
terdapat selisih tekanan yang arahnya keluar, maka dalam hal seperti ini casing
dikatakan berada dalam kondisi pembebanan Burst. Beban burst dapat berasal
dari tekanan kepala sumur, tekanan hidrostatik lumpur, tekanan pada saat
Gambar 3.3
Beban Burst3
Fungsi casing di sini adalah menahan selisih tekanan di dalam dan diluar
casing tersebut sebesar Pi-Pe. Tekanan burst adalah tekanan minimum (Pi-Pe)
di dalam sumur akan mendapat tekanan dan fluida yang berada di dalam casing
(Pi), dan fluida yang berada di luar casing (Pe). Tetapi kali ini dapat pula terjadi
sebaliknya yaitu Pi menjadi lebih kecil daripada Pe, maka dikatakan casing
minimum yang dikenakan pada casing (Pi - Pe) sehingga menyebabkan casing
tersebut collapse. Contoh beban collapse bisa dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.4
Beban Collapse3
casing yang digantung di dalam sumur. Tetapi dengan adanya lumpur di dalam
sumur tersebut, lumpur akan memberikan gaya apung terhadap casing. Hal ini
dengan berat casing di udara. Akibat lain dari adanya gaya apung ini adalah
25
bahwa pada rangkaian casing tepatnya bagian bawah, casing berada dalam
kondisi kompresi dan selebihnya dalam kondisi Tension. Titik netral merupakan
titik pada rangkaian casing yang tidak berada dalam kondisi kompresi maupun
tension.
Gambar 3.5
Beban Tension5
kerusakan casing akibat adanya gaya-gaya atau beban yang bekerja berlebihan
factor. Faktor desain yang paling sering digunakan adalah: Burst= 1,0 – 1,25 ;
Collapse= 1,0 – 1,1 ; Tension= 1,6 – 1,8. Safety Factor dapat ditentukan sebagai
ratio diantara kapasitas casing rata – rata dan beban actual. SF collapse:
26
burst: nilai burst rata – rata casing dibagi dengan tekanan resultan collapse actual.
SF tension: ketahanan yield casing dibagi dengan beban resultan tension actual.
Berikut angka Safety Factor yang digunakan pada tugas akhir ini yang
Tabel 3.1
Burst 1.1
Collapse 1.1
terjadinya kondisi terburuk pada saat sirkulasi lumpur atau semen yang dialami
oleh rangkaian casing ketika loss circulation. Pada saat tersebut jumlah fluida
kolom lubang bor akan menjadi kosong dan mengakibatkan beban collapse
maksimum.
27
Maximum Load bisa terjadi pada kondisi kick, dimana fluida formasi
terbesar, dan akan mengakibatkan beban burst maksimum. Oleh sebab itu dengan
menggunakan metode ini penulis harus memilih casing dengan spesifikasi tertentu
casing yang digantung di dalam sumur. Tetapi dengan adanya lumpur di dalam
sumur tersebut, lumpur akan memberikan gaya apung terhadap casing. Hal ini
dengan berat casing di udara. Namun apabila semua lumpur tersebut masuk ke
perhitungan beban casing, yaitu pada perhitungan burst pada surface ditambahkan
asumsi 1/3 bottom hole pressure sehingga tekanan burst yang dialami pada
surface hanya 1/3 dari tekanan dasar sumur, dan juga pada perhitungan collapse
mengikuti urutan terhadap beban collapse lalu beban tension. Apabila pada salah
satu langkah pengujian dari tiga beban di atas terdapat beban yang tidak terpenuhi
maka desain harus diulang dari beban burst dan selanjutnya kembali seperti
28
langkah semula diuji terhadap beban collapse dan tension hingga terpenuhi
semuanya.
kolom gas yang mengisi seluruh panjang casing. Karena tekanan injeksi pada
permukaan dapat diabaikan. Hal ini dapat diartikan juga bahwa tekanan peralatan
BOP lebih besar dari tekanan gas di permukaan. Hal ini menyebabkan batasan
tekanan maksimum hanya terdapat pada kaki casing sebesar tekanan injeksi.
Begitu juga pada Intermediate Casing, kondisi terburuk beban burst disebabkan
kolom gas yang mengisi seluruh panjang casing dan yang menyebabkan tekanan
( ) .........(3.1)
...............................................(3.2)
( ) ........(3.3)
( ) ( ) ..(3.4)
( ).........(3.5)
( ) .........................(3.6)
29
Dimana :
Pada Production Casing dan Liner atau trayek lubang terakhir pada suatu
sumur terdapat perbedaan pada perhitungan beban Burst. Perbedaan terdapat pada
menjadi tekanan formasi (ppg) karena pada trayek lubang terakhir tersebut tidak
Di kaki casing :
( ) .................(3.7)
Di permukaan :
( ) ( ) .......(3.8)
Dimana :
BP = Bumping Pressure,psi
bawah kaki casing. Hal ini dapat mengakibatkan tidak terdapatnya fluida yang
membantu casing menahan beban collapse. Tetapi pada tugas akhir ini,
diasumsikan beban collapse yang di alami casing masih terbantu oleh tekanan
1. Perhitungan Collapse di kolom semen lead dan kolom tail (shoe casing)
[( )( )]..............(3.9)
................................(3.10)
( ) ......................(3.11)
( ) ( ) ..............(3.12)
( ) .................................................(3.13)
Dimana :
pada kaki casing. Dimana selain mendapat tekanan pada saat penyemenan,
lubang tersebut yang dihitung sampai titik Top of Liner. Sedangkan Tekanan
Internal sama dengan perhitungan beban collapse yang sebelumnya yaitu dengan
berlangsung.
( ) ( ) .(3.14)
( ) ( ) ......(3.15)
Dimana :
suatu cairan, akan berkurang beratnya sebesar berat cairan yang dipisahkannya.
Gaya Bouyancy lumpur bor dapat menahan sebagian berat drill string dan casing.
baja pada rangkaian pipa bor. Oleh karena itu penambahan densitas lumpur
cairan tertentu, dimana daya apung tersebut dipengaruhi oleh perbandingan antara
massa jenis dan cairan tersebut. Oleh karena itu juga, beban tensile terbesar
dialami oleh casing paling atas atau yang terdekat dengan permukaan. Dalam
menghitung beban tensile terdapat beberapa tahap di bawah ini, antara lain :
......................................(3.16)
...........................................................................(3.17)
...............(3.18)
( ) ( ) ........................(3.19)
( ) ( ) ............................(3.20)
*( ) ( )+.............(3.21)
33
..............(3.22)
Dimana :
= Berat Casing, lb