Anda di halaman 1dari 14

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN GRUND ANCHOR

Nandi Rustandi - Millennium Centennial Center


Construction Supervisor Structure
Email: nandir@acset.co

Abstrak

Salah satu metode yang digunakan untuk memberikan proteksi terhadap bahaya
kelongsoran pada lereng galian tanah adalah dengan memasang angkur tanah. Pemasangan
angkur tanah pada umumnya disertai dengan pelaksanaan tes pembebanan untuk mengetahui
apakah angkur tanah sudah mampu menahan beban rencana serta faktor lingkunan lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pemasangan angkur tanah.

Kata kunci : Angkur tanah/ground anchor

1. Pendahuluan

Fasilitas gedung sebagai salah satu sarana infrastruktur untuk menggerakan perekonomian.
Di pulau jawa yang memiliki kepadatan pembangunan yang cukup tinggi terutama daerah seperti
Jakarta yang dengan kawasan perkantoran yang padat akan gedung pencakar langit

Bangunan gedung tersebut tentunya dilengkapi fasilitas parkir berupa basement yang berada
di bawah permukaan tanah dan pada saat pekerjaan konstruksinya dibutuhkan dinding penahan
tanah sebelum dilakukan penggalian untuk konstruksi basement. Dinding penahan tanah tersebut
tentunya disupport lagi dengan angkur tanah (ground anchor) atau pengaku (strating)

Pemasangan angkur tanah (ground anchor) merupakan metode yang digunakan untuk
memberikan tambahan perlindungan pada penahan tanah : diagfragma wall atau soldier pile
dilokasi galian agar tidak terjadi longsor (sliding) dan mengganggu serta membahayakan
pekerjaan dibawahnya.
Metode Penelitian

Jurnal ini tersusun berdasarkan pemahaman dari literature dan beberapa laporan yang
ada.Penulisan jurnal ini dibatasi hanya mengenai tahapan atau proses pengerjaan metode ground
anchor

Pembahasan

Anchor system adalah sistim untuk menyalurkan gaya tarik yang bekerja kelapisan
tanah/batuan pendukung. Sistim pengangkuran ini utamanya terdiri atas fixed length, free length,
dan kepala angkur (anchor head). Sistim pengangkuran ini dapat dibedakan atas angkur
sementara dan angkur permanen

Gambar: Anchor System dan Anchor Head Detail

Ground anchor digunakan untuk menahan gaya tarik antara lain pada struktur-struktur
sebagai berikut:

a) Basemen dan dry dock yang menahan beban uplift.


b) Dinding penahan tanah yang menahan beban lateral
c) Kaki-kaki fondasi yang menahan beban tarik akibat bekerjanya momen seperti pada
menara
d) Stabilisasi lereng
e) Penambahan kapasitas tarik pada fondasi tiang pipa yang tidak bisa dipancang lebih
dalam (pada mooring dolphin yg menahan mooring load).
f) Anchor block pada jembatan gantung untuk menahan gaya tarik pada kabel.

Gambar: Contoh Aplikasi Ground Anchor

Untuk perkuatan tanah pada proyek ini selain dengan menggunakan D-wall, juga
menggunakan Ground Anchor tipe temporary dan non. Pekerjaan angkur dilaksanakan
bertahap sesuai elevasi galian yang telah dilakukan. Angkur dipasang disetiap tipe D-wall
namun dengan jumlah dan besar kekuatan yang ditanggung berbeda-beda..
Gambar: Denah Lokasi Ground Anchor
Gambar: Shop drawing Ground Anchor TA2

Pekerjaan ground anchor ini membutuhkan peralatan sebagai berikut :

1. Mesin bor 1250 ex Toho dan perlengkapannya ( pompa air, mata bor 20 cm )
2. Grout mixer ( mesin pencampur grouting )
3. Grout Pump MG-10 ex Koken
4. Pipa tremie
5. Dongkrak / jack hidraulik type K-100 ex Freyssinet
6. Stressing Pump single
7. Auto level dan bak ukur
8. Generator 20 PK ex Yanmar
9. Meteran

Komponen Ground anchor


1. Strand

Kabel baja untuk penarikan, spesifikasi material yang digunakan untuk pekerjaan
ground anchor adalah:

Material : uncoated 7 wire strand stress-relieved for prestressed concrete

Tipe & grade : 0.5 ( 12,7 mm )

Kapasitas tarik : 225 kN

Ult. Tensile strength : 184 kN

Modulus elastis : 195 kN/mm

Jaws : T-13 Freyssinet system

Kepala jangkar : - 1.500

Spesifikasi : ASTM A 416-90a (grade 270) low relaxation

2. Pipa polyethylene ( PE )

Ada 2 (dua) macam pipa yang digunakan :

a) PE wrapping ID/OD 14/16 mm digunakan pada free length dan berfungsi untuk
melindungi strand yang sudah dilumuri grease,
b) PE grout pipe ID/OD 16/20 mm atau pipa PVC 0,5 disediakan untuk transfer
material grouting yang dihubungkan dengan hoze grouting

3. Anchor block

Anchor block yang digunakan dengan type block 4S/7K Freyssinet system dan di ujung
anchor menggunakan steel guaide.

4. Spreader
Spreader terbuat dari bahan polyethylene (PE) dan digunakan untuk menempatkan atau
mendistribusikan strands.

5. Spacer

Spacer juga terbuat dari steel ring dan digunakan untuk menyediakan space dengan
dinding lubang untuk grouting material.

6. End of anchor

End of anchor (atau ujung bawah anchor) dibuat dengan ikatan tie wire dan dilapisi tape
yang berfungsi untuk melindungi bottom end saat homing anchor (instalasi tendon) dan
mempermudah instalasi.

7. Grease

Grease/gemuk yang digunakan SGLM 2 ex Pertamina

8. Perlindungan terhadap korosi

Tiga lapisan pelindung terhadap korosi, yaitu : grease, PE wrapping dan lapisan
grouting Pekerjaan Persiapan dan Pelaksanaan Ground Anchor

1. Persiapan
a. Buat lubang penampungan air untuk persiapan sirkulasi air pengeboran,
b. Marking elevasi dan posisi titik pengeboran,
c. Menyiapkan air secukupnya untuk keperluan pengeboran,
d. Siapkan material yang akan digunakan untuk anchor dan grouting, seperti strand
dan material grouting serta material lainnya.
1. Pabriksi anchor
a) Strand harus di fabrikasi dan diikat sedemikian rupa sehingga dapat
dijamin ketepatan posisi pada waktu pemasangan di lubang boring
dengan panjang dan jumlah strand sesuai gambar rencana. Total panjang
strand terdiri dari bond length, free length, dan stressing length,
b) Siapkan sejumlah strand untuk membentuk rangkaian kelompok strand
sesuai desain,
c) Pasang di strand bond length, tie spreader dan centralizersebagai sarana
agar posisi anchor berada tepat pada posisi yang dikehendaki dan
dimatikan dengan pemasangan anchor nose,
d) Potong pipa PVC 150 sesuai panjang strand untuk free length dan
stressing length,
e) Lumuri dengan grease/gemuk bagian strand yang akan digunakan untuk
free strand, tetapi tetap jaga agar strand yang akan digunakan untuk
bond length,
f) Masukkan masing-masing bagian free strand ke pipa PVC. Atur kembali
susunan strand dan ikatan dengan sempurna, pastikan tidak ada bagian
strand yang tertukar posisinya; dan kelompok strand siap dipasang,

Gambar: Ground Anchor

e. Siapkan air yang memenuhi standard sebagai air campuran beton untuk air
grouting,
f. Selama pelaksanaan pengeboran, pekerjaan dewatering tidak boleh berhenti untuk
menjamin tidak ada air rembesan dari sekeliling lubang boring yang akan
mengganggu dan mengakibatkan keruntuhan lubang boring.
2. Pelaksanaan

2.1. Pengeboran

a) Arahkan dan setting posisi mesin bor, pastikan mesin tidak akan bergeser/bergerak pada
waktu pengeboran sedang berlangsung,

Gambar: Pengeboran Ground Anchor


b) Arahkan mata bor pada sudut pengeboran yang telah ditentukan dan pastikan/kunci sudut
yang telah didapat,
c) Pekerjaan pengeboran dapat dilaksanakan dengan diameter lubang bor sesuai rencana,
d) Sistem pengeboran menggunakan Rotary Percusive Wet Drilling, air pembilasan harus
terus dijalankan untuk membuang lumpur dan kotoran lain dari lubang yang telah dibor,
e) Lanjutkan pekerjaan sampai kedalaman yang ditentukan, yaitu 1 m lebih panjang dari
panjang free length dan bond length
f) Sebelum mencabut mata bor dan pipa bor, bilas sekali lagi agar kotoran/lumpur yang
tersisa tidak ada lagi,
g) Cabut pipa bor dan mata bor, lanjutkan pengeboran di titik selanjutnya.

2.2. Grouting

Grouting merupakan proses penginjeksian bahan yang masih dalam keadaan cair ke
dalam selang untuk mengisi ground anchor. Grouting yang diinjeksi oleh suatu pipa yang
dimasukan kedalam strand, komposisi grouting terdiri dari 50 kg semen, 22 liter air dan
225 g Cebex100. Digunakannya Cebex 100 pada campuran Grouting, karena dapat
mengurangi water/cement ratio yang akan mengurangi permeabilitas dan meningkatkan
durabilitas. Permeabilitas adalah kemampuan material mengalirkan air. Jika tingkat
permeabilitas tinggi, maka baja strain akan lebih mudah korosi. Dalam perencanaan tidak
semua bagian angkur digrouting, hanya bagian dalam saja sisanya tidak. Hal ini
dikarenakan jika keseluruhan bagian angkur digrouting maka angkur akan lebih getas atau
akan mudah putus. Sehingga pada angkur terdapat dua bagian yaitu Bond length yang
tergrouting dan Free length merupakan bagian yang tak tergrouting atau bagian angkur
yang elastis. Namun dalam pengerjaannya grouting dilakukan hingga bagian Free Length
untuk memudahkan dalam memastikan angkur tergrouting dengan baik.

Berikut tahap proses grouting:

a) Grout body (bond length) direncanakan mulai dari elevasi -16.0 m dari muka tanah
asli, pada lapisan tanah pasir kelanauan,
b) Pasang selang grouting tipe HDPE 1,5 menembus kelompok strand yang akan
dipasang sampai ujung bond length,
c) Masukkan kelompok strand tersebut ke lubang bor dengan hati-hati sampai kedalaman
yang diminta,
d) Setelah kelompok strand tersebut dapat sempurna masuk ke lubang bor, maka lubang
bor siap untuk digrouting,
e) Buat campuran grouting yang terdiri dari semen tipe I/ordinary portland cement,
expanding agent plastizer (Cebex-100 ex Fosroc) dan air. Perbandingan jumlah air
yang diperlukan terhadap jumlah semen sebesar 0,425 dengan campuran grouting
sebanyak 1 zak semen : 50 kg semen : 20 liter air (untuk 1 m panjang bor berdiameter
20 cm) : 227 gram cebex-100,
f) Jeda waktu yang diperlukan antara proses pengeboran dengan grouting paling lambat
24 jam,
g) Campurkan seluruh material tersebut dengan hati-hati, penuangan air ke semen
dilakukan sedikit demi sedikit sampai didapatkan campuran yang homogen. Check
kekentalan campuran grouting dengan kerucut viskositas. Standard kekentalan
campuran grouting apabila campuran grouting yang dimasukkan ke dalam kerucut
viscositas habis dalam waktu 20 30 detik,
h) Pompa material grouting yang sudah jadi ke lubang bor melalui selang grout tube 1,5
sampai penuh. Selama proses pengisian grout, pipa tremie ditarik perlahan-lahan
keluar sesuai dengan volume atau elevasi grouting yang sudah masuk di lubang bor,
i) Catat dan rekam volume grouting yang telah masuk sebagai cross check data,
j) Pasang selongsong/pelindung kelompok strand dalam posisi yang kuat dan benar
sehingga tidak terjadi pergeseran dan kebocoran sebelum dilakukan pengecoran,

2.3. Pemasangan Anchor Head dan Stressing

Stressing adalah proses penarikan ground anchor untuk menguji kekuatannya terhadap
tekanan tanah. Tujuan stressing adalah untuk mengetahui ketahanan angkur dalam
menahan beban yang direncanakan. Stressing ini menggunakan alat Jack Pam. Pada proses
stressing ini dilakukan dua macam tes, yaitu Suitable Test dan Acceptable Test.
Dilakukannya kedua tes teresebut memiliki maksud yang sama, yaitu untuk mengecek
ketahanan angkur tersebut. Bedanya dari kedua jenis tes tersebut adalah banyaknya cycle
yang dilakukan dan waktu pengerjaannya. Pada tes Suitable Test dilakukan sebanyak 3
cycle sedangkan pada Acceptable Test dilakukan sebanyak 2 cycle. Dimana pada tiap
cyclenya dilakukan stressing pada angkur dengan pertama-tama menaikkan persenan
teganan misal dari 10%, 50%, 100% dan 125% kemudian ditahan selama 15 menit dahulu
hingga setelahnya teganan kembali diturunkan secara perlahan dengan persenan yang sama
(100%, 50%, dan 10%). Berdasarkan stressing yang dilakukan didapatkan panjang
perubahan strain, yang menunjukan ke elastikan dari angkur. Waktu pengerjaan stressing
ini dilakukan berdasarkan pengecekan bahan campuran grouting yang diuji kelayakannya
di laboratorium. Untuk tiap titik angkur diambil 3 kubus bahan grouting sebagai sampel
untuk tes uji dilaboratorium. 3 kubus tersebut di tes kelayakannya dilaboratorium, jika
dalam waktu tujuh hari kubus tersebut mencapai kekutan sebesar 30 Mpa maka dapat
dilakukan stressing pada angkur. Namun jika belum mencapai batas kekuatan maka
ditunggu kembali hingga hari ke-14 jika telah mencapai batas minimal kekuatan maka
dilakukan sterssing.
Berikut tahap proses stresing:

a) Teliti dan pastikan bahwa tidak ada bagian strand yang tertekuk yang dapat
menimbulkan terjadinya tambahan gesekan,
b) Pasang prestressing anchor head dengan hati-hati,
c) Setting hidraulic jack yang sesuai dengan tipe anchor headdan dengan kapasitas
yang sesuai dengan beban yang akan ditarik,
d) Buat rekaman/monitoring yang berisi mengenai data beban (cycle), lamanya
proses stressing, pergeseran/pergerakan anchor head.
e) Syarat yang diperlukan agar proses stressing dapat dilakukan apabila mutu
grouting telah mencapai 28 Mpa dengan mengacu pada persyaratan rencana.
f) Acuan/syarat yang digunakan agar ground anchor dapat ditentukan untuk
suitability test harus memiliki target test sebesar 125 % x working load, minimal 1
cycle dan untuk proofing test dipilih dari salah satu titik ground anchor yang
terpasang.

Gambar: Stressing Ground Anchor


Setelah proses stressing selesai dilakukan pemasangan bracket untuk mengunci
angkur yang telah distressing. Bracket ini dipasang hingga pengecoran plat lantai
telah dilakukan. Jika pengecoran plat lantai telah dilakukan, bracket dilepas dan
strand yang masih tersisa dipotong kemudian lubang angkur digrouting kembali untuk
menutupi lubang tersebut. Dengan demikian fungsi dari angkur telah selesai.
2.4. Testing

Ada 3 (tiga) jenis test tarik yang dapat dipilih untuk pekerjaan ground anchor, yaitu :

a) Proving test adalah pengujian tarik anchor yang dilakukan bukan pada used anchor
dan anchor tersebut ditarik/dicabut sampai lepas. Beban jacking dimulai dari 5%
yang akan dinaikkan secara periodik pada beban dan waktu tertentu sesuai dengan
cycle load yang terjadi. Penambahan beban tidak boleh lebih dari 10% dan proses
stressing akan dihentikan pada beban maksimum sampai anchor tersebut lepas,
b) On site suitable test adalah pengujian tarik anchor yang dipilih secara acak terhadap
ground anchor yang terpasang dengan prosentase test sebesar 5% dari keseluruhan
jumlah anchor. Beban jacking dimulai dari 10% yang akan dinaikkan secara
periodik pada beban dan waktu tertentu dan akan diturunkan secara periodik pada
beban dan waktu tertentu pula sesuai dengan cycle load yang terjadi.
Penambahan/pengurangan tidak lebih dari 50%, beban maksimum yang ditarik/di-
stressing 125% dari beban kerja untuk 1 (satu) ground anchor.
Pada test ini, sesudah ground anchor diberi beban maka anchor head dilepas
kembali (tidak dimatikan)
c) On site acceptance test adalah pengujian tarik anchorterhadap seluruh ground
anchor yang terpasang. Beban jacking dimulai dari 10% yang akan dinaikkan
secara periodik pada beban dan waktu tertentu dan akan diturunkan secara periodik
pada beban dan waktu tertentu pula sesuai dengan cycle load yang terjadi.
Penambahan/pengurangan tidak lebih dari 50% beban maksimum yang ditarik/di-
stressing125% dari beban kerja untuk 1 (satu) ground anchor. Pada test ini,
monitoring terhadap pergeseran anchor head harus diamati dengan seksama karena
setelah test selesai maka semua ground anchor akan dimatikan anchor head-nya.
Kesimpulan dan Saran

Ground anchor diperlukan sebagai perkuatan dinding penahan tanah (DPT) salah satunya
D-wall akibat tekanan tanah aktif, air tanah dan beban sekeliling D-wall serta bersifat
sementara

Ground anchor dipasang sesuai dengan kebutuhan untuk tiap panel D-wall berbeda dan
dilakukan bertahap sesuai sequence galian tanah.

Penerapan metode metoda kerja ground anchor untuk perkuatan dinding penahan tanah
(DPT) salah satunya D-wall pada daerah perkotaan yang padat akan bangunan ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek yang harus dilakukan agar pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar. Adapun hal yang harus dilakukan adalah dengan
merencanakan segala hal sesuai dengan pertimbangan yang akurat, baik itu dari segi teknis
maupun administrative

Daftar pustaka

Ground anchor, jenis dan fungsi ground anchor, http://www.google.com

PT.DINAMIKA STRUKTURAL SISTEM, 2016, ANCHOR PROVING TESTS, MCC


project, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai