1152004007
LAPORAN MAGANG
Disusun oleh:
1152004007
Menyetujui.
Dosen Pembimbing Magang Praktisi Pembimbing Magang
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik yang
berjudul “Studi Kasus Stabilitas dan Penanganan Kelongsoran Pada Ruas Jalan
Malili – Sorowako km 39 – Luwu Timur”. Laporan Kerja Praktik ini dibuat untuk
menyelesaikan mata kuliah “Kerja Praktik” yang wajib bagi mahasiswa Program
Studi Teknik Sipil Universitas Bakrie.
Tujuan utama dari Kerja Praktik ini adalah untuk membentuk kemampuan
mahasiswa dalam mengiplementasikan ilmu yang didapatkan pada bangku
perkuliahan, mengingat banyaknya penyempurnaan teori dalam prakteknya di
lapangan yang tidak didapatkan pada bangku perkuliahan.
Selama pengerjaan laporan ini, penulis mendapatkan banyak kendala. Akan
tetapi, hal ini dapat diselesaikan dengan adanya bantuan, saran, dan motivasi dari
pihak-pihak terkait. Adapun pihak-pihak terkait yang membantu penulis dalam
menyusun Laporan Kerja Praktik ini, diantaranya:
1. Kedua Orang tua serta keluarga atas Doa dan dukungannya.
2. Ibu Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas
Bakrie.
3. Bapak Dr. Ade Aasmi, S.T., M.Sc. selaku Kepala Program Studi Teknik
Sipil Universitas Bakrie.
4. Ibu Fatin Adriati ST. MT selaku dosen pembimbing Magang (kerja praktik).
5. Ridwan Banda ST. MT selaku pembimbing magang dibidang Civil Road
Maintance yang telah memberikan motivasi, arahan, pengetahuan selama
melakukan magang dan selama penulisan laporan
6. Bapak Maknun selaku Supervisor Civil Road Maintance yang telah
memberikan kesempatan dan berbagi pengalaman selama bekerja di bidang
tersebut.
7. Bapak Achiruddin selaku pembimbing dilapangan dalam bidang Civil Road
Maintance yang telah memberikan kesempatan dan berbagi pengalaman
selama bekerja di bidang tersebut.
8. PT Vale Indonesia Tbk yang telah memberikan kesempatan yang luar biasa
kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktik serta mendapatkan
tambahan wawasan pengetahuan dan pelajaran.
9. Staff dan karyawan bidang Civil Road Maintance yang telah berbagi banyak
pengalaman dan pengetahuan selama melakukan magang.
10. PT. Lycon Asia yang telah memberikan banyak pengalaman serta berbagi
wawasan pengetahuan dan pelajaran di lapangan.
11. Bapak Machmud Syafei selaku Project Manager PT. Lycon Asia Mandiri
yang telah memberikan kesempatan dan berbagi pengalaman serta
memberikan data penunjang yang di perlukan.
Penulis
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Stabilitas Lereng pada Ruas jalan Sorowako – Malili
km 39 .................................................................................................. 12
Gambar 2.1 Tim Ekspedisi yang memastikan Indonesia memiliki nikel .............. 16
Gambar 2.4 Alat P26elindung Diri untuk pekerja yang berada di area ketinggian
.......................................................................................................... 26
Gambar 2.5 Rambu – rambu Proyek Perbaikan Lereng di Ruas Jalan Sorowako –
32Malili km 39 ...................................................................................................... 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Formulir Penilaian Kerja Praktik oleh Dosen Pembimbing Kerja Praktik
Lampiran 3 : Surat Persetujuan Kerja Praktik dari PT. Vale Indonesia Tbk.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Kerja Praktik
Kemajuan teknologi pada era baru ini membuat semua orang semakin gencar dalam
suatu bidang keilmuan agar tetap mengikuti perkembangan internasional. Salah satu bidang
pekerjaan yang beriringan dengan teknologi yaitu bidang konstruksi. Dari kemajuan bidang
konstruksi inilah (engineer) paling dibutuhkan untuk melengkapi persaingan yang kian
pesat. Dalam menempuh sekolah keteknikan seperti Teknik Sipil ini, tidak mudah jalan yang
akan ditempuh melalui pendalaman ilmu teori dan pratikum di laboratorium. Namun hal itu
tidaklah cukup, butuh pengalaman kerja dilapangan agar semua ilmu dapat diterima serta
metode pelaksanaannya.
Kerja Praktik adalah suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan untuk memenuhi salah
satu syarat akademis. Ilmu yang didapatkan di kelas hanya berupa teori dasar yang
menjelaskan tentang bagaimana suatu hal dapat terjadi dan dibuat, oleh karena itu program
kerja praktik dilaksanakan untuk menemukan proses hal tersebut bisa terjadi dan dibuat di
lapangan. Ilmu yang didapati di perkuliahan pun juga ada batasnya, karena ilmu merupakan
hal yang perlu disandarkan bersama dengan pengalaman.
Berkembangnya ilmu baik teknologi dan metode pada bidang pekerjaan konstruksi
tetap dibutuhkan pengalaman dilapangan. Dalam waktu dua bulan inilah mahasiswa
diharapkan dapat menerima ilmu sebaik mungkin dilapangan dan menerapkan ilmu yang
didapati diperkuliahan. Program kerja praktik juga dilakukan untuk menanamkan
pengalaman kerja langsung dilapangan kepada mahasiswa untuk bekal di masa kerja yang
akan datang.
Kerja Praktik merupakan unsur dari Perguruan Tinggi yang berlandaskan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian. Kegiatan kerja praktik dibebaskan kepada mahasiswa/i untuk
memilih konsentrasi yang dijumpai dilapangan. Ketertarikan saya tertuju pada proyek
perbaikan lereng pada ruas Jalan Sorowako – Malili km 39 karena memiliki banyak ilmu
pengetahuan konstruksi terutama mencakup hal stabilitas lereng.
Selama kegiatan kerja praktik, mahasiswa terlebih dahulu dijelaskan mengenai
pekerjaan yang sedang dilaksanakan dilapangan untuk menentukan judul dan topik yang
akan dibahas oleh masing-masing mahasiswa. Pekerjaan yang dilakukan diantaranya adalah
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
penanganan kelongsoran pada lereng. Permasalahan penanganan longsor pada lereng di ruas
Jalan Sorowako – Malili km 39 menjadi perhatian khusus oleh Pelaksana proyek karena sifat
tanah yang tidak sama disetiap tempat dan dapat mengakibatkan suatu accident. Oleh karena
itu, penanganan longsor dikerjakan dengan metode yang berbeda dilihat dari jenis material
pada lereng itu sendiri, yaitu dengan Slope Strengthening dan Slope Protection.
Dalam pelaksanakan program Kerja Praktik, mahasiswa memilih PT. Vale Indonesia
Tbk dikarenakan mahasiswa ingin mendapatkan ilmu di bidang baru serta berinovasi di
dunia pembangan bidang geoteknik khususnya pada stabilitas lereng.
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Stabilitas Lereng pada Ruas jalan Sorowako –
Malili km 39 (Sumber: Logistic Road Landslide)
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktik ini dibuat dengan tujuan untuk
memudahkan pembaca memahami isi laporan magang ini. Adapun sistematika penulisan
laporan magang ini yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan,
manfaat dan waktu pelaksanaan kerja praktik.
BAB II : PENJELASAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan yang terdiri
dari sejarah umum PT Vale Indonesia Tbk , struktur organisasi PT Vale
Indonesia Tbk, dan bidang-bidang kerja yang ada di PT Vale Indonesia Tbk.
BAB II
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Beni Wahju (paling kanan) berada di aliran Sungai Larona bersama tim eksplorasi
tahun 1966. Perjalan ekspedisi bijih laterit yang dilakukan Beni Wahju, Hitler Singawinata
dan tim eksplorasi inilah yang disebut – sebut sebagai cikal bakal PT Vale (sebelumnya
bernama Inco). Ekspedisi ini sekaligus untuk memastikan Indonesia memiliki 15% cadangan
nikel dunia. PT Vale (yang saat itu bernama PT International Nickel Indonesia) didirikan
pada bulan Juli 1968. Kemudian di tahun tersebut PT Vale dan Pemerintah Indonesia
menandatangani Kontrak Karya (KK) yang merupakan lisensi dari Pemerintah Indonesia
untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel. Sejak saat itu PT
Vale memulai pembangunan smelter Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Melalui Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari
1996, KK tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember
2025.
Pada bulan Oktober 2014, PT Vale dan Pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan
setelah renegosiasi KK dan berubahnya beberapa ketentuan di dalamnya termasuk pelepasan
areal KK menjadi seluas hampir 118.435 hektar. Ini berarti luasan areal KK telah berkurang
hingga hanya 1,8% dari luasan awal yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia pada saat
penandatanganan KK tahun 1968 seluas 6,6 juta hektar di bagian timur dan tenggara
Sulawesi akibat serangkaian pelepasan areal KK.
Pada tahun 1968 dilakukan penandatangan kontrak karya, berselang 2 tahun pada 1970
dilakukan pengiriman 50 ton sampel pertama bijih Sulawesi ke INCO, Canada. Sekaligus
awal pembangunan pabrik pengolahan nikel Sorowako pada tahun 1973 dan di resmikan
oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977 dimana mencakup fasilitas penambangan dan pabrik
pengolahan nikel. PT Vale sendiri memiliki 3 PLTA, yang melakukan pembangunan secara
bertahap dimana pada tahun 1977 pembangunan PLTA Larona yang memiliki kapasitas 165
megawatt. Ditahun 1995 pembangunan PLTA kedua yang terletak di Balambano dengan
kapasitas 110 megawatt. Kemudian pada tahun 2007 PLTA Karebbe dibangun dengan
kapasitas 90 megawatt.
Program Sosial berbasis kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten dan masyarakat melalui
Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) untuk periode 2012 – 2017. PT Vale di tahun 2015
mendapatkan rekor produksi nikel tertinggi yang mencapai 81.200 metrik ton serta
perusahaan mengintroduksi Pertanian Organik Ramah Lingkungan melalui budidaya pada
organic kepada pertani di wilayah pemberdayaan. Di tahun yang sama PT Vale melakukan
operasi perdana Lamella Gravity Settler, salah satu proyek strategis Effluen perusahaan di
blok Sorowako. Dan pada tahun 2018 PT Vale meraih rekor 17,4 juta jam kerja bebas dari
kecelakaan / zero lost time injury periode 5 April 2017 – 5 April 2018.
B. PROCESS PLANT
Process plant merupakan sebuah department strategis didalam sebuah
perusahaan yang mengemban tanggung jawab dan tanggung gugat atas
manajemen asset berupa equipment dan memastikan ketersediaannya yang layak
untuk dapat dipergunakan oleh department lain sebagai user dimana akan
merupakan usaha dalam hal pencapaian target produksi dan kegiatan terkait pada
aktivitas pertambangan.
C. UTILITIES
Utilities dalam dunia pertambangan berfungsi sebagai pemanfaatan yang
berarti kegiatan untuk menggunakan batubara yang diubah bentuknya dengan
proses tertentu seperti untuk menghasilkan panas, listrik, bahan-bahan kimia dan
sebagainya.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
H. EXTERNAL
External merupakan bagian dari pertambangan yang berfungsi sebagai
penghubung antara pihak perusahaan tersebut yang berhubungan langsung dengan
masyarakat dan pihak – pihak lain yang diluar bagian dari perusahaan.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
Nico Kanter
Precident Director & Chief Executive Officer
Lovro Paulic
Director & Chief Operating Officer
Abu Ashar
Corporate Services Of Engineering &
Construction
Riza Ganna
Senior Manager Constructions Services &
Town Maintenance Dept
Yulianus RM Maknum A
TM LDR Crusher & BP TM LDR CRM
E. Town Maintenance
Town maintenance merupakan bidang penunjang yang ada di PT. Vale
Indonesia yang berfungsi merawat dan mengawasi yang bersifat bangunan seperti
perumahan karyawan, sekolah, halte, bandara, pelabuhan serta kantor – kantor yang
ada di PT. Vale itu sendiri.
F. Planning
Planning pada perusahaan secara umum bertujuan menghasilkan baseline
plan (schedule baseline, resources baseline), memberikan input tugas masing –
masing, mengindentifikasi dan mengoptimalkan penggunaan resources serta
mengevaluasi metode – metode yang logis untuk pelaksanaan dari rencana tersebut.
Jumat
Masuk kerja : 07.00 WITA
Pulang kerja : 16.30 WITA
Istirahat : 11.30 – 13.00 WITA
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan CSMS di proyek adalah tidak
terjadinya kecelakaan kerja, tidak ada pencemaran lingkungan, minimalisasi kerugian
terhadap aset, dan hasil kerja dengan mutu terbaik.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
1. Helm Safety, atau pelindung kepala berfungsi melindungi kepala dari benda ukuran kecil
yang jatuh dari atas atau melenting daari samping, bantalan tali didalam helm berfungsi
meredam kejutan dari benturan atau hempasan benda jatuh sehingga leher tidak cedera
dan juga pelindung kepala dari sengatan listrik langsung.
2. Kacamata Safety, berfungsi untuk melindungi mata dari paparan debu, serpihan batu
atau percikan api dan juga dapat melindungi mata dari radiasi ultraviolet, bergantung
pada model kacamata safety yang disesuaikan dengan tempat kerja.
3. Respirator, berfungsi untuk melindungi pernapasan dari partikel debu, termasuk aerosol
hingga gas SO2 dan HSO.
4. Sepatu Safety, berfungsi untuk melindungi kaki dari tumbukan benda keras atau tusukan
benda tajam,dapat juga meredam sengatan listrik hingga mencegah selip atau terpeleset
dan juga dapat melindungi pergelangan kaki.
5. Baju Fire Retardant, atau dikenal dengan baju proban berfungsi untuk perlindungan dari
pancaran api langsung dan panas.
6. Ear Plug, atau penyumbat telinga digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu
telinga dari intensitas suara yang tinggi.
7. Safety Vest, atau pelindung badan ini berfungsi untuk mengurangi risiko pekerjaan yang
dapat mengakibatkan kecelakaan tertentu dan bisa juga sebagai tanda pengenal seorang
pekerja. Alat ini bisa nyala dikala terang saat pekerjaan dimalam hari.
8. Gloves, atau sarung tangan berfungsi sebagai pelindungi tangan terhadap benda-benda
tajam dan keras. Semua pekerjaan di proyek menggunakan tangan seperti pekerjaan
PVD dan Vacum. Untuk mengaitkan selang yang ditanam, diperlukan lapisan baja. Dan
peletakkan nya menggunakan tangan.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
Penggunaan Alat Pelindung Diri yang wajib dan umum digunakan semua pekerja
yang berada dalam lingkungan kerja
Penggunaan Alat Pelindung Diri pada pekerja yang bekerja di ketinggian dengan
menggunakan aksesoris tambahan berupa Harness, Full Body Harness, Peralatan Abseiler,
Flatform kerja dan aksesoris lainnya.
Gambar 2.4 Alat Pelindung Diri untuk pekerjaan yang berada di area
ketinggian (Sumber: Dokumentasi Lapangan)
dengan cara melakukan pemakuan batang-batang seperti cerucuk baja, bambu dan mini pile.
Soil Nailing dapat digunakan untuk banyak jenis tanah dan kondisi. Pengalaman dari
berbagai proyek menunjukkan beberapa kondisi tanah yang menguntungkan, akan membuat
metode Soil Nailing menjadi lebih efektif dari segi biaya dibandingkan dengan teknik
lainnya (Lazarte, 2003).
Dilakukan analisis stabilitas eksternal menggunakan program GGU-Stability
terhadap pergeseran dan kegagalan daya dukung tanah. Analisis stabilitas internal juga
dilakukan terhadap putus tulangan dan cabut tulangan. Variasi dalam perhitungan ini yaitu
kemiringan lereng (45, 60 dan 85), pemasangan sudut Nail 30-60 dan jarak antar Nail 2.25m.
tersebut owner harus menyediakan dana untuk membiayai proyek. Pada proyek
perbaikan lereng di ruas jalan Malili – Sorowako km 39 ini PT. Vale Indonesia Tbk
menjadi selaku Owner.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau owner
untuk melaksanakan pekerjaan perencanan. Perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah Pada proyek perbaikan lereng di ruas
jalan Malili – Sorowako km 39 ini perusahaan Konsultan Perencana nya yaitu PT.
Lycon Asia Mandiri
3. Konsultan Supervisi
Konsultan Supervisi/ Pengawas merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik
proyek atau owner untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan Pengawas
dapat berupa badan usaha atau perorangan, perlu sumber daya manusia yang ahli
dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik
dan lain-lain sehingga sebuah proyek dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat
dan juga efisien. Perusahaan yang menjadi selaku Konsultan Supervisi pada proyek
perbaikan lereng di ruas jalan Malili – Sorowako km 39 ini adalah pihak dari PT. Vale
Indonesia Tbk.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah perorangan atau badan yang disewa oleh pemilik proyek atau
owner untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak. Pada proyek perbaikan lereng di ruas jalan Malili
– Sorowako km 39 ini yaitu PT.Lycon Asia Mandiri.
PROJECT MANAGER
Machmud Syafei
Material Coord. Quality Control Geotech Engineer Const. Supervisor Const. Supervisor Safety Officer
Eddy Sunarno Nasrun Effendi Haryo Sumantri Herman Fredy Palar Ilham Umar
Tool Store Asst. Geotech Eng. Waterman Nozzleman Helper Helper Safetyman
Security Driver Bus Driller Resquer
Driller M. Asri
A. Triska Yusuf Sattu Hardiansyah P Syamsul M (Ex Driller) M. Ahsan Sahiling Antonius MP
Nura Rachmat Syarifudin Rahman Muslim
Jamal Ahmad S Harjono Bimas Nur
Syaharuddin Narwis M. Syafei Dede Syakur
Drafter Marten T Yusrin
Anchi P Aldi
Nuzah Erick CK Kasdimur
Rollianas Jamaludin Flagman
(Surabaya) Muntu Rahman T
Dodi S Hasriyadi Amal Absieler
Reinaldi Apriyadi
Imron A. Rachman
Rizaldi Suwardi Sahdin Said
Zulfadli
A. Rachman
2. Shotcrete Machine
Shotcrete Machine adalah alat alat bantu atau alat semprot ke suatu permukaan
untuk membentuk bentuk structural seperti dinding, lantai dana tap.
3. Generator Set
Generator Set ini adalah sebuah Perangkat yang mampu menghasilkan Daya
Listrik. Genset ini merupakan seperangkat atau gabungan antara Generator atau
Alternator dan Engine yang dapat digunakan sebagai Alat Pembangkit Listrik.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
5. Cement Mixer
Fungsi dari Cement Mixer adalaah untuk memproduksi beton ready mix,
dengan volume yang beragam, dari segi kualitas beton tetap seragam dan sesuai
proporsi material yang telah ditentukan dalam desain mix
6. Mesin Las
Mesin las memiliki fungsi yakni digunakan untuk menyambung besi
menjadi satu rangkaian utuh sehingga dapat membentuk sebuah bentuk yang
anda inginkan atau butuhkan.
7. Gerinda
Fungsi dari gerida yakni untuk mengasah/memotong ataupun menggerus
benda kerja dengan tujuan atau kebutuhan tertentu.
8. Drill Rod
Drill Rod memiliki fungsi pada tool joint/pin yang nantinya digunakan untuk
menopang Hydraulic Pulling Jack pada nantinya akan di lakukannya Pull Out Test
9. Tool Kit
Tool Kit berfungsi untuk mempermudah pengerjaan pemasangan atau
pelepasan mur maupun baut yang sukar dikerjakan
Identifikasi Penyebab
Mengidentifikasi sebab akibat terjadinya kelongsoran
Kemungkinan tipe-tipe penanggulangan berdasarkan teknis
Memberikan solusi dari sebab akibat terjadinya kelongsoran tersebut dengan beberapa
metode yang dapat digunakan pada permasalahan yang telah di identifikasi
Memilih salah satu penanggulangan
Memilih salah satu penanggulangan dengan mempertimbangkan faktor ekonomi salah
satunya ketersediaan material yang ada).
terowongan, sangat mengurangi beban yang harus diterima struktur terowongan jika
dibandingkan dengan metode konvensional.
Secara Umum, elemen dasar yang diperlukan dalam pelaksanaan Soil Nailing adalah :
a. Nail Bars
Batangan baja yang umum digunakan pada soil nailing, adalah baja ulir yang sesuai
dengan standar ASTM A615, dengan daya dukung tarik 420 MPa (60 ksi atau Grade 60)
atau 520 MPa (75ksi atau Grade 75). Ukuran diameternya yang tersedia adalah 19, 22, 25,
29, 32 ,36 dan 43 mm, serta ukuran panjang mencapai 18 m
b. Nail Head
Komponen nail head terdiri dari bearing plate (pelat penahan), hex nut (mur persegi
enam), washer (cincin yang terbuat dari karet atau logam), dan headed stud . Bearing plate
umumnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 200-250 mm, tebal 19 m, dan kuat leleh
250 Mpa (ASTM A36), sedangkan untuk nut, dan washer yang digunakan harus memiliki
kuat leleh yang sama dengan batangan bajanya.
d. Centralizers (Penengah)
Centralizers adalah alat yang dipasang pada sepanjang batangan baja dengan jarak
tertentu (0.5–2.5m) untuk memastikan tebal selimut beton sesuai dengan rencana, alat ini
terbuat dari PVC atau material sintetik lainnya.
e. Wall Facing (Muka/Tampilan Dinding)
Pembuatan muka/tampilan dinding terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama,
muka/tampilan sementara (temporary facing) yang dibuat dari shotcrete, berfungsi sebagai
penghubung antar batangan-batangan baja (nail bars), dan sebagai proteksi permukaan
galian tanah terhadap erosi.
f. Drainage System (Sistem Drainase)
Untuk mencegah meningkatnya tekanan air pada lereng di belakang muka dinding,
biasanya dipasangkan lembaran vertikal geokomposit di antara muka dinding sementara
dan permukaan galian
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
Pada kaki lereng harus disediakan saluran pembuangan (weephole) untuk air yang
telah dikumpulkan oleh lembaran geokomposit
diasumsikan berdasarkan zona wilayah gempa seperti yang telah disebutkan dalam
SNI.
Seperti yang tertera dalam gambar.3, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan nilai stabilitas lereng batuan. Berikut adalah contoh uraian dari masing
masing metode.
Metode ini digunakan untuk memindahkan atau membuang batuan yang tidak stabil
yang dapat membahayakan daerah di bawahnya. Pada perencanaan pembuangan batuan
unstable, perlu dipertimbangkan karakter batuan. Pemotongan batuan dan perencanaan
muka lereng batuan seharusnya akan memberikan dampak berupa peningkatan stabilitas
lereng.
2.13.2.1.2 Anchor
Rock Anchors adalah salah satu metode perkuatan lereng pada batuan dengan
pengangkuran (anchoring). Rock anchors sering juga disebut Rock nailling. Pengangkuran
ini sering digunakan dalam penggalian (excavation), bagian dari dinding penahan (retaining
wall) ataupun untuk menahan gaya-gaya (uplift, external force, dsb) pada suatu struktur/
fondasi/lereng (slope).Fungsi utama dari rock anchors adalah untuk memodifikasi gaya
normal dan geser pada bidang longsor, dibandingkan menumpukan kekuatan geser dari baja
ketika anchor melintasi bidang. Pada rock anchors terdapat elemen baja yang
mendukungnya ( bisa berbentuk bars atau strand) yang akan dimasukkan pada lubang yang
sudah dibuat pada lereng. Elemen baja tersebut akan menahan/melawan gaya-gaya yang
bekerja pada lereng tersebut. Rock anchor dapat berupa fully grouted dan untensioned, atau
dianchor pada ujung dan tensioned yang dapat dilihat pada Gambar 2.26.
(a) tension rockbolt in a displaced block; (b) fully grouted,untensioned dowels installed prior
to excavation to pre-reinforce the rock
Keuntungan dari untensioned bolt adalah harganya yang murah dan pemasangan yang
lebih cepat dibandingankan dengan tensioned anchor.
Tensioned rock anchors dipasang pada bidang geser yang potensial dan diikat pada sound
rock. Adanya gaya tarik pada anchor, akan ditransmisikan ke batuan dengan bidang reaksi
pada batuan permukaan, yang akan menimbulkan tekanan pada batuan massa, dan
memodifikasi/merubah tegangan normal dan geser pada bidang longsor. Untuk menentukan
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
faktor aman dapat dilakukan perhitungan, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi gaya
yang diizinkan.
Setelah persyaratan gaya anchor dan pelubangan sudah ditentukan, terdapat 9 faktor
untuk pemasangan anchor (Littlejohn dan Bruce, 1977; FHWA, 1982; BSI, 1989;
Xanthakos, 1991; PTI, 1996; Wyllie, 1999; dalam Rock Slope Engineering) :
1. Pengeboran (Drilling), menentukan besarnya diameter lubang bor dan panjang yang
akan dibor di lapangan berdasarkan pada peralatan yang tersedia.
2. Material dan dimensi Bolt, memilih material dan dimensi anchor yang cocok dengan
diameter lubang dan gaya anchor yang disyaratkan.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
4.Tipe Pengikatan (Bond Type), memilih antara semen atau resin grout atau mechanical
anchor untuk mengamankan bagian ujung anchor pada lubang. Faktor-faktor yang
mempegaruhi penentuan meliputi diameter lubang, tensile load, panjang anchor,
kekuatan batuan, dan kecepatan pemasangan.
5.Panjang ikatan (Bond Length), penentuannya berdasarkan tipe pengikatan, diameter
lubang, tegangan anchor, dan kekuatan batuan.
6.Panjang total anchor, menghitung panjang total anchor, yang terdiri dari jumlah panjang
ikatan dan panjang yang tidak terpengaruh tekanan. Panjang yang tidak terpengaruh
tekanan harus lebih luar dari permukaan batuan sampai bagian atas zona pengikatan
(bond zone), dengan bagian atas dari zona pengikatan akan berada di bawah bidang
longsor potensial.
7. Pola Anchor (anchor pattern), layout dari pola anchor, maka jarak pada permukaannya
akan hamper sama dan akan menghasilkan gaya anchor yang telah disyaratkan.
8. Lubang bor yang tahan air (waterproofing drill holes),memastikan tidak ada
diskontinuitas pada zona pengikatan yang dapat menyebabkan kebocoran grouting.
9. Pengetesan (testing), menyiapkan prosedur untuk pengetesan yang akan memeriksa jika
panjang pengikatan dapat menahan dari beban yang didesain.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
a) Pengaturan angkur
Posisi, arah dan jarak antar angkur seharusnya ditentukan pertama pada saat
perancangan.
(1) Ground anchors harus dipasang dengan jarak minimal 2 m antar angkur.
(2) Sudut pemasangan angkur 10° sampai -10° dari arah horizontal.
(3) Arah angkur parallel dengan arah keruntuhan batuan.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
(4) Jarak angkur ditentukan berdasarkan pengaruh antar angkur, yang dapat dilihat
dengan meninjau kekuatan angkur, diameter angkur, kedalaman, dan kekuatan
keruntuhan batuan.
b) Perhitungan kekuatan angkur
Perencanaan kekuatan angkur dihitung dengan rumus berikut
Dalam perencanaan ini, yang sangat penting untuk dilakukan yaitu menghitung impact
force dari batuan. Rock sheds di desain setelah mengubah impact force menjadi static force.
Untuk mempermudah perhitungan, daerah yang terkena impact force diasumsikan sebagai
bujursangkar.
Terlepas dari analisis kestabilan tanggul, perencanaan ini berkaitan dengan bentuk dan
dimensi dari catch fill and ditch yang berkaitan dengan kapasitasnya dalam menahan dan
menampung batuan. Untuk memastikan kapasitas catch fill and ditch, drain ditch dibuat di
sepanjang sisinya.
MULAI
ya
PERSIAPAN BAHAN
ya
Tidak
REQUEST
PERSETUJUAN BAHAN
ya
PERSIAPAN
- Chiken Mesh
- Peralatan semprot
- K3
Tidak ya
PENGAJUAN PERMIT TO
WORK
ya
PENYEMPROTAN
(SHOTCRETE)
Tidak ya
REQUEST FOR
INSPECTION
SELESAI
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab dan pengamatan khusus yang
telah dilakukan selama ± 2 bulan di proyek Strigthning and Protection Wall Logistic Road
tentang pekerjaan perbaikan stabilitas lereng dengan metode Slope Strngthening dan metode
Slope Protection dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Proyek ini melibatkan beberapa perusahaan diantaranya:
a. Owner : PT. Vale Indonesia Tbk.
b. Kontraktor : PT. Lycon Asia Mandiri
c. Konsultan Pengawas : PT. Vale Indonesia Tbk.
d. Daftar Sub Kontraktor : PT. Geo Nusa
2. Proyek Strigthning and Protection Wall Logistic Road merupakan proyek perbaikan
lereng yang menggunakan metode Slope Strngthening dan metode Slope Protection.
3. Proyek Strigthning and Protection Wall Logistic Road memiliki 3 zona dan 4 area,
dimana pekerjan yang sedang dilaksanakan pada saat ini berada pada zona 3 area 1 dan
area 2
4. Berdasarkan data hasil Soil Investigation, pada zona 3 area 2 digunakan metode Slope
Protection karna jenis material pada lereng meemiliki dominan batuan keras, sedangkan
pada zona 3 area 1 digunakan metode Slope Strengthening karna memiliki material tanah.
5. Pelaksanaan proyek Strigthning and Protection Wall Logistic Road terlambat dari jadwal
rencana terkait penyelesaian Soil Investigation yang tidak sesuai dengan jadwal rencana.
Akan tetapi dengan terjadinya hal tersebut didapatkan juga data Soil Investigation yang
lebih akurat dari hasil perpaduan Topography dan Geoscanner.
6. Selama kegiatan Kerja Praktik, pengamatan yang dilakukan adalah pekerjaan pemasangan
Strip Drain, Wire Mesh dan pelaksanaan Shotcrete.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
3.2 Saran
Ada beberapa saran agar proyek ini dapat berjalan dan mendapati hasil yang
diinginkan selama proses pelaksanan berlangsung. Saran yang disampaikan sebagai
berikut:
1. Komunikasi antar pekerja proyek harus saling terjaga agar tidak terjadi kesalahan
dalam pekerjaan yang sedang dilakukan
2. Contractor Safety Management System (CSMS) di lapangan harus lebih diperhatikan
agar tercipta zero accident dan kelestarian lingkungan selama masa konstruksi.
3. Memperhatikan kualitas mutu material dan tenaga kerja yang akan digunakan agar
dapat menghindari kegagalan konstruksi.
STUDI KASUS STABILITAS dan PENANGANAN
KELONGSORAN PADA RUAS JALAN MALILI –
SOROWAKO KM 39 – LUWU TIMUR
Daftar Pustaka
Lampiran - lampiran