Anda di halaman 1dari 49

BAB IV PRMBAHASAN dan HASIL

4 BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS

4.1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan dibahas tentang perkuatan tanah lunak dengan metode

pemasangan geotextile sebagai lapisan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai

lapisan pelindung. Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan

perkuatan geotextile dapat menghindari terjadinya keruntuhan lokal pada tanah

lunak karena rendahnya daya dukung tanah.

Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak

adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di

bandingkan dengan metoda penimbunan konvensional. Geotekstil pada jalan

berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus sebagai lapis pemisah (separator)

antara material timbunan dengan tanah dasar sehingga konstruksi jalan menjadi

stabil, tidak bergelombang dan rata pada permukaannya.

Analisis semacam ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode elemen

hingga pada Program Plaxis. Geometri melintang proyek dan statigrafi lapisan

tanah yang dimodelkan pada program tertera pada gambar berikut.

IV - 1
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

FILL Geotextile

Layer 1

Layer 2

Layer 3

Gambar 4.1 Geometri Melintang Rencana Timbunan

4.2 Data-Data Perancangan

Timbnan yang di rencanakan setinggi 5 m dan di bagian dasarn timbunan dilapisi

dengan geotextile yang menjadi pemisah antara tanah dasar dan tanah timbunan,

tanah timbunan tersebut berdiri di atas tanah lempung sangat lunak yang dibagi

menjadi 3 lapisan berdasarkan hasil pengujian soil investigation di lokasi.

Pemodelan tanah di ambil hingga kedalaman 20 m, pemodelan geometri yang

akan di analisa dapat di lihat pada gambar 4.2, dengan tebal lapisan layer 1 adalah

3,5 meter, layer 2 setebal 7,5 meter, dan leyer 3 setebal 9 meter.

IV -2
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

FILL

Gambar 4.2 Material Description

Untuk input material tanah yang di gunakan dalam analisa ini, digunakan data

korelasi berdasarkan hasil soil investigation di lapangan. Data parameter tanah

tersebut di ambil dari tugas akhir : Tri Hartini (Analisis Penurunan di Permukaan

Tanah Akibat Konstruksi Shield Tunnel Pada Berbagai Model Tanah dengan

Program Plaxis 2D).2015, berikut parameter tanah yang dimiliki :

IV -3
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Model Mohr Coulomb

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model MC MC MC MC -
Type of Behaviour Type Undreained Undreained Undreaine Drained -
d
Soil Unit Weight unsat 14 14 14 16 KN/
Above Phreatic m3
Level
Soil Unit Weight sat 16 16 16 20 KN/
Below Phreatic m3
Level
Horizontal Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/da
Permeability y
Vertical Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/da
Permeability y
Youngs modulus E 2400 2640 5400 3000 KN/
m2
Poissons Ratio v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
Cohesion c 20 22 45 1 KN/
m2
Friction Angle 6 6 6 30
Dilatancy Angle 0 0 0 0

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model MC MC MC MC -
Type of Behaviour Type Drained Drained Drained Drained -
Soil Unit Weight Above unsat 14 14 14 16 KN/m3
Phreatic Level
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/m3
Phreatic Level
Horizontal Permeability Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Youngs modulus E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
Poissons Ratio v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
Cohesion C 10 10 15 1 KN/m2
Friction Angle 45 47 45 30
Dilatancy Angle 15 17 17 0

Model Soft Soil

IV -4
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model SS SS SS SS -
Type of Behaviour Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil Unit Weight Above 14 14 14 16 KN/
Phreatic Level unsat m3
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/
Phreatic Level m3
Horizontal Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/da
Permeability y
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/da
y
Youngs modulus E 2400 2640 5400 3000 KN/
m2
Poissons Ratio v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
Cohesion c 20 22 45 1 KN/
m2
Friction Angle 6 6 6 30
Dilatancy Angle 0 0 0 0
Modified Compression * 0,091 0,106 0,127 - -
Index
Modified Swelling K* 0,0219 0,0230 0,0275 - -
Index

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model SS SS SS SS -
Type of Behaviour Type Drained Drained Drained Drained -
Soil Unit Weight Above unsat 14 14 14 16 KN/m3
Phreatic Level
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/m3
Phreatic Level
Horizontal Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Permeability
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Youngs modulus E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
Poissons Ratio v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
Cohesion c 10 10 15 1 KN/m2
Friction Angle 45 47 45 30
Dilatancy Angle 15 17 17 0
Modified Compression * 0,091 0,106 0,127 - -
Index
Modified Swelling K* 0,0219 0,0230 0,0275 - -
Index
Model Soft Soil Creep

IV -5
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model SSC SSC SSC SSC -
Type of Behaviour Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil Unit Weight Above unsat 14 14 14 16 KN/
Phreatic Level m3
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/
Phreatic Level m3
Horizontal Permeability Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/d
ay
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/d
ay
Youngs modulus E 2400 2640 5400 3000 KN/
m2
Poissons Ratio v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
Cohesion c 20 22 45 1 KN/
m2
Friction Angle 6 6 6 30
Dilatancy Angle 0 0 0 0
Modified Compression * 0,0911 0,1056 0,1267 - -
Index
Modified Swelling Index K* 0,0219 0,0230 0,0275 - -
Modified Creep Index * 0,0046 0,0053 0,0063 - -

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model SSC SSC SSC SSC -
Type of Behaviour Type Drained Drained Drained Drained -
Soil Unit Weight Above unsat 14 14 14 16 KN/m3
Phreatic Level
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/m3
Phreatic Level
Horizontal Permeability Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Youngs modulus E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
Poissons Ratio v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
Cohesion c 10 10 15 1 KN/m2
Friction Angle 45 47 45 30
Dilatancy Angle 15 17 17 0
Modified Compression * 0,0911 0,1056 0,1267 - -
Index
Modified Swelling Index K* 0,0219 0,0230 0,0275 - -
Modified Creep Index * 0,0046 0,0053 0,0063 - -

Model Hardening soil

IV -6
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model HS HS HS HS -
Type of Behaviour Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil Unit Weight Above unsat 14 14 14 16 KN/m3
Phreatic Level
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/m3
Phreatic Level
Horizontal Permeability Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Youngs modulus E 2400 2640 5400 3000 KN/m2
Poissons Ratio v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
Cohesion c 20 20 25 1 KN/m2
Friction Angle 6 6 6 30
Dilatancy Angle 0 0 0 0
Secant Stifness In Standart 1200 1320 2700 3000 KN/m2
Drained Triaxial Test
Tangent Stifness For 1200 1320 27000 3000 KN/m2
Primary Oedometer
Loading
Unloadig/Reloading Stifness 3600 3960 8100 9000 KN/m2

Parameter Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Material Model Model HS HS HS HS -
Type of Behaviour Type Drained Drained Drained Drained -
Soil Unit Weight Above unsat 14 14 14 16 KN/m3
Phreatic Level
Soil Unit Weight Below sat 16 16 16 20 KN/m3
Phreatic Level
Horizontal Permeability Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Vertical Permeability Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Youngs modulus E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
Poissons Ratio v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
Cohesion c 10 10 15 1 KN/m2
Friction Angle 30 30 30 30
Dilatancy Angle 15 17 17 0
Secant Stifness In Standart 1200 1320 2700 3000 KN/m2
Drained Triaxial Test
Tangent Stifness For Primary 1200 1320 27000 3000 KN/m2
Oedometer Loading
Unloadig/Reloading Stifness 3600 3960 8100 9000 KN/m2

4.3 Material geotextile

Permasalahan yang biasanya timbul pada konstruksi jalan di atas tanah lunak

adalah kontaminasi tanah lunak terhadap material timbunan jalan. Fenomena ini

juga dialami oleh konstruksi timbunan dimana tanah dasar dengan properti yang

IV -7
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

jelek mengkontaminasi material timbunan atau lapis agregat jalan sehingga

properti material timbunan dan agregat jalan menurun dan tidak memenuhi

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

tersebut adalah pemasangan geotekstil di bawah timbunan. Material geotekstil di

bawah konstruksi timbunan akan berfungsi sebagai :

1. Separasi

Penggunaan lapisan geotekstil antara lapis konstruksi timbunan dengan

tanah dasar akan mencegah bercampurnya material tanah timbunan dengan

material tanah dasar, sehingga tebal lapisan tanah timbunan akan efektif

dalam mendistribusikan beban di atasnya. Selain itu, dengan penggunaan

lapis geotekstil tidak diperlukan adanya tebal lapis tambahan untuk

mengantisipasi adanya tebal lapisan timbunan yang terbuang. Penggunaan

lapisan separasi geotekstil pada tanah dasar akan membantu dalam

pendistribusian beban ke tanah dasar, sehingga perilaku penurunan untuk

konstruksi jalan dengan menggunakan separasi geotekstil menjadi lebih

seragam. Perbedaan perilaku penurunan dan deformasi pada tanah dasar

untuk kondisi dengan dan tanpa pemasangan geotekstil dapat

diilustrasikan pada gambar berikut :

IV -8
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Sumber : Utama,Fraldo Suita ,2013,Kajian Kestabilan Struktur Dengan Memperbandingkan

Metode Vertical Drain dan Perkuatan Geosintetik.

Gambar 4.3 Ilustrasi Tanah Denan dan Tanpa Perkuatan Geotextile


2. Perkuatan

Fungsi geotekstil sebagai perkuatan pada aplikasi untuk konstruksi

timbunan diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dukung lapis tanah

dasar . Pada setiap pembangunan konstruksi timbunan, perlu dicek terlebih

dahulu kapasitas daya dukung tanah dasarnya, apakah konstruksi ini

memerlukan geotekstil sebagai tambahan perkuatan atau tidak. Prinsip

penggunaan material geosintetik dalam perkuatan dasar timbunan adalah

mengandalkan kekuatan tarik material yang diletakkan sedemikian rupa

sehingga memotong garis kelongsoran yang diperkirakan akan terjadi.

Sumber : Utama,Fraldo Suita ,2013,Kajian Kestabilan Struktur Dengan Memperbandingkan


Metode Vertical Drain dan Perkuatan Geosintetik.

Gambar 4.4 Penggunaan material Geosintetik Menanggulangi Kelongsoran


IV -9
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

3. Filtrasi

Geotekstil dapat memberikan retensi yang baik pada material tanah

sekaligus meloloskan air sehingga tidak ada material tanah yang hilang

terbawa air yang mengalir keluar.

4.3.1 Analisis Stabilitas Timbunan Tanpa Perkuatan Geotextile

Sebagai langkah awal, konstruksi sesuai desain yang direncanakan dianalisis

dengan program Plaxis untuk mendapatkan angka keamanan dari konstruksi

tersebut. Hasil dari program Plaxis adalah sebagai berikut :

Gambar 4.5 Deformes Mesh Konstruksi Jalan Akses Tanpa Perkuatan Geotextile

IV -10
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.6 Total Displacements Jalan Akses Tanpa Perkuatan Geotextile

Gambar 4.7 Faktor Keamanan Konstruksi Jalan Akses Tanpa Perkuatan

IV -11
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Berdasarkan analisis stabilitas timbunan tanpa lapisan perkuatan, didapatkan

bahwa angka keamanan yang dihasilkan adalah 1,00 untuk hauling road.

Material geotekstil yang dapat digunakan adalah TenCate Polyfelt PEC. yang

merupakan geotekstil nonwoven yang terbuat dari polimer polipropilin yang

diperkuat dengan serat-serat dari poliester bermodulus tinggi dan mempunyai

creep rendah. Material ini baik digunakan bila material fill yang digunakan adalah

material berbutir halus. Selain itu, Polyfelt PEC memiliki kemampuan drainase

searah bidang (in-plane drainage) yang baik dan ketahanan jebol yang tinggi

(high puncture resistance) selama masa konstruksi

Berikut properties material Polyfelt PEC 200-50 yang memiliki kuat tarik 130

kN/m di umur layan 20 tahun

Tabel 4.1 Propertis Material Geotextile

Properties Unit PEC 200-


50
Short term tensile strength (MD) kN/m 200
Short term tensile strength (CD) kN/m 14
Strain at short term strength % 10
Partial factor - creep rupture at 120 years design life - 1,55
Creep limited strength at 120 years design life kN/m 129
Partial factor - construction damage in clay, silt, or - 1
sand
Partial factor - environmental effects at 120 years - 1,1
design life, pH < 11
Long term design strength at 20 years design life kN/m 130
Long term design strength at 120 years design life 117,3
Water flow rate normal to the plane mm/s (l/m2s) 65
Water flow rate in the plane (20 kPa) 10-7 m2/s 30
l/mh 11

IV -12
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

4.4 Geometri dan Satuan

Geometri dasar yang terdiri dari empat buah lapisan tanah seperti ditunjukkan

gambar 4.1 dapat digambarkan dengan garis geometri dengan batas

penggambaran pada input general settings serta satuan panjang, gaya dan waktu

yang digunakan tertera pada gambar 4.8 sebagai berikut :

Gambar 4.8 Input General Settings

Apabila tahap pengisian General settings telah selesai maka bidang gambar akan

muncul dengan sumbu x dan y. sumbu x menuju arah kanan dan sumbu y ke arah

atas. Untuk membuat objek gambar dapat dipilih dari tombol ikon pada toolbar

atau dari menu Geometry. Langkah langkah pembuatan geometri rencana

timbunan adalah:

Pilih Geometry Line.

Klik tombol mouse sebelah kiri pada titik-titik geometri sampai terbentuk

sebuah cluster dengan kembali pada titik asal

IV -13
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Untuk membuat cluster baru, ulangi langkah yang sama agar terbentuk

cluster-cluster yang diinginkan.

Klik tombol kanan pada mouse untuk berhenti menggambar

Pilih Geogrid, lalu buat bentangan yang akan di pasang geotextile pada

geometri rencana.

4.5 Kondisi Batas (Standard Fixities)

Setelah geometri proyek terbentuk lengkap aktifkan kondisi batas/ standard

fixities yang terletak di bagian tengah toolbar kedua. Pada prinsipnya seluruh

batas harus mempunyai sebuah kondisi batas tiap arah. Dengan kata lain, jika

kondisi batas tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu batas tertentu (batas

bebas) maka kondisi alami akan diterapkan yaitu dimana gaya tertentu adalah nol

dan perpindahan adalah bebas. Pilihan jepit standar berlaku untuk sebagian besar

permasalahan geoteknik.

4.6 Pemodelan Material Tanah

Pemodelan perilaku tanah mencakup input sifat sifat material tanah yang

terdapat pada Program Plaxis yang meliputi Mohr Coulomb, Hardening Soil, Soft

Soil dan Soft Soil Creep. Masing masing model tanah ditinjau dalam keadaan

undrained untuk mengetahui penurunan jangka pendek dan dalam keadaan

drained untuk mengetahui penurunan jangka panjang. Input material properties

masing masing model tanah dilakukan pada set material properties dan pilih

soil and interfaces pada set type project database kemudian pilih new untuk

membuat suatu model tanah.

IV -14
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

4.6.1 Model Mohr Coulomb Undrained

Model Mohr Coulomb Undrained yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

Gambar 4.9 Input Nilai Material Properties Model Mohr Coulomb Undrained

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

IV -15
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.10 Input Nilai Material Properties Model Mohr Coulomb Undrained
Pada Parameter

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

Gambar 4.11 Input Nilai Material Properties Model Mohr Coulomb Undrained
Pada Interfaces
Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.2 berikut

IV -16
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Tabel 4.2 Input Parameter Mohr Coulomb Undrained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model MC MC MC MC -
Type Undreained Undreained Undreained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2400 2640 5400 3000 KN/m2
v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
c 20 22 45 1 KN/m2
6 6 6 30
0 0 0 0

Untuk input parameter geotextile

Gambar 4.12 Input Material Geotextrile

4.6.2 Model Mohr Coulomb Drained

Model Mohr Coulomb drained yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

IV -17
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

Gambar 4.13 Input Nilai Material Properties Model Mohr Coulomb Drained
Pada General

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

IV -18
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.14 Input Nilai Material Properties Model Mohr Coulomb Drained
Pada Parameter

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

Gambar 4.15 Input Nilai Material Properties Model Mohr Coulomb Drained
Pada Interfaces
Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.3 berikut

IV -19
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Tabel 4.3 Input Parameter Mohr Coulomb Drained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model MC MC MC MC -
Type Drained Drained Drained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
C 10 10 15 1 KN/m2
45 47 45 30
15 17 17 0

Untuk input parameter geotextile

Gambar 4.16 Input Material Geotextrile

4.6.3 Model Soft Soil Undrained

Model Soft Soil Undrained yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

IV -20
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

Gambar 4.17 Input Nilai Material Properties Model Soft Soil UndrainedPada
General

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

Gambar 4.18 Input Nilai Material Properties SS UdPada Parameter

IV -21
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

Gambar 4.19 Input Nilai Material Properties Soft Soil UndrainedPada Interfaces

Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4 Input Parameter Soft Soil Undrained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model SS SS SS SS -
Type Undrained Undrained Undrained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2400 2640 5400 3000 KN/m2
v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
c 20 22 45 1 KN/m2
6 6 6 30
0 0 0 0
* 0,091 0,106 0,127 0,000911 -
K* 0,0219 0,0230 0,0275 0,000219 -
Untuk input parameter geotextile

IV -22
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.20 Input Material Geotextrile

4.6.4 Model Soft Soil Drained

Model Soft Soil Drained yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada statigrafi

potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties pada

Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya dirangkum

dalam bentuk tabel.

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

Gambar 4.21 Input Nilai Material Properties Model Soft Soil UndrainedPada
General

IV -23
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

Gambar 4.22 Input Nilai Material Properties Soft Soil UndrainedPada Parameter

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

Gambar 4.23 Input Nilai Material Properties Soft Soil UndrainedPada Interfaces

IV -24
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5 Input Parameter Soft Soil Drained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model SS SS SS SS -
Type Drained Drained Drained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
c 10 10 15 1 KN/m2
45 47 45 30
15 17 17 0
* 0,091 0,106 0,127 0,000911 -
K* 0,0219 0,0230 0,0275 0,000219 -

Untuk input parameter geotextile

Gambar 4.24 Input Material Geotextrile

4.6.5 Model Soft Soil Creep Undrained

Model Soft Soil Creep Undrainedyang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties


IV -25
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

Gambar 4.25 Input Nilai Material Properties Model Soft Soil Creep
UndrainedPada General

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

IV -26
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.26 Input Nilai Material Properties Soft Soil Creep UndrainedPada
Parameter

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

Gambar 4.27 Input Nilai Material Properties Soft Soil Creep UndrainedPada
Interfaces

Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.6 berikut

IV -27
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Tabel 4.6 Input parameter Soft Soil Creep Undrained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model SSC SSC SSC SSC -
Type Undrained Undrained Undrained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2400 2640 5400 3000 KN/m2
v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
c 20 22 45 1 KN/m2
6 6 6 30
0 0 0 0
* 0,0911 0,1056 0,1267 0,000911 -
K* 0,0219 0,0230 0,0275 0,000219 -
* 0,0046 0,0053 0,0063 0,000046 -

Untuk input parameter geotextile

Gambar 4.28 Input Material Geotextrile

4.6.6 Model Soft Soil Creep Drained

Model Soft Soil Creep Drainedyang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

IV -28
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

Gambar 4.29 Input Nilai Material Properties Model Soft Soil Creep DrainedPada
General

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

Gambar 4.30 Input Nilai Material Properties Soft Soil Creep DrainedPada
Parameter

IV -29
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

Gambar 4.31 Input Nilai Material Properties Soft Soil Creep DrainedPada
Interfaces

Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.7 berikut

Tabel 4.7 Input parameter Soft Soil Creep Drained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model SSC SSC SSC SSC -
Type Drained Drained Drained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
c 10 10 10 1 KN/m2
30 30 30 30
0 0 0 0
* 0,0911 0,1056 0,1267 0,000911 -
K* 0,0219 0,0230 0,0275 0,000219 -
* 0,0046 0,0053 0,0063 0,000046 -

IV -30
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Untuk input parameter geotextile

Gambar 4.32 Input Material Geotextrile

4.6.7 Model Hardening Soil Undrained

Model hardening soil undrained yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

IV -31
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.33 Input Nilai Material Properties Model hardening soil

undrained Pada General

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

Gambar 4.34 Input Nilai Material Properties hardening soil undrained

Pada Parameter

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

IV -32
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.35 Input Nilai Material Properties hardening soil undrained

Pada Interfaces

Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.8 berikut

Tabel 4.8 Input Parameter hardening soil undrained

Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit


Model HS HS HS HS -
Type Undrained Undrained Undrained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2400 2640 5400 3000 KN/m2
v 0,35 0,35 0,35 0,3 -
c 20 22 45 1 KN/m2
6 6 6 30
0 0 0 0
1200 1320 2700 3000 KN/m2

1200 1320 2700 3000 KN/m2


3600 3960 8100 9000 KN/m2

Untuk input parameter geotextile

IV -33
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.36 Input Material Geotextrile

4.6.8 Model Hardening Soil Drained

Model Hardening Soil Drained yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah pada

statigrafi potongan melintang. Langkah langkah input nilai material properties

pada Program Plaxis dijabarkan pada lapisan pertama sedangkan sisanya

dirangkum dalam bentuk tabel.

Layer 1

Nilai Material Properties yang diinput pada general meliputi kepadatan


kering ( unsat), kepadatan jenuh ( sat),dan nilai permeabilitas.

Lapisan pertama diberi warna hijau muda

IV -34
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.37 Input Nilai Material Properties Model hardening soil

drained Pada General

Nilai Material Properties yang diinput pada parameter meliputi dua

parameter yaitu kekakuan dan kekuatan. Parameter kekakuan terdiri

dari modulus kekakuan Young (E) dan angka poisson (v). Parameter

kekuatan terdiri dari kohesi (C), sudut geser dalam () dan sudut

dilatansi ().

Gambar 4.38 Input Nilai Material Properties hardening soil drained

Pada Parameter

Nilai Material Properties yang diinput pada interfaces berupa parameter

strength yang rigid.

IV -35
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.39 Input Nilai Material Properties hardening soil drained

Pada Interfaces

Untuk lapisan dua, lapisan tiga, dan fill menggunakan cara yang sama dan

dengan parameter seperti pada tabel 4.9 berikut

Tabel 4.9 Input Parameter Hardening Soil Drained


Nama Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Model HS HS HS HS -
Type Drained Drained Drained Drained -
unsat 14 14 14 16 KN/m3
sat 16 16 16 20 KN/m3
Kx 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
Ky 0,0001 0,0001 0,0001 1 m/day
E 2124 2336,4 4779 3000 KN/m2
v 0,33 0,33 0,33 0,3 -
c 10 10 15 1 KN/m2
45 47 45 30
15 17 15 0
1200 1320 2700 3000 KN/m2

1200 1320 2700 3000 KN/m2


3600 3960 8100 9000 KN/m2

Untuk input parameter geotextile

IV -36
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.40 Input Material Geotextrile

4.7 Penyusunan Jaring Elemen ( Generated Mesh )

Setelah model geometri telah didefinisikan secara lengkap dan sifat material telah

diaplikasikan ke seluruh obyek klaster dan obyek struktural maka geometri harus

dibagi bagi menjadi elemen elemen untuk melakukan perhitungan elemen

hingga. Komposisi dari elemen elemen ini disebut sebagai jaring elemen hingga.

Jaring elemen yang digunakan adalah segitiga dengan 15 titik nodal.

Gambar 4.41 Hasil Penyusunan Jaring Elemen Hingga (Generated Mesh) pada

Model Geometri

IV -37
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

4.8 Kondisi Awal (Initial Condition)

Setelah model geometri terbentuk dan jaring elemen hingga telah selesai disusun

maka kondisi tegangan awal dan konfigurasi awal harus ditentukan lebih dahulu.

Kondisi awal terbagi dari tiga bagian yaitu modus untuk menghitung tekanan air,

modus untuk spesifikasi dari konfigurasi awal geometri serta perhitungan

tegangan efektif awal untuk dilapangan (modus konfigurasi geometri).

4.9 Perhitungan Tekanan Air

Muka air tanah/ garis freatik berada pada elevasi 0m dari permukaan tanah dan

berat isi air 9.81 KN/m3. Dari Menu Generate Water Pressure didapatkan

tegangan air pori yang bekerja pada kondisi awal proyek pada gambar berikut :

(ditunjukkan dengan gambar yang bertanda + )

Gambar 4.42 Letak Muka Air Tanah Pada Geometri Proyek

IV -38
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.43 Tegangan Air Pori pada Kondisi Awal

4.10 Kondisi Geometri Awal Proyek

Kondisi geometri awal proyek adalah kondisi asli tanah sebelum dilakukan konstruksi

timbunan yaitu dengan menonaktifan material timbunan serta geotextile pada kondisi

aktif.

Gambar 4.44 Kondisi Awal Geometri Proyek

IV -39
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

4.11 Perhitungan (Calculation)

Untuk memodelkan konstruksi timbunan diperlukan tahapan konstruksi, dimana

material geotextile di aktifkan sebelum tahap penimbunan dimulai. Langkah

langkah perhitungan dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahap pertama (Phase 1)aktifkan material geotextile dan timbunan

lapis 1 , Pilih perhitungan konsoliasi(consolidation) dengan menggunakan

tahapan konstruksi (stage construction). Dalam define tahapan konstruksi

aktifkan geotextile dan timbunan lapis pertama. Lalu pilih update untuk

meneruskan ke tahapan perhitungan berikutnya

Gambar 4.45 Phase 1

Tahap kedua (phase 2) juga merupakan perhitungan

konsolidasi(consolidation) berupa tahapan konstruksi (stage construction).

Namun pada tahap ini tidak di berikan tambahan timbunan, hanya memberi

waktu untuk proses konsolidasi.

IV -40
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Tahap ketiga (phase 3) lakukan cara yang sama seperti phase 1 dan

aktifkan timbunan lapis ke 2.

Gambar 4.46 Phase 3

Tahap keempat (Phase 4) di lakukan seperti Phase 2.

Dan di lanjutkan begitu sterusnya hingga phase 9 yang mengaktifkan

timbunan lapis ke lima.

Pada phase 10 yaitu tahapan terakhir, pada kolom loading input di set

sebagai minimum pore pressure.

Lalu tentukan titik untuk kurva (select points for curves) dan tentukan di

titik mana kita ingin meninjau penurunan kemudian update.

Terakhir kita bisa mulai menghitung dengan memilih menu calculate,

4.12 Hasil Analisis Penurunan (Settlement) Dengan Program Plaxis

Apabila proses perhitungan telah selesai kita bisa melihat hasil berupa gambar dan

nilai-nilai hasil proses perhitungan dengan menekan tombol output. Disana dapat

terlihat hasil penurunan tanah yang terjadi akibat beban timbunan.

IV -41
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.47 Tahapan Perhitungan Selesai ( Checklist Pada Tiap Phase )

Gambar 4.48 Penurunan (Settlement) Dipermukaan Tanah Pada Model Soft Soil

Creep Undrained

IV -42
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.49 Penurunan (Settlement) Dipermukaan Tanah Pada Model Soft Soil

CreepDrained

Hasil analisis penurunan (settlement) dipermukaan tanah akibat timbunanpada

masing masing model tanah ditabelkan dan dibuat grafik sebagai berikut :

Tabel 4.10 Penurunan Permukaan Tanah Dalam Kondisi Drained

Model Tanah Penurunan Maksimal (m)

Mohr Coulomb 0,4728

Soft Soil 2,070

Soft Soil Creep 3,153

Hardening Soil 1,394

IV -43
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Tabel 4.11 Penurunan Permukaan Tanah Dalam Kondisi Undrained

Model Tanah Penurunan Maksimal (m)

Mohr Coulomb 0,4261

Soft Soil 2,070

Soft Soil Creep 3,027

Hardening Soil 1,394

Gambar 4.50 Grafik Perbandingan Waktu dan Penurunan Pada Pemodelan

Undrained

IV -44
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.51 Grafik Perbandingan Waktu dan Penurunan Pada Pemodelan

Drained

4.13 Analisis Penurunan (Settlement) Dengan Metode Manual

Prosedur untuk melakukan uji konsolidasi satu dimensi pertama-tama

diperkenalkan oleh Terzaghi, dan menghasilkan grafik yang menunjukkan

hubungan antara pemampatan dan waktu. Pada penurunan konsolidasi terbagi

menjadi 2 jenis konsolidasi, yaitu :

Normally Consolidated

Normal kondolidasi dengan syarat P0 = Pc

IV -45
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Overconsolidated

Overconsolidated 1 dengan syarat P0 + < Pc

Overconsolidated 2 dengan syarat P0 Pc < P0 +

jenis Cv Ch
layer tanah kedalaman LL Cc Cr e0 (m2/menit) (m2/menit)
1 Clay 0-3,50 88 0.718 0.0679 2.061 1.54321E-06 2.31481E-06
2 Clay 3,50-11,00 60 0.73 0.073 1.764 1.83256E-06 2.74884E-06
3 Clay 11,00-20,00 58 0.56 0.0378 1.4 1.44676E-06 2.17014E-06
Rata-rata 1,60751E-06 2,41127E-06

P
(kN/m3) (kN/m3) P0 (kPa) (kPa) P0 + P Pc (kPa) kondisi S (m)
14 16 24.5 100 124.5 60 OC clay II 0.290

14 16 101.5 100 201.5 80 OC clay II 0.774

14 16 217 100 317 80 OC clay II 1.194

total 2.259

4.14 Interpretasi Hasil Analisis

Hasil analisis dengan Program Plaxis menunjukkan bahwa penurunan maksimal

dipermukaan tanah akibat konstruksi hauling road berbeda beda pada setiap

model tanah. Hal ini terjadi karena tiap model tanah memiliki karakteristik dan

tingkat akurasi yang berbeda yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab ll. Model

IV -46
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Mohr Coulomb yang merupakan model tanah paling sederhana dalam Program

Plaxis yang merupakan suatu pendekatan awal dari prilaku tanah menghasilkan

nilai penurunan yang terkecil sebesar 0,4728 m pada kondisi drained dan 0,261 m

pada kondisi undrained . Model model tanah tingkat lanjut yang meliputi Soft

Soil, Soft Soil Creep dan Hardening Soil menghasilkan nilai penurunan yang lebih

besar dari model Mohr Coulomb . Model Soft Soil Creep yang menyertakan efek

rangkak (creep) pada tanah menghasilkan nilai penurunan yang terbesar sebesar

3,153 m pada kondisi drained dan 3,027 m pada kondisi undrained.

Dari berbagai model tanah yang di analisis hasil penurunan yang paling mendekati

penurunan perhitungan manual adalah model soft soil.

4.15 . Perbandingan Penurunan Dengan Geotextile woven Dan Non-Woven Di

Berbagai Macam Kedalaman.

Untuk mencari penurunan yang terkecil maka di modelkan beberapa metode

untuk meminimalkan penurunan yang tterjadi. Di modelkan penggalian tanah

sebelum pemasangan geotextile sedalam 0,5 m, 1 m, 1,5 m, 2 m, 2,5 m, dan 3 m

dengan variasi geotextile woven dan non-woven sebagai pembanding.

Tanah yang telah di gali tersebut akan di lapisi dengan geotextile kemudian di

timbun dengan material tanah yang sama dengan yang di gunakan untuk timbunan

pada analisa sebelumnya. Adapun hasil dari analisa tersebut adalah seperti tabel

berikut :

IV -47
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Tabel 4.12 Tabel Penurunan Tanah


Kedalaman Non-Woven Woven

0 2,070 m 2,068 m

0,5 m 1,729 m 1,736 m

1m 1,466 m 1,532 m

1,5 m 1,426 m 1,423 m

2m 1,301 m 1,303 m

2,5 m 1,190 m 1,191 m

3m 1,152 m 1,100 m

Dari hasil analisa di atas dapat di lihat bahwa benar semakin dalam tanah yang di

ganti dengan material tanah yang lebih baik maka semakin kecil pula penurunan

yang terjadi. Namun untuk pelaksanaan di lapangan, lokasi proyek dan biaya

harus di perhitungkan untuk memaksimalkan hasil dan meminimalisir biaya yang

di butuhkan.

Berikut grafik hasil analisa perbandingan penurunan dengan geotextile non-woven

dan geotextile woven :

IV -48
BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL

Gambar 4.52 Grafik Perbandingan Penurunan Geotextile non-woven

Gambar 4.53 Grafik Perbandingan Penurunan Geotextile Woven

IV -49

Anda mungkin juga menyukai