1. Pengertian
Layer of Protection Analysis (LOPA) merupakan alat semikuantitatif untuk
menganalisa dan menilai resiko (Center for Chemical Process Safety, 2001). LOPA dapat
secara efektif digunakan pada tiap poin siklus dari sebuah proses atau fasilitas.
Input kunci dari LOPA adalah skenario yang diperoleh dari identifikasi potensi
bahaya. Tujuan utama LOPA adalah untuk memastikan bahwa telah ada lapisan perlindungan
yang sesuai untuk melawan skenario kecelakaan. Skenario mungkin membutuhkan satu atau
lebih lapisan perlindungan tergantung pada kompleksitas proses dan severity dari sebuah
consequence. Untuk skenario yang diberikan, hanya satu lapisan perlindungan yang harus
berhasil bekerja mencegah consequence.
Gambar 2.1 Cara kerja LOPA (Center for Chemical Process Safety, 2001)
LOPA dibagi menjadi beberapa langkah :
1. Mengidentifikasi consequence untuk memilih skenario
2. Memilih skenario kecelakaan
3. Mengidentifikasi initiating event dari skenario dan menetapkan frekuensi initiating
event (event per year)
4. Mengidentifikasi IPLs dan memperkirakan probability of failure on demand (PFD)
dari masing-masing IPL
5. Menilai
dengan
mengkombinasikan
b.
Gambar 2.9
Informasi HAZOP dan LOPA
(Center for Chemical Process Safety, 2001)
2. Mengembangkan skenario
Setelah skenario diidentifikasi, skenario harus dikembangkan dan
didokumentasikan pada level dimana pemahaman dasar dari kejadian dan
safeguard dapat dicapai. Faktor apapun yang bisa mempengaruhi
perhitungan
klasifikasi
atau
ukuran
consequence
atau
frekuensi
sudah cukup. Frekuensi initiating events yang sering digunakan ditunjukkan pada
tabel 2.6.
Tabel 2.6
Initiating Event
10-5 to 10-7
10-5 to 10-6
10-3 to 10-4
10-3 to 10-5
10-2 to 10-6
Example of a
Value Chosen
by a
Company for
Use in LOPA
(per year)
1x10-6
1x10-5
1x10-3
1x10-3
1x10-2
10-3 to 10-4
1x10-4
10-2 to 10-4
1x10-2
1 to 10-2
1x10-1
1 to 10-1
10-1 to 10-2
10-2 to 10-3
1x10-1
1x10-1
1x10-2
1x10-3 per
opportunity
1x10-2 per
opportunity
Frequency
Range from
Literature (per
year)
besar data laju kegagalan dinyatakan dengan satuan "per tahun" ( yr-1), itu
diperlukan untuk melakukan penyesuaian data untuk mencerminkan bahwa
komponen atau operasi tidak mengalami kegagalan sepanjang tahun, tetapi
hanya pada pecahan tahun ketika sedang beroperasi atau "berhadapan dengan
resiko".
2.1.2
setelah
pelepasan
awal
dan
terlalu
banyak
variabel
Safeguard do
not usually
considered
IPLs
Training and
certification
Comments
Jika suatu alat, sistem, atau tindakan dikategorikan sebagai sebuah IPL,
mereka harus efektif dalam mencegah consequence yang tidak diinginkan
dari skenario. Jika safeguard tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut
maka safeguard itu bukanlah sebuah IPL.
2. Auditable
Sebuah komponen, sistem, atau tindakan harus dapat di audit untuk
menunjukkan bahwa hal tersebut sesuai dengan ketentuan pengurangan
resiko oleh IPL LOPA. Proses audit harus menunjukkan bahwa IPL efektif
mencegah consequence.
3. Independece
Metode LOPA menggunakan independence untuk meyakinkan bahwa
efek dari initiating event, atau IPL lainnya, tidak berinteraksi dengan IPL
yang spesifik dan akan mengurangi kemampuan dan fungsinya.
Gambar 2.10
IPL
Dike
Underground
Drainage
System
Open Vent (no
valve)
Fireproofing
Blastwall/Bunker
Comments
Assuming an adequate
design basis and
adequate inspection and
maintenance procedures
Will reduce the frequency
of large consequences
(widespread spill) of a
tank
overfill/rupture/spill/etc
Will reduce the frequency
of large consequences
(widespread spill) of a
tank
overfill/rupture/spill/etc
Will prevent over pressure
Will reduce rate of heat
input and provide
additional time for
depressurizing/firefighting/
etc
Will reduce the frequency
of large consequences of
an explosion by confining
PFD from
Literature
and Industry
PFD used in
This Book
(For
screening)
1x10-2-1x10-3
1x10-2
1x10-2-1x10-3
1x10-2
1x10-2-1x10-3
1x10-2
1x10-2-1x10-3
1x10-2
1x10-2-1x10-3
1x10-3
1x10-1-1x10-6
1x10-2
1x10-1-1x10-3
1x10-2
Comments
Assuming an adequate
design basis and
PFD from
Literature and
Industry
PFD Used
in This
Book
Relief valve
Rupture disc
inspection/maintenance
procedures
Prevents system exceeding
specified overpressure.
Effectiveness of this device is
sensitive to service and
experience
Prevents system exceeding
specified overpressure.
Effectiveness can be sensitive
to service and experience
Can be credited as an IPL if
not associated with the
initiating event being
considered
(For
screening)
1x10-1 1x10-5
1x10-2
1x10-1 1x10-5
1x10-2
Basic
1x10-1 1x10-2
Process
(>1x10-1 allowed
1x10-1
Control
by IEC)
System
Safety
Instrumented See IEC 61508 (IEC, 1998) and IEC 61511 (IEC, 2001) for life
Functions
cycle requirements and additional discussion
(Interlocks)
Typically consist of:
Single sensor (redundant for
fault tolerance)
SIL 1
Single logic processor
1x10-2 <1x10-1
(redundant for fault tolerance)
This book
Single final element
does not
(redundant for fault tolerance)
specify a
Typically consist of:
specific SIL
Multiple sensor (for fault
level.
tolerance)
Continuing
SIL 2
Multiple channel logic
1x10-3 <1x10-2
example
processor (for fault tolerance)
calculate
Multiple final elements (for
required
fault tolerance)
PFD for a
SIF
Typically consist of:
Multiple sensors
SIL 3
Multiple channel logic
1x10-4 <1x10-3
processor
Multiple final elements
(Sumber: Center for Chemical Process Safety, 2001)
5. Safety Instrumented System (SIS)
SIS adalah kombinasi dari sensor, logic solver, dan final element yang
menghasilkan satu atau lebih safety instrumented function (SIF). SIF
biasanya disebut interlocks dan safety critical alarms. Standard internasional
mengelompokkan SIF untuk penggunaan pada proses industri kimia ke
dalam kategori yang disebut safety integrity level (SIL), yaitu:
a. SIL 1 PFD 1x10-2 hingga < 1x10-1. SIF ini diimplementasikan secara
normal dengan 1 sensor, 1 logic solver SIS dan 1 final control element
b. SIL 2 PFD 1x10-3 hingga < 1x10-2. SIF ini biasanya secara penuh
bertumpuk dari sensor melalui logic solver SIS ke final control element
c. SIL 3 PFD 1x10-4 hingga < 1x10-3. SIF ini biasanya secara penuh
bertumpuk dari sensor melalui logic solver SIS ke final control element
dan memerlukan desain yang sangat hati-hati dan frekuensi uji
ketahanan untuk mencapai nilai PFD yang rendah
d. SIL 4 PFD 1x10-5 hingga < 1x10-4. SIF ini sulit didesain dan dirawat
dan tidak digunakan dalam LOPA.
6. Vendor Installed Safeguard
Banyak peralatan yang dipasok dengan berbagai safeguard dan sistem
interlock yang didesain oleh produsen peralatan. Benar jika menetapkan
alat tersebut sebagai IPLs berdasarkan kesesuaian mereka terhadap
ketentuan LOPA.
7. Deluges, Sprays, Foam System, dan Firefighting Mitigation System lainnya
Deluges, water spray, foam system mungkin dapat ditetapkan sebagai
IPLs untuk mencegah pelapasan bahan kimia jika didesain dirawat dengan
baik.
8. Pressure Relief Devices
Pressure relief valve membuka ketika tekanan dibawah valve melebihi
tekanan yang menahan valve untuk tetap menutup. Bejana bertekanan
membutuhkan relief valves untuk melindungi bejana atau sistem yang
didesain untuk semua skenario dan tidak menentukan ketentuan lain. Ini
menandakan bahwa relief valve adalah satu-satunya IPL yang dibutuhkan
untuk pelindung tekanan berlebih.
9. Human IPLs
Human IPLs melibatkan kemampuan operator atau staf lainnya untuk
mengambil tindakan pencegahan terhadap consequence yang tidak
diinginkan, sebagai respon terhadap alarms atau mengikuti pemeriksaan
rutin dari system.
Tabel 2.10
IPL
PFD from
PFD Used
Human action
with 10
minutes
response time
Human
response to
BPCS
indication or
alarm with 40
minutes
response time
Human action
with 40
minutes
response time
Assuming an adequate
design basis and
inspection/maintenance
procedures
Simple well-documented
action with clear and reliable
indications that the action is
required
Literature and
Industry
in This
Book
(For
screening)
1,0 1x10-1
1x10-1
Simple well-documented
action with clear and reliable
indications that the action is
required (The PFD is limited
by IEC 61511; IEC 2001)
1x10-1
(>1x10-1
allowed by
IEC)
1x10-1
Simple well-documented
action with clear and reliable
indications that the action is
required
1x10-1 1x10-2
1x10-1
Dimana:
dimana:
dimana:
Pperson present = kemungkinan pekerja berada pada area yang
terkena dampak
Pinjury = kemungkinan terjadi cedera
c. efek paparan kebakaran atau bahan beracun
imana:
Pignition = kemungkinan penyulutan
Pperson present = kemungkinan pekerja berada pada area yang
terkena dampak
d. cedera atau kematian
dimana:
Pignition = kemungkinan penyulutan
Pperson present = kemungkinan pekerja berada pada area yang
terkena dampak
Pinjury = kemungkinan terjadi cedera
3. Perhitungan Resiko
Dimana:
RkC f kC xC k
fi C
f1C f 2C ... f IC
i 1
Dimana:
IPL
(subset of tables 6.3,
6.4, 6.5)
Dike
Flame/detonation
arrestors
Relief valve
Rupture disc
SIF SIL 1
SIF SIL 2
1x10-2 1x 10-3
Number of IPL
Credits
(for the method
illustrated in this
book)
1 1,5
1x10-2 1x 10-3
1 1,5
1x10-1 1x 10-5
1x10-1 1x 10-5
1x10-1 1x 10-2
1x10-2 1x 10-3
0,5 2,5
0,5 2,5
0,5 1
1 1,5
PFD
SIF SIL 3
Human action with 10
minutes response time
1x10-3 1x 10-4
1,5 2
1,0 1x 10-1
0 0,5
Ga
2.1.3.3
mbar 2.11
SIL untuk SIF
(Center for Chemical Process Safety, 2001)
Perhitungan Resiko atau Frekuensi dengan Algoritma Integral
J
Fi Fi Pij'
C
j 1
Dimana:
Pij' = nilai absolut dari log PFD (kemungkinan kegagalan) jth IPL
yang melindungi terhadap skenario i.
2.1.4
Tabel 2.12
(
Sumber: Center for Chemical Process Safety, 2001)
b. Metode Kriteria Numerik (Resiko maksimum yang dapat ditolerir tiap
skenario)
Beberapa perusahaan telah mengembangkan kriteria resiko
berdasarkan resiko maksimum yang dapat ditolerir tiap skenario,
berdasarkan pada berbagai kategori consequence.