Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA

ANALISIS BAHAYA AWAL


(PRELIMINARY HAZARD ANALYSIS – PHA)

1 Pengertian PHA (Preliminary Hazard Analysis)


 PHA yaitu metode untuk mengidentifikasikan risiko dari suatu
situasi/peristiwa yang dapat menganggu atau merusak sistem tersebut.
 Teknik Preliminary Hazard Analisis adalah penelitian awal yang luas yang
digunakan pada tahap awal perancangan sistem.
 Preliminary Hazard Analisis digunakan sebagai langkah pertama dalam
proses yang digunakan untuk menilai risiko.
 PHA bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya yang kemungkinan terjadi.
Serta langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pengendalian bahaya yang
dibutuhkan dan melakukan tindak lanjut. Dengan dilakukan upaya ini
diharapkan dapat memperkecil terjadinya risiko dari bahaya yang
ditimbulkan.
 Hasil atau keluaran dari metode PHA ini adalah register/daftar risiko awal
yang dapat dikembangkan dalam proses analisis selanjutnya.
 Beberapa variasi dari PHA sering digunakan dan terkadang terdapat beberapa
nama lain seperti: Rapid Risk Ranking dan Hazard Identification (HAZID)
(Rausand, 2005).
 Metode ini mengharuskan pihak terkait melakukan analisis awal terlebih
dahulu baik sebelum aktivitas, fasilitas, atau sistem dijalankan/difungsikan
dengan ketersediaan informasi yang cenderung masih terbatas, maupun saat
aktivitas, fasilitas, atau sistem tersebut telah diaktivasi.
 Dalam pelaksanaannya, PHA membutuhkan pemahaman pemilik risiko
mengenai tujuan dan rancangan dari aktivitas, fasilitas, dan sistem yang akan
dianalisis.
Bahaya adalah kondisi potensial dan ada atau tidak (probabilitasnya adalah 1
atau 0). Ini mungkin dalam keberadaan tunggal atau dalam kombinasi dengan
bahaya lain (kadang-kadang disebut peristiwa) dan kondisinya menjadi Kegagalan
Fungsional atau Kecelakaan Fungsional (Mishap). Cara ini persis terjadi dalam
satu urutan tertentu yang disebut skenario. Skenario ini memiliki probabilitas
(antara 1 dan 0) kejadian. Seringkali sebuah sistem memiliki banyak skenario
kegagalan potensial. Ini juga diberi klasifikasi, berdasarkan tingkat keparahan
terburuk dari kondisi akhir.
Risiko adalah gabungan antara probabilitas dan tingkat keparahan. Tingkat
risiko awal dapat diberikan dalam analisis bahaya. Validasi, prediksi yang lebih
tepat (verifikasi) dan penerimaan risiko ditentukan dalam Risk Assessment
(analisis). Tujuan utama keduanya adalah memberikan pilihan terbaik cara
mengendalikan atau menghilangkan risikonya. Istilah ini digunakan dalam
beberapa spesialisasi teknik, termasuk avionik, keamanan proses kimia, teknik
keselamatan, teknik keandalan dan keamanan pangan.

2 Tujuan PHA (Preliminary Hazard Analysis)


a. Untuk identifikasi bahaya atau kejadian kecelakaan yang dapat terjadi
Untuk mengetahui bahaya dan kejadian berbahaya dari peralatan yang
dikendalikan dan sistem kontrol (dalam semua mode operasi), untuk semua
keadaan yang dapat diperkirakan, termasuk kondisi kesalahan dan
penyalahgunaan
b. Identifikasi penyebabnya
Untuk menganalisis urutan acara yang mengarah ke kejadian berbahaya
yang diidentifikasi
c. Tentukan risiko
Untuk menganalisis risiko yang terkait dengan kejadian berbahaya.
Apakah PHA akan menjadi analisis yang cukup baik itu tergantung dari
kompleksitas sebuah sistem dan tujuan dari analisis tersebut (Rausand, 2005).

3 Karakteristik PHA (Preliminary Hazard Analysis)


1. Bergantung pada brainstorming dan penilaian ahli untuk menilai pentingnya
bahaya dan menetapkan peringkat untuk setiap situasi. Ini membantu dalam
memprioritaskan rekomendasi untuk mengurangi risiko.
2. Biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang yang memiliki pengetahuan
tentang jenis kegiatan yang dimaksud. Mereka berpartisipasi dalam meninjau
rapat dokumentasi dan inspeksi lapangan, jika ada.
3. Berlaku untuk aktivitas atau sistem apapun
4. Digunakan sebagai analisis tingkat tinggi di awal kehidupan sebuah proses
5. Menghasilkan deskripsi kualitatif tentang bahaya yang terkait dengan sebuah
proses. Menyediakan peringkat kualitatif dari situasi berbahaya; peringkat ini
dapat digunakan untuk memprioritaskan rekomendasi untuk mengurangi atau
menghilangkan bahaya pada fase siklus hidup berikutnya.
6. Kualitas evaluasi tergantung pada kualitas dan ketersediaan dokumentasi,
pelatihan pemimpin tim peninjau sehubungan dengan berbagai teknik analisis
yang digunakan, dan pengalaman tim peninjau

4 Ruang Lingkup PHA (Preliminary Hazard Analysis)


PHA harus mencakup :
 Komponen berbahaya
 Hubungan antar elemen sistem terkait dengan keselamatannya
 Bahaya lingkungan termasuk lingkungan operasi
 Operasi, tes, pemeliharaan, diagnosa, dan prosedur keadaaan darurat
 Fasilitas, properti, peralatan pendukung dan pelatihan
 Keamanan peralatan yang terkait, perlindungan dan kemungkinan
pendekatan pengendalian alternatif
 Kesalahan dalam sistem, subsistem atau software

5 Teknik PHA (Preliminary Hazard Analysis)


Teknik Preliminary Hazard Analisis berfokus pada :
1. Mengidentifikasi semua bahaya dan kejadian kecelakaan potensial yang dapat
menyebabkan terjadinya accident.
2. Menilai tingkat keparahan kecelakaan potensial yang dapat terjadi yang
melibatkan bahaya atau mengurutkan kejadian kecelakaan yang telah
teridentifikasi berdasarkan tingkat keparahannya.
3. Mengidentifikasi pengaman untuk mengurangi risiko yang terkait dengan
bahaya tersebut dan melakukan follow up.
4. Teknik ini berfokus pada identifikasi kelemahan di awal kehidupan suatu
sistem, sehingga menghemat waktu dan uang yang mungkin diperlukan untuk
perancangan ulang utama jika bahaya ditemukan di kemudian hari.
5. Aktivitas, fasilitas, dan sistem dikelompokkan menjadi beberapa bagian yang
mempunyai karateristik sejenis sesuai desain perencanaan
6. Identifikasi risiko atau bahaya dilakukan per masing-masing bagian tersebut
dengan mempertimbangkan komponen berbahaya, peralatan yang digunakan,
lingkungan operasional, serta penghubung antara komponen yang ada.

Konteks Preliminary Hazard Analisis dilakukan dalam salah satu konteks berikut:
 Pengembangan
Meneliti sistem dalam pengembangan untuk mengidentifikasi dan menilai
potensi bahaya dan menghilangkan atau mengendalikannya
 Operasi dan manajemen
Meneliti sistem yang ada untuk mengidentifikasi dan menilai bahaya
dalam rangka meningkatkan tingkat keselamatan; merumuskan kebijakan
manajemen keselamatan; personil pelatihan; meningkatkan motivasi untuk
efisiensi dan keamanan operasi
 Sertifikasi
Memeriksa sistem yang direncanakan atau yang sudah ada untuk
menunjukkan tingkat keamanannya dan untuk memudahkan penerimaan oleh
pelanggan, otoritas keselamatan pemerintah atau masyarakat.
6 Prosedur PHA (Preliminary Hazard Analisis)

Prosedur untuk melakukan analisis bahaya awal terdiri dari langkah-langkah


berikut :
1. Tentukan aktivitas atau sistem yang diminati
Tentukan dan definisikan dengan jelas batas-batas aktivitas atau sistem
yang memerlukan informasi bahaya awal.
2. Tentukan kategori kecelakaan yang diminati dan kategori keparahan
kecelakaan
Tentukan masalah minat yang akan ditangani penilaian risiko (mis.,
Masalah kesehatan dan keselamatan, masalah lingkungan). Tentukan kategori
keparahan kecelakaan yang akan digunakan untuk memprioritaskan sumber
daya untuk upaya pengurangan risiko.
3. Melakukan review
Identifikasi bahaya utama dan kecelakaan terkait yang dapat
mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Juga, identifikasi Kriteria
desain atau alternatif yang bisa menghilangkan atau mengurangi bahaya.
4. Gunakan hasil dalam pengambilan keputusan
Evaluasi rekomendasi penilaian risiko dan manfaat yang ingin dicapai
(mis., Peningkatan keselamatan dan kinerja lingkungan, penghematan biaya).
Prosedur PHA Secara Rinci yaitu sebagai berikut :

PHA Main Steps:


1) Syarat dan ketentuan PHA
I. Membuat tim PHA
II. Mendefinisikan dan Menjelaskan Sistem yang akan di Analisis
a. Batasan sistem (bagian mana yang termasuk dan tidak termasuk
dalam sistem)
b. Deskripsi sistem: termasuk gambar layout, flow sheet proses, dan
lainnya
c. Penggunaan dan penyimpanan energi dan peralatan berbahaya dalam
sistem
d. Kondisi operasional dan lingkungan operasi
e. Sistem deteksi dini dan pengendalian bahaya dan kejadian
kecelakaan, sistem kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan mitigasi
III. Kumpulkan informasi risiko dari analisis sebelumnya yang merupakan
sistem yang serupa

Tim PHA harus terdiri dari :


 Ketua (fasilitator) yang berkompeten dan berpengalaman dalam
melaksanakan metode PHA
 Sekretaris yang akan melaporkan hasil analisis
 Anggota (2-6 orang) yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
sistem yang akan dianalisis (banyaknya anggota tergantung dari kompleksitas
sebuah sistem dan tujuan dari analisis)

Agar lebih familiar dengan sistem, maka penting untuk memperhatikan :


- Apa input dari sistem ini?
- Bagaimana aktivitas yang dilakukan dalam sistem ini? (proses)
- Apa output dari sistem ini?

Untuk dapat mengidentifikasi semua bahaya, penting untuk membagi sistem


kedalam beberapa bagian, misalnya kedalam tiga bagian:
- Bagian Sistem (mis. Unit Proses)
- Aktifitas
- Pajanan Risiko (Who, What are exposed?)

Hasil dari PHA biasanya dilaporkan menggunakan PHA worksheet, maka


penting untuk memilih worksheet yang akan digunakan, biasanya berupa :
2) Identifikasi Bahaya
Semua bahaya dan kemungkinan kejadian kecelakaan harus diidentifikasi.
Sangat penting untuk memperhatikan seluruh bagian sistem, bagian
operasional, maintenance operation, sistem keselamatan, dan lainnya. Semua
temuan harus di record. Tidak ada bahaya yang tidak signifikan untuk di
record. Tanamkan paham “if something can go wrong, sooner or later it will”
3) Estimasi Konsekuensi dan Frekuensi
Untuk menilai risiko, kita perlu untuk mengestimasi frekuensi dan tingkat
keparahan setiap kejadian kecelakaan.
Contoh klasifikasi tingkat keparahan konsekuensi sebagai berikut:
Sedangkan contoh untuk klasifikasi frekuensi sebagai berikut :

4) Rangking Risiko dan Follow Up Actions


Rangking risiko dinilai berdasarkan tingkat keparahan konsekuensi dan
frekuensi dari sebuah kejadian. Berikut contoh risk ranking :
Tiap bagian dalam PHA worksheet dapat memberikan tingkatan risiko
yang lebih spesifik, sebagai contoh :

7 Aplikasi PHA (Preliminary Hazard Analysis)


PHA dapat berguna untuk :
a. Sebagai studi khusus risiko dalam tahap awal sebuah proyek(misalnya dalam
sebuah plant baru)
Kecelakaan biasanya terjadi akibat dari pelepasan energi. PHA
mengidentifikasi dimana energi terlepas dan apa kejadian kecelakaanyang
mungkin terjadi, dan memberikan estimasi tingkat keparahansetiap kejadian
kecelakaan tersebut
b. Sebagai langkah khusus untuk analisis risiko yang detail dalam sebuah
konsep sistem atau sistem yang telah ada
Tujuan dari PHA adalah untuk mengidentifikasi kejadian kecelakaanyang
dapat terjadi dan analisis risiko yang lebih detail.
c. Sebagai analisis risiko yang lengkap dalam sebuah sistem yang simple
Apakah PHA akan menjadi analisis yangcukup baik itu tergantungdari
kompleksitas sebuah sistem dan tujuan dari analisis tersebut.
Penggunaan yang paling umum
Umumnya berlaku untuk hampir semua jenis aplikasi penilaian risiko,
namun berfokus terutama pada identifikasi dan klasifikasi bahaya daripada
mengevaluasi secara rinci.
Paling sering dilakukan pada awal pengembangan suatu kegiatan atau
sistem, bila ada sedikit informasi terinci atau hanya ada beberapa prosedur
operasi. Seringkali prekursor untuk penilaian risiko lebih lanjut.
PHA dapat berguna sebagai studi khusus risiko dalam tahap awal sebuah
proyek (misalnya dalam sebuah plant baru). PHA mengidentifikasi dimana energi
terlepas dan apa kejadian kecelakaan yang mungkin terjadi, dan memberikan
estimasi tingkat keparahan setiap kejadian kecelakaan tersebut. Sebagai langkah
khusus untuk analisis risiko yang detail dalam sebuah konsep sistem atau sistem
yang telah ada.
Proses dari metode ini, si pengguna harus memahami terlebih dahulu
mengenai tujuan dari sistem yang akan di analisis, setelah itu pisahkan sistem
yang sesuai dengan topik, dan proses yang terakhir yaitu mengidentifikasi risiko
terkait dengan tujuan dari setiap sistem.

8 Contoh Penggunaan PHA (Preliminary Hazard Analisis)


Identifikasi Bahaya Tabel 1. Identifikasi Bahaya Menggunakan PHA Pada
bengkel Las

Identifikasi Bahaya seperti yang ditunjukkan seperti contoh pada tabel 1


yang telah dibuat lengkap pada lampiran II, menampilkan hasil potensi bahaya
yang kemungkinan dapat terjadi pada setiap aktivitas kegiatan dalam bengkel/Lab
tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Bengkel/Lab
yang sangat mengetahui pada bidangnya.
Dari hasil Identifikasi Bahaya dengan menggunakan metode PHA dapat
diperoleh data aktifitas dan potensi bahaya seperti yang ditunjukkan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2. Data Jumlah Aktifitas dan Potensi Bahaya

Gambar 1. Grafik Jumlah Aktifitas dan Potensi Bahaya

Dari Grafik gambar 1 diatas terlihat bahwa potensi bahaya yang paling
banyak terdapat pada Bengkel Konstruksi yang mencapai 57 potensi bahaya, hal
ini dikarenakan aktifitas pada bengkel tersebut juga yang paling banyak yaitu
sebanyak 17 aktifitas. Pada Bengkel/Lab. Lain juga memiliki jumlah aktifitas dan
potensi bahaya yang cenderung berbanding lurus. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin banyak jumlah aktifitas maka semakin banyak pula jumlah potensi
bahaya yang kemungkinan terjadi.
Berikut ini adalah contoh lain dari penggunaan metode PHA

9 Review dan Revisi PHA (Preliminary Hazard Analisis)


PHA perlu di revisi/ di update bilamana:
 Sistem berkembang dan perlu penelitian mendalam
 Peralatan sistem telah di modifikasi
 Prosedur maintenance atau operasi telah dirubah
 Terjadi kecelakaan atau near miss
 Terjadi perubahan kondisi lingkungan

10 Kelebihan dan Kelemahan PHA (Preliminary Hazard Analisis)


PHA merupakan teknik identifikasi bahaya yang direkomendasikan oleh
OSHA yang merupakan metode yang sangat umum untuk fokus terhadap suatu
sistem. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode ini yaitu :
A. Kelebihan :
1. Membantu meyakinkan bahwa sebuah sistem itu aman
2. Modifikasi tidak terlalu mahal dan mudah diimplementasikan dalam tahapan
awal dari sebuah desain
3. Mengurangi waktu desain dengan cara mengurangi angka kejadian tak
terduga
4. Dapat digunakan saat informasi yang dimiliki masih minim
5. Potensi risiko/bahaya telah dipertimbangkan sedari dini dalam
perancangan/aktivasi aktivitas, fasilitas, maupun sistem atau sebelum sebuah
sistem diterapkan

B. Kekurangan :
Karena teknik analisis bahaya awal biasanya dilakukan pada awal proses,
sebelum teknik analisis lain praktis, metodologi ini memiliki dua keterbatasan
utama:
1. Umumnya membutuhkan analisis tindak lanjut tambahan
Karena PrHA dilakukan pada awal proses dan menggunakan informasi
perancangan awal, analisis tambahan umumnya diperlukan untuk lebih
memahami dan mengevaluasi bahaya dan potensi kecelakaan yang
diidentifikasi oleh tim PrHA.
2. Kualitas hasil sangat bergantung pada pengetahuan tim
Pada saat PrHA, hanya ada sedikit atau tidak ada spesifikasi sistem yang
dikembangkan sepenuhnya dan sedikit atau tidak ada informasi desain
terperinci. Oleh karena itu, penilaian risiko sangat bergantung pada
pengetahuan ahli materi pelajaran. Jika para ahli ini tidak berpartisipasi dalam
penilaian risiko, atau jika sistem tersebut adalah teknologi baru yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak ada riwayat operasional awal, hasil PrHA akan
mencerminkan ketidakpastian tim dalam banyak penilaian dan anggapannya.
3. Informasi yang didapat masih belum detail dan lengkap, karena informasi
yang didapat hanya pada keterangan di awal saja
4. Bahaya harus dapat diidentifikasi dengan amat baik oleh analis
5. Efek dari interaksi antara beberapa bahaya tidak mudah untuk di tentukan
6. Pengaplikasian dari metode ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi
risiko, sedangkan untuk menganalisis dan mengevaluasi tidak dapat
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai