Identifikasi bahaya adalah salah satu elemen penting dari sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan. Identifikasi bahaya juga dikenal sebagai HAZID (Hazard
Identification) dimana identifikasi bahaya adalah proses menemukan bahaya. Identifikasi
bahaya adalah dasar untuk mengembangkan prosedur kerja yang aman dan merupakan
langkah pertama dalam proses penilaian risiko dalam mengidentifikasi sumber dan penyebab
bahaya.
Seperti contoh identifikasi bahaya yang dilakukan di unit premix PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk. Unit Gedangan. Upaya ini dilakukan bertujuan untuk mengenal berbagai
bahaya kimia dan risiko yang memungkinkan di lingkungan kerja. Identifikasi bahaya ini
dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya yang ada pada setiap langkah kerja di unit premix
menggunakan lembar Job Safety Analysis (JSA). Beberapa bahaya kimia yang berasal pada
proses peracikan di unit premix PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan. Bahaya
kimia ini berasal dari bahan feed additive yang digunakan pada proses peracikan premix.
Jenis bahan feed additive yang digunakan bermacam, yang artinya sifat tiap bahan pun
berbeda sehingga risiko yang ditimbulkan pun bermacam pula. Risiko yang ditimbulkan pun
ada yang hanya mengakibatkan gangguan kesehatan ringan ada pula yang dapat
menyebabkan penyakit kronis. Misalnya saja, penggunaan lisin sulfat apabila dalam waktu
yang lama dapat menimbulkan risiko terjadinya iritasi kulit.
Pekerja terpapar copper sulfate dalam periode yang lama maka pekerja berisiko
mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Selain itu, bahan baku yang disimpan di
dekat unit premix juga dapa menimbulkan bahaya bagi pekerja di unit tersebut. Bahan baku
tersebut merupakan bahan baku meat and bone meal (MBM). Bahan baku tersebut berisiko
menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerja, namun umumnya gangguan tersebut baru
muncul apabila pekerja terpapar dalam waktu yang lama. Risiko yang dapat ditimbulkan dari
bahan tersebut adalah iritasi kulit, iritasi mata, iritasi saluran pencernaan, dan iritasi saluran
pernafasan (Eka Suci, 2018).
Adapun jenis metode indentifikasi bahaya di antaranya (Nuryono & Aini, 2020) :
Referensi :
Abidin, A. Z., & Mahbubah, N. A. (2021). Pemetaan Risiko Pekerja Konstruksi Berbasis
https://doi.org/10.32672/jse.v6i3.3124
Busyairi, M., Nurlaila, R., & Meicahayanti, I. (2017). IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
PLTU EMBALUT.
Crowl, D. A., & Louvar, J. F. (2002). Chemical process safety: Fundamentals with
Haslindah, A., Aryani, S., & Nurhidayat, F. (2020). Penerapan Metode HAZOP Untuk
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Bagian Produksi Air Minum Dalam
J., A., H., S., & W.I., E. (2017). ANALISIS RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA
https://doi.org/10.24912/jmstkik.v1i1.419
Kurniawati, E., & Yuniarti, R. (2014). ANALISIS POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA
Perbaikan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA). Jurnal Teknologi dan
Nuryono, A., & Aini, M. N. (2020). Analisis Bahaya dan Resiko Kerja di Industri
Pengolahan Teh dengan Metode HIRA atau IBPR. Journal of Industrial and
Prassetiyo, H., & Desrianty, A. (2013). Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja
Syarif, A. A., Harahap, U. N., Sinaga, S. J., & Siregar, M. Z. (2023). ANALISIS SISTEM
7–15. https://doi.org/10.47662/alulum.v11i1.432