Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS POTENSI BAHAYA SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN

DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)


MELALUI PERANGKINGAN OHS RISK ASSESSMENT AND CONTROL
(Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna)

HAZARD POTENTIAL ANALYSIS AND IMPROVEMENT


RECOMMENDATION THROUGH HAZARD AND OPERABILITY STUDY
(HAZOP) METHOD WITH RANKING SYSTEM FROM OHS RISK
ASSESSMENT AND CONTROL
(Case Study: PM-1 Area PT. Ekamas Fortuna)

Bayu Nugroho Pujiono1), Ishardita Pambudi Tama2), Remba Yanuar Efranto3)


Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang,65145, indonesia
E-mail: bayunuge@gmail.com1) , kangdith@ub.ac.id2) , remba@ub.ac.id3)

Abstrak

PT. EKAMAS FORTUNA merupakan sebuah produsen kertas terbesar di Malang yang memiliki motto
"Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja". Untuk mendukung hal tersebut, PT. EKAMAS FORTUNA
telah menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Walaupun perusahaan telah menerapkan
beberapa standar atau prosedur keselamatan kerja, dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa potensi
bahaya yang dapat menimbulkan kasus kecelakaan kerja. Apabila potensi bahaya yang timbul dapat
diidentifikasi dan dikendalikan, maka angka kemunculan kecelakaan pun dapat menurun. Identifikasi dan
pengendalian potensi bahaya dapat dilakukan dengan menggunakan metode HAZOP melaui perangkingan
OHS Risk Assessment and Control. Hasil obervasi menemukan 43 potensi bahaya (hazard) dan kemudian
digolongkan menjadi 15 sumber hazard. Berdasarkan penilaian level risiko, terdapat 3 sumber hazard yang
tergolong "Ekstrim", 4 sumber hazard yang tergolong "Risiko Tinggi", 6 sumber hazard yang tergolong
"Risiko Sedang", dan 2 sumber hazard yang tergolong "Risiko Rendah". Penelitian ini menghasilkan
rekomendasi perbaikan berupa pembuatan Standard Operating Procedure (SOP), jadwal pelatihan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), jadwal pelaksanaan safety talk, worksheet penggunaan APD,
lembar kontrol penggunaan APD, checklist hand rail, dan checklist lantai plat.

Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment

1. Pendahuluan menerapkan program Keselamatan dan


Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja, namun dalam pelaksanaannya
(K3) atau dalam bahasa inggris disebut dengan masih terdapat beberapa kasus kecelakaan yang
Occupational Health and Safety (OHS) secara terjadi di perusahaan. Kecelakaan tersebut
umum di Indonesia masih sering terabaikan. dipengaruhi beberapa faktor seperti keadaan
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya yang tidak aman, tindakan pekerja yang tidak
angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data aman, maupun kondisi fisik pekerja (Juliana,
Jamsostek, angka kecelakaan kerja di Indonesia 2008). Untuk itu, potensi bahaya (hazard) yang
dalam lima tahun terakhir cenderung muncul harus segera diidentifikasi dan
meningkat, pada tahun 2011 terdapat 99.491 dikendalikan. Metode Hazard and Operability
kasus, sedangkan tahun 2010 hanya 98.711 Study melalui perangkingan OHS Risk
kasus kecelakaan kerja, pada tahun 2009 Assessment and Control dapat diterapkan pada
terdapat 96.314 kasus, tahun 2008 terdapat perusahaan dengan tujuan untuk membantu
94.736 kasus, dan pada tahun 2007 terdapat perusahaan dalam mengidentifikasi potensi
83.714 kasus. Keselamatan selama melakukan bahaya serta dapat mengetahui rekomendasi
aktivitas kerja merupakan hal yang sangat perbaikan yang tepat untuk potensi bahaya
penting. Oleh karena itu, perusahaan yang baik tersebut sehingga angka kemunculan
selalu peduli pada keselamatan dan kesehatan kecelakaan kerja di perusahaan dapat menurun
karyawannya (Tri, 2012). PT. EKAMAS (Munawir, 2010).
FORTUNA merupakan perusahaan yang telah

253
2. Metode Penelitian Munawir (2010) mendefinisikan HAZOP
Penelitian ini tentang perbaikan penerapan berasal dari kata hazard dan operability studies
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai berikut:
dengan pendekatan HAZOP melalui 1. Hazard
perangkingan OHS Risk Assessment and Kondisi fisik yang berpotensi menyebabkan
Control untuk mengidentifikasi dan kerugian, kecelakaan, bagi manusia, dan
mengendalikan potensi bahaya. Penelitian ini atau kerusakan alat, lingkungan atau
merupakan penelitian deskriptif. bangunan.
2. Operability Studies
2.1 Penilaian Risiko Beberapa bagian kondisi operasi yang sudah
Dasar penilaian risiko dan ada dan dirancang namun kemungkinan
pengendaliannya (risk assessment and control) dapat menyebabkan shutdown/
dalam prosedur yang ditetapkan oleh UNSW menimbulkan rentetan insiden yang
adalah sebagai berikut (UNSW Health and merugikan perusahaan.
Safety, 2008): Tujuan penggunaan HAZOP sendiri adalah
1. Identifikasi aktivitas. untuk meninjau suatu proses atau operasi pada
2. Identifikasi siapa yang mungkin akan suatu sistem secara sistematis untuk
terkena risiko pada aktivitas tertentu. menentukan apakah proses penyimpangan
3. Identifikasi bahaya. dapat mendorong kearah kejadian atau
4. Identifikasi risiko yang terkait. kecelakaan yang tidak diinginkan. HAZOP
5. Memberi nilai pada risiko dengan control secara sistematis mengidentifikasi setiap
yang ada. kemungkinan penyimpangan (deviation) dari
6. Mengidentifikasi control tambahan yang kondisi operasi yang telah ditetapkan dari suatu
sesuai. plant, mencari berbagai faktor penyebab
7. Menilai ulang risiko. (cause) yang memungkinkan timbulnya kondisi
8. Membuat semua daftar prosedur keadaan abnormal tersebut, dan menentukan
darurat yang berhubungan dengan aktivitas konsekuensi yang merugikan sebagai akibat
tertentu. terjadinya penyimpangan serta memberikan
9. Melaksanakan pengendalian risiko. rekomendasi atau tindakan yang dapat
10. Membuat daftar dokumen legislative yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari
terkait dengan penilaian risiko. potensi risiko yang telah berhasil diidentifikasi
11. Otorisasi penilaian risiko. (Munawir, 2010).
12. Menandatangani penilaian risiko.
13. Mengamati kontrol yang telah dilakukan. 2.3 Konsep HAZOP
Istilah terminologi yang dipakai untuk
2.2 Definisi dan Tujuan HAZOP mempermudah pelaksanaan HAZOP antara lain
The Hazard and Operability Study sebagai berikut:
(HAZOP) adalah standar teknik analisis bahaya 1. Proses
yang digunakan dalam persiapan penetapan Proses apa yang sedang terjadi atau lokasi
keamanan dalam suatu sistem baru atau dimana proses tersebut berlangsung.
modifikasi untuk suatu keberadaan potensi 2. Sumber Hazard
bahaya atau masalah operability nya. HAZOP Sumber bahaya (hazard) yang ditemukan di
adalah suatu metode identifikasi bahaya yang lapangan.
sistematis teliti dan terstruktur untuk 3. Deviation (Penyimpangan)
mengidentifikasi berbagai permasalahan yang Hal – hal apa saja yang berpotensi untuk
menganggu jalanya proses dan risiko yang menimbulkan risiko.
terdapat pada suatu peralatan yang dapat 4. Cause (Penyebab)
menimbulkan risiko merugikan bagi manusia/ Adalah sesuatu yang kemungkinan besar
fasilitas pada sistem. Dengan kata lain metode akan mengakibatkan penyimpangan.
ini digunakan sebagai upaya pencegahan 5. Consequence (Akibat/Konsekuensi)
sehingga proses yang berlangsung dalam suatu Akibat dari deviation yang terjadi yang
sistem dapat berjalan lancar dan aman (Juliana, harus diterima oleh sistem.
2008). 6. Action (Tindakan)
Tindakan dibagi menjadi dua kelompok
yaitu tindakan yang mengurangi atau

254
menghilangkan akibat (konsekuensi). adalah akibat apa yang akan diterima
Sedangkan apa yang terlebih dahulu pekerja yang didefinisikan secara
diputuskan hal ini tidak selalu kualitatif dan mempertimbangkan hari
memungkinkan terutama ketika berhadapan kerja yang hilang (seperti pada Tabel 2).
dengan kerusakan peralatan. Namun, pada g. Melakukan perangkingan dari hazard
awalnya selalu diusahakan untuk yang telah diidentifikasi menggunakan
menyingkirkan penyebabnya dan hanya di worksheet HAZOP dengan
bagian mana perlu mengurangi memperhitungkan likelihood dan
konsekuensi. consequence, kemudian menggunakan
7. Severity risk matrix (seperti pada Gambar 1)
Merupakan tingkat keparahan yang untuk mengetahui prioritas hazard yang
diperkirakan dapat terjadi. harus diberi prioritas untuk diperbaiki.
8. Likelihood h. Merancang perbaikan untuk risiko yang
Adalah kemungkinan terjadinya memiliki level "Ekstrim", kemudian
konsekuensi dengan sistem pengaman yang melakukan rekomendasi perbaikan untuk
ada. proses.
7. Risk
Risk atau risiko merupakan nilai risiko yang Tabel 1. Kriteria Likelihood
didapatkan dari kombinasi kemungkinan Likelihood
Level Criteria Description
likelihood dan severity. Kualitatif Kuantitatif
1 Jarang Dapat dipikirkan Kurang dari 1
2.4 Identifikasi Hazard dengan HAZOP terjadi tetapi tidak hanya kali per 10
saat keadaan yang tahun
worksheet dan Risk Assesment ekstrim
Langkah-langkah untuk melakukan 2 Kemungk Belum terjadi Terjadi 1 kali
inan tetapi bisa muncul per 10 tahun
identifikasi hazard dengan menggunakan kecil / terjadi pada
HAZOP worksheet dan Risk Assessment adalah suatu waktu
sebagai berikut: 3 Mungkin Seharusnya terjadi 1 kali per 5
dan mungkin telah tahun sampai
1. Mengetahui urutan proses yang ada pada terjadi / muncul 1 kali per
area penelitian. disini atau di tahun
2. Mengidentifikasi hazard yang ditemukan tempat lain
4 Kemungk Dapat terjadi Lebih dari 1
pada area penelitian. inan dengan mudah, kali per tahun
3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP besar mungkin muncul hingga 1 kali
dalam keadaan perbulan
worksheet dengan urutan sebagai berikut: yang paling
a. Mengklasifikasikan hazard yang banyak terjadi
diketemukan (sumber hazard dan 5 Hampir Sering terjadi, Lebih dari 1
pasti diharapkan kali per bulan
frekuensi temuan hazard). muncul dalam
b. Mendeskripsikan deviation atau keadaan yang
penyimpangan yang terjadi selama proses paling banyak
terjadi
operasi. Sumber : UNSW Health and Safety (2008)
c. Mendeskripsikan penyebab terjadinya
penyimpangan (cause) Tabel 2. Kriteria Consequences/ Severity
d. Mendeskripsikan apa yang dapat Consequences/ Severity
ditimbulkan dari penyimpangan tersebut Level Uraian Keparahan Hari Kerja
(consequences). Cidera
1 Tidak Kejadian tidak Tidak
e. Menentukan action atau tindakan signifik menimbulkan menyebabk
sementara yang dapat dilakukan. an kerugian atau an
f. Menilai risiko (risk assessment) yang cedera pada kehilangan
timbul dengan mendefinisikan kriteria manusia hari kerja
likelihood dan consequences (severity). 2 Kecil Menimbulkan Masih dapat
cedera ringan , bekerja
Kriteria likelihood (seperti pada Tabel 1) kerugian pada hari /
yang digunakan adalah frekuensi dimana kecildan tidak shift yang
dalam perhitunganya secara kuantitatif menimbulkan sama
berdasarkan data atau record perusahaan dampak serius
terhadap
selama kurun waktu tertentu. Kriteria kelangsungan
consequences (severity) yang digunakan bisnis

255
3 Sedang Cedera berat Kehilangan kerja berat (diakibatkan oleh terjatuhnya
dan dirawat hari kerja pekerja dari ketinggian). Kecelakaan tersebut
dirumah sakit, dibawah 3
tidak hari dipengaruhi beberapa faktor seperti keadaan
menimbulkan lingkungan kerja, tindakan pekerja, maupun
cacat tetap, kondisi fisik pekerja.
kerugian
finansial sedang
4 Berat Menimbulkan Kehilangan
cedera parah hari kerja 3
dan cacat tetap hari atau
dan kerugian lebih
finansial besar
serta
menimbulkan
dampak serius
terhadap
kelangsungan
usaha
5 Bencan Mengakibatkan Kehilangan
a korban hari kerja
meninggal dan selamanya
kerugian parah
bahkan dapat Gambar 2. Jumlah Kecelakaan Kerja Pada Tahun
menghentikan 2010-2012
kegiatan usaha
selamanya Hasil observasi lapangan menemukan
Sumber : UNSW Health and Safety (2008) sebanyak 43 temuan potensi bahaya yang
kemudian digolongkan berdasarkan jenis
sumbernya menjadi 15 sumber bahaya, antara
lain: Sikap pekerja, lantai plat, hand rail, benda
asing di area kerja, kabel, lantai basah, panel
listrik, conveyor, cover motor, cover v-belt,
garis tanda aman, pagar, paper roll, pope reel,
dan saw blade seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Hazard Berdasarkan Sumbernya


No. Sumber Hazard Jml Temuan
1. Sikap Pekerja 11
2. Lantai plat 7
3. Hand Rail 6
Gambar 1. Risk matrix 4. Benda Asing di Area Kerja 3
Sumber: UNSW Health and Safety, 2008 5. Kabel 3
6. Lantai Basah 3
7. Panel Listrik 2
3 Hasil dan Pembahasan 8. Conveyor 1
3.1 Pengumpulan Data 9. Cover Motor 1
Data untuk penelitian ini diperoleh dengan 10. Cover V-Belt 1
11. Garis Tanda Aman 1
mencari sumber data primer dan sekunder. Data 12. Pagar 1
primer didapatkan dengan cara observasi 13. Paper Roll 1
langsung di area PM-1 PT. EKAMAS 14. Pope Reel 1
15. Saw Blade 1
FORTUNA dengan mengamati atau Jumlah 43
mendokumentasikan hazard yang ditemukan di
lapangan. Data sekunder diperoleh dari
database Divisi Industrial Safety mengenai 3.2 Pengolahan Data
kecelakaan yang terjadi selama 3 tahun terakhir Setelah mendapatkan temuan potensi
di area PM-1. bahaya di lapangan dan menggolongkan potensi
Menurut data kecelakaan kerja bahaya berdasarkan jenis sumbernya seperti
perusahaan, mulai tahun 2010 sampai 2012 pada Tabel 3, maka selanjutnya dilakukan
(seperti pada Gambar 2) terdapat 44 kasus pengolahan dengan menggunakan Hazop
kecelakaan kerja ringan dan 3 kasus kecelakaan Worksheet (seperti pada Lampiran 1). Setelah
256
itu, menentukan tingkat keparahan atau hand rail yang rusak sebesar 6 temuan. Kabel,
perangkingan (risk level) dengan lantai basah, dan benda asing di area kerja
mempertimbangkan kriteria risiko sebagai masing-masing terdapat 3 temuan. Sumber
berikut: hazard lainnya meliputi panel listrik yang
1. Likelihood (L) adalah kemungkinan ditemukan di area kerja sebanyak 2 temuan dan
terjadinya kecelakaan ketika terpapar dengan sisanya merupakan sumber hazard yang
bahaya (kriteria likelihood dapat dilihat pada ditemukan masing-masing sebanyak 1 temuan
Tabel 1) yaitu: Paper roll, conveyor, pope reel, garis
2. Severity atau consequences (C) adalah tanda aman, pagar, saw blade, cover v-belt, dan
tingkat yang menunjukkan keparahan cidera cover motor.
dan kehilangan hari kerja (kriteria severity Dari Tabel 4 dapat diketahui terdapat 3
dapat dilihat pada Tabel 2). sumber hazard yang memiliki nilai "Ekstrim", 4
Setelah menentukan nilai likelihood dan sumber hazard yang memiliki nilai "Risiko
consequences dari masing – masing sumber Tinggi", 6 sumber hazard yang memiliki nilai
hazard, langkah berikutnya adalah mengalikan "Risiko Sedang", dan 2 sumber hazard yang
nilai likelihood dan consequences sehingga memiliki nilai "Risiko Rendah". Menurut
akan diperoleh tingkat bahaya/ risk level pada UNSW Health and Safety (2008) sumber
risk matrix yang akan digunakan untuk hazard yang memiliki nilai "Ekstrim" harus
melakukan perangkingan terhadap sumber diprioritaskan untuk mendapatkan rekomendasi
hazard yang nantinya akan dilakukan atau usulan perbaikan terlebih dahulu. Sumber
rekomendasi perbaikan. hazard yang memiliki nilai "Ekstrim" yaitu
Berikut ini adalah Tabel 4 yang berisi sikap pekerja, lantai plat, dan hand rail.
tentang perangkingan risiko (risk level) yang
ditentukan berdasarkan kriteria likelihood, 3.3.1 Analisis Sumber Hazard "Sikap
consequences, dan data kecelakaan kerja. Pekerja"
Hasil dari Hazop worksheet (seperti pada
Tabel 4. Perangkingan Risiko Lampiran 1) dapat menunjukkan bahwa risiko
No. Sumber Hazard L C LxC Warna Risk Level pertama yang memiliki nilai “Ekstrim” yaitu
1. Sikap Pekerja 4 4 16 Ekstrim
2. Lantai plat 3 4 12 Ekstrim
berasal dari sumber hazard “Sikap Pekerja”
3. Hand Rail 4 4 16 Ekstrim yang tidak memenuhi persyaratan standard
4. Benda Asing di 2 4 8 Risiko Tinggi dalam keselamatan kerja dan prosedur bekerja
Area Kerja yang baik.
5. Kabel 2 4 8 Risiko Tinggi Uraian dari sumber hazard “Sikap
6. Lantai Basah 3 3 9 Risiko Tinggi
Pekerja” adalah sebagai berikut:
7. Panel Listrik 1 4 4 Risiko Tinggi
8. Conveyor 4 1 4 Risiko Sedang
1. Sumber hazard dan Frekuensi
9. Cover Motor 3 2 6 Risiko Sedang Sumber hazard “Sikap Pekerja” ini muncul
10. Cover V-Belt 3 2 6 Risiko Sedang sebanyak 11 kali selama penelitian ini
11. Garis Tanda 4 1 4 Risiko Sedang dilakukan.
Aman 2. Deviation (Penyimpangan)
12. Pagar 4 1 4 Risiko Sedang
Penyimpangan yang terjadi adalah:
13. Paper Roll 3 2 6 Risiko Sedang
14. Pope Reel 2 2 4 Risiko Rendah a. Pekerja bertindak tidak aman/
15. Saw Blade 3 1 3 Risiko Rendah melakukan pekerjaan tidak sesuai
dengan SOP.
3.3 Analisis Temuan Hazard b. Pekerja tidak menggunakan APD saat
Terdapat 43 temuan potensi bahaya di area melakukan pekerjaan. APD tersebut
PM-1 yang kemudian digolongkan menjadi 15 disesuaikan dengan area kerja masing-
jenis sumber bahaya meliputi: Paper roll, masing pekerja. Jenis-jenis APD seperti
conveyor, sikap pekerja, pope reel, garis tanda safety helmet, safety goggles, masker,
aman, kabel, lantai basah, panel listrik, benda ear plug, safety gloves, safety shoes,
asing di area kerja, lantai plat, pagar, hand rail, dan safety harness.
saw blade, cover v-belt, dan cover motor. 3. Cause (Penyebab)
Frekuensi temuan terbesar yaitu ditemukannya Penyebab dari munculnya penyimpangan-
hazard pada sikap pekerja yang tidak sesuai penyimpangan tersebut adalah:
standar dan prosedur kerja sebanyak 11 temuan, a. Kurang disiplinnya pekerja dalam
lantai plat yang rusak sebesar 7 temuan, dan mengikuti SOP yang ada. Hal ini

257
disebabkan oleh pihak manajemen yang Berikut ini merupakan contoh Alat Pelindung
kurang aktif dalam mengontrol dan Diri (APD) atau Personal Protective Equipment
mengawasi kelangsungan proses kerja. yang wajib dikenakan oleh pekerja pada area
b. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan kerja:
akan keselamatan kerja yang 1. Safety harness
disebabkan oleh kurang maksimalnya Safety harness (tali keselamatan) berfungsi
pelaksanaan pelatihan Keselamatan dan untuk membatasi gerak pekerja agar tidak
Kesehatan Kerja (K3) tentang masuk ke tempat yang mempunyai potensi
penggunaan APD. Pelaksanaan jatuh atau menjaga pekerja berada pada
pelatihan tersebut sebetulnya sudah posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan
terjadwal, hanya saja target peserta miring maupun tergantung dan menahan
pelatihan tersebut kurang maksimal dan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
peserta yang diundang untuk membentur lantai dasar (Iskandar, 2010).
menghadiri pelatihan tersebut tidak Gambar dari safety harness dapat dilihat
menunjukkan antusiasme untuk pada Lampiran 2.
menghadiri pelatihan tersebut sehingga 2. Safety shoes
peserta pelatihan yang hadir selalu tidak Safety shoes berfungsi untuk melindungi
pernah lengkap. Pihak manajemen juga kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan
belum melakukan forum diskusi secara benda-benda berat, tertusuk benda tajam,
rutin untuk membahas dan mengontrol tergelincir, terkena cairan panas atau dingin,
pelaksanaan K3 di perusahaan. Tentu uap panas, terpapar suhu ekstrim, terkena
saja hal ini berdampak pada tingginya bahan kimia berbahaya, dan jasad renik
intensitas kemunculan bahaya yang (Iskandar, 2010). Gambar dari safety shoes
disebabkan oleh sikap pekerja yang dapat dilihat pada Lampiran 2.
tidak memenuhi persyaratan standard 3. Safety helmet
dalam keselamatan kerja dan prosedur Safety helmet (alat pelindung kepala)
bekerja yang baik sehingga dapat merupakan alat pelindung yang berfungsi
membahayakan keselamatan dan untuk melindungi kepala dari benturan,
kesehatan pekerja. terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
4. Consequences (Konsekuensi) tajam atau benda keras yang melayang atau
Konsekuensi yang akan dialami pekerja bila meluncur di udara, terpapar oleh radiasi
pekerja bertindak tidak aman dan tidak panas, api, percikan bahan-bahan kimia,
menggunakan APD adalah sebagai berikut: jasad renik (mikro organisme), dan suhu
a. Kepala terbentur yang ekstrim (Iskandar, 2010). Gambar dari
b. Anggota tubuh terluka safety helmet dapat dilihat pada Lampiran 2.
c. Terjepit 4. Safety goggles
d. Gangguan pernafasan Safety goggles (alat pelindung mata) adalah
e. Gangguan pengelihatan alat yang berfungsi untuk melindungi mata
f. Gangguan pendengaran dari paparan bahan kimia berbahaya,
g. Terjatuh dari ketinggian paparan partikel-partikel yang melayang di
h. Meninggal dunia udara dan di badan air, percikan benda-
Apabila hal ini tidak segera diperbaiki maka benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi
akan sangat merugikan perusahaan, gelombang elektromagnetik yang mengion
khususnya pekerja itu sendiri. maupun yang tidak mengion, pancaran
5. Action (Tindakan): cahaya, dan benturan atau pukulan benda
Tindakan yang bisa dilakukan untuk segera keras atau benda tajam (Iskandar, 2010).
mengatasi sumber hazard ini adalah: Gambar dari safety goggles dapat dilihat
a. Membuat visual display untuk pada Lampiran 2.
mengingatkan pekerja agar selalu 5. Safety gloves
menggunakan APD. Safety gloves (alat pelindung tangan) adalah
b. Membuat prosedur kerja yang baik. alat pelindung yang berfungsi untuk
c. Melakukan pelatihan K3 kepada para melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
pekerja secara menyeluruh dan pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
berkesinambungan. elektromagnetik, radiasi mengion, arus
listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan

258
tergores, terinfeksi zat patogen (virus, a. Kaki tersandung
bakteri), dan jasad renik (Iskandar, 2010). b. Melukai anggota tubuh
Gambar dari safety gloves dapat dilihat pada c. Terjatuh dari ketinggian
Lampiran 2. d. Terperosok ke dalam mesin
6. Masker 5. Action (Tindakan)
Masker (alat pelindung pernafasan) Tindakan yang bisa dilakukan untuk segera
merupakan alat pelindung yang berfungsi mengatasi sumber hazard ini yaitu:
untuk melindungi organ pernafasan dengan a. Segera memperbaiki lantai plat yang
cara menyaring cemaran bahan kimia, rusak
mikro-organisme, debu, kabut, uap, dan b. Melakukan inspeksi kondisi lantai plat
asap. Gambar masker dapat dilihat pada secara rutin.
Lampiran 2.
7. Ear plug 3.3.3 Analisis Sumber Hazard "Hand Rail"
Ear plug (alat pelindung telinga) berfungsi Risiko ketiga yang timbul adalah hand rail
untuk melindungi alat pendengaran terhadap yang rusak dan berpotensi mengakibatkan
kebisingan atau tekanan. Gambar dari ear tangan pekerja terluka, terjatuhnya pekerja dari
plug dapat dilihat pada Lampiran 2. ketinggan, hingga hilangnya nyawa pekerja
karena terjatuh dari ketinggian. Berikut ini
3.3.2 Analisis Sumber Hazard "Lantai Plat" adalah uraian mengenai sumber hazard “Hand
Risiko kedua yaitu berasal dari lantai plat Rail”:
yang rusak dan berpotensi mengakibatkan kaki 1. Sumber hazard dan Frekuensi
pekerja terluka, tersandung, terjatuh dari Sumber hazard “Hand Rail” ini ditemukan
ketinggian, dan bahkan bila terperosok ke sebanyak 6 kali selama penelitian
dalam mesin nyawa pekerja bisa menjadi dilakukan.
taruhannya. Berikut ini adalah uraian mengenai 2. Deviation (Penyimpangan)
sumber hazard “Lantai Plat”: Penyimpangan yang terjadi dari sumber
1. Sumber hazard dan Frekuensi hazard ini adalah:
Sumber hazard “Lantai Plat” ini ditemukan a. Hand rail dalam kondisi rusak
sebanyak 7 kali selama penelitian (terpotong dan sambungan terlepas)
dilakukan. 3. Cause (Penyebab)
2. Deviation (Penyimpangan) Penyebab timbulnya penyimpangan tersebut
Penyimpangan yang terjadi dari sumber adalah:
hazard ini adalah: a. Kurangnya perawatan dari pihak
a. Lantai plat rusak (menganga dan manajemen
berlubang) b. Kurangnya inspeksi dari pihak
b. Lantai plat yang rusak diganti dengan manajemen. Hal ini disebabkan karena
kayu tidak tersedianya daftar (checklist)
3. Cause (Penyebab) untuk mengontrol kondisi hand rail di
Penyebab timbulnya penyimpangan tersebut PM-1 secara rutin, sehingga perawatan
adalah: terhadap lantai plat menjadi kurang
a. Kurangnya perawatan yang dilakukan optimal
oleh pihak manajemen (ada beberapa 4. Consequences (Konsekuensi)
lantai plat yang rusak tetapi dibiarkan Konsekuensi yang harus diterima apabila
saja) seseorang atau seorang pekerja terkena
b. Kurangnya inspeksi yang dilakukan sumber hazard ini adalah:
oleh pihak manajemen. Hal ini a. Melukai anggota tubuh
disebabkan karena tidak tersedianya b. Terjatuh dari ketinggian
daftar (checklist) untuk mengontrol 5. Action (Tindakan)
kondisi lantai plat di PM-1 secara rutin, Tindakan yang bisa dilakukan untuk segera
sehingga perawatan terhadap lantai plat mengatasi sumber hazard ini antara lain:
cenderung kurang optimal. a. Segera memperbaiki hand rail yang
4. Consequence (Konsekuensi) rusak
Konsekuensi atau akibat yang akan diterima b. Melakukan inspeksi kondisi hand rail
oleh pekerja yang terkena sumber hazard secara rutin
ini antara lain:

259
3.4 Rekomendasi Perbaikan unit kerja dan didalamnya membahas
Berdasarkan hasil perangkingan risiko, tentang pelaksanaan K3 di perusahaan,
terdapat 3 sumber bahaya yang harus segera prosedur kerja, kondisi peralatan safety, dan
diperbaiki, yaitu: Sikap pekerja, lantai plat, dan reward and punishment bagi pekerja yang
hand rail. Oleh karena itu, pada bagian ini akan mematuhi atau melanggar peraturan
menjelaskan beberapa rekomendasi perbaikan (Assunah, 2010). Kegiatan Safety Talk
untuk sumber bahaya yang memiliki nilai risiko dipimpin oleh pihak manajemen dan
"Ekstrim" tersebut. pesertanya hanya terdiri dari perwakilan
petinggi dari dari masing-masing unit yang
3.4.1 Rekomendasi perbaikan "Sikap ada di PM-1 (Preparation, Paper Machine,
Pekerja" dan Finishing).
Rekomendasi perbaikan yang diusulkan
penulis untuk menanggulangi potensi bahaya 3.4.2 Rekomendasi perbaikan "Lantai Plat"
yang disebabkan oleh sumber hazard sikap Kerusakan lantai plat yang ditemukan di
pekerja yang tidak memenuhi persyaratan lokasi pengamatan disebabkan oleh kurangnya
standard dalam keselamatan kerja dan prosedur pengecekan terhadap kondisi lantai plat
bekerja yang baik yaitu: tersebut. Pihak yang bertugas untuk
a. Berupa jadwal pelatihan K3 tentang menginspeksi area PM-1 kurang
penggunaan APD yang akan memperhatikan kerusakan yang terjadi pada
diselenggarakan oleh pihak manajemen lantai plat ini karena belum ada checklist untuk
khusus untuk area PM-1 secara rutin yaitu 1 mengontrol kondisi lantai plat yang ada di area
bulan sekali pada minggu pertama dan PM-1. Ada beberapa lantai plat yang rusak
pelaksanaannya dilaksanakan sebelum dibiarkan berlubang. Jika kondisi ini tidak
pekerja mulai bekerja pada hari dan shift segera diperbaiki, maka potensi terjadinya
masing-masing sehingga hasil dari pelatihan kecelakaan kerja dan pengeluaran biaya
tersebut dapat langsung diaplikasikan oleh pengobatan karyawan yang disebabkan oleh
pekerja. Bagi para pekerja yang tidak dapat rusaknya lantai plat ini akan terus membesar.
menghadiri pelatihan akan dikenakan sanksi. Pengendalian risiko berupa eliminasi
Bentuk dari sanksi yang akan dijatuhkan (menghilangkan sumber bahaya) dapat
pada pekerja yang tidak dapat menghadiri diterapkan untuk sumber hazard ini dengan
pelatihan akan dibahas pada Safety Talk. cara segera memperbaiki atau mengganti lantai
b. Membuat Worksheet penggunaan APD di plat yang rusak. Setelah perbaikan dilakukan,
area kerja agar para pekerja dapat membaca pihak manajemen harus terus mengontrol
apa saja potensi bahaya yang akan mereka kondisi lantai plat secara rutin (setiap hari) di
alami ketika melakukan suatu pekerjaan dan area PM-1 agar lantai plat selalu dalam keadaan
apa saja APD yang harus dipakai untuk optimal.
mengurangi risiko terkena akibat dari
potensi bahaya yang mungkin akan muncul 3.4.3 Rekomendasi perbaikan "Hand Rail"
ketika mereka bekerja. Rusaknya hand rail yang ditemukan di
c. Membuat lembar kontrol pelanggaran lokasi pengamatan disebabkan oleh kurangnya
penggunaan APD di area PM-1 sehingga pengecekan terhadap kondisi hand rail. Pihak
Koordinator Unit dapat mengawasi pekerja yang bertugas tidak memiliki checklist untuk
agar selalu disiplin menggunakan APD melakukan pengecekan hand rail di area PM-1
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh sehingga sumber hazard ini tidak begitu
pekerja di area kerja. Apabila ada pekerja diperhatikan, padahal apabila hal ini terus
yang melanggar, Koordinator Unit berhak dibiarkan akan selalu berpotensi mengakibatkan
mencatat pelanggaran tersebut dan kecelakan yang fatal yang seharusnya tidak
menyerahkan hasil lembar kontrol setiap 1 perlu terjadi. Jika kecelakaan terus terjadi,
minggu sekali ke bagian Industrial Safety biaya pengobatan untuk pekerja yang
yang kemudian pelanggaran tersebut akan mengalami kecelakaan pun akan terus
dibahas di kegiatan Safety Talk. meningkat. Pengendalian risiko berupa
d. Untuk mengontrol berjalannya program K3 eliminasi (menghilangkan sumber bahaya)
di perusahaan, pihak manajemen perlu dapat diaplikasikan untuk mengatasi sumber
mengadakan Safety Talk setiap 1 minggu hazard ini, yaitu dengan cara segera
sekali yang dihadiri oleh beberapa petinggi memperbaiki hand rail yang rusak dan

260
melakukan pengecekan secara rutin (setiap hari) digolongkan menjadi 15 jenis sumber bahaya
agar sumber hazard ini tidak muncul lagi. (hazard) meliputi: Paper roll, conveyor,
Untuk perhitungan pembetulan lantai plat dan sikap pekerja, pope reel, garis tanda aman,
hand rail dapat dilihat pada Tabel 5 s.d. Tabel 7 kabel, lantai basah, panel listrik, benda asing
berikut ini. di area kerja, lantai plat, pagar, hand rail,
saw blade, cover v-belt, dan cover motor.
Tabel 5. Biaya Penggantian Lantai Plat 2. Dari 15 sumber hazard, risiko yang tergolong
Penggantian Lantai Plat Luas "Ekstrim" berdasarkan likelihood dan
Area Pulper 1 m2 consequences adalah sebanyak 3 sumber
Area Bahan Baku 2 m2 hazard, yaitu unsafe action atau sikap kerja
Area Chest 3 m2 yang kurang baik yang dilakukan oleh
Area LDC 3 m2 pekerja, lantai plat atau platform yang rusak,
Area Thickener 1 m2 dan hand rail atau pagar pengaman yang
Total 10 m2 rusak. Untuk risiko yang tergolong "Risiko
Harga Per m 2 Rp 850.000 Tinggi" ada sebanyak 4 sumber hazard, yaitu
Biaya Penggantian Rp8.500.000 conveyor yang berlubang, pope reel yang
tidak ada penutupnya, pagar yang rusak, dan
Tabel 6. Biaya Pembetulan Hand Rail saw blade yang tidak ada pelindungnya
Pembetulan Hand Rail Biaya (cover). Untuk risiko yang tergolong "Risiko
Area Pulper Rp770.000 Sedang" ditemukan sebanyak 6 sumber
Area Bahan Baku Rp1.200.000 hazard, yaitu paper roll yang melebar ke
Area Chest Rp200.000 jalan, kabel yang melintang di area kerja,
Total Rp2.170.000
lantai yang basah, adanya benda asing di
area kerja, cover v-belt yang tidak terpasang,
Tabel 7. Biaya Pengobatan Karena Kecelakaan
dan cover motor yang tidak terpasang. Untuk
Lantai Plat & Hand Rail
risiko yang tergolong "Risiko Rendah" ada
Biaya Jumlah
sebanyak 2 sumber hazard, yaitu garis tanda
Biaya Pengobatan 2010 Rp5.350.000
aman yang pudar dan panel listrik yang
Biaya Pengobatan 2011 Rp4.950.000
Biaya Pengobatan 2012 Rp5.175.000 terbuka.
Total Pengobatan Rp15.475.000 3. Rekomendasi perbaikan untuk risiko yang
tergolong "Ekstrim" adalah sebagai berikut:
a. Hazard yang disebabkan oleh unsafe
Dapat dilihat dari Tabel 5 dan Tabel 6,
action yang dilakukan oleh pekerja dapat
maka akan diketahui total biaya pembenahan
ditanggulangi dengan cara:
lantai plat dan hand rail yaitu sebesar:
1) Membuat Satandard Operating
Rp 8.500.000 + Rp 2.170.000
Procedure (SOP) dan jadwal
= Rp 10.670.000
pelatihan K3 tentang penggunaan
Lantai plat dan hand rail dalam kondisi baru
APD.
dapat digunakan sampai 3,5 tahun. Jadi biaya
2) Membuat SOP dan worksheet
pengobatan pekerja akibat kecelakaan yang
penggunaan APD di area kerja agar
diakibatkan oleh lantai plat dan hand rail lebih
para pekerja dapat membaca apa saja
besar daripada biaya pembenahannya. Oleh
potensi bahaya yang akan mereka
karena itu, diharapkan dapat segera
alami ketika melakukan suatu
memperbaiki lantai plat dan hand rail yang
pekerjaan dan apa saja APD yang
rusak untuk dapat mengurangi kecelakaan kerja
harus dipakai untuk mengurangi
yang diakibatkan oleh lantai plat dan hand rail,
risiko tersebut.
sehingga biaya pengobatan yang harus
3) Membuat lembar kontrol pelanggaran
dikeluarkan perusahaan pun akan semakin
penggunaan APD di area PM-1 agar
mengecil.
Koordinator Unit dapat mengawasi
pekerja agar selalu disiplin
4. Penutup
menggunakan APD sesuai dengan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
kegiatan yang dilakukan oleh pekerja
penelitian ini adalah sebagai berikut:
di area kerja.
1. Terdapat 43 temuan potensi bahaya di area
4) Membuat SOP Safety Talk dan usulan
Paper Machine 1 yang kemudian
untuk diadakan Safety Talk setiap 1

261
minggu sekali yang dihadiri oleh http://tech.groups.yahoo.com/group/Migas_Ind
beberapa petinggi unit kerja dan onesia/message/128166. (diakses 12 Februari
didalamnya membahas tentang 2013).
pelaksanaan K3 di perusahaan,
prosedur kerja, kondisi peralatan Tri, S (2012). Angka Kecelakaan Kerja Lima
safety, kondisi lingkungan kerja, dan Tahun Terakhir Cenderung Naik. Jakarta: Pos
reward and punishment bagi pekerja Kota News.
yang mematuhi atau melanggar
peraturan. UNSW Health and Safety (2008). Risk
b. Rekomendasi perbaikan untuk lantai plat Management Program. Canberra: University of
yaitu dengan segera memperbaiki atau New South Wales.
mengganti lantai plat yang rusak dan http://www.ohs.unsw.edu.au/ohs-
melakukan pengontrolan secara rutin riskmanagement/index.html. (diakses 17
(checklist disertai dengan SOP) agar Februari 2013).
kondisi lantai plat selalu dalam keadaan
optimal.
c. Rekomendasi perbaikan untuk hand rail
yaitu dengan segera memperbaiki bagian
hand rail yang rusak dan melakukan
pengontrolan secara rutin (checklist
disertai dengan SOP) agar kondisi hand
rail selalu dalam keadaan optimal.

Daftar Pustaka

Assunnah, Milis (2009). Pentingnya Safety Talk


Sebagai Usaha Pencegahan Kecelakaan.
Bontang: Darussalaf.

Iskandar, Muhaimin (2010). Peraturan Menteri


Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri. Jakarta:
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Juliana, Anda Ivana (2008). Implementasi


Metode Hazops dalam Proses Identifikasi
Bahaya dan Analisa Risiko Pada Feedwater
System di Unit Pembangkitan Paiton PT. PJB.
Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.

Munawir, A (2010). HAZOP, HAZID, VS JSA.


Migas Indonesia.

262
Lampiran 1. Hazop Worksheet

Tabel 6. Hazop Worksheet


No Sumber
Freq Deviation Cause Consequences Action
. Hazard
1. Sikap 11 1. Pekerja 1. Kurang 1. Kepala terbentur 1. Membuat visual
Pekerja bertindak disiplinnya 2. Anggota tubuh display untuk
tidak aman sikap pekerja terluka mengingatkan agar
2. Pekerja tidak 2. Rendahnya 3. Terjepit selalu menggunakan
menggunaka kesadaran dan 4. Gangguan pernafasan APD
n APD pengetahuan 5. Gangguan 2. Membuat prosedur
-. safety helmet akan pengelihatan kerja yang baik
-. safety keselamatan 6. Gangguan 3. Melakukan pelatihan
goggles kerja pendengaran K3 kepada para
-. masker 7. Terjatuh dari pekerja
-. ear plug ketinggian
-. safety gloves 8. Meninggal dunia
-. safety shoes
-. safety
harness

2. Lantai plat 7 1. Lantai plat 1. Kurangnya 1. Kaki tersandung 1. Segera memperbaiki


rusak perawatan 2. Melukai anggota lantai plat yang rusak
(menganga, 2. Kurangnya tubuh 2. Melakukan inspeksi
berlubang) inspeksi 3. Terjatuh dari kondisi lantai plat
2. Lantai plat ketinggian secara rutin
yang rusak 4. Terperosok ke dalam
diganti mesin
dengan kayu

3. Hand Rail 6 1. Hand rail 1. Kurangnya 1. Melukai anggota 1. Segera memperbaiki


dalam perawatan tubuh hand rai yang rusak
kondisi rusak 2. Kurangnya 2. Terjatuh dari 2. Melakukan inspeksi
(terpotong, inspeksi ketinggian kondisi hand rail
tidak secara rutin
tersambung)

263
Lampiran 2. Gambar Alat Pelindung Diri

1 2 3

4 5 6

Keterangan:
1. Safety Harness
2. Safety Shoes
3. Safety Helmet
4. Safety Goggles
5. Safety Gloves
6. Masker
7. Ear Plug

264

Anda mungkin juga menyukai