Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN TEORI

Manajemen Risiko Istilah “risiko” (risk) memiliki banyak definisi. Tetapi pengertian
secara ilmiah sampai saat ini ini masih tetap beragam. Menurut kamus bahasa Indonesia
versi online dalam buku Manajemen Risiko Bisnis (Tony Pramana, 2011), risiko adalah
“akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuat atau
tindakan”. Dengan kala lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang
dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu.
(Pramana, 2011) Secara ilmiah risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi
kejadian, probabilitas dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi.

Risiko = f (frekuensi kejadian, probabilitas, konsekuensi)

Frekuensi risiko dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar


probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti
perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebagai fungsi dari probabilitas dan
konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam probabilitas. Nilai
probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan pengalaman–
pengalaman yang sudah ada, berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak
memiliki cukup pengalaman dalam menentukan probabilitas risiko, maka probabilitas
risiko harus dilakukan dengan hati–hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya
tidak banyak menyimpang. Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentuk
kompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat berupa tindakan penanggulangan
dangan cara lain dengan biaya yang lebih rendah.
Sedangkan pengertian Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pengukuran dan tindak lanjut untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Jadi, pengertian manajemen
risiko adalah suatu upaya penerapan kebijakan peraturan dan upaya-upaya praktis
manajemen secara sistematis dalam menganalisa pemakaian dan pengontrolan risiko
untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan. (Hermawan, 2010) Identifikasi
Risiko Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana kita melakukan
identifikasi risiko yang terdapat dalam suatu kegiatan atau proses.
Identifikasi risiko adalah usaha untuk mengetahui, mengenal dan memperkirakan
adanya risiko pada suatu system operasi, peralatan, prosedur, unit kerja. Identifikasi risiko
merupakan langkah penting dalam proses pengendalian risiko.
Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal dari:
 Bahan/material
 Alat/mesin
 Proses
 Lingkungan Kerja
 Metode Kerja
 Cara Kerja
 Produk
Target yang mungkin terkena/terpengaruh sumber bahaya :
 Manusia
 Produk
 Peralatan/fasilitas
 Lingkungan
 Proses
 Reputasi
 dll.
Kegunaan identifikasi risiko:
1. Mengetahui potensi bahaya
2. Mengetahui lokasi bahaya
3. Menunjukan suatu bahaya pada pengendali
4. Menunjukan suatu bahaya tidak akan menimbulkan akibat
5. Sebagai bahan analisa lebih lanjut
Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam
memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan terhadap risiko
tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan
ketidakpastian, serta dapat memperkirakan dampak yang akan ditimbulkan dan
mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko tersebut.
Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam- macam
risiko. Responden melakukan dua macam hal tindakan dalam manajemen risiko yaitu
prihal mencegah dan memperbaiki (Ibrahim,2011).
Menurut Australia/New Zealand Standard atau disebut juga AS/NZS 4360 (2004),
risiko adalah suatu kesempatan dari kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
dampak pada sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu
kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.
Pada Manajemen Risiko dalam perspektif K3 (Soehatman,2009), jenis risiko dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Risiko Keselamatan (Safety Risk ) Risiko keselamatan adalah suatu risiko yang
mempunyai kemungkinan rendah untuk terjadi tetapi memiliki konsekuensi
besar.Risiko ini dapat terjadi sewaktu-waktu, bersifat akut dan fatal. Kerugian-
kerugian yang biasanya terjadi dalam risiko keselamatan adalah cedera, kehilangan
hari kerja, kerusakan property dan kerugian produksi dan penjualan.
b. Risiko Kesehatan (Health Risk) Risiko kesehatan adalah suatu risiko yang
mempunyai kemungkinan tinggi untuk kterjadi tetapi memiliki konsekuensi yang
rendah.Risiko jenis ini dapat terjadi kapan saja secara terus- menerus dan
berdampak kronik. Penyakit-penyakit yang terjadi misalnya gangguan pernafasan,
gangguan syaraf, gangguan reproduksi dan gangguan metabolic atau sistemik.
c. Risiko Lingkungan (Enviromental Risk) Risiko ini berhubungan dengan
keseimbangan lingkungan. Ciri- ciri risiko lingkungan adalah perubahan yang tidak
signifikan, mempunyai masa laten yan panjang, berdampak besar pada populasi
atau komunitas, berubahnya fungsi dan kapasitas habitat dan ekosistem serta
kerusakan sumber daya alam.
d. Risiko Keuangan (Financial Risk) Risiko keuangan berkaitan dengan masalah
ekonomi, contohnya adalah kelangsungan suatu bisnis, asuransi dan inventasi.

Risiko Umum (Public Risk) Risiko ini berkaitan dengan kesejahteraan kehidupan orang
banyak. Sehingga hal-hal yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara
dapat dihindari. Metode Identifikasi Risiko Terdapat bermacam metode yang sering
digunakan dalam proses mengidentifikasi risiko untuk mengetahui faktor penyebab
atau dampak dari risiko itu sendiri.
Berikut beberapa contoh metode dalam mengidentifikasi risiko :
a. Preeliminary Hazard Analysis Preeliminary Hazard Analysis adalah suatu
metode yang dilakukan jika tidak adanya informasi mengenai suatu sistem baru
yang akan dipergunakan. Metode ini biasanya dilakukan pada awal sebelum
sistem baru mulai diterapkan.
b. Failure Mode Effect Analysis Failure Mode Effect Analysis adalah metode yang
dipergunakan dalam menganalisa sistem yang berhubungan dengan engineering
dalam menilai efek dari kegagalan komponen suatu sistem serta mengevaluasi
efek dari kegagalan tersebut, sehingga efek dari kegagalan system tersebut dapat
dikurangi.
c. Check List Check List merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengetahui sebuah kondisi awal dalam mengevaluasi sebuah perangkat,
peralatan, fasilitas dan prosedur operasi dengan teknik memberi tanda/ simbol-
simbol pada setiap tahap data yang akan dievaluasi.
d. Hazard and operability Study Hazard and operability Study (HAZOPS)
merupakan metode yang sering digunakan pada industri kimia dalam
mengidentifikasi bahaya yang kaitannya dalam memproses bahan kimia serta
dampak bahan-bahan kimia tersebut pada lingkungan.
e. Fault Tree Analysis (FTA) Fault Tree Analysis metode yang digunakan dalam
memprediksi atau digunakan sebagai alat investigasi setelah terjadi kecelakaan,
konsep ini dilakukan dengan mencari keterkaitan secara berantai yang
menyebabkan kecelakaan bisa terjadi.
f. Job Safety Analysis Job Safety Analysis atau JSA adalah metode yang dilakukan
dalam upaya mengidentifikasi bahaya atau risiko-risiko kecelakaan kerja yang
dapat terjadi di tempat kerja dari setiap aspek yang mempengaruhi tahapan
pekerjaan tersebut. (Wiyasa,2014).

Analisis Risiko Analisis risiko merupakan kegiatan menganalisa suatu risiko dengan
menentukan besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari penerimaan akibat suatu
risiko. Tujuan adalah untuk membedakan antara risiko kecil, risiko sedang, dengan
risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko
(AZ/NZS 4360).
Faktor yang mempengaruhi dalam analisis risiko adalah :
a. Sumber risiko Merupakan asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa
material, yang digunakan dalam proses kerja, peralatan kerja, kondisi area kerja
dan perilaku dari pekerja.
b. Probabilitas Merupakan besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan
dengan menganalisis frekuensi bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan
karakteristik bahaya yang terpapar pada pekerja, jumlah dan karakteristik
pekerja yang terkena dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi peralatan
kerja, serta efektifitas tindakan pengendalian bahaya yang telah dilakukan
sebelumnya. Faktor probabilitas juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan
sumber risiko yang ada dalam proses kerja dan di tempat kerjanya atau stres
yang dialami pekerja yang berpengaruh dalam penurunan konsentrasi pekerja.
c. Konsekuensi Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko.
Ditentukan dengan analisis atau kalkulasi statistik berdasarkan data-data yang
terkait atau melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman terdahulu.

Analisis Risiko Kualitatif


Metode kualitatif ini pada umumnya menggunakan tabulasi sifat karakteristik
penelitian melalui skala deskriptif seperti; tinggi, sedang, atau rendah. Hasil dari
analisis kualitatif berbentuk matriks risiko dengan dua parameter, yaitu peluang
dan akibat. Menurut AS/NZS 4360 seperti tabel berikut:
Tabel 2. Level risiko berdasarkan standar AS/NZS4360
RISIKO SANGAT TINGGI 15- Risiko tidak dapat diterima, kegiatan
25 tidak boleh dilanjutkan sampai keadaan
tertentu/ upaya mereduksi risiko
RISIKO TINGGI 8 - 12 Risiko perlu pertimbangan untuk
direduksi, kegiatan tidak boleh
dilanjutkan, jika dilanjutkan perlu
tindakan segera
RISIKO SEDANG 4 - 6 Perlu tindakan untuk mengurangi risiko,
disesuaikan dengan perhitungan biaya
pencegahan dan waktu yang diperlukan
RISIKO RENDAH 1 - 3 Risiko dapat diterima, pengendalian
tambahan tidak diperlukan

Tingkat risiko (level of risk) pada analisis semikuantitatif merupakan hasil


perkalian dari variabel konsekuensi, paparan, dan kemungkinan dari risiko-risiko
keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan pekerjaan.

Nilai risiko = Likelihood (L) x Consequences (C)

Tingkat atau peringkat dari risiko merupakan alat yang sangat penting pada
manajemen dalam pengambilan keputusan, karena melalui peringkat risiko pihak
manajemen dapat menentukan prioritas dan penanganan saat mengalokasikan
sumber daya pada tahap pekerjaan konstruksi berlangsung. Pada evaluasi risiko
akan diperoleh gambaran-gambaran informasi tentang risiko yang ada dalam
parameter biaya maupun parameter lainnya. As Low As Reasonably Practicable
(ALARP) merupakan salah satu konsep praktis dalam mengevaluasi prioritas dari
risiko tersebut menimbang terhadap terjadinya risiko, dana, dan waktu untuk
mengendalikannya dilapangan. Menggunakan metode dengan konsep ini dapat
memungkinkan dan memudahkan kita dalam menetapkan tujuan dan tugas para
duty- holders secara non preskriptif (Bhardwaj, 2010).

Anda mungkin juga menyukai