1. Latar Belakang
Kelompok pekerja jika dilihat dari konsep keperawatan merupakan kelompok yang rentan
mengalami masalah kesehatan baik kondisi sakit bahkan sampai kematian akibat paparan
hazard di lingkungan kerja. Faktor risiko bahaya di tempat kerja yang berupa hazard kimia,
fisika, biologi, radiasi, psikologis maupun enviromechanical terdapat di semua sector baik
industry maupun pelayanan publik. Masalah kesehatan yang dialami pekerja akibat
paparan hazard di area kerja diantaranya adalah gangguan system saraf pusat dan
pernafasan akibat hazard kimia maupun biologi, penyakit infeksi baik oleh virus, bakteri
atau jamur oleh hazard biology, gangguan system musculoskeletal yang disebabkan oleh
hazard ergonomi serta stress dan kecemasan akibat hazard psikologis (Oakley, 2008;
Permatasari et al. 2005). Pusdatin K3 Kementrian Kesehatan RI menyampaikan data
bahwa berdasarkan hasil survey tahun 2016, jumlah presentase pekerja di Indonesia yang
melaporkan keluhan kesehatan sebanyak 26,74% yang bekerja di semua sector baik
pertanian hingga pelayanan jasa publik.
Perawat di area kerja memegang peranan penting dalam peningkatan dan pemeliharaan
status kesehatan, perlindungan dari bahaya (health hazard) di tempat kerja dengan
mengusahakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Fungsi perawat dalam menjalankan
tugasnya mencakup upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative dalam
lingkup kesehatan pekerja. Perawat juga bertanggung jawab untuk manajemen kasus dan
pengkajian kesehatan pada kelompok pekerja. Penilaian risiko di area kerja dapat
menurunkan atau mengeliminasi bahaya atau angka kesakitan. Identifikasi hazard di
lingkungan kerja yang dilakukan oleh perawat bertujuan untuk proteksi kesehatan para
pekerja serta mengidentifikasi status kesehatan kelompok pekerja. Pendokumentasian jenis
hazard dan status kesehatan pekerja yang baik dan lengkap akan menjadi dasar dalam
menentukan kebijakan dan program pengontrolan hazard untuk pencegahan kecelakaan di
tempat kerja.
1
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
Estimasi risiko ini dilakukan dengan membuat peringkat risiko berdasarkan skala baik
kuantitatif maupun kualitatif dengan menggambarkan konsekuansi risiko, dampak risiko
dan ketepatan risiko. Sedangkan Guild et al (2001) menyebutkan manajemen risiko
kesehatan merupakan proses evaluasi risiko kesehatan yang dapat disebabkan oleh paparan
hazard di lingkungan kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko
merupakan sekumpulan proses yang melibatkan tahap identifikasi hazard, pengkajian
risiko hazard tersebut, eliminasi atau kontrol hazard serta monitor dan evaluasi. Tujuannya
adalah menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat dengan mengidentifikasi
masalah sebelum insiden atau kecelakaan terjadi.
Apa itu hazard ? semua hal yang berpotensi menyebabkan bahaya trauma/injury/insiden
Apa itu risiko ? kemungkinan bahaya yang terjadi akibat paparan hazard
Pengkajian risiko dapat dilakukan oleh setiap pekerja secara pribadi dengan menjawab
beberapa pertanyaan sbb :
- Apa hazard yang ada di lingkungan kerja saya ?
- Apakah hazard tersebut dapat membahayakan setiap orang tanpa terkecuali ?
- Seberapa besar risiko bahaya yang ditimbulkan ?
- Bagaimana cara menurunkan atau mengontrol risiko sehingga membuat tempat
kerja saya lebih aman ?
Algranti (2009) dalam De Jager (2011) menjelaskan bahwa pengkajian risiko kesehatan
dan mengkomunikasikan risko dan hazard yang ditemukan kepada penanggung jawab
maupun pekerja di area kerja merupakan rutinitas atau tanggung jawab perawat kesehatan
2
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
kerja. Pendidikan kesehatan mengenai risiko merupakan bagian penting yang menjadi
keharusan dalam setiap tahapan recruitment pekerja baru ataupun perubahan
alat/bahan/area lingkungan kerja. Hal ini menyebabkan perawat diharuskan memiliki
kemampuan dalam hal teknik komunikasi maupun pemahaman megenai hazard di
lingkungan kerja tersebut.
Pengkajian risiko kesehatan yang dilakukan akan menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan yang tepat untuk kontrol hazard sehingga dapat mencegah bahaya atau
kecelakaan kerja. Pekerja dapat mendemostrasikan tahapan kerja yang aman, lingkungan
kerja yang telah bebas atau minimal risiko, serta prosedur monitoring perkembangan risiko
hazard merupakan bagian contoh penerapan manajemen risiko di tempat kerja.
3
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
4
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
industry pertukangan yang banyak menghasilkan debu atau partikel sisa kayu yang
halus.
b) Issues-based or targeted health risk assessment
Pengkajian mendetail mengenai proses maupun tugas atau area khusus yang telah
diidentifikasi sebagai prioritas yang memiliki hazard pada saat pengkajian awal. Dapat
merupakan kelanjutan dari baseline health risk aassessment sebelumnya. Misalkan
debu atau partikel sisa kayu yang halus tersebut seberapa banyak, dampak bagi
kesehatan maupun sifat dari hazard (dapat diterbangkan angina atau apakah
terpengaruh jika dalam ruangan terbuka atau tertutup).
c) Continuous health risk assessmet
Proses pengkajian berkelanjutan/berkesinambungan atau yang terschedule untuk
mengkaji apakah kondisi hazard masih sama atau mengalami perubahan baik positif
maupun negative yang dapat menimbulkan risiko bahaya bagi pekerja. Jika dalam dua
tipe pengkajian kesehatan sebelumhya telah diidentifikasi strategi yang tepat dalam
penanganan, maka diperlukan tipe pengkajian ini untuk mengevaluasi efekstifitas
langkah yang telah dilakukan sebelumnya.
Semua tipe pengkajian kesehatan tersebut harus dilakukan dalam semua kondisi yang
termasuk:
1) Perencanaan dan desain proses aktivitas prosedur kerja
2) Adanya aktivitas baru baik rutin maupun tidak rutin yang termasuk dalam prosedur
tahapan kerja (eksplorasi, desain, dan konstruksi)
3) Semua tahapan prosedur operasi perusahaan/industry (operasi dan ekstraksi)
4) Jika ada perubahan dalam aktivitas kerja/pengembangan suatu prosedur (ekspansi,
penggantian alat/bahan/prosedur)
5) Ditemukannya bahaya baru dari suatu prosedur
6) Tindak lanjut dari insiden/kejadian kecelakaan sebelumnya
5
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
bebe
Tahapan manajemen risiko
6
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
terinfeksi Covid 19, maka prosedur sterilisasi tempat, rapid test bagi staf lain harus
segera dilakukan. Perbaikan segera ini dilakukan sebagai mekanisme kontrol yang
dapat mengatasi masalah baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya
laporan mengenai hazard harus diberikan kepada manajer atau pimpinan perushaan
untuk dilakukan langkah atau pengambilan kebijakan selanjutnya.
7
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
(c) Dari kedua parameter diatas maka didapatkan Risk Assessment Matrix level
yaitu sebagai berikut :
Probability/likelihood Severity of hazard
of hazard Insignificant Minor Moderate Major Catastrophe
Rare 1 2 3 4 5
6Unlikely 2 4 6 8 10
Possible 3 6 9 12 15
Likely 4 8 12 16 20
Almost certain 5 10 15 20 25
(d) Kemudian hasil penghitungan akan diterjemahkan dalam skala level Indication
of Risk Level
Risk Level
1 sampai 2 Low
3 sampai 6 Medium
7 sampai 12 High
Lebih dari 12 Extreme
8
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
9
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
10
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
11
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
12
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
13
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
Industri/Organisasi
Gedung AKSI-Gresik terdiri dari 5 lokasi yakni : gedung proses pembelajaran, gedung
rektorat, workshop alat berat, workshop permesinan 1 dan workshop permesinan. Kelima
gedung tersebut akan diklasifikasikan menjadi 3 sesuai dengan jenis kegiatannya. Pembedaan
jenis kegiatan akan menyesuaikan jenis bahaya yang akan diterima dari masing-masing. Tiga
klasifikasi tersebut meliputi :
1. Gedung Perkantoran
- Gedung pembelajaran : ruangan pembelajaran teori, laboratorium kumputer,
laboratorium perkantoran
- Gedung rektorat : ruangan direktur, ruangan wakil direktur ruangan kepala program
studi, perpustakaan, ruang dosen, ruangan rapat dan ruangan hasil karya mahasiswa
2. Workshop permesinan : workshop permesinan 1 dan workshop permesinan 2
3. Workshop alat berat
Workshop berukuran 20 m x 15 m ini terdapat berbagai mesin-mesin dengan ukuran yang besar
meliputi mesin las, mesin bubut, mesin freis, mesin bending dan hoist crane seperti pada
gambar
14
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
Tahapan
1) Identifikasi Hazard
2) Pengkajian Risiko
15
MK. K3/Jurusan Keperawatan FKUB 2020
3) Kontrol Risiko
4) Monitoring evaluasi
Dilaksanakan setelah risk control dilakukan
Sumber : (Putri and Trifiananto 2019)
Referensi
De Jager, Nicolene. (2011). Health Risk Assessment in the Occupational Health Nurse’s
Practice. Dissertation. University of Johannesburg.
Guild, R., Ehrich, R.I., Johnston, J.R. & Ross, M.H. (2001). Simrac : Handbook of
Occupational Health Practice in the South African Mining Industry. Johannesburg :
Creda Communications.
International Council on Minim and Metals (ICMM). 2009. Good Practice Guidance on
Occupational Health Risk Assessment. London.
NIOHS. (2017). Occupational Risk Assessment Overview. National Institute for Occupational
Safety and Health. https://www.cdc.gov/niosh/topics/riskassessment/default.html.
Diakses tanggal 2 Okt 2020 pukul 08.00 WIB.
Ambarani, Aristy Yulanda, and Abdul Rohim Tualeka. 2012. “Hazard Identification And Risk
Assessment ( Hira ) Pada Proses Fabrikasi Plate Tanki 42-T-501a Pt Pertamina ( Persero )
Ru Vi Balongan.” : 192–203.
Oakley, Katie. Occupational Health Nursing.
Permatasari, Henny, Keperawatan Komunitas, Fakultas Ilmu, and Keperawatan Universitas.
2005. “Tinjauan Teori Keperawatan Kesehatan Kerja.” 1699.
Putri, Rizkiyah Nur, and M Trifiananto. 2019. “ANALISA HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL ( HIRARC ) PADA.” : 2–3.
16