Anda di halaman 1dari 5

LTM Keselamatan Pasien

Nama : Nurul Mawaddah


NPM : 2106763184
Analisis Bahaya dalam Manajemen Risiko dan Prinsip Manjemen Risiko

ANALISIS BAHAYA DALAM MANAJEMEN RISIKO DAN PRINSIP MANAJEMEN RISIKO

Menurut Haryati, S.T. et.al ( 2019 : 83 ) Risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan ( merugikan,
membahayakan ) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko juga diartikan sebagai ketidakpastian dan
kemungkinan akan terjadi kerugian proses kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa mendatang. Manajemen
risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi , menilai dan menyusun prioritas risiko dengan tujuan
untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai, menyusun prioritas risiko dan mengevaluasi untuk
meminimalkan risiko, cedera dan kerugian pada pasien, karyawan Rumah sakit, pengunjung dan organisasi
sendiri.
Tujuan manajemen risiko ini adalah untuk melindungi tenaga kesehatan dalam tuntutan akibat tindakan
yang tidak diharapkan, serta sebagai acuan dalam mengambil keputusan sesuai dengan analisis risiko.
Manajemen risiko melibatkan proses untuk meminimalkan risiko dengan mengembangkan sistem untuk
mengidentifikasi dan menganalisis potensi bahaya untuk mencegah kejadian tidak di inginkan termasuk faktor
etik.

ANALISIS BAHAYA DALAM MANJEMEN RISIKO


Bahaya ditempat kerja adalah segala sesuatu di tempat kerja yang dapat melukai pekerja, baik secara fisik
maupun mental. Bahaya merupakan potensi yang dimiliki oleh bahan / material, proses atau cara dari pekerja
yang dapat menimbulkan kerugian terhadap keselamatan dan kesehatan jiwa seseorang. Bahaya juga merupakan
suatu sumber energi yang dapat menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja, kerusakan pada peralatan,
lingkungan, dan struktur. Adapun bahaya ditempat kerja meliputi ( Dharma et al., 2017 ) :
a. Bahaya Fisik
Bahaya fisik ( Physical Hazard ) dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca, pencahayaan, getaran,
tekanan udara .
b. Bahaya Kimia
Bahan kimia ( Chemical Hazard ) bahaya berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai sifat racun ( toxic ),
iritasi ( irritant ), sesak napas ( asphyxia ), mudah terbakar ( flammable ), meledak ( explosive ), berkarat
(corrosive).
c. Bahaya Biologis
Bahaya biologis ( Biological hazard ) bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme khususnya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur dan virus.
d. Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomik merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh secara fisik sebagai
akibat dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah
e. Bahaya Mekanis
Bahaya mekanis ( Mechanical Hazard ) bahaya yang terdapat pada benda-benda yang bergerak serta dapat
menimbulkan dampak luka bahkan kematian seperti terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, terjepit .
f. Bahaya Kelistrikan
Bahaya kelistrikan ( Electrical hazard ) merupakan bahaya yang berasal dari arus aliran .
g. Bahaya psikologis
Bahaya psikologi ( Psychological Hazard Stress ) dapat berupa tekanan pekerjaan, kekerasan ditempat kerja,
dan jam kerja yang panjang kurang teratur.

PENILAIAN RISIKO
Risiko yang diperhitungkan merupakan prinsip utama dalam mengelola suatu risiko. Jika bekerja atau
melakukan kegiatan pada titik aman, kegiatan tersebut akan berjalan dengan selamat, sebaliknya jika berada pada
titik risiko (seratus persen bahaya), dengan seketika terjadi kecelakaan atau kejadian lain yang tidak diinginkan.
Prinsip terbaik adalah Perhitungan risiko artinya seseorang melakukan sesuatu berdasarkan perhitungan untung
rugi, perhitungan dan analisa risiko bahaya, perhitungan dampak dan setelah itu baru melakukan tindakan atau
mengambil keputusan. Menghitung risiko adalah kata kunci dalam manajemen risiko. Perhitungan risiko atau
biasa disebutkan dengan Penilaian Risiko diperoleh dari hasil identifikasi bahaya yang selanjutnya dianalisa dan
dievaluasi untuk tingkat dampak bahayanya sehingga dapat ditentukan besarnya risiko serta tingkat risiko serta
menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak.
Setelah semua risiko dapat diidentifikasi, dilakukan penilaian risiko melalui analisa risiko dan evaluasi
risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk menentukan besarnya nilai risiko dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan akibat/dampak yang ditimbulkan dari suatu kecelakaan tersebut.
Berdasarkan hasil analisa dapat ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang
memiliki dampak besar terhadap organisasi/perusahaan, apakah risiko dengan katagori menengah dan risiko
yang ringan atau dapat diabaikan. Analisa risiko adalah untuk menentukan besarnya risiko yang merupakan
kombinasi antara kemungkinan (likehood) terjadinya kecelakaan dan keparahan (severity atau consequences)
bila kecelakaan itu terjadi.
Analisa risiko (risk analisys) adalah suatu pengujian secara rinci dan sistematis terhadap suatu sistem
yang komplek dan unsur-unsurnya serta keterkaitan yang ada melalui identifikasi risiko. identifikasi risiko
adalah proses pengenalan dan penentuan/ inventarisasi risiko berkaitan dengan adanya unsur-unsur risiko melalui
prediksi probabilitas dan antisipasi severitas sehubungan dengan bahaya dalam sistem. Teknik analisa risiko
adalah untuk menentukan besarnya suatu risiko yang dicerminkan dari kemungkinan dan keparahan yang akan
ditimbulkan, terdapat 3 cara/metode yakni teknik kualitatif, kuantitatif dan semi kuantitatif.
Analisis risiko dilakukan dengan skor risiko yang di hitung dengan menjumlahkan skor dampak dengan
frekuensi kejadiannya. Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks peringkat risiko. Setiap risiko
ditetapkan nilai frekuensi dan nilai dampak yang ada di matriks risiko, masing-masing risiko dijumlahkan
berdasarkan penjumlahan dari frekuensi dan dampak, kemudian di tetapkan minimal 3 ( tiga ) prioritas risiko
yang jumlah nilainya tertinggi.

Contoh analisis risiko


Penderita paliatif care ditetapkan risiko klinis khusus adalah 1). hipoglikemia, 2). sepsi, 3). apnoe. Risiko klinis
umum : 4). medical error dan 5). injury. Risiko etik : 6). beneficiency, 7). non-maleficiency, dan 8).
confidentiality. Dan risiko personal yakni 9). komunikasi sosmed.
Pasien risiko khusus hiperglikemia
Nilai Dampak : 4 ( Major )
Nilai kemungkinan : 4 ( sangat mungkin )
Skoring risiko :8
Dst

PRINSIP MANAJEMEN RISIKO


Menurut ISO 31000 : 2009, agar manajemen risiko menjadi lebih efektif maka perusahaan harus
mematuhi prinsip - prinsip manajemen risiko, sebagai berikut :
1. Pengelolaan risiko menciptakan dan melindungi nilai.
Manajemen risiko memberikan kontribusi melalui peningkatan kemungkinan pencapaian sasaran perusahaan
secara nyata. Selain itu, juga memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan
terhadap peraturan perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi,
corporate governance, efisiensi dan operasi.
2. Pengelolaan risiko merupakan bagian yang terintegrasi dengan seluruh proses bisnis organisasi.
Manajemen risiko bukan suatu aktivitas yang berdiri sendiri namun merupakan bagian dari tanggung jawab
manajemen dan merupakan bagian proses organisasi, termasuk perencanaan strategis dan proyek serta proses
perubahan manajemen
3. Pengelolaan risiko merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan.
Pengelolaan risiko membantu memberikan informasi kepada pembuat keputusan, membantu menentukan
prioritas dan menunjukkan semua risiko yang memerlukan tindakan pengendalian.

4. Pengelolaan risiko secara eksplisit memperhitungkan ketidakpastian.


Pengelolaan risiko eksplisit memperhitungkan ketidakpastian, memperkirakan sifat ketidakpastian dan
bagaimana harus ditangani.
5. Pengelolaan risiko dibangun melalui pendekatan yang sistematis, terstruktur dan tepat waktu.
Secara sistematis, terstruktur dan tepat waktu merupakan pendekatan pengelolaan risiko yang dapat
memberikan kontribusi secara efisien dan konsisten. Hasilnya dapat dibandingkan dan memberikan hasil
serta perbaikan.
6. Pengelolaan risiko membutuhkan ketersediaan informasi yang memadai.
Informasi dalam proses manajemen risiko merupakan dasar sumber informasi yang berupa data historikal,
respon pemangku kepentingan, pengalaman, observasi, estimasi dan pertimbangan ahli. Akan tetapi harus
disadari bahwa semua informasi memberikan keterbatasan yang harus dipertimbangkan dalam mengambil
keputusan, baik dalam membuat model risiko maupun perbedaan pendapat yang mungkin terjadi diantara
para ahli.
7. Pengelolaan risiko membutuhkan kustomisasi
Manajemen risiko harus diselaraskan dengan lingkungan eksternal organisasi dan konteks internal serta profil
risiko.
8. Pengelolaan risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya.
Penerapan manajemen risiko disesuaikan dengan kapabilitas organisasi, persepsi dan tujuan individu secara
internal maupun eksternal di luar organisasi yang dapat menunjang atau menghambat pencapaian tujuan
organisasi.
9. Pengelolaan risiko bersifat transparan dan inklusif.
Untuk memastikan bahwa manajemen risiko masih tetap relevan, para pemangku kepentingan dari seluruh
level organisasi dan pemangku kepentingan secara efektif. Keterlibatan para pemangku kepentingan harus
dapat terwakili dengan baik dan mendapatkan kesempatan menyampaikan pendapat dalam menentukan
kriteria risiko.
10. Pengelolaan risiko bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan.
Ketika organisasi mengalami perubahan dan terjadi peristiwa baru, konteks dan pemahaman risiko juga akan
mengalami perubahan. Dalam hal ini, monitoring dan review berperan memberikan kontribusi atas
perubahan yang terjadi sehingga muncul risiko baru, ada yang berubah frekuensi maupun dampaknya dan
ada risiko yang sudah tidak muncul kembali. Sehingga manajemen risiko harus senantiasa tanggap terhadap
perubahan yang terjadi.
11. Pengelolaan risiko dapat memfasilitasi pengembangan berkelanjutan dari organisasi.
Organisasi mengembangkan dan menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko meningkatkan
kematangan pelaksanaan manajemen risiko dari seluruh proses bisnisnya.
Daftar Pustaka
Hariyati, R. T. S., Yetti, K., Afriani, T., & Handiyani, H. (2018). Manajemen Risiko bagi manajer keperawatan
dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Raja Grafindo Persada.
International Standard . ( 2009 ) . ISO 31000 Risk Management Principles and Guidelines. Geneva : ISO.
Kasidi. ( 2014 ). Manajemen Risiko. Edisi Kedua. Bogor : Ghalia Indonesia.
Rivai, A. F. (2020). Model HAP (High Alert Patient) dalam Praktik Etika Keperawatan. Jakarta : Deepublish.
Saryanto. Et al. (2021) . Manajemen Risiko (Prinsip dan Evaluasi). Bandung : Media Sains Indonesia.
Susanti, S. S. et al. (2020). Manjemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan. Jakarta : Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai