Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA KLIEN
DENGAN STROKE
HEMORAGIK
KASUS 2
KASUS 2
Ny. Y (57 thn) datang melalui IGD dengan keluhan sakit kepala hebat, badannya lemas, hampir terjatuh
dan pandangan kabur. Setelah dipindah ke tempat tidur muncul mual dan  muntah 2 kali. Terdapat
kelemahan pada sisi kirinya dan tidak ada sesak juga batuk. Setelah dikaji lebih lanjut ny. Y
mengatakan penyebab ia sakit kepala karena  sebelumnya terlalu lelah bekerja dirumah dan lupa
meminum obatnya pada saat malam  hari. Saat di IGD GCS 12 E3M5V4 dengan TD 171/82, HR 83, RR
20, S 36. Mengatakan nyeri hebat pada kepalanya bb: 60 TB: 155. Diagnosis medis : CVD, SH, ICH
(intra cerebreal hematom), IVH (intraventikular  hemorage), hipertensi. Keluarga mengatakan
sebelumnya pernah mengalami hal yang sama yaitu di tahun  2014 dan sempat dirawat di ICU. Pada
saat itu kelemahan hanya pada tangan kanannya  saja. Keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat
DM namun sudah memiliki  hipertensi sejak lama. Ny. Y sering periksa ke puskesmas dekat rumahnya
dan  mendapatkan obat rutin antara lain : simvastatin 1 X 10g, captopril 2 X 12,5g, pinoxican 2 X 10g 
dan osteocare 1 X 1g.
PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 6 Februari 2021 Keluhan Utama
Jam Masuk : 21.30 WIB Ny. Y (57 thn) datang melalui IGD dengan keluhan sakit kepala
Ruangan : Neurologi hebat, badannya lemas, hampir terjatuh dan pandangan kabur.
No.MR : 151098 Setelah dipindah ke tempat tidur muncul mual dan  muntah 2 kali.
Diagnosa Medis : CVD, SH, ICH, IVH dan Hipertensi.
Terdapat kelemahan pada sisi kirinya dan tidak ada sesak juga
Tgl Pengkajian : 7 Februari 2021
batuk.
Identitas Klien
Riwayat Kesehatan Sekarang
Nama : Ny. Y
Pada saat pengkajian tanggal 7 Februari 2021 jam 08.00 WIB di
TTL : Padang, 01 Januari 1965
ruangan Neurologi dengan keluhan keluarga mengatakan klien
Usia : 57 thn
sakit kepala hebat, badannya lemas, hampir terjatuh dan pandangan
Jenis Kelamin : Perempuan kabur. Setelah dipindah ke tempat tidur muncul mual dan  muntah
Agama : Islam 2 kali. Terdapat kelemahan pada sisi kirinya dan tidak ada sesak
Suku : Minang juga batuk. Setelah dikaji lebih lanjut Ny. Y mengatakan penyebab
Pendidikan : SMA ia sakit kepala karena  sebelumnya terlalu lelah bekerja dirumah
Pekerjaan : IRT dan lupa meminum obatnya pada saat malam  hari. Saat di IGD
Alamat : Kali Baru RT 4/ Rw 6 GCS 12 E3M5V4 dengan TD 171/82, HR 83, RR 20, S 36.
Sumber informasi : Suami (Tn. M) Mengatakan nyeri hebat pada kepalanya Bb: 60 TB: 155.Tampak
klien bedrest total.
PENGKAJIAN
Riwayat Kessehatan Dahulu
Keluarga mengatakan sebelumnya pernah mengalami hal yang sama yaitu di tahun  2014 dan
sempat dirawat di ICU. Pada saat itu kelemahan hanya pada tangan kanannya  saja. Keluarga
mengatakan tidak memiliki Riwayat DM namun sudah memiliki  hipertensi sejak lama.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan bahwa ada ayah dari klien juga mengalami hipertensi dan juga mengalami
stroke hemoragik yang sudah cukup lama seperti yang di alami klien saat ini.

Riwayat Alergi Obat


Klien tidak memimilki alergi obat dan makanan

Obat-obatan yang pernah di konsumsi


Keluarga mengatakan Ny. Y sering periksa ke puskesmas dekat rumahnya dan  mendapatkan obat
rutin antara lain : Simvastatin 1 x 10g, Captopril 2 x 12,5g, Pinoxican 2 x 10g  dan Osteocare 1 x
1g.
Data Aktivitas Sehari-hari

a. Pola Nutrisi
Keluarga mengatakan saat sehat pasien makan tidak teratur sehari kadang 2x dan kadang 1x,pasien suka
mengkonsumsi makanan siap saji, mie instan, makanan besantan, jeroan dan tidak suka makan sayur
namun suka konsumsi buah-buahan, minum air putih sebanyak 6-7 gelas (1200 - 1500cc /hari ). Saat sakit
pasien diberi diit MC 1800 kakal melalui NGT, infus NaCl /12jam.
b. Pola Eliminasi
Keluarga mengatakan saat sehat BAB pasien lancar 1 - 2 x sehari, konsistensi lembek, tidak ada keluhan,
dan BAK lancar, tidak ada keluhan, sebanyak ± 6-7 x sehari (1000 – 1400 cc perharinya). Saat sakit
pasien terpasang kateter, input 2600 cc/hari, urine 24 jam 2500 cc/hariwarna kuning muda dan BAB 1x3
hari, konsistensi lembek, berwarna kuning kecoklatan.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Ketika sehat, tidur malam 5-6 jam/hari, tidur siang ± 2 jam/hari. Saat Sakit, pola tidur dan istirahat pasien
tidak dapat dinilai karena pasien lebih banyak tidur.
d. Pola Aktivitas dan latihan
Keluarga mengatakan saat sehat pasien aktif mengikuti organisasi di kampusnya.Namun pada saat sakit
pasien tidak bisa melakukan aktivitas karena terjadi penurunan kesadaran dan ADL dibantu oleh keluarga
dan perawat.
Pengkajian Fisik
1. Pengkajian Fisik Umum
a. Tingkat Kesadaran : Delirium ( GCS 12 : E3M5V4)
b. Keadaan umum : Lemah
c. Tanda-tanda vital : TD :171/82; N: 83 x/I; RR: 20x/I; S : 370C
d. BB/TB : BB 60 Kg, TB 155 CM
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala : Tidak ada lesi seperti luka/bengkak pada kepala, kulit kepala bersih, rambut hitam panjang dan bersih
b. Wajah: Simetris, pucat N.V (Trigeminus) tidak dapat dinilai
c. Mata: Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil an isokor 2mm/3mm N.II (optikus) tidak dapat dinilai, N.III
(okulomotoris) mata bereaksi terhadap cahaya, N.IV (troklearis) dapat mengikuti arah pena ke atas dan ke bawah, N.VI
(abdusen) dapat mengikuti arah pena ke kiri dan ke kanan
d. Hidung: Simetris kiri dan kanan, hidung bersih ,tidakada pembengkakan polip, terpasang 0 2 3l/I, Pernapasan 20 x/i, N.I
(olfaktorius) tidak dapat dinilai
e. Bibir, mulut dan gigi: Bibir pucat dan mukosa bibir kering, mulut dan gigi bersih NVII (facialis) tidak dapat dinilai N.XII
(hipoglasus) dapat mengeluarkan lidak dan dapat mencongkan ke arah kiri dan kanan
f. Telinga: Telinga bersih, sejajar daun telinga kiri dan kanan, N.VIII (akustikus), telinga kanan dapat mendengar suara
gesekan jari sedangkan telinga kiri tidak
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, N.X (vagus) tidak dapat dinilai
h. Thorak (paru-paru) : I : Simetris antara yang kiri dengan yang kanan P : fremitus sama antara yang kiri dengan yang
kanan P : Bunyinya Sonor A: tidak terdengar suara tambahan
i. Jantung: I : Ictus Cordis tidak terlihat P : Ictus Cordis tidak teraba P : Sonor A :Irama jantung teratur 82x/i
j. Abdomen: I : Perut tidak buncit, kulit perut tampak kering P : tidak ada nyeri tekan P : Timpani A : Irama bising usus
15x/menit
k. Genetalia : Bersih, terpasang kateter
l. Ekstermitas atas : Terpasang IVFD NaCl /12jam pada tangan sebelah kanan, tidak ada edema, CRT <2detik, reflek bisep
kiri (-), reflek trisep kiri (-)
m. Ekstermitas bawah : Teraba hangat,CRT<2 detik, reflek patella kiri (-), tanda lasek (+), bludinsky II (+), reflek babinsky
kiri (+), reflek caddok kiri (+), reflek openhem kiri (+), reflek Gordon kiri (+) kekuatan otot :
DATA PENUNJANG
1. Laboratorium 6 Februari 2021 2. Pemeriksaan Diagnostik
- Hb: 13,1 (11,7 – 15,5)  a. CT Scan Kepala 
- Htc: 38 (33 – 45)  - Perdarahan intraparenkimal di thalamus, 
- Leu: 6,7 (5 – 10)  basal ganglia sampai korona radiata kanan
- Tromb: 256 (150 – 440)  disertai perifocal edema 
- Erit: 4,25 (3,8 – 5,2)  - Perdarahan interventrikel lateral kanan 
- Jumlah limfosit absolut: 1005 (>1500) terutama kornu posterior 
- PT/APTT: 12,9/28,6 (11,5 – 14,5/26,3 – - Estimasi volume keseluruhan sekitar 10cc
40,3) - Infark di basal ganglia kanan dan
- D-dimer: 840 (<500)  kapsula  eksterna kiri
- Na: 132 (135 – 147)  b. Foto Thoraks 6/2/2021 
- K: 3,53 (3,10 – 5,10)  - Infiltrat minimal di perihilar bilateral
- Cl: 98 (95 – 108) suspek  pneumonia 
- pH: 7,489   - Tidak tampak kelaian radiologis pada 
- pCO2: 39  jantung 
- PO2: 207,6  - Aorta kalsifikasi 
- HCO3: 29,0 
- SaO2: 99,5 
- BE: 5,4
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Infark Jaringan Ketidakefektifan
- Keluarga klien mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran
- Klien mengatakan sakit kepala hebat, badannya lemas, hampir terjatuh dan Otak, Vasospasme Perfusi Jaringan
pandangan kabur Serebral, Edema Serebral

DO : Serebral
- Klien tampak penurunan kesadaran
- Tingkat kesadaran : Delirium
- GCS 12 : E3M5V4
- KU : Lemah
- Klien bedrest total
- TTV : TD :171/82; N: 83 x/I; RR: 20x/I; S : 370C
- CT-Scan :
- Perdarahan intraparenkimal di thalamus,  basal ganglia sampai korona
radiata kanan disertai perifocal edema
- Perdarahan interventrikel lateral kanan  terutama kornu posterior 
- Estimasi volume keseluruhan sekitar 10cc - Infark di basal ganglia kanan
dan kapsula  eksterna kiri
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
2. DS : - Depresi Pusat Ketidakefektifan
DO :
- Terpasang 02 3 L/I, Pernapasan Pola Napas
- pH: 7,489  
- pCO2: 39 
- PO2: 207,6 
- HCO3: 29,0 
- SaO2: 99,5 
- Ro Thorax : Infiltrat minimal di perihilar bilateral suspek  pneumonia 
3. DS : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
- Keluarga klien mengatakan klien kesulitan dalam menelan
- Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa berbicara Mencerna Makanan Nutrisi Kurang Dari
- Keluarga mengatakan pasien makan dan minum melalui selang NGT (Tonus Otot Menelan Kebutuhan Tubuh
DO :
- Klien tampak kesulitan dalam menelan Menurun)
- Klien tampak terpasang NGT
- Saraf yang bermasalah :
a) Nervus Trigeminus( devisi sensorik dan motorik )
b) Nervus Glosofaringeus (saraf sensorik dan motorik) : Pasien tidak bisa membedakan rasa
manis dan asam, pasien terpasang NGT.
c) Nervus Vagus (saraf sensorik dan motorik) : Pasien tidak dapat bersuara, dan tidak bisa
menelan .
d) Nervus Hipoglosus (saraf motorik yang mempersarafi lidah)
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
4. DS : Gangguan Hambatan
- Keluarga mengatakan klien mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kiri
Neuromuskuler, Mobilitas Fisik
- Keluarga klien mengatakan semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga
- Keluarga klien mengatakan klien terbaring lemah Kelemahan
DO : Anggota Gerak
- Pengkajian tingkat ketergantungan klien mengalami ketergantungan total pada
saat dilakukan pengkajian pola aktivitas berdasarkan indeks ADL didapatkan klien
mengalami ketergantungan total.
- Semua aktivitas klien tampak dibantu kelurga
- Klien bedrest total
- KU : Lemah
- Klien tampak penurunan kesadaran
- GCS : 12, E3M5V4
- Nervus yang bermasalah :
a) Nervus Aksesorius : pasien tidak bisa menggerakkan bahu dan kekuatan otot
pasien ada kontraksi otot namun tidak ada gerakan sendi.
b) Kekuatan otot :
 
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
5. DS : Gangguan Defisit Perawatan Diri
- Keluarga klien mengatakan semua aktivitas klien dibantu oleh
keluarga Neuromuskuler dan
- Keluarga klien mengatakan klien terbaring lemah Kelemahan
- Keluarga klien mengatakan klien terpasang kateter
- Keluarga klien mengatakan selama klien sakit tiap pagi
dimandikan hanya dilap saja
- Keluarga klien mengatakan selama klien sakit jarang
membersihkan gigi klien
DO :
- Klien bedrest total
- Pengkajian tingkat ketergantungan klien mengalami
ketergantungan total pada saat dilakukan pengkajian pola
aktivitas berdasarkan indeks ADL didapatkan klien mengalami
ketergantungan total
- Klien tidak dapat melakukan personal hygine sendiri karena
mengalami kelemahan anggota gerak dan penurunan
kesadaran
- Semua aktivitas klien tampak dibantu keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark jaringan
otak, vasospasme serebral, edema serebral
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
kelemahan anggota gerak
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan (tonus otot menelan menurun)
5. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Gangguan Neuromuskuler dan
kelemahan
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention Clasification)
Keperawatan Clasification)
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status neurologic setiap jam
keperawatan selama 3x24 jam 2. Kaji tingkat kesadaran dengan GCS
perfusi jaringan diharapkan perfusi jaringan 3. Kaji pupil, ukuran, respon terhadap cahaya, gerakan mata
serebral serebral meningkat dengan 4. Kaji reflek kornea
kriteria hasil : 5. Evaluasi keadaan motorik dan sensori pasien
berhubungan 1. Tanda-tanda vital normal 6. Monitor tanda vital setiap 1 jam
dengan infark 2. Status sirkulasi lancar 7. Hitung irama denyut nadi, auskultasi adanya murmur
jaringan otak, 3. Pasien mengatakan 8. Pertahankan pasien bedrest, beri lingkungan tenang, batasi pengunjung, atur waktu
nyaman dan tidak sakit istirahat dan aktifitas
vasospasme kepala 9. Pertahankan kepala tempat tidur 30- 45° dengan posisi leher tidak menekuk/fleks
serebral, edema 4. Peningkatan kerja pupil 10. Anjurkan pasien agar tidak menekuk lutut/fleksi, batuk, bersin, feses yang keras
5. Kemampuan komunikasi atau mengedan
serebral baik 11. Pertahankan suhu normal
12. Pertahankan kepatenan jalan napas, suction jika perlu, berikan oksigen 100%
sebelum suction dan suction tidak lebih dari 15 detik
13. Monitor AGD, PaCO2 antara 35- 45mmHg dan PaO2 >80 mmHg
14. Bantu pasien dalam pemeriksaan diagnostic
15. Berikan obat sesuai program dan monitor efek samping :
 Antikoagulan : heparin,
 Antihipertensi,
 Antifibrolitik : Amicar,
 Steroid, dexametason
 Fenitoin, fenobarbital : Pelunak feses
No Diagnosa NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention Clasification)
Keperawatan Clasification)
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
pola napas diharapkan pola nafas membaik 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,usaha napas)
berhubungan dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas tambahan(mis: wheezing)
1. Dispnea menurun 3. Monitor sputum
dengan depresi 2. Frekuensi napas membaik  
pusat 3. Kedalaman napas membaik Terapeutik
pernapasan 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Berikan oksigen
Observasi :
1.Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2. Monitor adanya sputum
3. Monitor bunyi napas tambahan
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minuman hangat
4. Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
5. Berikan oksigenasi
No Diagnosa NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention Clasification)
Keperawatan Clasification)

3. Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring vital signs sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon
keperawatan selama 3x24 pasien saat latihan
mobilitas fisik jam diharapkan mobilitas 2. Kaji kemampuan motorik
berhubungan fisik pasien tidak ada 3. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan, sesuai indikasi.
hambatan dengan kriteria 4. Dukung pasien untuk melihat gerakan tubuh sebelum memulai latihan
dengan hasil : 5. Bila pasien di tempat tidur, lakukan tindakan untuk meluruskan postur
gangguan 1. Pasien meningkat dalam tubuh
neuromuskuler, aktivitas fisik a. Gunakan papan kaki jika diperlukan
2. Mengerti tujuan dari b. Ubah posisi sendi tiap 2-4 jam c.Sanggah tangan dan pergelangan pada
kelemahan peningkatan mobilitas kelurusan alamiah
anggota gerak 3. Memverbalisasikan 6. Observasi daerah yang tertekan, termasuk warna, oedema atau tanda lain
perasaan dalam gangguan sirkulasi
  meningkatkan kekuatan 7. Inspeksi kulit, terutama pada daerah yang tertekan
dan kemampuan 8. Lakukan massage pada daerah yang tertekan
berpindah 9. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik dalam mengembangkan dan
menerapkan sebuah program latihan
10. Kolaborasi stimulai elektrik
11.Kolaborasi dalam penggunaan tempat tidur anti dekubitus.
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Implementasi yang telah dilakukan selama 3 hari sesuai dengan intervensi yang telah ditentukan pada 3 diagnosa
prioritas yaitu pada diagnosa pertama ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada diagnosa ini penulis dapat melakukan
semua tindakan yang telah direncanakan yaitu memonitor tanda/ gejala peningkatan TIK seperti mual, muntah proyektil,
papil edema, kemudian memonitor intake dan output cairan, memonitor tanda-tanda vital setiap 1 jam, pertahankan posisi
kepala 20-300 dengan posisi leher tidak menekuk atau fleksi, mengevaluasi tingkat kesadaran, GCS dan 12 nervus cranial.
Melakukan pemberian oksigen, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan terapi. Diagnosa
keperawatan kedua bersihan jalan napas tidak efektif, pada diagnosa kedua ini penulis dapat melakukan semua tindakan
yang telah direncanakan yaitu memonitor pola napas, memonitor bunyi napas tambahan, memonitor sputum,
memposisikan klien semi fowler, melakukan suction/ penghisapan jalan napas, melakukan fisioterapi dada, memonitor
tanda-tanda vital setiap 1 jam, mengajarkan batuk efektif, Kolaborasi pemberian oksigen, kolaborasi pemberian inhalasi,
kolaborasi pemberian obat dengan dokter sesuai terapi. Diagnosa keperawatan ketiga gangguan mobilitas fisik, dan pada
diagnosa ketiga penulis juga dapat melakukan semua tindakan yang telah direncanakan yaitu mengidentifikasi adanya
nyeri atau keluhan lainnya, memonitor tanda-tanda vital setiap 1 jam, mengidentifikasi adanya kontraktur dan atrofi,
mengkaji ulang kemampuan motorik klien, melakukan pengubahan posisi klien setiap 2-4 jam untuk miring kanan dan
miring kiri, melakukan massage secara perlahan, lakukan latihan rentan gerak aktif maupun pasif. Kolaborasi dengan
fisioterapi untuk melakukan latihan fisik pada klien.
EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil evaluasi pada tanggal 10 februari 2021 dari 5 diagnosa
prioritas didapatkan 3 diagnosa belum teratasi yaitu pada
diagnosa pertama klien masih mengalami penurunan
kesadaran, diagnosa kedua bersihan jalan napas tidak efektif
karena masih terdengar suara nafas ronchi di kedua lapang
paru, masih adanya produksi sputum yang berlebih dan pada
diagnosa ketiga gangguan mobilitas fisik dikarenakan klien
masih belum dapat melakukan ADL secara mandiri dan belum
ada peningkatan massa otot sesuai kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Buku 2. Singapura : Elsevier.
 
Cahyati, Y. (2011). Perbandingan Latihan Rom Unilateral Dan Latihan Rom Bilateral Terhadap Kekuatan Otot Pasien Hemiparese Akibat Stroke
Iskemik Di Rsud Kota Tasikmalaya Dan Rsud Kab. Ciamis.
 
Dewi, Fuji. P. (2017). Efektifitas Pemberian Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke di IGD
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Universitas Muhammadiyah. Jakarta .
 
Fatkhurrohman, M. (2011). Pengaruh latihan motor imagery terhadap kekuatan otot ekstremitas pada pasien stroke dengan hemiparesis di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.
 
Geofani, Putri. (2017). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke Hemoragik Di Bangsal Syaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang’. Karya
Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI Padang.
 
Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang Hermawati. (2017). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Stroke Dengan Intervensi Pemberian
Posisi Elevasi Kepala Untuk Meningkatkan Nilai Saturasi Oksigen Di Ruang Unit Stroke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun
2017. Stikes Muhammadiyah Samarinda : (https://dspace.umtk.ac.id) diakses pada 4 Oktober 2018. Jusuf
Misbach.2011.Stroke.Jakarta.Badan Penerbit FKUI.
 
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 1778/Menkes/SK/XII/2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan ICU di RS Jakarta. McPhee S.J & Ganong W.F. 2011. Patofisiologi Penyakit Pegantar Menuju Kedokteran Klinis, Edisi 5. Jakarta:
EGC.
NANDA, Nic-Noc. (2015). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, Nic-Noc dalam berbagai kasus. Jogjakarta : Medi Action.
 
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
 
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition. United State Of America: Mosby Elsevier,
Inc.

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Director. https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.3.66178


 
Rosjid, C. H., & Nurhidayat, S. (2014). Buku Ajar Peningkatan Intrakranial & Gangguan Peredaran Darah Otak. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
 
Soeharto, I. (2015). Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan Kolestrol. jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 
Sumirah, dkk. 2019. Pengaruh Elevasi Kepala 30 Derajat Terhadap Saturasi Oksigen dan Kualitas Tidur Pasien Stroke. Poltekkes Kemenkes Malang :
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP di akses pada 5 September 2022.
Sunardi. (2011). Pengaruh Pemberian Posisi Kepala terhadap Tekanan Intrakranial Pasien Stroke Iskemik di RSCM : Jakarta.
 
Sunardi, Nelly (2011) Pengaruh Pemberian Posisi Kepala Terhadap Tekanan Intra Kranial Pasien Stroke Iskemik di RSCM Jakarta, Jurnal Publikasi dan
Komunikasi Karya Ilmiah Bidang Kesehatan.
 
Syamsjuhidayat, R. (2007). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
 
Tarwoto & Wartonah. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
 
Price, A., Wilson. (2012). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
 
Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
 
World Health Organization. (2016). Noncommunicable Disease Country Profil Indonesia. Retrieved from http://www.who.int/countries/idn_en.pdf?ua=1

Anda mungkin juga menyukai