Anda di halaman 1dari 28

2.1.

4 Klasifikasi

Berdasarkan kelainan patologis, secara garis besar stroke dibagi dalam 2


tipe yaitu : Nonhemorrhagic disebabkan oleh penyumbatan dalam arteri yang
menuju ke otak yang sebelumnya mengalami proses aterosklerosis lschemic
stroke terdiri dari 3 macam embolic stroke, thrombotic stroke dan hipoper
stroke. Tipe ke 2 adalah hemorrhagic stroke merupaka kerusakan atau
“ledakan” dan pembuluh darah di otak, pendarahan dapat disebakan lamanya
tekanan darah tinggi dan aneurisma otak. Ada 2 jenis stroke hemorrhagic :
subarachanoid dan lntraserebral. Akbat yang ditimbulkan oleh serangan
stroke diantaranya kelemahan (lumpuh sebagan atau menyeluruh) secara
mendadak, hilangnya sensasi berbicara, melihat, atau berjalan, hingga
menyebabkan kematian. (Arifianto, Sarosa, dan Setywati, 2014).
Tanda dan Gejala
Intracerebral hematoma, Kondisi ini merupakan jenis CVA ICH yang
paling umum. Konsdisi ini biasanya terjadi bukan karena cedera. Gejala
pada kondisi ini bisa muncul dalam hitungan menit atau jam, meliputi:

1. Sakit kepala
2. Kesulitan berbicara
3. Mual
4. Muntah
5. Kesadaran menurun
6. Kelemahan di satu bagian tubuh
7. Tekanan darah tingggi

2.1.5 Patofisiologi

Patofisiologi ICH (Intracerebral Hemorrhage) Perdarahan intraserebral


ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri yang dapat
dipermudah dengan adanya hipertensi. keluarnya darah dari pembuluh darah
didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang
keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga
mengakibatkan vosospasme pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini
dapat menyebarkeseluh hemisfer otak dan lingkatran willisi, perdarahan
1
aneorisma- aneorisma ini merupakan lekukan-lekukan bedinding tipis yang
menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin lama aneorisme makin
besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam keadaan
fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58
ml/menit per 100 gr jaringan otak. bila aliran darah ke otak turun menjadi 18
ml/menit per 100 gr jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik
pada neuron tetapi stroktur sel masih baik, sehingga gejala ini massih
revisibel. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari
darah, otak sendiri hampir tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak
sangat tergantung pada keadaan aliran darah setiap saat. Bila suplay O2
terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi otak, bila lebih lama dari
6-8 menit akan terjadi jelas/lessi

2
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Tina Novela

NIM : 219.C.11A.1030

Ruang Praktek : Ruang Nusa indah

Tanggal Praktek : 18 Aprwil 2022

Tanggal & Jam Pengkajian : 18 April 2022

3.1 PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : laki laki

Suku/Bangsa :

Dayak/lndonesa

Agama :Islam

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMP

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Mantangai

Tgl MRS : 04 April 2022

Diagnosa Medis : Intracerebral hemorrage (ICH)

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :

Keluarga pasien mengatakan anggota gerak kanan mengalami


kelemahan
3
2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluarga mengatakan pasien tidak merespon saat berbicara dan


keluarga mengatakan pasien dengan keluhan sakit kepala. Pasien
mengalami penurunan kesadaran sewaktu sahur pada tanggal 03 April
2022 kemudian dibawa ke lGD pada jam 21.00 WIB diantar oleh
anaknya dengan keluhan muntah hitam 3 kali dan muntah hijau 1 kali.

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)


Anak klien mengatakan klien tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti ini sebelumnya dan pasien tidak ada riwayat operasi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Anak klien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat


penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, HT dan penyakit menular
seperti tuberculosis, hepatitis, infeksi saluran pernafasan.

GENOGRAM KELUARGA :

Keterangan :

: laki laki

: perempuan

: pasien

: tinggal dalam satu rumah

C. PEMERIKASAAN FISIK

4
1. Keadaan Umum :

Pasien tampak lemah, kesadaran somnolent, klien tampak terbaring


lemah dan posisi miring ke kanan, terpasang infus RL 20 tpm pada
tangan sebelah kiri. ADL sepenuhnya dibantu oleh keluarga dan
perawat.

2. Status Mental :

Tingkat Kesadaran pasien somnolent, saat dilakukan pengkajian


pasien terbaring lemah, berbicara jelas namun mengungkapkan ingin
segera sembuh dan berkumpul dengan keluarga. orientasi waktu klien
dapat membedakan pagi siang danmalam, pada orientasi orang klien
dapat membedakan dokter, perawat dan keluarga, pada orientasi
tempat klien dapat mengetahui bahwa dirinya berada di rumah sakit,
pasien tidak terjadi halusinasi dan proses berpikir baik serta
mekanisme pertahanan yang adaptif.

3. Tanda-tanda Vital :

a. Suhu/T : 38.80C

b. Nadi/HR : 130x/mt

c. Pernapasan/RR : 20 x/tm

d. Tekanan Darah/BP : 141/91 mmHg

4. PERNAPASAN (BREATHING)

Dari hasil pemeriksaan Bentuk Dada simetris, pasien tidak sesak


napas. pasien tidak mempunyai riwayat Kebiasaan merokok. Irama
Pernafasan teratur dan suara napas vesikuler, tidak ada bunyi
tambahan.

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)

Pasien mengatakan tidak ada nyeri dada, CRT < 2 detik, ictus cordis
tidak tampak vena jungularis tidak meningkaat, serta suara jantung
normal

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
5
Saat dilakukan pemeriksaan Nilai GCS : E : 4 membuka mata secara
spontan, V : 1 Tidak ada respon, M : 5 Dapat menjangkau dan
menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri. Total nilai GCS : 10
dengan kesadaran somnolent, Pupil isokor , refleks cahaya kanan dan
kiri:+/+ , pasien tampak kooperatif

Uji Syaraf Kranial 1-XII :

Nervus Kranial I : normal, pasien mampu mencium bau minyak


kayu putih

Nervus Kranial II : normal, pasien mampu membaca tulisan pada


kemasan minyak kayu putih

Nervus Kranial III : normal, pasien dapat menutup mata saat


menerima cahaya

Nervus Kranial IV : normal, pasien dapat menggerakan bola mata


ke atas dan kebawah

Nervus Kranial V : normal, pasien dapat menekuk rahang dan


mulut

Nervus Kranial VI : normal, pasien dapat menggerakan bola mata


ke kiri dan kekanan

Nervus Kranial VII : normal, pasien dapat tersenyum

Nervus Kranial VIII : tidak normal, pasien dapat mendengarkan


perkataan perawat tapi tidak dapat menahan keseimbangan tubuhnya

Nervus Kranial IX : normal, pasien dapat membedakan rasa pahit


dan manis

Nervus Kranial X : normal, pasien dapat menelan

Nervus Kranial XI : normal, pasien dapat menggerakan kepala

Nervus Kranial XII : normal, pasien dapat menggerakan lidah dalam


berbicara dan menelan

6
Uji Koordinasi pada ektremis atas dan bawah -/+ -/+ serta uji
kestabilan tubuh -

Masalah Keperawatan : Risiko Perfusi Serebral Tidak


Efektif

7. ELIMINASI URIN (BLADDER) :

Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan input pasien ± 1000 ml,


pasien BAK 3-5x/ hari Produksi Urine : 700 ml- 1000 ml/6 jam,
Warna: jernih kekuningan, Bau khas urin

8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :

Mulut dan Faring

Saat dilakukan pemeriksaan Bibir tidak ada sianosis, semua gigi


geraham sudah tanggal

tidak ada tanda tanda pendarahan pada gusi , Lidah bersih, Mukosa
lembab, tidak ada pembesaran tonsil, Rectum bersih, tidak ada
hemoroid , BAB 1x/2hr Warna kuning kecoklatan Konsistensi padat
Bising usus 9x/menit

9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :

Kemampuan pergerakan sendi terbatas, ukuran otot simetris , saat


dilakukan Uji kekuatan otot : Ekstrimitas atas 2/5 Ekstrimitas
bawah
2/5

Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas


Fisik

10. KULIT-KULIT RAMBUT

Pasien mengatakan tidak memunyai Riwayat alergi obat maupun


makanan, suhu kulit saat pengkajian hangat, warna kulit normal ,
turgor baik ,tekstur halus serta bentuk kuku simetris.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

11. SISTEM PENGINDERAAN :

7
a. Mata/Penglihatan

8
pasien mengatakan Fungsi penglihatan berkurang seiring
bertambahnya usia , gerakan bola mata normal, sclera normal/putih,
kornea bening . pasien mengatakan tidak memakai alat bantu
kacamata

Keluhan lain : tidak ada keluhan

b. Telinga / Pendengaran :

pasien mengatakan Fungsi pendengaran agak berkurang karena


faktor usia

c. Hidung / Penciuman:

bentuk simetris, tampak bersih , tidak ada pembesaran polip dan tidak
ada perdarahan Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE

Saat dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan massa, tidak ada jaringan


parut, tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun tyroid

13. SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi Pria tampak bersih, tidak ada lesi maupun kemerahaan

D. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :

pasien mengatakan bahwa ia tau tentang penyakit yang dialaminya,


pasien berharap jika mematuhi pengobatan akan segera sembuh agar
dapat beraktivitas seperti biasanya.

2. Nutrisi dan Metabolisme

TB : 160 Cm

BB sekarang : 71 Kg

BB Sebelum sakit : 71 Kg

Pasien mendapatkan Diet khusus rendah garam dan rendah lemak dan
tidak ada kesukaran menelan.

9
Rasa haus

Keluhan lainnya: tidak ada keluan

Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit


hari

Frekuensi/hari 3x/hari 3x/hari

Porsi 1 porsi 1 porsi

Nafsu makan baik baik

Jenis Makanan biasa biasa

Jenis Minuman air putih air putih

Jumlah minuman/cc/24 500cc 700-800cc


jam

Kebiasaan makan pagi siang sore pagi siang malam

Keluhan/masalah tidak ada tidak ada

Masalah Keperawatan

Tidak ada maslah

3. Pola istirahat dan tidur

Pasien mengatakan pola tidurnya pada malam hari sebelum sakit 7-8
jam, dan pada siang hari 2-3 jam, sesudah sakit pada malam hari 6-7
jam dan pada siang hari1-2 jam.

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

4. Kognitif :

Pasien mengatakan bahwa dirinya tahu tentang penyakitnya, saat


diberikan pertanyaan pasien dan keluarga mampu menjawab
pertanyaan yang diberukan mengenai penyakitnya

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

10
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran:

Gambaran diri pasien yaitu menyukai tubuhnya, ideal diri pasien ingin
sekalicepat sembuh, identitas diri pasien adalah seorang laki-laki,
harga diri pasienmenerima dirinya apa adanya, peran diri pasien
adalah seorang ayah dan kakek.

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

6. Aktivitas Sehari-hari

Aktivitas klien sebelum sakit biasanya dapat melakukan aktivitasnya


secara mandiri, sesudah sakit semua aktivitasnya dibantu oleh
keluarganya termasuk mandi, berganti pakaian dan ADL lainnya

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

7. Koping –Toleransi terhadap Stress

Klien mengatakan apabila ada masalah klien hanya bercerita kepada


keluarganya. Klien memiliki koping yang baik dalam menghadapi
stress dan dapat mengatasi stress serta menyelesaikan masalah

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

8. Nilai-Pola Keyakinan

Klien mengatakan selama mendapat pengobatan dan perawatan tidak


adatindakan dokter dan perawat yang bertentangan dengan
keyakinannya.

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

E. SOSIAL - SPIRITUAL

1. Kemampuan berkomunikasi

11
Klien mampu berkomunikasi dengan baik kepada petugas kesehatan
dengankata- kata yang jelas.

2. Bahasa sehari-hari

bahasa sehari-hari pada klien biasa menggunakan bahasa banjar


danIndonesia

3. Hubungan dengan keluarga :

Harmonis ditandai dengan adanya perhatian yang diberikan keluarga.

4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :

Hubungan klien dengan teman, petugas kesehatan dan orang lain baik,
klientampak kooperatif dan terbuka saat dilakukan pengkajian.

5. Orang berarti/terdekat :

Orang terdekat klien adalah anak-anaknya dan keluarganya.

6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :

Klien menggunakan waktu luang hanya untuk beristirahat dan


berkumpul dengan keluarganya.

7. Kegiatan beribadah :

elama sakit pasien tidak bisa beribadah seperti biasanya klien hanya
bisa berdoa sambil berbaring ditempat tidur saja

F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM,


PENUNJANG LAINNYA)

Pemeriksaan labolatorium 04 April 2022

No Pemeriksaaan Hasil Satuan

1 WBC 13.58 10^3/uL

2 RBC 5.56 10^6/uL

3 HGB 15.8 g/dl

4 HCT 42.8 %

12
5 MCV 77.0 fL

6 MCH 28.4 pg

7 MCHC 36.9 g/dl

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

No Penatalaksanaa Rute/Dosis Indikasi


Medis

1 Inj.Citicolin 2 x Inf. 2 x 500mg berperan penting untuk


500mg fungsi otak

2 Inj. Inf. 2 x 500mg Mengobati neuropati


Mecobelamin perifer dan beberapa jenis
anemia (Vit B12)

3 Inj. Piracetam Inf. 3x1 grm Mengatasi penurunan


berpikir atau mengingat

4 Inj. Ranitidin Inf. 2x50mg mengobati gejala atau


penyakit yang berkaitan
dengan produksi asam
lambung berlebih

5 Inj. Antrain Inf. 3x1 gr Untuk meringankan nyeri


seperti sakit kepala, nyeri
sendi dan nyeri otot

6 Inf. NaCl Inf. 0,9 % 14 Tpm Untuk kondisi kekurangan


natrium dan klorida
pengganti cairan isotonic
plasma.

7 Po : 1x1 16 mg Diindikasikan untuk


Candesartan Menurunkan tekanan darah
keadaan
pada hipertensi.

Palangkaraya, 18 April 2022


Mahasiswa

(Tina Novela)

13
3.2 ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN


MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB

DS :
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak merespon saat berbicara dan
keluarga pasien mengatakan pasien
dengan keluhan sakit kepala.
DO : Trombus, emboli serebral
- Tampak pasien lemah
- Tampak pasien mengangkat
tangan kanannya dibantu oleh Sumbatan aliran darah
keluarga dan O2 serebral
Gangguan
-
perfusi serebral
Infrak jaringan serebral
2 5
5 Gangguan perfusi
2
serebral
- TTV :
TD : 141/91mmHg
S : 38,8C
N : 130x/menit
RR : 20x/menit
- E: 4
- V: 1
- M:5
GCS : 10
DS :
pasien mengatakan klien mengalami Infrak jaringan serebral
kelemahan di satu bagian tubuh sisi
kanan
DO : Perubahan perfusi
jaringan
- Klien masih tampak aktivitas
dibantu keluarga
Gangguan
- Klien masih tampak terbaring Hemiplegi, paraplegi,
lemah ditempat tidur tetraplegi
mobilitas fisik
lemah ditempat tidur
- Klien tampak gerak terbatas kelemahan fisik
- Klien tampak sedikit kaku

2 5 gangguan mobilitas fisik


5
2
DS : Keluarga pasien mengatakan
Stroke hemoragik
seluruh aktvitas pasien dibantu
keluarga
Peningkatan tekanan
DO : sistematik
- Pasien tampak lemah
- Defisi Perawatan
Pasien tidak dapat melakukan
Pendarahan arachnoid diri
personal hygiene sendri karena
mengalami kelemahan anggota
Hematama serebral
gerak

Vasoparhe anteri
serebral/saraf

Skemik lnfark

Defist neurologi

Hemiparase/pleigi kanan

33
3.3 PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan hipertensi D.0017


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot D.0054
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan anggota gerak
D.0109

34
3.4 RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.B

Ruang Rawat : Nusa Indah

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Keluarga lebih berpartisipasi
Gangguan perfusi serebral Setelah dilakukan tindakan Pemantauan tekanan
dalam proses penyembuhan.
berhubungan dengan keperawatan 3x4 jam intrakranial I.06198
2. Mengetahui setiap perubahan
hipertensi D.0017 diharapkan perfusi serebral Observasi yang terjadi pada klien secara
efektif dengan kriteria hasil dini dan untuk penetapan
: 1. Observasi penyebab
peningkatan TIK tindakan yang tepat.
Perfusi serebral 2. Monitor peningkatan TD 3. Mengurangi tekanan arteri
meningkat L.02014 3. Monitor penurunan dengan meningkatkan
frekuensi jantung drainage vena dan
1. tingkat kesadaran memperbaiki sirkulasi
meningkat 4. Monitor penurunan tingkat
kesadaran serebral.
2. TIK menurun 4. Rangsangan aktivitas yang
3. sakit kepala 5. Monitor tekanan perfusi
serebral meningkat dapat
menurun meningkatkan kenaikan
4. kesadaran membaik Terapeutik TIK(Tekanan intrakrania).
5. tekanan darah
membaik 1. Pertahankan posisi kepala
dan leher netral
2. Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien

35
3. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi I.06171 1. mengetahui adanya
berhubungan dengan keperawatan 3x4jam keluhan fisik yang
Observasi:
penurunan kekuatan otot diharapkan mobilitas fisik menyebabkan penurunan
D.0054 meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi adanya nyeri mobilisasi
hasil: atau keluhan fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik 2. mengukur tanda tanda
mobilitas fisik meningkat melakukan pergerakan vital sebelum melakukan
L.05042 3. Monitor frekuensi jantung mobilisasi untuk
memastikan keamanan
1. pergerakan ekstremitas dan tekanan darah sebelum
cukup menurun (2) ke memulai mobilisasi saat dilakukan mobilisasi
meningkat (4) 4. Monitor kondisi umum 3. memantau kondisi untuk
2. kekuatan otot cukup selama melakukan memastikan keberhasilan
menurun (2) ke mobilisasi dukungan mobilisasi
meningkat (4)
Terapeutik: 4. memberikan alat bantu
3. gerakan terbatas cukup untuk memudahkan
menurun (4) ke 1. Fasilitasi aktivitas
melakukan moilisasi
menurun( 5) mobilisasi dengan alat
bantu 5. melibatkan keluarga
2. Fasilitasi melakukan untuk memandirikan
pergerakan, jika perlu keluarga dalam merawat
3. Libatkan keluarga untuk pasiem saat pasien sudah
membantu pasien dalam pulang
meningkatkan pergerakan

36
Edukasi 6. melakukan mobilisasi
secara bertahap untuk
1. Jelaskan tujuan dan
memastikan kemampuan
prosedur mobilisasi pasien untuk melakukan
2. Anjurkan melakukan mobilisasi
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur)
Defisit perawatan diri Dukungan Perawatan Diri
Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan 3x4jam kebutuhan pasien
kelemahan anggota gerak 1. ldentifikasi kebiasaan
diharapkan perawatan diri aktivitas perawatan diri 2. Untuk membantu klien
D.0109 meningkat dalam melakukan
sesuai usia
meningkat dengan kriteria 2. Monitor tingkat kemandirian perawatan diri
hasil: 3. ldentifikasi kebutuhan alat 3. Untuk mempermudah klien
1. Kemampuan mandi bantu untuk kebersihan diri, dalam melakukan
cukup menurun (2) ke berpakaian dan makan. perawatan diri
meningkat (5) Terapeutik 4. Untuk mengawasi klien
2. Kemampuan makan 1. Siapkan keperluan pribadi dalam dalam melakukan
cukup menurun (2) ke 2. Dampingi perawatan diri perawatan diri
meningkat (5) sampai mandiri 5. Agar klien mau melakukan
3. Verbalisasi keinginan 3. Jadwalkan rutinitas perawatan diri sendiri
melakukan perawatan perawatan diri 6. Agar klien bias melakukan
Edukasi
diri cukup menurun perawatan diri mandiri
1. Anjurkan melakukan
(2) ke meningkat (5) perawatan diri secara
4. Mempertahan konsisten sesuai kemampuan.
kebersihan mulut
cukup menurun (2) ke
meningkat (5)
37
3.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
S:
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
merespon saat berbicara dan keluarga pasien
mengtakan pasien dengan keluhan sakit kepala
1. Observasi penyebab O:
peningkatan TIK - Pasien tampak lemah
2. Monitor peningkatan TD - Pasien tampak mengangkat tangan
3. Monitor penurunan frekuensi kanannya perlahan dibantu oleh keluarga
jantung - Tampak pasien berbaring terlentang
4. Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Senin, 18 April 5. Pertahankan posisi kepala
2022 dan leher netral 2 5 Tina Novela
16:00-17:00 6. Atur interval pemantauan
WlB sesuai kondisi pasien 5
2
7. Dokumentasikan hasil
- Skala kekuatan otot 2/5 (Gerakan otot
pemantauan penuh melawan gravitasi, dengan
topangan)
- TTV :
TD : 141/91 mmHg
S : 38,8 C
N : 130x/mnt
RR : 20 x/mnt
A:

38
Masalah teratasi Sebagian
P:
Pertahankan intervensi
S:
Keluarga mengatakan pasien sudah melakukan
mobilisasi secara bertahap
O:
- KU masih tampak lemah
Senin, 18 April
- terdapat kelemahan anggota gerak kanan
2022 1. melibatkan keluarga untuk
17:00-18: WlB - tampak keluarga mempraktekkan rom aktif
membantu pasien dalam
yang telah diajarkan
meningkatkan pergerakan
2. menjelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi 2 5
3. menganjurkan melakukan Tina Novela
ROM 2 5
4. mengajarkan mobilisasi - Skala kekuatan otot 2/5 (Gerakan otot
sederhana yang harus penuh melawan gravitasi, dengan
dilakukan (mis. Duduk di topangan)
tempat tidur)
A:
masalah gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi
1. memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu

39
2. melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
3. mengajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk di tempat
tidur)

1. ldentifikasi kebiasaan S :
Senin, 18 April aktivitas perawatan diri - Keluarga pasien mengatakan seluruh
2022 sesuai usia aktvitas pasien dibantu keluarga
18:00-19: WlB 2. Monitor tingkat O :
kemandirian - Pasien tampak lemah
3. ldentifikasi kebutuhan alat Tina Novela
bantu untuk kebersihan diri, - Pasien tidak dapat melakukan personal
berpakaian dan makan. hygiene sendri karena mengalami
4. Siapkan keperluan pribadi
5. Dampingi perawatan diri kelemahan anggota gerak
sampai mandiri A : masalah teratas sebagian
6. Jadwalkan rutinitas P : Lanjutkan lntervensi
perawatan diri
7. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan.
Selasa, 19 1. memfasilitasi aktivitas S:
April 2022
keluarga mengatakan sudah membantu pasienalat
mobilisasi dengan
11.00-12.00 WlB bantu
untuk melakukan aktifitas secara bertahap
2. melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam O:
Tina Novela
meningkatkan pergerakan - tampak keluarga membantu pasien duduk
3. mengajarkan mobilisasi - tampak pasien sudah melakukan aktifitas
sederhana yang harus secara bertahap
dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur) A:
masalah keperawatan teratasi
P:
pertahankan intervensi
40
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gejala yang sering timbul dlam kasus Intracranial hemoragge yaitu


deficit neurologis dapat berupa hemiparesis, hemiplagia hemihipestesi,
gangguan berbicara (afasia), bicara pelo, hemianopsia, gangguan fungsi
intelektual dan lain-lain (Misbach, 2015`). Salah satu gejalanya adalah
hemiplagia dan hemiparesis yang dapat menyebabkan kerusakan mobilitas
fisik dan ketidakadekuatan untuk melakukan perawatan diri ADL yang dapat
diatasi dengan dukungan ambulasi serta dukungan untuk melakukan
perawatan diri ADL.

4.2 Saran

Pencegahan ICH dapat dilakukan dengan meminimalisir risiko terjadinya


ICH dengan mencegah hipertensi yang berakibat fatal pada kejadian
pecahnya pembuluh darah dan perdarahan intra cerebral.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi, I. G. and Panggabean, R. (2016) Pengelolaan Tekanan Tinggi


Intrakranial pada Stroke, Cdk-238, 43(3), pp. 180–184.
2. Dewi, F. P. (2017) Efektifitas Pemberian Posisi Head Up 30 Derajat
Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke di IGD Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional, 18, pp. 1–9.
3. Dinarti et al. (2013) Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: CV.Trans Info
Medika.
4. Ekacahyaningtyas, M. et al. (2017) Posisi head up 30 derajat sebagai upaya
untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien stroke hemoragik dan
non hemoragik, Adi Husada Nursing Journal, 3(2), p. 55.
5. Hartati, J. (2020) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Dalam Pemberian Inovasi Intervensi Posisi Elevasi Kepala 30
Derajat Di Ruangan Neurologi Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2020, Dm, pp. 1–126.
6. Hasan, A. K. (2018) Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
Dengan Penurunan Kesadaran Pada Klien Stroke Hemoragic Setelah
Diberikan Posisi Kepala Elevasi 30o, Jurnal Ilmiah Multi Science
Kesehatan, 9(2), pp. 229–241
7. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international
Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford :
Wiley Blackwell.
8. Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical
surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
9. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
10. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
11. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
z/

42

Anda mungkin juga menyukai