Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhir – akhir ini sering sekali metode pracetak (precast)
digunakan pada pekerjaan struktur dalam bidang teknik sipil di
Indonesia, seperti pada rumah susun, mall, maupun apartemen.
Hal ini disebabkan karena semakin besarnya tuntutan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang efisien, baik dari segi
biaya dan waktu pelaksanaan. Metode pracetak (precast)
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode cor setempat
(cast in site). Kelebihan tersebut antara lain adalah pada metode
pracetak (precast) proses produksinya tidak tergantung cuaca,
tidak memerlukan tempat penyimpanan material yang luas,
waktu pengerjaan yang relatif singkat, kontrol kualitas beton
lebih terjamin, tidak memerlukan treatment atau perlakuan
khusus, tidak membutuhkan terlalu banyak bekisting dan
penopang bekisting, serta praktis dan cepat dalam
pelaksanaannya sehingga dapat mereduksi durasi proyek dan
secara otomatis biaya overhead yang dikeluarkan menjadi kecil.
Aplikasi metode pracetak (precast) lebih tepat dan
efisien apabila diterapkan pada beberapa hal. Diantaranya adalah
pengaplikasian pada gedung yang berada pada daerah dengan
zona gempa relatif rendah (zona gempa I dan zona II) serta pada
gedung yang bertipe tipikal. Zona gempa relatif rendah (I dan II)
memiliki frekuensi gempa yang tidak terlalu sering dengan
intensitas yang tidak terlalu besar. Maka dari itu metode pracetak
sangat sesuai, karena pada metode pracetak (precast) ikatan yang
terjadi tidak terlalu kaku. Sedangkan pengaplikasian metode
pracetak pada gedung dengan tipe tipikal lebih efisien karena
pada gedung dengan tipe ini mempunyai elemen yang tipikal
sehingga lebih mudah dalam pengerjaan dan pelaksanaannya.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam tugas akhir ini saya
melakukan perancangan ulang Kantor Direktorat Jendral Pajak
Jawa Timur Wilayah 1 Surabaya. Gedung ini memiliki 8
(delapan) lantai dan menggunakan metode cor ditempat (in site)
dalam pelaksanaanya. Lokasi gedung yang baru berada di Kota
Surabaya. Kota Surabaya termasuk dalam zona gempa yang
relatif kecil yaitu pada zona II (sesuai SNI 1726 – 2002). Maka
dari itu penggunaan metode pracetak pada zona ini sangatlah
sesuai. Dalam tugas akhir ini, Kantor Direktorat Jendral Pajak
Jawa Timur Wilayah 1 Surabaya dimodifikasi menjadi gedung
dengan tinggi 8 (delapan) lantai yang dirancang dengan Sistem
Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) menggunakan
metode pracetak serta memiliki konfigurasi yang teratur. Dengan
pemakaian Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM), maka beban gravitasi dan lateral suluruhnya dipikul
oleh rangka.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam perancangan struktur gedung dengan Sistem Rangka
Pemikul Momen Menengah ( SRPMM ) menggunakan metode
pracetak (precast) terdapat beberapa permasalahan yang timbul.
Permasalahan tersebut antara lain :
1. Bagaimana merancang dimensi dari beton pracetak sehingga
mampu mendapatkan dimensi yang efisien ?
2. Bagaimana merancang struktur bangunan pracetak yang
monolit dan mampu menahan beban lateral dan gravitasi ?
3. Bagaimana merancang detailing sambungan pada komponen
pracetak sesuai peraturan yang berlaku ?
4. Bagaimana menuangkan hasil perhitungan dan perancangan
ke dalam gambar teknik ?

1.3 Maksud danTujuan


Perencanaan ulang struktur Gedung Direktorat Jendral
Pajak Jawa Timur Kantor Wilayah Jawa Timur 1 Surabaya
dengan metode pracetak menggunakan Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah ( SRPMM ) mempunyai tujuan diantaranya :
1. Dapat merancang dimensi elemen beton precetak yang
efisien .
2. Dapat merancang struktur bangunan yang monolit dan
mampu menahan beban lateral dan gravitasi sesuai peraturan
yang berlaku.
3. Dapat merancang detailing sambungan pada komponen
pracetak.
4. Dapat menuangkan hasil perhitungan dan perancangan ke
dalam gambar teknik.

1.4 Batasan Masalah


Dalam perancangan ini diambil batasan :
1. Dalam perancangan struktur Gedung Direktorat Jendral
Pajak Kantor Wilayah Jawa Timur 1 Surabaya, ini
direncanakan penggunaan teknologi pracetak hanya pada :
balok dan pelat. Sedangkan untuk kolom menggunakan
sistem cor ditempat (cast in site).
2. Tidak memperhitungkan analisa biaya dan metode
pelaksanaan
“ Halaman ini sengaja dikosongkan”

Anda mungkin juga menyukai