Anda di halaman 1dari 10

Seminar Keinsinyuran 2022

ISSN (Cetak) 2798-0405


eISSN (Online) 2797-1775

Analisis Beton Precast Dengan Konvensional Pada Proyek


Konstruksi
Didik Dri Prasetya1, Andi Syaiful Amal2,
1 PT.Bangun Sejajar PrimaStudio : Jln.Wisma Permai II/39 Surabaya
2 Program Profesi Insinyur, Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

Kontak Person:
Didik Dri Prasetya
Jln.Wisma Permai II/39 Surabaya
E-mail: Projogatotkoco@gmail.com

Abstrak
Kegiatan Pembangunan Gedung Pemerintahan sekarang banyak yang menggunakan metode pelaksanaan beton Precast
maupun konvensional.Dari kedua metode pelaksanaan pekerjaan beton ini menarik untuk di analisis.Data Primer analisis
diambil dari analisa beton kolom lantai dasar ukuran 50x50cm pada pekerjaan Gedung Sekretariat Probolinggo dan data
Sekunder dari data analisa Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur masing-masing dengan
ketinggian gedung berlantai 4.Setelah dilakukan analisis perbandingan analisa harga dari masing- masing metode untuk data
analisa Precast nilai harga tiap kolom Rp 6.672.634.375,-(Enam Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Enam Ratus Tiga
Puluh Empat Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Rupiah)sedangkan dari hasil analisis metode konvensional diperoleh nilai konversi
harga yaitu Rp7.058.430,00,-(Tujuh Juta Lima Puluh Delapan ribu Empat Ratus Tiga Puluh Rupiah),-,terdapat selisih sekitar
Rp385.796,00,-(Tiga Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Enam Rupiah.,sekitar(5,46 %.).Maka dapat
disimpulkan bahwa biaya yang dibutuhkan beton kolom precast lebih kecil atau hemat 5,46% daripada biaya kolom beton
konvensional.Selain harga yang lebih murah juga waktu pelaksanaan lebih cepat,jumlah tenaga lebih sedikit, reduksi biaya
karena pemakaian bekisting,reduksi jumlah pekerja,reduksi overhead karena kecepatan pelaksanaan relatif terkendali.

Kata kunci: Metode, Precast, konvensional, reduksi

1. Pendahuluan
Penggunaan beton masih menjadi salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan
dalam konstruksi saat ini. Hal ini dikarenakan beton merupakan salah satu material yang lebih
terjangkau dengan kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan material lain seperti baja dan kayu.
Penggunaan beton pracetak merupakan salah satu contoh inovasi yang banyak digunakan dalam proses
pembangunan konstruksi saat ini. Bagian beton pracetak dapat mempercepat proses kerja dan
meminimalkan jumlah bekisting dan perancah (limbah). Dalam dunia konstruksi, keberadaan
pemborosan (waste) pada bahan bangunan perlu diminimalkan. Sedangkan penggunaan metode
konvensional proses pekerjaan beton konstruksi lebih membutuhkan waktu yang lama dan
membutuhkan banyak tenaga maupun bahan material seperti perancah bekisting.
Pada pemiihan beton konvensional dan beton precast pada proyek konstruksi kita perlu
mempunyai satu penilaian. Ada beberapa keunggulan landasan dasar penilaian-penilaian yang
menyebabkan system precast lebih teknis lebih efisien dari pada system konvensional diantaranya
efisiensi sistem struktur, efisien bekisting, efisiensi dari kontrol kwalitas dan efisiensi dari jadwal
pelaksanaan[1]. Dengan menerapkan teknologi prefabrikasi precast, penggunaan pekerja di lokasi
konstruksi proyek secara otomatis berkurang[1] yang tentunya berdampak pada pengurangan biaya
produksi. Selain menghemat biaya produksi, penggunaan elemen beton pracetak ditandai dengan
kualitas pekerjaan berat yang lebih baik dan seragam. Perhatikan juga bahwa teknik beton pracetak
memiliki keunggulan signifikan dibandingkan metode tradisional. Pekerjaan pembuatan bagian pracetak
dapat dilakukan dan disesuaikan secara paralel dengan pekerjaan substruktur, dan persyaratan material
seperti bekisting dan perancah adalah sebagai berikut: Ini akan berkurang secara optimal. Sederhananya,
beton dibuat dengan mengeraskan campuran semen, air, agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu
pecah atau kerikil). Campuran bahan lain dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas beton.
Beberapa prinsip lanjutan dari teknologi beton pracetak ini antara lain yang berkaitan dengan waktu,
biaya, kualitas, prediktabilitas, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan,
penyesuaian, inovasi, reusability dan duplikasi yang diyakini membawa manfaat (Gibb, 1999 M .Abduh

E - 55
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

2007). Mengerjakan suatu proyek konstruksi erat kaitannya dengan proses manajemen di dalamnya.
Menganalisis biaya proyek menggunakan anggaran (RAB) merupakan bagian penting dari
penganggaran proyek. Rencana anggaran (RAB) ini menentukan jumlah biaya yang diperlukan untuk
mengerjakan suatu proyek dan membantu dalam pelaksanaan dan perencanaan sumber daya, Bahan,
tenaga kerja, layanan, waktu, dll. Menurut Ervianto (2006), sebelum dilakukan pekerjaan plat lantai dan
balok terlebih dahulu dilakukan pekerjaan kolom. Pada dasarnya sistem struktur dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu: Struktur rangka kolom menerus dengan sambungan kaku, Struktur rangka kolom kaku
dengan pin joint sebagai alat sambungan pada balok, Struktur rangka dengan pin joint sebagai alat
sambung kolom dan unit lantai[1].
Dalam analisis ini dijabarkan perbandingan kegiatan pelaksanaan proyek antara lain contoh
penggunaan kolom beton dengan metode precast dan konvensional, Kegiatan Pembangunan Gedung
Sekretariat Probolinggo dana APBN/APBD Tahun 2014-2016 dan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2021. Pada dasarnya masing-masing metode memiliki
keunggulan dan kelemahan. Akan tetapi dalam kajian analisis ini akan membandingkan analisa metode
precast dan konvensional dengan mutu beton yang sama dengan analisa pekerjaan proyek. Adapun
tujuan dari analisis ini diantaranya yaitu untuk mengetahui keunggulan metode pekerjaan beton precast
dan konvensional pada pelaksanaan proyek konstruksi, mengusulkan alternatif pemilihan metode
pelaksanaan pekerjaan beton yang praktis dan lebih cepat, membandingkan kedua metode precast dan
konvensional dari segi penggunaan alat, bahan, harga dan waktu penyelesaian pekerjaan.
Untuk membandingkan metode pelaksanaan beton secara konvensional dan metode peaksanaan
precast dapat diihat dari proses dimulainya persiapan jumlah tenaga, persiapan lahan, persiapan bahan,
persiapan alat pembuatan perakitan pembesian sampai dengan proses pembuatan bekisting, pemesanan
beton,pengecoran dan proses pembongkaran bekissting. Dari sini bisa dikorelasikan kedalam waktu,
efisiensi tenaga dan biaya yang akan dikeluarkan. Pengambilan data proyek pelaksanaan pekerjaan akan
dijadikan analisis pembanding pada metode yang dipakai dalam masing-masing proyek. Pelaksanaan
Beton Pracetak Menurut Ervianto (2006), proses pelaksanaan pracetak disiapkan oleh berbagai
pemangku kepentingan untuk memfasilitasi pembangunan agar tidak terjadi keterlambatan proyek dan
tidak berdampak pada kenaikan biaya. Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Produksi Karena tahap produksi dilakukan oleh pabrikan pracetak atau pabrikan suku cadang
prefabrikasi, hambatan teknis dapat dihilangkan dengan menyerahkan pekerjaan kepada pabrikan
terkecuali adanya perubahan dimensi dan spesifikasi yang dipesan.
2. Tahap transportasi merupakan tanggung jawab pihak produsen, sehingga alat transportasi di
sesuaikan dengan berat dan dimensi elemen pracetak. Proses erection yaitu pemasangan
pengabungan bahan yang berupa beton pracetak ke tempat bangunan yang sudah di produksi
dan layak untuk disatukan menjadi bagian bangunan. Pada proses ini akan diperhitungkan
kemampuan mesin crane disesuaikan berat beton yang akan diangkat,jarak, dan jumlah tenaga
kerja yang akan diperlukan.[2].
Perbedaan Beton Konvensional Dan Beton Pracetak (Precast) Menurut Ervianto (2006), Beton
konvensional adalah komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Struktur kolom
dirancang untuk bisa menahan beban aksial tekan. Beton konvensional dalam pembuatannya
direncanakan terlebih dahulu, semua pekerjaan pembetonan dilakukan secara manual dengan merangkai
tulangan pada bangunan yang dibuat. Pembetonan konvensional memerlukan biaya bekisting, biaya
upah kerja yang cukup banyak. Sedangkan beton pracetak adalah kompoonen atau elemen struktur yang
tidak dicetak ditempat dimana elemen tersebut dipasang, melainkan dicetak ditempat lain dimana proses
pengecoran dan perawatan dilakukan dengan baik sesuai metode yang ada. Setelah elemen itu jadi, lalu
dibawa ke lokasi untuk disusun menjadi suatu struktur yang utuh sesuai fungsinya. Pada dasarnya beton
pracetak itu tidak dibuat pada tempat pelakasanaan proyek, melainkan pabrik pracetak[2].

E - 56
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

2. Metode Penelitian

Permasalahan

Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Data Kegiatan Pekerjaan : Data Kegiatan Pekerjaan :


Analisa Metode Beton Analisa Beton Metode
Konvesional Pekerjaan Precast Kegiatan Pembangunan
Rehabilitasi Gedung Dinas Gedung Sekretariat Probolinggo
Peternakan Provinsi Jawa Timur dana APBN/APBD Tahun 2014-
2021 2016

Perhitungan Perbandingan Beton Precast & Konvesional

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1 Flowchart Rancangan Penelitian

Dari gambar flowchart rancangan penelitian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komunitas Analisa
Komunitas analisa ini adalah perbandingan beton precast dengan beton konvensional Kegiatan
Pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo dana APBN/APBD Tahun 2014-2016 dan Pekerjaan
Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.

2. Contoh Analisa
Contoh Analisa ini Kegiatan Pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo dana APBN/APBD
Tahun 2014-2016 dan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun
2021.

3. Lokasi Analisa
Lokasi Analisa ini adalah Kegiatan Pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo dana
APBN/APBD Tahun 2014-2016 dan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2021.

4. Ketentuan Pengumpulan Data Analisa


Data yang dipakai dalam analisa adalah data primer dan sekunder yang diambil dari data proyek
Kegiatan Pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo dana APBN/APBD Tahun 2014-2016 dan
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.
Metode Analisa Data

E - 57
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

Metode analisa data hasil perhitungan adalah sebagai berikut :


1. Perhitungan Analisa Perbandingan Harga Satuan Beton Precast & Konvesional Data Primer dan
Sekunder.
2. Perhitungan Perbandingan Analisa Beton Precast & Konvesional.
3. Membuat Kesimpulan dan Saran

3. Hasil dan Pembahasan


Bagian ini merupakan bagian utama artikel hasil penelitian dan biasanya merupakan bagian
terpanjang dari suatu artikel. Hasil penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah hasil “bersih”.
Proses analisis data seperti perhitungan statistik dan proses pengujian hipotesis tidak perlu disajikan.
Hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis saja yang perlu dilaporkan. Tabel dan grafik dapat
digunakan untuk memperjelas penyajian hasil penelitian secara verbal. Tabel dan grafik harus diberi
komentar atau dibahas.
Pada pelaksanaan Kegiatan pekerjaan Pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo dana
APBN/APBD Tahun 2014-2016 untuk pekerjaan konstruksi beton menggunakan Metode Precast data
analisa sebagai data Primer.Dan untuk Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2021 pekerjaan Beton menggunakan Metode konvensional Bahan beton yang digunakan
Beton ready mix mutu K-350 data sebagai data sekunder.Dalam analisis ini setelah mendapatkan analisa
harga satuan beton precast dari proyek pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo akan di
konversikan kedalam harga satuan beton konvensional.dari Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur Dalam analisis ini diambil salah satu contoh analisa beton kolom K1
ukuran 60 x 60 cm tinggi 4 meter sebagai bahan perbandingan metode yang digunakan.Untuk
mengetahui perbandinganya dari masing – masing metode akan ditampilkan harga analisa beton metode
precast dan Metode konvensional.Dari hasil perbandingan tersebut akan terlihat beberapa keunggulan
dan kekurangan dari masing – masing Metode yang digunakan.

3.1 Pekerjaan Beton Precast


Menurut Ervianto (2006), Desain struktur menggunakan teknologi beton pracetak dilakukan
dalam 3 tahap, yaitu:
1. Tahap perencanaan arsitek
2. Tahap perencanaan oleh perekayasa/pembangun struktur
3. Tahap perancangan oleh pabrikan/pemasang yang mengutamakan kemudahan pelaksanaan

• Keunggulan dan Kelemahan Beton Precast


Menurut Ervianto (2006), teknologi pracetak memiliki beberapa keunggulan:
1. Jangka waktu proyek menjadi singkat
2. Dapat menekan biaya pelaksanaan konstruksi dan menjaga kelangsungan proses konstruksi
3. Produksi massal
4. Pengurangan biaya pengawasan.
5. Mengurangi kebisingan Menghasilkan kualitas beton yang lebih baik. Pekerjaan konstruksi hampir
tidak tergantung pada cuaca.
Disamping mempunyai banyak keunggulan, teknologi beton juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu:
1. Trasportasi
2. Erection
3. Connection

• Klasifikasi dan Jenis-Jenis Beton Precast


Menurut Tommy W.T (2015), sistem pracetak terbagi beberapa kategori:
1. Penggunaan teknologi sistem pracetak sebagai komponen penahan beban dapat digunakan tidak
hanya pada teknologi sistem pracetak konstruksi gedung, tetapi juga pada struktur lainnya.
2. Tiang pancang dan jembatan dinding diafragma dan gelagar transfer.

E - 58
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

3. Untuk turap pada pelat lantai pracetak, balok beton pracetak, dan beton balok pratekan pracetak.
4. Panel dinding sebagai sistem struktural.
Teknologi sistem pracetak berkembang sangat pesat, dengan berbagai sistem struktur
diklasifikasikan menjadi 36 sistem pracetak. Di bawah ini adalah urutan 29-36 sistem pracetak di
Indonesia oleh IAPPI :

Tabel 1 Daftar Sistem Pracetak Indonesia

• Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Precast

Gambar 2 Diagram alur pekerjaan produksi beton precast


Sumber : PT. Kumala Wandira, 2008

3.2 Pekerjaan Beton Konvensional


Pekerjaan renovasi pekerjaan beton konvensional di Gedung Peternakan Jawa Timur sebelumnya
direncanakan terlebih dahulu, dan semua pekerjaan dilakukan secara manual. Biaya bekisting banyak
diperlukan untuk pekerjaan beton menggunakan metode tradisional, dan upah banyak pekerja sangat
tinggi. Menurut Ervianto (2006) Beton in-situ, proses pembuatannya terjadi di mana elemen-elemen
ditempatkan (Beton konvensional)

• Keunggulan dan Kelemahan Beton Konvensional


Setiap metode pelaksanaan pekerjaan beton bertulang memiliki kelebihan dan kekurangan,
termasuk metode konvensional. Kelebihan beton dengan metode tradisional menurut I Kadek Mega
Putra (2010) adalah: Sederhana dan umum di lapangan, kelebihan beton konvensional mudah dibentuk
di berbagai bagian, relatif sederhana dan umum dalam perhitungan, sambungan monolitik balok, kolom,
dan pelat lantai (direkatkan penuh).
Selain kelebihan di atas, kelemahan metode tradisional adalah: Waktu pengerjaan akan lebih
lama karena dibutuhkan lebih banyak pekerja, biaya yang relatif tinggi, penggunaan bekisting yang
relatif tinggi, dan pengerjaannya tergantung pada pekerjaan lain secara terus menerus, karena faktor
cuaca. Tidak dapat melakukan pekerjaan penuangan saat hujan

E - 59
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

• Proses Beton Tradisional (Konvensional)


Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan pertama yang dilakukan dalam suatu proyek
pembangunan dan bertujuan untuk mempersiapkan dan memprediksi kegagalan yang akan terjadi pada
proses pembangunan yang sedang berlangsung. Perencanaan lokasi harus mempertimbangkan
kelancaran kegiatan konstruksi. Perencanaan yang cermat, dimulai dengan persiapan, mengarah pada
kegiatan konstruksi yang efisien, akurat, cepat, aman, dan menguntungkan. Secara garis besar pekerjaan
beton terdiri dari pekerjaan bekisting, pekerjaan besi, dan pekerjaan beton.

3.2.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Konvensional

Gambar 3 Diagram alur pekerjaan produksi beton konvensional


Sumber : www.rumahmaterial.com, 2014

Secara umum pelaksanaan pekerjaan konstruksi beton dalam diagram di atas dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Untuk tahapan pertama dilakukan persiapan pembersihan lahan, bahan material yang dibutuhkan
untuk ditempatkan dilokasi untuk pekerjaan fabrikasi besi tulangan dan bekisting konstruksi beton
dilapangan.
2. Selanjutnya dilakukan pekerjaan bekisting beton yang dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian
tulangan beton dengan dimensi, diameter besi, serta jarak besi tulangan sesuai dengan gambar
perencanaan struktur.
3. Setelah selesai, dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah dimensi bekisting serta diameter
dan jarak besi tulangan sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar rencana struktur.

E - 60
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

Jika sudah benar dan sesuai dengan yang dipersyaratkan maka dapat dilanjutkan ke tahap
selanjutnya, jika tidak maka harus dilakukan perbaikan untuk memperbaikinya.
4. Selanjutnya dilakukan pemesanan beton readymix kepenyedia sesuai mutu yang dipersyaratkan.
Beton readymix akan diproduksi di batching plant dan didatangkan ke lapangan menggunakan truk
mixer.
5. Setelah beton sampai ke lapangan dilakukan check slump dan diambil sampel untuk benda uji tekan
kubus/ silinder beton dan dibawa di laboratorium untuk mengetahui hasil uji tekan beton.
6. Jika memenuhi yang disyaratkan test slump beton maka selanjutnya dilakukan pelaksanaan beton
cor yang dilanjutkan dengan perawatan dan curring beton dilapangan.
7. Setelah beton cukup umur maka bekisting dapat dibongkar.
8. Dari hasil cek uji tekan beton di laboratorium, jika mutu beton memenuhi syarat maka pekerjaan
konstruksi sudah oke, tetapi jika ternyata mutu beton tidak masuk atau di bawah yang dipersyaratkan
maka selanjutnya dilakukan check hammer test dan corendill secara acak.

3.3 Perbandingan Analisa Beton Precast Dan Beton Konvensional


• Analisa Pekerjaan Pembuatan Beton Precast
Perhitungan pekerjaan pembuatan beton pracetak menggunakan referensi dari RAB pekerjaan
beton dan bekisting kolom milik PT. Kumala Wandira, atau analisa sistem KW Proyek Gedung
Sekretariat Probolinggo 2014-2016. Jika analisis ini dapat mengalikan faktor material dengan jumlah
pekerjaan untuk menghitung total biaya dan jumlah material, maka faktor tenaga kerja dapat dikalikan
dengan kebutuhan material untuk menghitung biaya (harga / upah).

Tabel 2 Analisa Beton Precast


Sumber : Tabel Analisa Beton Precast (Proyek Gedung Sekretariat Probolinggo 2014-2016)
K1, P= 4.5M
Kolom 50x50x450 K350
No. Macam Pekerjaan Satuan Koef. Harga Satuan Jumlah (Rp)

1. Beton m3 0,950 1.048.327,00 995.910,650


2. Upah tuang/ tebar beton 1 bh 1,000 27.040,00 27.040,000
3. Baja tulangan kg 227,075 13.382,00 3.038.718,185
4. Buat bekisting m2 7,600 46.662,90 354.638,040
5. Buka pasang bekesting Bh 1,000 4.865,00 4.865,000
6. Erection Bh 1,000 797.003,50 797.003,500
7. Langsir Bh 1,000 208.494,00 208.494,000
8. Grouting titik 0,125 9.750.000,00 1.218.750,000
9. Upah Grouting titik 1,000 27.215,00 27.215,000

Jumlah 6.672.634,375

Membuat 1 m2 begesting untuk kolom beton pra cetak (10 sampai dengan 12 kali pakai)
Kebutuhan Indeks Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Bahan : - Kayu kaso 5/7 0,004 m3 4.800.000,00 19.200,00
- Penol film 12mm 0,048 Lbr 110.000,00 5.280,00
- Paku (5 s.d 7) cm 0,046 kg 16.500,00 759,00
- Dynabolt Ø 12 (10 s.d 15)cm 0,693 bh 2.300,00 1.593,90
- Minyak bekisting 2,500 ltr 6.900,00 17.250,00
Tenaga : - Pekerja 0,004 OH 45.000,00 180,00
- Tukang kayu 0,038 OH 55.000,00 2.090,00
- Kepala tukang 0,004 OH 60.000,00 240,00
- Mandor 0,001 OH 70.000,00 70,00
Jumlah 46.662,90

E - 61
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

Harga 1 Kg - Tulangan Beton


Bahan indek Harga Satuan Jumlah (Rp) Harga sat pek
a.Bahan : - Besi Beton 1,05 kg 11.750 12.338
- Bendrat 0,015 kg 18.300 275 12.612
b.Tenaga : - Pekerja 0,007 OH 45.000 315
- Tukang besi 0,007 OH 55.000 385
- Kepala tukang 0,0007 OH 60.000 42
- Mandor 0,0004 OH 70.000 28 770
HSP : 13.382

Harga 1M3 -Campuran beton K-350


Bahan indek Sat Harga Satuan Jumlah (Rp) Harga sat pek
a.Bahan : - Semen / PC (40 kg) 11,2 zak 57.000 638.400
- Pasir Beton 0,476 m3 142.000 67.592
- Koral Beton 0,741 m3 240.000 177.840
- Air 215 ltr 50 10.750 894.582

b.Tenaga : - Pekerja 1,68 OH 45.000 75.600


- Tukang batu 0,263 OH 55.000 14.465
- Kepala tukang 0,025 OH 60.000 1.500
- Mandor 0,074 OH 70.000 5.180 96.745
c.Alat : - Beton Mixer 0,2 unit/hr 285.000 57.000 57.000
HSP : 1.048.327

Data dari tabel 2 diatas menunjukan analisa Precast pada beton kolom tiap satu kolom ukuran 50
x 50 cm dengan tinggi 4,5 meter. Dari data tabel tersebut akan dibuat analisis konversi harga satuan
pekerjaan beton yang menggunakan sistim konvensional.

• Analisa Pekerjaan Produksi Beton Konvensional


Perhitungan pekerjaan produksi beton konvensional menggunakan referensi dari analisa beton
kolom lantai dasar Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun
2021,sebagai perbandingan konversi harga akan digunakan analisa harga beton kolom precast Proyek
Gedung Sekretariat Probolinggo tahun 2014-2016 .Secara umum tidak semua pekerjaan beton dapat
dikerjakan secara precast, beberapa pekerjaan beton tertentu atau tidak tipycal bisa dilaksanakan dengan
cara tradisional cast-in place (konvensional) bisa lebih praktis,untuk sebab itu analisa pekerjaan
bekisting konvensional elemen kolom dan balok milik PT. Kumala Wandira juga disertakan. Metode
perhitungan untuk menentukan biaya dan kuantitas material sama dengan analisis bekisting pracetak.

Tabel 3 Analisa Beton Konvensional


Sumber : Tabel Analisa Beton Konvensional (Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Timur 2021)
Beton kolom K1A 60X60 cm f'c 30 mpa (Sumber RAB Dinas Peternakan Surabaya)
Harga satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga(RP)
(RP)

Beton f'c 30 mpa m³ 1,000 1.290.760,00 1.290.760,00


Pembesian Ulir kg 256,961 14.049,00 3.610.049,44
Pembesian Polos kg 50,821 13.876,00 705.195,48
Begesting Kolom 2x pakai m² 6,667 274.745,00 1.831.633,33
JUMLAH 7.437.638,25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 7.437.630,00

E - 62
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

Beton kolom K1A 50X50 cm f'c 30 mpa (Harga Beton,besi&bekisting konversi analisa beton konvensional proyek
Gedung Sekkretariat Probolinggo 2014 - 2016 )
Harga satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga(RP)
(RP)

Beton f'c 30 mpa m³ 1 1.048.327,00 1.048.327,00


Pembesian Ulir kg 256,961 13.382,00 3.438.656,24
Pembesian Polos kg 50,821 13.382,00 680.089,79
Begesting Kolom 2x pakai m² 6,667 283.705,00 1.891.366,67
JUMLAH 7.058.439,70
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 7.058.430,00

1 m2 - Bekisting Beton Kolom + Perancah Bekisting konvensional( 2x Pakai ) (Sumber Proyek probolinggo 2014)
Harga satuan Jumlah
Uraian Bahan Koefisien Sat
(RP) Harga(RP)
a.Bahan :- Kayu hutan balok 0,08 m3 2.600.000 208.000
- Plywood 0,2 lbr 150.000 30.000
- Paku 0,25 kg 16.500 4.125
- Minyak bekisting 0,2 ltr 6.900 1.380

b.Tenaga :- Pekerja 0,2 OH 45.000 9.000


- Tukang kayu 0,5 OH 55.000 27.500
- Kepala tukang 0,05 OH 60.000 3.000
- Mandor 0,01 OH 70.000 700
283.705

Tabel 3 analisa beton konvensional menunjukan bahwa kebutuhan bekisting pada pekerjaan beton
konvensional lebih banyak serta membutuhkan tenaga lebih sehingga proses pelaksanaanya lebih lama.
Penggunaan bekisting juga maksimal 2 kali pemakaian, sehingga untuk pekerjaan kolom berikutnya
harus menggunakan bahan bekisting baru.

• Perbandingan Biaya Analisa pada Metode Precast dan Konvensional sesuai tabel 2 & 3
Dari segi perhitungan biaya untuk analisa beton precast dan analisa beton konvensional, kita ambil
contoh beton Precast dari pekerjaan Kolom K1 (50x50cm) dengan ketinggian kolom 4,5 meter Mutu
beton K-350, pada proyek Kegiatan Pembangunan Gedung Sekretariat Probolinggo dana APBN/APBD
Tahun 2014-2016.Biaya untuk pemasangan kolom precast tiap satu titik kolom yaitu Rp 6.672.634.375,-
. Biaya meliputi biaya tenaga, bahan besi tulangan, beton K-350, langsir beton,erection, grouting pasang
bekisting Moulding dan bongkar moulding. Untuk penggunaan bekisting Precast menurut analisa yaitu
10 sampai 12 kali pemakaian, sehingga bisa digunakan secara bersamaan dan berkali – kali.
Untuk Metode konvensional Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Timur dari contoh tabel pekerjaan beton kolom K1A 60 x 60 cm tinggi 4 meter. Biaya
pembuatan kolom K1A 60 x 60 cm tinggi 4 meter sesuai RAB Proyek dinas Peternakan yaitu
Rp7.437.630,00,-. Setelah dikonversi harga satuan analisa beton, besi beton, bekisting dengan
menggunakan harga satuan beton Precast tanpa merubah koofesien (dimensi beton menjadi 50 x 50 cm
tinggi 4 meter),didapatkan harga biaya untuk tiap satu titik beton kolom konvensional yaitu
Rp7.058.430,00,-. Biaya meliputi tenaga,bahan bekisting, besi tulangan, beton K-350, proses
pengecoran menggunakan Conkrect Pump, pasang bekisting dan bongkar bekisting. Untuk penggunaan
bekisting konvensional menurut analisa yaitu 2 x pemakaian, jadi diperlukan banyak bekisting untuk
pekerjaan kolom berikutnya.

E - 63
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

4. Kesimpulan
Dari hasil perbandingan analisis contoh analisa pekerjaan beton Metode Precast Pembangunan
Gedung Sekretariat Probolinggo dengan Metode Konvensional Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur terlihat beberapa perbedaan nilai harga. Dapat disimpulkan dari segi
analisa kebutuhan biaya Metode pekerjaan Precast lebih kecil daripada pekerjaan beton metode
konvensional. Dengan perbandingan selisih sekitar 5,46 %. Dari nilai analisa harga beton kolom Precast
per titik Rp 6.672.634.375,-. Sedangkan pada analisa pekerjaan metode konvensional setelah dikonversi
harga beton kolom Precast per titik menjadi sebesar Rp7.058.430,00,-(Tujuh Juta Lima Puluh Delapan
ribu Empat Ratus Tiga Puluh Rupiah)terdapat selisih sekitar Rp385.796,00,-. Dari selisih harga metode
konvensional tersebut banyak terdapat pada jumlah tenaga yang dibutuhkan, waktu pekerjaan yang lebih
lama, material bekisting yang lebih banyak, serta pembuatan bekisting maximal hanya 2 x pakai dan
semua dikerjakan secara manual.

Saran
a. Dalam menentukan Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi terutama pekerjaan Struktur pada
proyek yang akan dikerjakan hendaknya diperhatikan faktor –faktor lainya yang berperan dalam
pelaksanaan struktur beton seperti kondisi lingkungan.Selain itu juga diperhatikan estimasi biaya
kebutuhan jumlah tenaga,kebutuhan bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang praktis,serta reduksi
biaya karena pemakaian bekisting,reduksi jumlah pekerja,reduksi overhead karena kecepatan
pelaksanaan.
b. Jika menggunakan Metode konvensional dan menganti Metode beton Precast hendaknya
memperhatikan dan memperhitungkan keseluruhan struktur pada bangunan tersebut.

Referensi

Jurnal:
[1] Tinjauan Pustaka (PCI Design Handbook – Precast and Prestressed Concrete, 4th
edition(Olegsby, Parker &Howell, 1989 dan Warszawski, 1990)
[2] Malik IlmuBaroq(ANALYSIS OF COST AND TIME COMPARISON OF COLUMNWORK
IMPLEMENTATION BY CONVENTIONAL CONCRETAND PRECAST METHODS):
[3] www.rumahmaterial.com, 2014
[4] Anomius. 2011. SNI Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Pracetak untuk
Konstruksi Bangunan Gedung.
[5] SNI Analisa Harga Satuan nomer 7394 tahun 2008
[6] I Kadek Mega Putra (2010) dengan judul Perbandingan Metode Pabrikasi Dengan Beton Metode
Konvensional (Tinjauan Aspek Biaya) dan Jika referensi mengacu pada spesifik halaman pada
buku
[7] Daniel Binsar Siahaan dan Ika Putri B.R. Bangun (2014) dengan judul Perbandingan Jumlah
Tenaga Kerja, Waktu dan Biaya Pelat Lantai dan Balok Ruko R8 Dengan Metode Precast dan
Konvensional.
[8] SNI Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan gedung nomer 2847 tahun 2013.
[9] SKSNI T-15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
[10] Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan BidangPekerjaan Umum (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013).

E - 64

Anda mungkin juga menyukai