TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan aspek-aspek terkait perencanaan dan aplikasi dari
teknologi pracetak.
PENGANTAR
Proses aplikasi teknologi pracetak diawali dengan perencanaan. Hal ini
tidak berbeda dengan perencanaan beton konvensional, termasuk
perhitungan beban dan faktor-faktor koefisiennya. Perbedaan dalam
mendesain beton pracetak dengan beton konvensional hanya pada
aspek dimana desain pracetak memperhitungkan kondisi
pengangkatan beton saat umur beton belum mencapai 24 jam. Selain
itu dalam mendesain pracetak memperhitungkan metode
pengangkatan, penyimpanan beton pracetak di stock yard, pengiriman
beton pracetak, dan pemasangan beton pracetak di proyek, karena
sebagian besar beton pracetak dibuat di pabrik (Wahyudi, H. dan
Hanggoro, D., 2010). Untuk itu efektifitas aplikasi teknologi beton
pracetak masih perlu dikaji dengan seksama. Kajian tersebut perlu
dilakukan untuk mengetahui dengan benar terkait manfaat dan
keuntungan dari aplikasi beton pracetak bagi industri konstruksi di
Indonesia. Berbagai faktor harus ditinjau dengan cermat agar dapat
diyakinkan keuntungan yang akan diperoleh, yang antara lain adalah
dari aspek perencanaannya. Teknologi beton pracetak layak digunakan
jika permasalahan yang ditimbulkan dari semua faktor tersebut dapat
23
Perencanaan Beton Pracetak
24
Perencanaan Beton Pracetak
25
Perencanaan Beton Pracetak
3.3. PLANNING
Tahap perencanaan dalam penerapan teknologi pracetak merupakan
kegiatan kritis, dimana harus mempertimbangkan, memperkirakan,
dan mengendalikan berbagai proses kegiatan. Perencanaan ini diawali
dengan tahap konseptual sampai dengan selesainya pelaksanaan
pekerjaan. Perencanaan merupakan tahap kegiatan kritis yang lebih
disebabkan karena teknologi pracetak ini tidak mudah disesuaikan
dengan perubahan yang terjadi sewaktu–waktu. Hal ini bukan berarti
bahwa penerapan teknologi pracetak ini tidak dimungkinkan untuk
diubah, hanya saja tingkat fleksibilitas terhadap perubahan tidak
seleluasa jika menggunakan sistem konvensional. Tahap planning
dapat dibedakan menjadi beberapa sub kegiatan, yaitu: pengendalian;
perencanaan modul; pengadaan; perencanaan transportasi, dan
perencanaan lokasi proyek.
26
Perencanaan Beton Pracetak
1. Pengendalian Biaya
2. Pengendalian waktu
28
Perencanaan Beton Pracetak
MANAJEMEN
▪ Manajemen proyek Biaya meningkat untuk pracetak
▪ Jaminan kualitas Biaya tereduksi untuk pracetak
▪ Proses pengadaan Biaya sama untuk kedua metode
PERENCANAAN
▪ Proyek Biaya meningkat untuk pracetak
▪ Proses Biaya sama untuk kedua metode
▪ Piping dan Layout Biaya meningkat untuk pracetak
▪ Peralatan dan Elektrikal Biaya sama untuk kedua metode
▪ Sipil Biaya cukup tereduksi untuk pracetak
▪ Struktur dan Pemodelan Biaya meningkat untuk pracetak
BIAYA TAK LANGSUNG
▪ Expenses Biaya sama untuk kedua metode
▪ Asuransi Biaya sama untuk kedua metode
▪ Pajak Biaya sama untuk kedua metode
BETON
▪ Beton struktur bawah Biaya sama untuk kedua metode
▪ Beton struktur atas Biaya tereduksi untuk pracetak
▪ Fondasi untuk alat Biaya turun signifikan untuk pracetak
BANGUNAN, STRUKTUR DAN ARISTEKTURAL
▪ Struktur baja Biaya meningkat untuk pracetak
▪ Pekerjaan baja lainnya Biaya turun signifikan untuk pracetak
TRANSPORTASI, HANDLING DAN ARSITEKTURAL
▪ Perencanaan Biaya meningkat untuk pracetak
PEKERJAAN TANAH
▪ Pekerjaan tanah Biaya sama untuk kedua metode
29
Perencanaan Beton Pracetak
3.3.3 PENGADAAN
Penerapan teknologi pracetak dalam proyek konstruksi khususnya
dalam hal pengadaan material dan jasa mencakup hal–hal sebagai
berikut: (1) design engineering; (2) pabrikasi; (3) transportasi, handling
dan erection.
2. Pengadaan Produsen
3.3.4 TRANSPORTASI
Pemindahan modul–modul pracetak merupakan kegiatan yang
membutuhkan peralatan yang spesifik dan memadai. Tahap
perencanaan transportasi harus mempertimbangkan jalur transportasi
yang akan dilewati, metode pemindahan, dan peralatan yang
dibutuhkan.
32
Perencanaan Beton Pracetak
RINGKASAN
Rangkuman dari Bab III adalah:
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan aspek-aspek yang yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan struktur dengan teknologi beton pracetak!
TES FORMATIF
1. Pertimbangan apa yang harus diambil oleh seorang perencana
untuk membuat struktur beton pracetak?
33
Perencanaan Beton Pracetak
REFERENSI
1. Wahyudi, H. dan Hanggoro, D., Perencanaan Struktur
Gedung BPS Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Beton
Pracetak, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2010.
34