Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.

2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

KAJIAN PERANAN PENGELOLA PROYEK DALAM


MENYELENGGARAKAN PROYEK PADA TAHAP PELAKSANAAN
Juanita Indriaty Assa
R. J. M. Mandagi, Jermias Tjakra, Mochtar Sibi
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: Juanitaassa@ymail.com

ABSTRAK
Proyek pembangunan Mall Star Square di kota Manado membutuhkan metode kerja yang terarah dan
tepat sasaran karena adanya beberapa permasalahan yang kompleks dan bervariasi sehingga peran
pengelola yang baik diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pelaksanaan konstruksi pekerjaan pada suatu proyek dapat berjalan sesuai dengan target waktu,
biaya, kwalitas dan mutu apabila pengelolanya baik. Konsultan manajemen konstruksi harus
memahami/menguasai area pekerjaan sehingga dapat melakukan pengendalian proyek, melakukan
pengawasan terhadap konstruksi, dapat mengendalikan biaya, mengembangkan dan menerapkan
sistem penyiapan pekerjaan, review dan pemrosesan order perubahan, mengembangkan dan
menerapkan prosedur untuk review, pemrosesan pembayaran kemajuan dan akhir pelaksanaan
pekerjaan bagi kontraktor, dan pengurusan mendapatkan izin dari pihak yang berwenang.
Ada beberapa cara pengelolaan konstruksi pada proyek ini yang tidak berjalan sesuai dengan
rencana, hal ini menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan. Adapun pekerjaan tersebut antara
lain: pembersihan lokasi, galian tanah lantai basement, pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile,
Tower Crane (TC), pelaksanaan pekerjaan balok, pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Jika
pelaksanaan proyek ini berjalan lancar maka deviasi sebesar 20,280% berdasarkan penjadwalan
pekerjaan dapat diminimalisasi atau bisa sesuai dengan rencana pekerjaan realisasi 100%.
Kata kunci: peran pengelola, pelaksanaan, keterlambatan

PENDAHULUAN karena penyediaan bahan untuk pekerjaan


tersebut tersendat atau tidak tepat waktu.
Latar Belakang Ada juga faktor lain yang mempengaruhi
Sekarang ini perkembangan dibidang keterlambatan terhadap waktu pelaksanaan
konstruksi sangat pesat ditandai oleh banyaknya adalah peralatan yang digunakan kurang
proyek berskala besar yang dibangun oleh memadai selain itu juga sering terjadi kerusakan
pemerintah, swasta, maupun gabungan dari misalnya pekerjaan-pekerjaan yang mengguna-
keduanya. Dalam suatu pelaksanaan proyek kan alat berat antara lain galian tanah, timbunan
konstruksi, terdapat serangkaian aktivitas yang tanah, pengangkutan tanah ataupun bahan/
saling berkaitan satu dengan yang lain. material. Pemberdayaan tenaga kerja sebagai
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat sumber daya manusia yang belum optimal juga
dan aman sangat membantu dalam penyelesaian mempengaruhi keterlambatan terhadap waktu
pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, pelaksanaan, dan kurangnya koordinasi antara
sehingga target waktu, biaya dan mutu konsultan manajemen konstruksi dengan
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai. kontraktor sebagai pelaksanan proyek.
Namun masih saja terjadi keterlambatan dan Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
penyimpangan kualitas konstruksi pada tahap maka pelaksanaan suatu proyek mendapatkan
pelaksanaan proyek, hal ini bukan hanya perhatian. Oleh karena itu, penulisan tertarik
disebabkan oleh faktor alam yaitu gangguan melihat sejauh mana kajian peranan pengelola
cuaca seperti curah hujan yang sangat tinggi proyek dalam menyelenggarakan proyek pada
yang mempengaruhi intensitas kerja, selain itu tahap pelaksanaan dalam pelaksanaan proyek
juga disebabkan oleh pengadaan bahan/material pembangunan Mall Star Square.
yang tidak sesuai dengan ketepatan waktu
pelaksanaan misalnya setelah berakhir pekerjaan Rumusan Masalah
yang satu dan akan dimulai pekerjaan yang lain Dari latar belakang masalah di atas,
akibatnya pekerjaan yang akan dimulai terhenti pembahasan mengarah pada masalah yang lebih

94
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

spesifik yaitu bagaimana metode pelaksanaan Tahap konseptual terdiri dari beberapa
proyek pembangunan Mall Star Square sehingga kegiatan, yaitu:
bisa mengurangi keterlambatan. 1. Identifikasi kebutuhan
2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran
Batasan Masalah 3. Menyusun Lingkup Kerja
Mengingat besarnya lokasi pembangunan 4. Work Breakdown Structure
Mall Star Square maka penelitian ini dibatasi 5. Estimasi Biaya
hanya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan 6. Estimasi Waktu, dan
struktur lantai satu pada proyek pembangunan 7. Mengkaji kelayakan.
Mall Star Square. serta peran dari pengelola
proyek dalam pelaksanaan proyek tersebut. Kegiatan-Kegiatan Awal Pekerjaan dalam
Suatu Proyek
Tujuan Penelitian Setiap menghadapi suatu kegiatan proyek,
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai, pertama-tama perlu memahami dokumen kontrak
antara lain: (contract document). Isi dari dokument kontrak
Mengetahui sejauh mana penerapan pelaksanaan berupa surat perjanjian antara pemilik bangunan
konstruksi pada pembangunan Mall Star Square dan kontraktor, persyaratan umum administrasi
dan menganalisa peranan dari pengelola proyek atau general spesification, dan persyaratan teknis
dalam menyelenggarakan proyek pada tahap atau technical specification. Dari dokumen
pelaksanaan. kontrak ini kita dapat menjabarkan metode
pelaksanaannya.
Manfaat Penelitian Untuk metode pelaksanaan dari bagian-
Dengan penelitian ini informasi dalam bagian kegiatan pekerjaannya, perlu mengetahui
pengembangan ilmu manajemen konstruksi biaya, durasi atau lama waktu pelaksanaan, mutu
khususnya dibidang Teknik Sipil tentang dan jumlah bahan yang akan dipakai, serta
pelaksanaan konstruksi pada tahap pelaksanaan memperhitungkan kemampuannya dalam hal
proyek sehingga menghasilkan suatu pekerjaan jumlah dan mutu dari sumber daya manusia,
yang sesuai dengan rencana kerja. sumber daya keuangan, dan sumberdaya alat/
mesin.

LANDASAN TEORI Definisi pelaksanaan konstruksi


Pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat
Peran Pengelola Proyek dengan kondisi lapangan dimana suatu proyek
Pentingnya suatu proyek tergantung pada konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis
kebutuhan atau permintaan terhadap apa yang proyek yang dikerjakan. Pelaksanaan pekerjaan
dihasilkan proyek. Jika apa yang dihasilkan atau berkaitan dengan metode apa yang digunakan
dapat diberikan oleh suatu proyek tidak untuk bangunan gedung berbeda dengan metode
menjawab kebutuhan baik jangka pendek pekerjaan bangunan irigasi, bangunan
maupun jangka menengah, maka usulan proyek pembangkit listrik, konstruksi dermaga maupun
dapat saja ditolak. Identifikasi proyek bertujuan konstruksi jalan dan jembatan. Semua tahapan
untuk mengidentifikasi kebutuhan/permintaan pekerjaan gedung mempunyai pelaksanaan yang
yang ada dan perkiraan pertumbuhannya untuk disesuaikan dengan disain dari konsultan
jangka waktu tertentu. Ketepatan identifikasi perencana. Hal yang berpengaruh dalam metode
proyek sangat menentukan langkah-langkah pelaksanaan gedung adalah :
selanjutnya, yang tentunya juga menentukan 1. Kondisi dari lokasi proyek
keberhasilan suatu proyek oleh sebab itu peran 2. Volume pekerjaan
pengelola proyek sangat dibutuhkan. 3. Keadaan sekitar dari lokasi proyek
Pada tahap konseptual, pemilik sebagai 4. Keadaan jalan akses untuk material
pemeran dalam mencari peluang,mencetuskan dan peralatan
gagasan, kemudian melihat kedalam organisasi 5. Ketersediaan alat
mengenai ketersediaan perangkat dan keahlian 6. Tingkat kualitas yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai studi dan pengkajian, 7. Jadwal pelaksanaan (schedule)
dalam rangka melihat kelayakan gagasan tersebut 8. Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan
menjadi proyek. sumber daya

95
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

Unsur-Unsur Dalam Rencana Pelaksanaan mempunyai hubungan saling ketergantungan.


Kegiatan Awal balok menyatakan mulainya suatu kegiatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dan akhir balok menyatakan selesainya kegiatan
untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal tersebut. Pada sebelah kanan bagan dapat juga
maka diperlukan suatu rencana pelaksanaan dibuat suatu grafik kurva-S yang menggam-
kegiatan yang dapat dijadikan pedoman dalam barkan prosentase kumulatif dari rencana
pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam rencana pelaksanaan dan merupakan grafik standart
pelaksanaan kegiatan ini terlihat gambaran dalam memonitor dan mengevaluasi realisasi
mengenai rencana pelaksanaan nanti dimana pekerjaan.
pelaksanaannya dapat dengan mudah dimengerti Dalam bar chart/time schedule dapat terlihat:
dan dipahami. 1. Nomor pekerjaan
Unsur-unsur dalam rencana kerja 2. Jenis pekerjaan
pelaksanaan kegiatan yang akan menjadi 3. Volume setiap pekerjaan
landasan atau tolak ukur dalam pelaksanaan 4. Prosentase setiap jenis pekerjaan terhadap
konstruksi, dalam penulisan ini akan dibahan seluruh pekerjaan
satu persatu. 5. Waktu pelaksaan dari setiap jenis pekerjaan
yang diperhitungkan dalam suatu hari
Rencana Kerja (harian), minggu (mingguan) dan bulan
Yang dimaksud rencana kerja dalam (bulanan)
pembahasan ini adalah kegiatan atau pekerjaan- 6. Skala waktu pelaksanaan dari setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahap pekerjaan yang akan dicapai tiap minggu
pelaksanaan proyek. kegiatan perlu diiden- 7. Rencana prosentase kumulatif pekerjaan yang
tifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain akan dicapai tiap minggu
jelas. 8. Grafik kurva-S, yang merupakan standart
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam dalam mengevaluasi realisasi presentasi
penjadwalan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan kemajuan pekerjaan yang dicapai. Grafik
pada suatu rencana kerja adalah : kurva-S dapat dibuat dengan menjumlahkan
1. Tentukan tingkat kedetailan dan kegiatan bobot rencana dari setiap jenis pekerjaan pada
suatu proyek. setiap minggu (bila menggunakan skala
2. Identifikasikan urutan logis dari aneka ragam waktu dalam mingguan), kemudian titik
kegiatan. akumulatif dari titik tersebut dihubung-
3. Perkirakan lamanya waktu pelaksanaan dari hubungkan, maka akan tergambar suatu grafik
setiap kegiatan. kurva-S. Bobot rencana setiap jenis pekerjaan
4. Buatlah penjadwalan dalam bentuk draft atas adalah prosentase harga dari setiap jenis
dasar hari kalender, hari kerja, mingguan dan pekerajaan terhadap harga keseluruhan
bulanan. pekerjaan. Rencana bar chart/time schedule
5. Diskusikan penjadwalan draft tersebut dengan pada pelaksanaan pekerjaan suatu proyek
orang-orang yang lebih berpengalaman. dapat dilihat pada grafik rencana dan realisasi
Dalam hal ini kemungkinan besar akan terjadi pada proyek ini.
penyesuaian-penyesuaian.
6. Kembangkan penjadwalan akhir yang lebih
realistis atas dasar langkah-langkah METODOLOGI PENELITIAN
sebelumnya.
7. Adakan perubahan-perubahan serta Pelaksanaan penelitian ini disusun berdasar-
perbaikan-perbaikan tentang hal-hal yang kan perencanaan yang meliputi :
membutuhkan keputusan dan konsensus 1. Identifikasi masalah
pihak-pihak lain. 2. Studi literatur, mencari bahan pustaka yang
Bar Chart/Time Schedule adalah bagan yang berkaitan dengan judul untuk menunjang
menggambarkan susunan dari rangkaian kegiatan penulisan.
yang dilengkapi dengan skala waktu 3. Persiapan, menentukan data yang akan
pelaksanaan. Umumnya suatu bar chart/time diperlukan dalam penulisan.
schedule urutan kegiatannya didaftarkan dalam 4. Pengambilan data, terbagi meliputi :
suatu kolom pada bagian kiri bagan dan a) Data primer, adalah data langsung dari
disebelah kanan bagan digambarkan rencana objek yang diteliti, yaitu melalui survey
waktu pelaksanaan dalam bentuk balok yang lapangan dan wawancara/interview.

96
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

b) Data sekunder, adalah data yang diambil Data Proyek:


dati data yang telah ada dan atau data
yang telah disurvei sebelumnya oleh Nama: Proyek Pembangunan Mall Star Square –
instansi/badan usaha lain yang berupa Manado
gambar, RAB, dan time schedule. Lokasi Proyek:
5. Analisa data Jln. Wolter Monginsidi no 1 kompleks
6. Kesimpulan dan saran Pertokoan Bahu Mall no. N 17
Konsultan Manajemen Konstruksi: PT. Recta
Bagan Alir Penelitian Construction
Pekerjaan:
Manajemen Konstruksi Pada Pelaksana-
an Proyek Pembangunan Mall Star
Square
Jangka Waktu:
Sampai Dengan Selesainya Pekerjaan
Konstruksi Fisik
Pelaksana:
PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung
Waktu Pelaksanaan Proyek
Sesuai dengan master schedule waktu
pelaksanaan pekerjaan sturktur. Pelaksanaan
proyek dimulai pada minggu ke-1 bulan Juni
2012 dan seharusnya sudah selesai pada akhir
bulan Maret 2013.

Peran Pengelola Proyek Pada Tahap


Pelaksanaan
Peran pengelola proyek pada tahap
pelaksanan secara umum menurut Association
General Contractors of America (AGC) sebagai
berikut:
1. Melakukan pengendalian Proyek
2. Melakukan pengawasan terhadap konstruksi
3. Pengendalian biaya
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian 4. Mengembangkan dan menerapkan sistem
penyiapan, review dan pemrosesan order
perubahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Mengembangkan dan menerapkan prosedur
untuk review, pemrosesan pembayaran
Pelaksanaan Pembangunan Mall Star Square kemajuan dan akhir pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pembangunan ini dimulai dari bagi kontraktor.
tahap perencanaan yang meliputi pengumpulan 6. Mendapatkan izin dari pihak yang berwenang.
data, penelitian atau penyelidikan studi
kelayakan dan analisis dampak lingkungan. Peranan Pengelola dalam Pelaksanaan
Perencanaan fisik yang meliputi gambar Pekerjaan Konstruksi
denah, pandangan atau tampak, potongan, detail Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan suatu
termasuk perhitungan konstruksi serta pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu
persyaratan yang disebut bestek, mencakup yang tepat sesuai dengan rencana kerja (Bestek).
peraturan dan persyaratan teknis administrasi. Adapun jenis pekerjaan dibatasi pada
Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan bawah saja:
konstruksi dilapangan serta pengawasan terhadap Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile
pekerjaan, adapun Owner Development dari Pondasi bored pile dipilih dengan
Proyek pembangunan Mall Star Square adalah pertimbangan lokasi proyek pembangunan Mall
PT. Artoda Karya Gemilang. Star Square yang berada di daerah padat

97
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

penduduk. Bila digunakan pondasi tiang pancang dump truck ke disposal area yang telah
maka proses pemancangan akan sangat ditentukan.
mengganggu masyarakat sekitar. b. Pekerjaan urugan
Sistem kerja pondasi ini hampir sama Tanah galian yang diangkut dengan dump
dengan Pondasi Pile (Tiang Pancang), yaitu truck kemudian dihampar dengan meng-
meneruskan Beban Stuktur Bangunan diatas ke gunakan excavator di lokasi urugan yang
tanah dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah telah ditentukan. Tanah urugan dihamparkan
yang dianggap kuat (memiliki Daya Dukung lapis demi lapis kemudian dipadatkan
yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan menggunakan vibrator roller.
Sondir sebelumnya, agar daya dukung tanah Pelaksanaan Pekerjaan struktur plat basement
dibawah dapat diketahui pada kedalaman berapa Ini berkaitan dengan metode Top-down
meter yang dianggap memadai untuk mendukung dalam arti sebagian struktur basement
konstruksi diatas yang akan dipikul nantinya. diselesaikan sedemikian, sehingga ada bagian
basement yang cukup kuat untuk menahan dan
menanggulangi proses pelaksanaan beberapa
lantai struktur yang di atas dan sementara
pekerjaan basement dikerjakan juga dapat
dilaksanakan secara simultan dengan pekerjaan
struktur bagian atas. Dinding basement dan
pondasi bored pile dapat dilaksanakan secara
simultan, dinding basement juga berfungsi
sebagai daphrgagm-wall, dinding penahan tanah,
penyangga gaya horisontal yang di terima plat
Gambar 2. Contoh pengerjaan Bored Pile lantai dan juga termasuk juga sebagai dewatering
system.
Pekerjaan pelaksanaan bored pile yang Kemampuan pengecoran ±100–350 m3/hari,
digunakan pada proyek ini adalah pengeboran mengakibatkan pengecoran lantai basement
dengan casing. Metode ini dipergunakan untuk harus dibagi menjadi beberapa zone pekerjaan.
mencegah terjadinya runtuhan tanah (caving) Perbedaan waktu pengecoran setiap zone,
atau deformasi lateral yang sering terjadi pada memungkinkan sambungan antar zone yang tidak
tanah longsor karena adanya pasir lepas atau kedap air (berpotensi bocor). Untuk menghindari
medium. Adapun metode pelaksanaannya secara kebocoran ini dilakukan pema-sangan waterstop
sistematis adalah sebagai berikut : pada setiap pertemuan antar zone.
1. Marking posisi pile oleh surveyor (Juru Ukur) Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Retaining Wall
2. Install casing sementara (Temporary casing) Retaining wall (dinding penahan) harus di
3. Mulai melakukan pengeboran (boring) pasang di lokasi ini mengingat lokasi galian
4. Jika lubang bor tidak stabil, boring harus basement sangat dekat dengan bangunan ruko
dilakukan dengan bentonite yang ada yang melingkar di area pembangunan
5. Setelah pengeboran sudah mencapai toe level, Mall Star Square. Berikut ini langkah
lakukan inpeksi lapangan untuk konfirmasi pengerjaannya:
toe level 1. Sebelum pekerjaan dinding dimulai pastikan
6. Lowering steel cage ke dalam lubang bor bahwa besi stek telah terpasang dan dicor
7. Casting bored pile dengan pipa tremi bersamaan dengan pengecoran lantai.
8. Cabut (extram) casing 2. Pasang penulangan utama dan sengkang.
(Wibawa dkk, 2011) Pastikan jarak sesuai dengan gambar rencana
Pelaksanaan Pekerjaan Galian dan Urugan 3. Pasang panel sisi dalam dinding penahan
a. Pekerjaan Galian tanah.
Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan 4. Pasang push pull props.
excavator dan tenaga manusia. Awalnya 5. Pasang panel sisi luar dinding penahan tanah.
tanah digali dengan tenaga manusia sampai Luruskan panel dengan memutar pushpull
tanah cukup mudah untuk digali excavator. hingga panel benar-benar lurus.
Selanjutnya excavator menggali tanah sampai 6. Pasang tie rod untuk mengikat panel-panel
dengan elevasi yang ditentukan. Tanah hasil pada kedua sisi sehingga tidak terjadi
galian tersebut dipindahkan dengan bantunan kegagalan pada waktu pengecoran.

98
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

7. Lakukan pengecoran dan pemadatan dengan 5. Pasang bekisting kolom dengan


menggunakan vibrator. menempatkannya sesuai dengan marking
8. Bongkar bekisting dengan melepas push pull yang telah dibuat
dan tie rod. 6. Atur kelurusan bekisting kolom dengan
9. Setelah beton dinding mencapai umur 7 hari, memutar push pull
dapat dilakukan urug tanah di samping 7. Lakukan pengecoran dengan mengguna-
dinding. kan bucket dan dihubungkan dengan pipa
Pelaksanaan Pekerjaan struktur kolom tremi, lalu dilakukan pemadatan dengan
Terdapat dua bagian besar dalam proses menggunakan vibrator
pekerjaan kolom, yaitu pelaksanaan pengecoran 8. Bongkar bekisting kolom dan pasang
kolom, dan pelaksanaan bongkar pasang kepala kolom.
bekisting kolom. Pelaksanaan Pekerjaan Balok
a. Pelaksanaan pengecoran kolom Balok (Beam), merupakan elemen struktur
1. Sudut harus kuat yang berfungsi mentransmisikan beban dari pelat
2. Mengatur jarak sabuk kolom menuju kolom. Pada umumnya, balok dicor
3. Mengecek sudut-sudut bekisting secara monolit dengan kolom dan pelat lantai.
sambungan disetiap pembersihan dan Lalu balok juga memiliki karakteristik
pelumasan plywood penulangan pada satu sisi saja. Khususnya untuk
4. Memasang sabuk kolom dan penopang tahanan terhadap lentur.
bekisting
5. Melakukan pengecoran
6. Melakukan penggetaran agar komposisi
campuran beton di setiap segmen merata
7. Melakukan pemukulan pada kolom bagian
luar sebagai eksternal vibrator untuk
memadatkan beton sewaktu melakukan
pengecoran
8. Menggunakan mortar utama jika
diperlukan

Gambar 3. Bekisting Kolom


Gambar 4. Pengerjaan Balok
b. Pelaksanaan bongkar pasang bekisting kolom
1. Marking sepatu kolom sebagai tempat Penggunaan scaffolding adalah sebagai
batas bekisting penyangga pekerjaan struktur (perancah),
2. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama penyangga bekisting, membantu pekerjaan
atau tulangan sengkang finishing, pemasangan kabel dan lain-lain.
3. Pasang besi kolom ke dalam stek besi Scaffolding juga dapat memperkecil lendutan
yang sudah ada yang terjadi pada saat adukan beton dituangkan
4. Kencangkan besi kolom dan stek besi ke dalam bekisting. Tinggi rendahnya scaffold-
dengan menggunakan sengkang ding dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

99
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

Tahap pelaksanaan untuk pekerjaan balok 7. Menentukan elevasi dan kerataan dengan
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: pemasangan bidang waterpass pada setiap lokasi yang
bekisting, pembesian dan pengecoran. akan diratakan.
a. Pemasangan bekisting balok 8. Setelah balok mengering, permukaan
1. Pembuatan marking sebagai acuan digosok dan dihaluskan.
bekisting dasar 9. Melakukan curing setelah beton
2. Menyetel scaffolding pada sepanjang mengalami setting dan mengeras.
lokasi sebagai penahan bekisting.
Penempatan dipasang sejarak 90 cm.
3. Kaki scaffolding disambung dengan jack
base dan bertumpu pada landasan yang
kuat, kokoh dan tidak miring.
4. Memasang bekisting dengan acuan
marking yang telah dibuat sebelumnya.
5. Sambungan pada bekiating harus
merupakan garis lurus serta sambungan
harus rapat.
6. Membersihkan permukaan bekisting dari
sampah atau kotoran lainnya.
7. Melapisi permukaan bagian dalam
bekisting dengan mould oil secara merata
diseluruh permukaan.
b. Pembesian pada balok
1. Memasang penyangga kayu penggantung
besi balok.
2. Memasang besi utama dan sengkang balok
sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
3. Pembesian dirakit dengan mengganjal besi
di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
4. Memasang beton decking pada bagian
bawah rakitan besi balok secara rapi dan Gambar 5. Pengecoran Balok
terikat kuat. Pelaksanaan Pekerjaan struktur plat precast
5. Memasang conduit dan sparing secara (pre slab)
lengkap dan rapi. a. Pengangkatan Precast dari atas truk dengan
6. Membersihkan bekisting dalam balok. bantuan crane/tower crane.
c. Pengecoran balok b. Proses penurunan Precast pada posisinya di
1. Melakukan pembersihan area yang akan atas balok.
dicor dengan menggunakan kompresor c. Precast yang sudah tersetting lalu digelar
udara. wiremesh di atasnya, sehingga siap dilakukan
2. Menentukan sequence pengecoran pada pengecoran.
area yang akan dicor untuk mempermudah Langkah–langkah pembuatan pelat:
pekerjaan. 1. Pemasangan bekisting balok
3. Menentukan daerah stop cor dengan 2. Pemasangan tulangan balok dan instalasi plat
membersihkan potongan bambu. precast (pengangkutan) menggunakan TC (tower
4. Mempersiapkan tanda apabila cuaca hujan crane)
selama pengecoran berlangsung atau beton 3. Pemasangan shoring plat precast
sedang mengalami setting. 4. Pembesian plat topping
5. Pengecoran dilakukan pada daerah balok 5. Pengecoran plat
terlebih dahulu kemudian half slab sambil Keuntungan bagi kontraktor dalam
dilakukan pemadatan dengan vibrator. penggunaan plat precast :
6. Selama pengecoran berlangsung, selalu 1. Ruang kerja lebih leluasa
harus dicek tinggi permukaan rencana dan 2. Lokasi proyek lebih bersih
meratakan seluruhnya.

100
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

3. Terhindar dari kehilangan material yang 6. Jika ada besi yang susah dibengkokkan maka
disebabkan penumpukan di lapangan boleh dipanaskan dengan persetujuan
4. Kualitas lebih terjamin engineer
5. Waktu pelaksanaan lebih cepat 7. Ikuti perubahan schedule pembesian &
Keuntungan pemakaian plat precast bagi dapatkan dokumen terbaru
Konsultan/Owner : Tahap Pemasangan.
1. Pengawasan/Proses Inspeksi lebih mudah Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
2. Kualitas lebih terjamin pemasangan besi tulangan adalah:
3. Waktu pelaksanaan lebih cepat 1. Besi harus bersih (dari kotoran, minyak).
2. Peletakan tulangan pembesian harus diatur
Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian sehingga ada ruang tersedia untuk proses
Baja tulangan beton harus dibengkok/ pemadatan beton
dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan 3. Jika ada besi yang perlu disambung maka
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar harus ada overlapping yang sesuai perhi-
Konstruksi. tungan atau spesifikasi teknis.
a. Pemotongan tulangan 4. Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan
Baja tulangan dipesan dengan ukuran dahulu di luar bekisting baru kemudian
panjang standar. Untuk keperluan tulangan meletakkan sesuai posisinya.
yang pendek, diperlukan adanya pemotongan 5. Aliran proses penyimpanan hingga
terhadap tulangan yang ada. Untuk itu pemasangan harus direncanakan secara efektif
diperlukan suatu alat potong tulangan, karena dan efisien.
kalau hanya dipotong secara manual Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan
membutuhkan waktu yang lama. pada pelat dan balok lantai: Pembesian pada plat
Bar cutter merupakan alat pemotong besi lantai harus berada di atas dudukan berupa tahu
tulangan sesuai ukuran yang diinginkan. Alat beton. Ketinggian bantalan pembesian plat lantai
pemotong tulangan yang digunakan dalam tergantung dari ketebalan selimut beton yang
proyek ini dioperasikan secara manual direncanakan
menggunakan tenaga manusia. Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan
b. Pembengkokkan tulangan pada kolom dan dinding:
Bar bender merupakan alat pembengkok 1. Pembesian kolom dirakit dengan cetakan
tulangan sesuai lengkung yang diinginkan. yang telah dibuat
Menurut tenaga pengeraknya dibagi menjadi 2. Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom
dua jenis : sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian
1. Bar bender manual tersebut kuat untuk diangkat
Bar bender ini dapat dirakit sendiri dengan 3. Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom
menggunakan potongan-potongan besi siap diangkat
yang tidak dipakai. 4. Rakitan pembesian kolom yang telah
2. Bar bender mesin dipasang harus diikat ke bekisting supaya
Bar bender ini digunakan untuk besi kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5m
tulangan dengan diameter cukup besar. 5. Pemasangan pembesian pada dinding sama
Penggunaan bar bender otomatis akan dengan pemasangan pada kolom
mempermudah dalam pekerjaan ini. 6. Besi yang horizontal diikat pada besi yang
Tahap Pemotongan dan pembengkokan vertikal.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi Pelaksanaan Pekerjaan pengecoran
tulangan adalah sebagai berikut: Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan
1. Gunakanlah meja yang kuat dan rata penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
2. Siapkanlah gambar acuan elemen struktur yang telah dipasangi besi
3. Cek diameter besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran
4. Cek kembali besi-besi yang telah dibeng- dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan
kokkan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan
5. Cek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside telah terpasang sesuai rencana.
Radius >2d untuk besi kekuatan rendah, 3d Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
untuk besi kekuatan tinggi pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai
berikut:

101
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

1. Setiap pekerja harus memakai pakaian dalam beton. External vibration dilakukan
pelindung, sepatu safety, helm, dan pelindung dari luar bekisting, hal ini dilakukan karena
mata jika diperlukan. internal vibration susah dilakukan.
2. Ketepatan ukuran dan elevasi harus 8. Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan
diperhatikan dan dicheck. kira-kira sejarak 15cm setelah pemadatan
3. Zone pengecoran harus direncanakan dan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan
ukurannya ditentukan sekitar 5 sampai 15 detik. Angkat vibrator
4. Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di pelan pelan dengan kecepatan sekitar 7.5
bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang cm/detik
sebelum dicor 9. Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling
5. Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai overlapping sehingga semua beton bisa
merusak atau merubah bekisting dan tulangan terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah
6. Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau yang sedang dipadatkan
angin yang kencang, sehingga beton 10. Initial finishing ditandai dengan genangan air
mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh yang tampak dipermukaan beton. Proses final
keterlambatan pengiriman karena kurangnya finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi
prencanaan atau hal lain yang tidak bisa ini belum tampak. Menghilangkan genangan
dihindari. Untuk mencegah delay maka air dapat dilakukan dengan menggunakan
tenaga kerja, peralatan, dan cuaca dalam sapu biasa. Jangan mengeringkan air
keadaan terkendali permukaan tersebut dengan cara mencam-
7. Jangan menambahkan air pada beton untuk purkan semen, karena akan membuat
memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
gunakanlah campuran air dan semen 11. Final finishing terdiri dari dua proses :
Cara pelaksanaan pengecoran adalah Floating ada dua proses yaitu Bullfloat,
sebagai berikut: dilakukan dengan alat penggaruk yang
1. Pengecoran elemen vertikal umumnya didorong, ini adalah proses pertama power or
menggunakan alat bantu TC dan bucket cor hand float adalah proses floating
sedangkan untuk elemen horizontal manggunakan tangan dimana ini adalah
menggunakan alat bantu concrete mixer. Pada proses akhir floating. Dilakukan untuk
volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu membuat permukaan beton yang keras, rata,
TC dan bucket cor. Pada pengecoran pile cap dan lembut. Biasanya dilakukan 3 kali proses
yang berada pada elevasi ground floor, jika 12. Curing dilakukan untuk menjaga kadar air
volume pengecoran kecil digunakan cara beton tidak cepat kering sehingga proses
pengecoran langsung dari truk mixer. Pada pemadatan beton tidak terlalu cepat atau
volume pengecoran yang besar akan efektif terlalu lambat. Curing dilakukan langsung
menggunakan concrete pump. setelah proses finishing. Curing dilakukan
2. Pada permukaan miring, pengecoran mulailah dengan menambahkan air pada permukaan
dari level terendah dan gunakanlah moncong beton atau mencegah kehilangan air dari
untuk menaburkan beton di permukaan beton. Pancuran air harus perlahan untuk
miring mencegah kerusakan permukaan beton.
3. Beton yang akan dicor harus langsung ke 13. Curing dapat juga dengan menutup beton
tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dengan plastik dan mengaplikasikan curing
dari pojok bekisting. compound.
4. Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton 14. Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat
yang sudah lama. kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan
5. Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan
terlalu basah atau kering, beton diaduk dilakukan jika suhu melebihi 32°C,
dengan baik, jika menjatuhkan beton secara kelembaban rendah, kecepatan angin tinggi
vertikal jangan lebih dari 2m. dan sianar matahari menyengat.
6. Pemadatan beton dilakukan dengan cara 15. Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan,
digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi
terperangkap dalam beton, sehingga beton hujan, menyediakan alat pelindung seperti
memadat memenuhi bekisting burlap danplastik, melakukan mixing dan
7. Internal vibration dilakukan dengan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu
menggunakan poker, yang dimasukkan ke ketika tidak hujan. Ketika Hujan Mulai

102
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

Turun, lindungi beton yang baru dituang keterlambatan sebesar 11,77% dari rencana.
secepat mungkin, pastikan semua permukaan Prestasi kemajuan per minggu selanjutnya terus
beton terlindungi, jangan menambahkan berada dibawah grafik standart sampai akhir
semen kepermukaan beton. pelaksanaan proyek. Pada minggu ke-43
16. Setelah hujan reda, aplikasikan curing pekerjaan yang dicapai kontraktor 79,72%,
compound secepatnya bersamaan dengan sedangkan yang direncanakan harus selesai
proses beton mengeras, memperbaiki 100%, jadi ada keterlambatan (deviasi) sebesar
permukaan yang cacat dan membentuk 20,28% dari rencana. Ini disebabkan karena ada
permukaan beton jika diperlukan, membuang beberapa pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
bagian beton jika ada bagian yang tidak berjalan sesuai dengan yang telah
dikhawatirkan rusak karena kadar air direncanakan dan juga koordinasi di lapangan
bertambah, sehingga beton menjadi lemah. terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan
manajemen konstruksi tidak berjalan dengan
Pencapaian Hasil Pelaksanaan Proyek baik. Ini terlihat dari hasil wawancara langsung
Dari hasil evaluasi kemajuan pekerjaan pada dengan kontraktor pelaksana dimana sering
realisas pelaksanaan pekerjaan revitalisasi terjadi kesalahan desain atau perubahan desain
pembangunan Mall star Square, pada akhir secara tiba-tiba yang berefek pada keterlambatan
pelaksanaannya mengalami keterlambatan dari waktu pelaksanaan.
rencana. Dalam rencana kerja atau time schedule
dapat dilihat grafik realisasi kemajuan pekerjaan Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi
yang dicapai kontraktor: terhadap Pelaksanaan Pembangunan Mall
Dari gambar 6. dapat dilihat pada minggu Star Square
ke-1 sampai dengan periode minggu ke-12, Tugas konsultan Manajemen pada tahap
grafik realisasi kemajuan berada diatas grafik pelaksanaan proyek ini meliputi:
standar, berarti prestasi kemajuan pekerjaan lebih 1. Mengkoordinir ketersediaan fasilitas
cepat dari rencana. Memasuki minggu ke-13, pendukung seperti:
grafik kemajuan pekerjaan mulai berada di - Kantor
bawah grafik standart, sampai pada minggu ke- - Jalur evakuasi jika terjadi kecelakan kerja
43 mengakhiri bulan ke-6, pekerjaan yang - Gudang sementara
dicapai kontraktor 8,02%, sedangkan yang - Wi-Fi (untuk akses pengiriman data
direncanakan harus selesai 10,49%. Jadi, ada electronic jarak jauh)
keterlambatan sbesar 2,48% dari rencana, - Penampungan buangan sisa bangunan baik
sedangkan pada akhir bulan Januari pekerjaan masih digunakan maupun tidak digunakan
yang dicapai kontraktor 42,47%, sedangkan yang lagi.
direncanakan harus selesai 54,24 % Jadi, ada

Gambar 6. Kurva S Rencana dan Realisasi Pekerjaan

103
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi bersifat non teknis yang terjadi mengenai
seharusnya mengkoordinir ketersediaaan iklim/cuaca yang sering tidak menentu
fasilitas-fasilitas pendukung tersebut, maupun ketersediaan tenaga kerja yang
sehingga pelaksaaan proyek dapat berjalan terampil dan cekatan dalam bekerja yang
sebagaimana mestinya. mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan
2. Menyediakan tenaga ahli di bidang sesuai dengan jadwal rencana dan juga mutu
manajemen konstruksi yang menguasai kerja yang dihasilkan, masalah-masalah
bidangnya dan mampu memberi solusi, tersebut harus cepat ditindaklanjuti oleh
membuat perencanaan pekerjaan apabila Konsultan Manajemen Konstruksi.
terjadi hambatan dalam pekerjaan. 7. Memeriksa dan memberi koreksi gambar
3. Memproses sertifikat dan berita acara yang kerja (shop drawing) dari kontraktor dan
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaaan. kemudian diberi catatan “gambar ini telah
Semua pekerjaan yang akan dilakukan oleh diperiksa, disetujui dengan catatan, atau
kontraktor harus diketahui oleh KMK. Paket Tidak setuju”. Jika disetujui, pekerjaan akan
pekerjaan sudah bisa dilaksanakan apabila langsung dilaksanakan. Jika disetujui dengan
kontrkator sudah menerima surat perintah catatan, maka shop drawing harus dilengkapi
kerja. Kemudian, kontraktor akan membuat sesuai catatan dan diperiksa kembali oleh
berita acara yang melampirkan spesifikasi KMK. Jika tidak disetujui, shop drawing
bahan dan gambar. haruslah dirubah total sampai mendapat
4. Memberi pengarahan pada kontraktor dalam persetujuan Konsultan Manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan spek Konstruksi dan jika telah disetujui gambar
standart yang ada misalnya pengarahan pada tersebut harus lengkap dengan perubahan atau
pekerjaan pemasangan batu bata di mana pada tambahan pada gambar perencanaan struktur
saat batu bata sebelum di pasang di rendam dan arsitektur, perletakan instalasi pekerjaan
dahulu atau disiram dengan air agar pada saat mekanikal dan elektrikal, ventilasi dan AC,
pemasangan batu bata tersebut tidak plumbing dan fire fighting, dan lift.
menyerap air dari campuran spesi, hal kecil Contoh shop drawing struktur adalah:
seperti itu kelihatan sepele namun a. Shop drawing denah pondasi, sloof dan
memberikan pengaruh turunnya kekuatan kolom, balok lantai, pelat lantai, struktur
pasangan batu bata sehingga pasangan mudah baja, atap dan dak.
retak, hal ini memerlukan pengawasan dari b. Shop drawing potongan
kontraktor dan sub-kontraktor diarahkan c. Shop drawing detail pondasi
untuk saling koordinasi satu sama lain, karena d. Shop drawing sloof dan balok, balok,
mengingat sub-kontraktor (mandor) dalam kolom, struktur baja.
proyek ini hanya mengejar volume pekerjaan e. Shop drawing denah sirkulasi
tanpa memperhatikan mutu. Contoh shop drawing arsitektur adalah:
5. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di a. Shop drawing denah eksisting
lapangan. b. Shop drawing rencana lantai
Berdasarkan hasil pengawasan/peninjauan c. Shop draawing rencana plafon
lokasi secara langsung Konsultan Manajemen d. Shop drawing sirkulasi vertikal
Konstruksi (KMK) secara keseluruhan, e. Shop drawing denah kusen
didapat beberapa pekerjaan yang cacat atau 7. Memimpin rapat koordinasi lapangan
tidak sesuai yang di harapkan. Dalam Konsultan Manajemen Konstruksi wajib
perbaikan tersebut, KMK akan terus memipin rapat koordinasi lapangan. Di mana
mengawasi sampai pekerjaan tersebut selesai dapat membahas kendala-kendala yang
diperbaiki sesuai standart yang di inginkan. dihadapi kontraktor dan bagaimana cara
6. Mengendalikan jadwal maupun mutu mengatasinya. Mengawasi pengadaan dan
pekerjaan sesuai rencana kualitas tenaga kerja, material dan peralatan
Selaku Konsultan Manajemen Konstruksi, dari para kontraktor
dalam mengendalikan jadwal pelaksanaan Memastikan bahwa tenaga kerja menjalankan
tidak dijalankan sepenuhnya. Ada beberapa scope pekerjaan dengan baik dan
masalah bersifat teknis yaitu pengadaan alat memperhatikan mutu pekerjaan mencapai
untuk pondasi bore pile dan pengadaan 100%. Material: memastikan bahwa material
material yang sering sekali mengalami yang telah disediakan, digunakan sesuai
keterlambatan. Sedangkan permasalahan yang ketentuan. Material yang digunakan harus

104
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

sesuai kontrak (tidak kurang/tidak lebih). pengiriman yang sering terlambat. KMK akan
Peralatan: peralatan yang disediakan mencari tahu mengapa suplly material bisa
kontraktor wajib diketahui oleh Konsultan terlambat, mencari alternatif material lain
Manajemen Konstruksi. dengan kualitas yang setara, mengarahkan
8. Menyusun program unutuk Keselamatan dan kontraktor untuk memesan material yang
Kesehatan Kerja dan keamanan proyek dibutuhkan jauh-jauh hari sebelumnya, atau
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konsultan mau tidak mau menunggu schedule
Manajemen Konstruksi telah menerapkan kedatangan material.
program keselamatan secara konsisten seperti: 2. Gangguan cuaca.
pemakaian alat pelindung diri dalam bekerja Musim penghujan telah diprediksi terjadi
seperti; pemakaian helm, sepatu lapangan, pada bulan Oktober sampai April dan musim
identitas pekerja, pemasangan jaring panas terjadi pada bulan April sampai
pengaman, rambu di sekeliling lubang terbuka Oktober. Hal tersebut telah diperhitungkan
(galian, lift), tanda dilarang merokok di dalam dalam penyusunan jadwal rencana kerja
proyek, kotak P3K dan menyediakan asuransi namun yang terjadi dengan musim sekarang
JAMSOSTEK untuk para pekerja. Program ini, dimana seringnya terjadi perubahan cuaca
keselamatan dan kesehatan kerja akan dari terik matahari yang panas menjadi hujan
meningkatkan produktivitas para pekerja. lebat. Demikian sebaliknya, perubahan cuaca
Keamanan proyek : penjagaan proyek dengan yang dramatis ini tentu saja menggangu
menyediakan satpam untuk jaga. Berikut ini pelaksanaan pekerjaan lapangan.
tanda-tanda Safety maupun jaminan tenaga 3. Koordinasi di lapangan.
kerja yang sudah di penuhi oleh perusahaan: Kurangnya Koordinasi antara pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek merupakan salah
satu penghambat dalam pelaksanaan
pembangunan Mall Star Square. Namun
ternyata tidak bisa dipungkiri bahwa tiap
proyek pasti mempunyai masalah koordinasi
di lapangan, Pengarahan seharusnya selalu
dilakukan untuk meningkatkan koordinasi
antara konsultan maupun kontraktor sehingga
ini akan menimbulkan sinergi untuk mencapai
tujuan bersama.
Dalam setiap pengerjaan proyek
Gambar 7. Tanda Safety pada proyek pembangunan
Mall Star Square
pembangunan yang melibatkan masa
bangunan yang besar dengan jumlah pekerja
9. Memproses pembayaran para kontraktor yang banyak tentunya membutuhkan
Kontraktor dibayar didasarkan pada volume Konsultan Manajemen Konstruksi yang dapat
pekerjaan yang dicapai. Pencapaian volume memberi pengarahan dalam pelaksanaan
tersebut dapat dilihat pada weekly progress. pekerjaan sesuai dengan standart atau rencana
dalam 1 bulan, kontraktor memasukkan 4 yang diinginkan.
(empat) weekly progress.

Peranan Pengelola Konsultan Manajemen PENUTUP


Konstruksi dalam Mengatasi Kendala-
Kendala Pada Pembangunan Mall Star Square Kesimpulan
Secara umum kendala yang mempengaruhi Dalam pengelolaan proyek membutuhkan
keseluruhan pekerjaan dan menyebab Konsultan Manajemen Konstruksi yang
keterlambatan waktu penyelesaian proyek memahami/menguasai area pekerjaan sehingga
dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut : dapat melakukan pengendalian Proyek,
1. Keterlambatan pengadaan bahan/material Melakukan pengawasan terhadap konstruksi,
bangunan. dapat mengendalikan biaya, Mengembangkan
Keterlambatan proses supply material seperti dan menerapkan sistem penyiapan pekerjaan,
yang telah dibahas sebelumnya terjadi karena review dan pemrosesan order perubahan,
approval (persetujuan), pengadaan dan Mengembangkan dan menerapkan prosedur
untuk review, pemrosesan pembayaran kemajuan

105
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (94-106) ISSN: 2337-6732

dan akhir pelaksanaan pekerjaan bagi kontraktor, saat pelaksanaan pekerjaan ketika mengalami
dan pengurusan mendapatkan izin dari pihak kendala KMK sudah siap meberikan solusi yang
yang berwenang. cepat dan tepat sehingga tidak terjadi
Jika hal-hal tersebut diatas dilaksanakan keterlambatan yang berarti dalam pelaksana-
maka dari segi pengelolaan proyek konstruksi annya.
pada pekerjaan ini akan berjalan sesuai dengan Perlunya koordinasi dan kerja sama yang
rencana sehingga deviasi sebesar 20,28% lebih baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam
berdasarkan penjadwalan pekerjaan dapat di proyek sehinga akan memberikan sinergi yang
minimalisir atau bisa sesuai dengan rencana kuat untuk mencapai tujuan bersama. Adanya
pekerjaan realisasi 100%. tenaga ahli atau pengawas lapangan yang
profesional di bidangnya perlu diperhitungkan
Saran untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dan
Konsultan Manajemen Konstruksi harus cepat tanggap dalam menyelesaikan masalah
lebih berperan aktif terhadap pelaksanaan proyek yang terjadi dilapangan sehingga target dapat
konstruksi yang baik dan tepat sehingga pada dicapai sesuai dengan rencana.

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Husen., 2010. Manajemen Proyek. Penerbit ANDI, Yogyakarta.


Amien, Sajeki., 2009. Metode Kerja Bangunan Sipil, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Dipohusodo, I., 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Soeharto, I., 1995. Manajemen Proyek dan Konseptual Sampai Operasional Erlangga, Jakarta.
Tarore H, Mandagi R. J. M., 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi (SIMPROKON), Tim
Penerbit JTS Fakultas Teknik UNSRAT, Manado.

106

Anda mungkin juga menyukai