Anda di halaman 1dari 11

1

PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI BERBASIS STATISTIK


Tema Soal 2

Jurnal 1: Analisis Pengaruh Pengendalian Kualitas Pelaksanaan Proyek Dermaga Milik


Pemerintah di Sulawesi Utara
Jurnal pertama diambil dari penulis pertama, karya dari Mayggie dan B.F.
Sompie beliau merupakan Staff Kantor Pusat serta Dosen Pacasarjana Teknik Sipil
Universitas Sam Ratulangi dengan pengambilan judul tentang Analisis Pengaruh
Pengendalian Kualitas Pelaksanaan Dermaga Milik Pemerintah di Sulawesi Utara.
Kajian pengendalian mutu konstruksi pada pengendalian kualitas dalam pelaksanaan
proyek dermaga milik pemerintah yang berlokasi di Sulawesi Utara.
Kegiatan proyek pembangunan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya
telah digariskan dengan jelas. Prasyarat keberhasilan proyek pembangunan adalah
tercapainya sasaran proyek, yaitu tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu, sehingga
seluruh rencana proyek baik pada tahapan prakonstruksi, pelaksanaan konstruksi dan
pasca konstruksi dapat berjalan dengan baik.
Pada beberapa proyek belum terpenuhinya kualifikasi menyangkut kemampuan
pengelolaan proyek, kurang efektifnya peran pengawas lapangan, masih dijumpainya
pekerjaan yang kualitasnya kurang memadai, terlambatnya waktu penyelesaian
pekerjaan, masih terjadinya perubahan kontrak, kurang memadainya metode kerja
dan strategi pelaksanaan proyek, pengorganisasian proyek yang kurang memadai, dan
prosedur pengendalian tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Hal ketiga adalah acuan dan pengendalian pelaksanaan, yaitu kurang
memadainya keahlian personil yang menangani kontrak, syarat-syarat dan bentuk
kontrak yang tidak tegas dan jelas, proses tender yang relatif lama dan belum
diterapkannya asas nyata kepada penyedia jasa sesuai ketentuan yang berlaku
sehingga pengguna jasa mengalami kesulitan memilih dan menilai penyedia jasa yang
2

benar-benar berkualitas dan memenuhi kriteria yang diinginkan. Ketiga hal tersebut
menunjukkan bahwa perencanaan yang tidak tepat, investigasi lokasi proyek yang
tidak sempurna, kurang memadainya pengalaman dan kemampuan pengelolaan
proyek serta kurang profesionalnya penyedia jasa, mempunyai keterkaitan yang erat
terhadap hasil suatu proses pelaksanaan proyek konstruksi.
Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa proses perencanaan dan
pengendalian pelaksanaan selama proses konstruksi bila tidak direncanakan dan
dilaksanakan dengan seksama akan berdampak pada menurunnya kinerja proyek yang
bersangkutan. Pengujian Hipotesis Uji Parsial t Berdasarkan pembahasan dapat
ditarik kesimpulan bahwa variabel perencanaan, kualitas dokumen kontrak,
pengendalian biaya upah kerja, dan kualitas pelaku pengendalian berpengaruh
terhadap kinerja proyek pembangunan dermaga milik pemerintah Sulawesi Utara Uji
Simultan F Dengan menggunakan program SPSS maka dapat diketahui hasil Fhitung
= 3.618 dan Ftabel 2.59 dengan hasil signifikan 0.014. Angka tersebut memberikan
arti bahwa hubungan antara sistem activity-based costing dengan peningkatan kinerja
proyek dermaga milik pemerintah Sulawesi Utara sebesar 92.3% sedangkan sisanya
7.7% berhubungan dengan faktor-faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Perencanaan yang tidak tepat, investigasi lokasi proyek yang tidak sempurna,
kurang memadainya kemampuan pengelolaan proyek dan kurang profesionalnya
penyedia jasa, berkaitan erat terhadap hasil suatu proses proyek konstruksi (kinerja
proyek). Sedangkan variabel kualitas SDM pelaksana proyek, pengendalian waktu,
pengendalian biaya material, pengendalian biaya peralatan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja proyek. Kegiatan proyek pembangunan dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan
produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.
Prasyarat keberhasilan proyek pembangunan adalah tercapainya sasaran proyek,
yaitu tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu, sehingga seluruh rencana proyek baik
3

pada tahapan prakonstruksi, pelaksanaan konstruksi dan pasca konstruksi dapat


berjalan dengan baik. Pada beberapa proyek belum terpenuhinya kualifikasi
menyangkut kemampuan pengelolaan proyek, kurang efektifnya peran pengawas
lapangan, masih dijumpainya pekerjaan yang kualitasnya kurang memadai,
terlambatnya waktu penyelesaian pekerjaan, masih terjadinya perubahan kontrak,
kurang memadainya metode kerja dan strategi pelaksanaan proyek, pengorganisasian
proyek yang kurang memadai, dan prosedur pengendalian tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Ketiga hal tersebut menunjukkan bahwa perencanaan yang
tidak tepat, investigasi lokasi proyek yang tidak sempurna, kurang memadainya
pengalaman dan kemampuan pengelolaan proyek serta kurang profesionalnya
penyedia jasa, mempunyai keterkaitan yang erat terhadap hasil suatu proses
pelaksanaan proyek konstruksi.
Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa proses perencanaan dan
pengendalian pelaksanaan selama proses konstruksi bila tidak direncanakan dan
dilaksanakan dengan seksama akan berdampak pada menurunnya kinerja proyek yang
bersangkutan. Proses Konstruksi Peranan terpenting pada tahap proses konstruksi ini
dipegang oleh kontraktor serta tenaga kerja yang mempunyai keahlian pada
bidangnya.
Sumber daya tersebut jika tidak direncanakan dan dikendalikan dengan baik,
akan berakibat pada menurunnya produk kinerja proyek, yaitu: kinerja biaya, kinerja
waktu dan kinerja mutu. Pelaku pengendalian adalah semua pihak yang terlibat
selama proses pelaksanaan konstruksi, antara lain; pemilik (pemerintah), kontraktor,
konsultan serta pihak lain yang terkait. Perangkat pengendalian pada tahap
pelaksanaan konstruksi khususnya yang berkaitan dengan kontraktor sebagai
pelaksana konstruksi, meliputi faktor internal (yang bersumber dari kontraktor) dan
eksternal (yang bersumber dari pemilik proyek dan konsultan pengawas) yang
menunjang atau mempengaruhi selama proses konstruksi berjalan. Proses
Pengendalian Dalam proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi, hambatan selama
proses pelaksanaan tentunya selalu ada, hal ini menyebabkan keterlambatan
4

pelaksanaan pekerjaan, yang pada akhirnya berpengaruh pula pada pencapaian


kinerja proyek.

Jurnal 2: Analisa Pengaruh Pengendalian Kinerja Proyek Terhadap Mutu Proyek Konstruksi Dengan
Menggunakan Uji Statistika
Jurnal kedua diambil dari penulis pertama, karya dari Fatchur dan Hana dari
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro dengan
pengambilan judul tentang Analisis Pengaruh Pengendalian Kinerja Proyek Terhadap
Mutu Proyek Konstruksi dengan Menggunakan Uji Statiska. Kajian pengendalian
mutu konstruksi pada pengendalian kinerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan yang bisa didefinisikan sebagai
kegiatan yang tidak bisa berulang, dikerjakan pada jangka waktu tertentu untuk
mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pengendalian dalam proyek
konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu, biaya, waktu, dan
SDM. Pembangunan proyek-proyek yang relatif besar dengan ketergantungan yang
cukup kompleks, perencanaan dan pengendalian menjadi rumit. Pada hal ini
pengontrolan dilakukan dengan terus agar benar-benar efisien dalam
pengendaliannya.
Pembangunan proyek-proyek yang relatif besar dengan ketergantungan yang
cukup kompleks, perencanaan dan pengendalian menjadi rumit. Pada hal ini
pengontrolan dilakukan dengan terus agar benar-benar efisien dalam
pengendaliannya. Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan
pengendalian merupakan fungsi yang paling pokok dalam mewujudkan keberhasilan
suatu kegiatan di proyek konstruksi. Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dengan
serangkaian aktivitas yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan. Seperti proses manajemen proyek adalah proses input; seperti penetapan
tujuan, sasaran, informasi, data, dan sumber daya. Proses manajerial; meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Output; berupa
luaran optimasi kinerja proyek, yaitu, biaya, waktu, safety (K3), dan mutu proyek.
5

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian


merupakan fungsi yang paling pokok dalam mewujudkan keberhasilan suatu kegiatan
di proyek konstruksi. Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dengan serangkaian
aktivitas yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. proses
manajemen proyek adalah proses input; seperti penetapan tujuan, sasaran, informasi,
data, dan sumber daya. Proses manajerial; meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian. Output; berupa luaran optimasi kinerja proyek, yaitu,
biaya, waktu, safety (K3), dan mutu proyek. Pengukuran kinerja perlu dilakukan
karena untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat
penyimpangan dengan apa yang sudah di tetapkan atau ditentukan ataukah kinerja
dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan dan apakah kinerja sesuai dengan
yang diharapkan. Pada hal ini kenapa penelitian dilakukan, karena untuk mengetahui
pengaruh pengendalian kinerja terhadap keberhasilan proyek konstruksi. Maka dari
latar belakang diatas, penelitian ini mengarah kepada tujuan identifikasi dan melihat
pengaruh apakah pengendalian kinerja proyek berhubungan dengan pencapaian mutu
pada proyek konstruksi.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut. Pada pengujian simultan diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X1), variabel Biaya (X2), variabel Waktu (X3) secara simultan terhadap Mutu
(Y1). Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar (25.755) lebih besar dari
Ftabel (2.71) dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari sig. (α)
sebesar 0.05. Pada pengujian persial diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
a. Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) terdapat pengaruh
signifikan secara parsial terhadap variabel Mutu (Y1). Hal ini menunjukkan
bahwa nilai thitung dalam penelitian ini adalah sebesar 3.672 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0.000 lebih besar dari ttabel 1.98667 dengan prosentase
sebesar (37%).
6

b. Variabel Biaya (X2) tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial


terhadap variabel Mutu (Y1). Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung
dalam penelitian ini adalah sebesar 1.705 dengan tingkat signifikasi sebesar
0.092 lebih kecil dari ttabel 1.98667 dengan prosentase sebesar (17%).
c. Variabel Waktu (X3) tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
terhadap variabel Mutu (Y1). Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung
dalam penelitian ini adalah sebesar 1.705 dengan tingkat signifikasi sebesar
0.334 lebih kecil dari ttabel 1.98667 dengan prosentase sebesar (17%).
Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) yang paling signifikan
terhadap Mutu (Y1). Dengan tingkat signifikasi sebesar 0.000 dan prosentase sebesar
(37%), koefisien determinasi parsial paling besar. Pengendalian kinerja proyek
merupakan hal yang tidak terlepas dari aktivitas pada proyek konstruksi. Pelaksanaan
dan prosedur memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja proyek
konstruksi, budaya seperti itu harus di mulai dari top management yang tinggi
sehingga meningkatkan kinerja suatu proyek konstruksi.
Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dengan serangkaian aktivitas yang
meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Maka dalam hal ini
perlu dilakukan analisa untuk mengetahui indikator pengaruh pengendalian kinerja
proyek (Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Biaya, dan Waktu) terhadap Mutu proyek
konstruksi menggunakan uji statistika. Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan
yang bisa didefinisikan sebagai kegiatan yang tidak bisa berulang, dikerjakan pada
jangka waktu tertentu untuk mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pembangunan proyek-proyek yang relatif besar dengan ketergantungan yang cukup
kompleks, perencanaan dan pengendalian menjadi rumit.
Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian
merupakan fungsi yang paling pokok dalam mewujudkan keberhasilan suatu kegiatan
di proyek konstruksi. Pengukuran kinerja perlu dilakukan karena untuk mengetahui
apakah dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat penyimpangan dengan apa yang sudah
di tetapkan atau ditentukan ataukah kinerja dilakukan sesuai jadwal waktu yang
7

ditentukan dan apakah kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari latar
belakang, penelitian ini mengarah kepada tujuan identifikasi dan melihat pengaruh
apakah pengendalian kinerja proyek berhubungan dengan pencapaian mutu pada
proyek konstruksi. Bahan Dan Metode Tahap Pengumpulan Data Pengambilan data
dilakukan dengan proses wawancara pada pihak kontraktor dan staff (safety officer).
Untuk penyebaran kuesioner dilakukan kepada semua karyawan baik staff, mandor,
pekerja lapangan, serta pekerjaan yang berhubungan dengan pengendalian kinerja dan
dengan tujuan melihat hubungan variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Biaya,
dan Waktu dengan hasil akhir pada mutu proyek pada proses pengerjaan proyek
pembangunan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder, sebagai berikut penjelasannya.
a. Data Primer yaitu data yang didapat dan diperoleh langsung dari orang-orang
yang bersangkutan yaitu staff, mandor, pekerja lapangan. Pengambilan data
dengan wawancara dan melalui penyebaran kuesioner.
b. Data Sekunder yaitu data yang didapat dengan cara mempelajari jurnal
penelitian terdahulu, literatur, dan referensi dari perusahaan.
Tahap Pengolahan Data Data yang diambil merupakan hasil penyebaran
kuesioner yang telah disebarkan kepada karyawan dari top management sampai
pekerja lapangan. Data reliabel adalah data yang menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian yang mempunyai keandalan sebagai alat ukur. Variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) yang paling signifikan terhadap Mutu (Y1).
Dengan tingkat signifikasi sebesar 0.000 dan prosentase sebesar (37%), koefisien
determinasi parsial paling besar.
Pengendalian kinerja proyek merupakan hal yang tidak terlepas dari aktivitas
pada proyek konstruksi. Pelaksanaan dan prosedur memegang peranan penting dalam
meningkatkan kinerja proyek konstruksi, budaya seperti itu harus di mulai dari top
management yang tinggi sehingga meningkatkan kinerja suatu proyek konstruksi.
8

Jurnal 3: Analisa Pengendalian Mutu Hasil Uji Beton untuk Kepala Jembatan
(Abutment) pada Pembangunan Jembatan Ruas Jalan Talisayan di Kabupaten Berau
Jurnal ketiga diambil dari penulis pertama, karya dari Benget P Situmorang dari
Fakultas Teknik Sipil dan Arsitektur, Universitas 17 Agustus, dengan pengambilan
judul Analisa Pengendalian Mutu Hasil Uji Beton untuk Kepala Jembatan (Abutment)
pada Pembangunan Jembatan Ruas Jalan Talisayan di Kabupaten Berau.
Indonesia dengan lebih dari 200 juta jiwa penduduk merupakan pasar yang
potensial untuk melakukan investasi. Jumlah penduduk yang demikian besar ini
tersebar dalam wilayah yang sangat luas pula dengan kekayaan alam yang sangat
melimpah sedemikian hingga mampu menciptakan peluang bagi dunia bisnis untuk
melakukan investasi dalam segala bidang. Infrastruktur memegang peranan penting
sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di
Indonesia. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan seperti halnya
infrastruktur jalan dan jembatan.
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, dimana rintangan ini biasanya jalan
berupa lain yaitu jalan air atau jalan lalu lintas biasa. Jembatan memiliki arti penting
bagi setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda tiap orangnya
(Supriyadi, 2000). Menurut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, jembatan bukan hanya
kontruksi yang berfungsi menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat
terhalangnya suatu rintangan, namun jembatan merupakan suatu sistem transportasi,
jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh. Maka untuk pengendalian mutu dari
kegiatan pelaksanaan pembangunan jembatan ruas jalan Lingkar P. Nunukan yang
merupakan salah satu paket kegiatan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan
Timur untuk mencapai kesesuaian penggunaan perlu adanya pengelolan mutu
dengan benar dan tepat yang bertujuan mencapai peryaratan mutu proyek sesuai
dengan standar yang disyaratkan.
9

Kontrol yang baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan yang

memenuhi syarat, penakaran dan pencampuran bahan yang benar, sesuai dengan

kualitas yang diinginkan, serta pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan,

penuangan, perawatan dan pengujian. Meskipun sifat alamiah beton yang komplek

menghalangi kesempurnaan homogenitas beton adanya variasi kekuatan yang cukup

besar lebih menandakan kurang adanya kontrol yang baik pada pembuatan beton..

Benda uji lebih mengindikasikan potensi kekuatan dari pada kekuatan beton yang

sebenarnya supaya diperoleh hasil yang lebih tepat, kesimpulan kekuatan beton

harus didapat dari suatu pola pengujian dimana karakteristik beton dapat

diperkirakan dengan cukup tepat. Pengujian yang tidak cukup akan menghasilkan

kesimpulan yang tidak meyakinkan.

Guna terwujudnya pengendalian pelaksanaan dan kualitas Pekerjaan Jalan dan


Jembatan di Indonesia sesuai dengan yang diharapkan dan yang ingin
dicapai.Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 603/PRT/M/2005
tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan
Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Pekerjaan Umum, guna meningkatkan
tertib penyelenggaraan pembangunan dan mewujudkan prasarana dan sarana bidang
jalan dan jembatan yang effisien, efektif dan produktif dalam pelaksanaan
pembangunan jalan dan jembatan dan sesuai dengan kebijakan sistem manajemen
mutu konstruksi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
34/PRT/M/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) di Lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, pengendalian mutu/kualitas terhadap proses dan hasil pelaksanaan kegiatan
Pembangunan Jalan dan Jembatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dilakukan secara konsisten dan terus menerus berupaya meningkatkan kualitas
10

konstruksi jalan dan jembatan yang handal.Permasalahannya adalah sejauh mana


kesesuaiannya terhadap norma, standar, pedoman, tatacara dan spesifikasi teknik
yang merupakan alat strategis pemerintah untuk menjamin mutu infrastruktur jalan
dan jembatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat menjamin ukuran hasil
pekerjaan sesuai mutu yang disyaratkan dan diharapkan.Jembatan merupakan suatu
konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang
berada lebih rendah, dimana rintangan ini biasanya jalan berupa lain yaitu jalan air
atau jalan lalu lintas biasa.
Maka untuk pengendalian mutu dari kegiatan pelaksanaan pembangunan
jembatan ruas jalan Lingkar P. Nunukan yang merupakan salah satu paket kegiatan
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai kesesuaian
penggunaan perlu adanya pengelolan mutu dengan benar dan tepat yang bertujuan
mencapai peryaratan mutu proyek sesuai dengan standar yang disyaratkan.Pada
kegiatan pembangunan Jembatan Ruas Jalan Talisayan di Kabupaten Berau salah satu
bahan yang dipakai dalam pelaksanaan pembangunan kepala Jembatan (abutment)
yaitu beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang
lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1).K ontrol yang baik
dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan yang memenuhi syarat, penakaran
dan pencampuran bahan yang benar, sesuai dengan kualitas yang diinginkan, serta
pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan, penuangan, perawatan dan pengujian.
Tata cara ini secara ringkas menampilkan variasi yang terjadi dalam kekuatan
beton dan berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut yang berhubungan
dengan kriteria dan spesifikasi yang dibutuhkan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Rochman, Fatchur & Haa Catur W. 2017. Analisa Pengaruh Pengendalian Kinerja
Proyek terhadap Mutu Proyek Konstruksi dengan Menggunakan Uji Statistika.
J@ti Undip. 12-1. Universitas Diponegoro.
Bedje & Tarore. 2012. Analisis Pengaruh Pengendalian Kualitas Pelaksanaan Proyek
Dermaga Milik Pemerintah di Sulawesi Utara. Media Engineering. 2-4.
Universitas Sam Ratulangi.

Situmorang, Benget P. 2018. Analisa Pengendalian Mutu Hasil Uji Beton untuk Kepala
Jembatan (Abutment) pada Pembangunan Jembatan Ruas Jalan Talisayan di
Kabupaten Berau. Teknik Sipil dan Arsitektur. 1-1. Universitas 17 Agustus.

Anda mungkin juga menyukai