Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

Struktur Beton II

Elemen Lentur Biaxial

Abstract Kompetensi
Kombinasi lentur biaksial dan beban Mampu menganalisis elemen lentur
aksial, Permukaan keruntuhan 3 biaxial
dimensi, Metoda Pendekatan,
Perhitungan kolom biaksial

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Sipil W112100035 Jef Franklyn Sinulingga, ST, MT
Kombinasi lentur biaksial dan beban aksial

Kolom bangunan terutama yang berada disudut bangunan mengalami momen-momen lentur
terhadap kedua sumbu utamanya (momen lentur biaksial). Untuk kolom bundar, tidak ada
masalah karena sumbu-sumbu utama kolom bundar jumlahnya adalah tak hingga. Sehingga,
momen resultan Mu, yaitu:

akan tetap bekerja pada sumbu utama penampang.

Hal yang sama tidak berlaku pada kolom persegi, sehingga diperlukan analisis yang
khusus. Analisis yang umum untuk kolom persegi sulit dilakukan, karena lentur biaksial akan
menghasilkan sumbu netral yang membentuk sudut terhadap sumbu-sumbu utama. Selain itu,
sumbu netral tidak selalu tegak lurus terhadap bidang lentur resultan.

2021 Analisa Struktur 3


2 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Permukaan keruntuhan 3 dimensi

Gambar 2 Analisis Lentur Biaksial

Dengan diketahuinya distribusi regangan, tegangan-tegangan dan gaya dalam dapat


dihitung Pn ,Mnx , dan Mny kemudian dapat dihitung dengan menggunakan statika.
Kombinasi-kombinasi Pn, Mnx dan Mny yang berhubungan dengan kondisi
keruntuhan/ultimit (yaitu, ε cu = −0,003) dapat direpresentasikan dalam bentuk permukaan 3-
dimensi, seperti pada gambar berikut ini.

2021 Analisa Struktur 3


3 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 3 Permukaan keruntuhan 3 -Dimensi

Momen lentur biaksial :


Mx = P*ey
My = P*ex

Metoda Pendekatan

Metoda ini merupakan metoda pendekatan untuk analisis kolom terhadap beban aksial dan
lentur biaksial yang dikembangkan oleh profesor Boris Bresier . Permukaan suatu keruntuhan
didekati dengan rumus:

2021 Analisa Struktur 3


4 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keterangan
ɸ = faktor reduksi
Pn = kuat aksial nominal penampang dengan eksentrisitas ex dan ey
Pnx = kuat aksial nominal penampang dengan eksentrisitas ex saja, ey = 0
Pny = kuat aksial nominal penampang dengan eksentrisitas ey saja, ey = 0
P0 = kuat aksial nominal penampang tanpa eksentrisitas

Metoda persamaan ini akurat sepanjang nilai Pn>0,1 Po. Jika Pn < 0,1 Po, akan lebih akurat
mengabaikan seluruh gaya aksial dan menghitung bagian lentur biaksial saja. Pada beban Pu’
dapat digambarkan kontur momen sbb :

Gambar 4 Kontur Beban


Bila masing-masing sumbu dinormalisasikan maka didapat gambar dibawah ini:

2021 Analisa Struktur 3


5 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Momen biaksial diganti menjadi momen uni aksial dengan desain tulangan 4 sisi. Bila
pendekatan dilakukan dengan teori Bresler maka pendekatan kontur dilakukan dengan
variabel β sbb:

2021 Analisa Struktur 3


6 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sehingga persamaan (4) menjadi

Untuk β = 0.5 maka persamaan menjadi pers (4). Nilai β berkisar antara 0,55 sampai dengan
0,65.

Perhitungan kolom biaksial


Prosedur Analisis : Metoda Beban Reciprocal Formula Bresler:

Langkah:
1) Hitung P0
2) Hitung P0y ( Pn for e = ex, ey = 0 )
3) Hitung P0x ( Pn for ex= 0, e = ey )
4) Hitung Pn (dari Formula Bresler)
Pu ≤φ Pn dimana, φ = 0.65
Contoh soal
Check desain kolom berikut jika:
Muy = 57,5 tm
Mux = 25 tm
Pu = 358 t
= 40 MPa
= 400 MPa

2021 Analisa Struktur 3


7 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Solusi:
Perhitungan Pux
Hitung Puo:
Pno = 0,85 fc (Ag - Ast + Ast fy

= 0,85 (40)(300000 - 8000) + 8000 (400) 13128 kN


[Catatan: Pno(maks) = 0,8 Pno = 10502,4 kN]
→ Puo = 0,65 Pno = 0,65 (13128) = 8533 kN
Bentuk diagram interaksi parsial Pu versus Mux
1. Ambil kondisi balanced

Jadi εcu = 0,003 dan εs = 0,002, maka c = 258 mm


dan a = β1 c = 0,77 (258) = 198,7 mm
Regangan pada level tulangan dapat dihitung dengan perbandingan segitiga, sehingga:
εs1 = - 0,00219
εs2 = - 0,000096
Gaya-gaya yang terjadi:
Cc = - 0,85 b a = - 085 (40) (600) (198,7) = - 4053,5 kN
fs1 = - 400 MPa → Cs1 = (3000 mm2) (-400 MPa) = - 1200 kN
fs2 = - 19,2 MPa → Cs2 = (2000 mm2) (-19,2 MPa) = - 38,4 kN
fs = 400 MPa → Ts = (3000 mm2) (400 MPa) = 1200 kN
∴Pn = 4091,9 kN → Pu = 0,65 (4091,9) = 2660 kN
Momen yang terjadi:
Mn = 1200 (250-70) + 4053,5 (250 –198,7/2)+ 1200 (250 – 70)
= 1043 kN m
Mu = 0,65 (1043) = 678 kN
Untuk kasus di atas,

Nilai e tersebut masih lebih besar dari ey = 70 mm

2021 Analisa Struktur 3


8 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Ambil titik dengan Mu yang lebih rendah dan Pu yang lebih tinggi.

Coba εs = 0 sehingga c = 430 mm


a = 331 mm
εs 1 = - 0,00251 → fs1 = - 400 MPa → Cs1 = - 1200 kN
εs 2 = - 0,00126 → fs2 = - 252 MPa → Cs2 = - 504 kN
εs = 0 → fs = 0 MPa → Ts = 0 kN
Cc = - 0,85 b a = -0,85 (40) (600) (331) = - 6752,4 kN
Pn = 8456 kN → Pu = 5500 kN
Mn = 1200 (250-70) + 8456 (250 -331/2) = 930.5 kN m
Mu = 0,65 Mn = 605 kN

Ambil titik lain sehingga e yang dihasilkan lebih kecil dari ey = 70 mm dan interpolasi dapat
dilakukan! Namun dalam kondisi tertentu dapat juga digunakan ekstrapolasi dari kedua titik
yang sudah dihitung tersebut (hasilnya akan unkonservatif ! → jangan digunakan!). Yang
sebaiknya dilakukan adalah interpolasi → butuh titik ke-3!
Perpotongan antara garis dengan eksentrisitas 70 mm dan garis yang menghubungkan titik-
titik (605,5500) dan (678,2660) merupakan titik yang dicari, yaitu:
• Garis A yang menghubungkan (605,5500) dan (678,2660):

2021 Analisa Struktur 3


9 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Garis B dengan eksentrisitas 70 mm:

• Perpotongan kedua garis:


14,29 x = -38,9 x + 29034
x = 546
y = 7800
∴Mu = 546 kN m
Pu = 7800 kN m ⇒ e = 70 mm !
∴Pux = 7800 kN

Perhitungan Puy
Bentuk diagram interaksi parsial Pu versus Mux
1. Titik balanced → εs = 0,002
→ c = 318 mm dan a = 245 mm
εs1 = -0,00234 → fs1 = - 400 MPa → Cs1 = - 1200 kN
εs2 = -0,00017 → fs2 = - 34 MPa → Cs2 = - 68 kN
εs = -0,002 → fs = - 400 MPa → Ts = - 1200 kN
Cc = - 0,85 (40) (500) (245) = - 4165 kN
∴Pn = 4233 kN → Pu = 2750 kN
Mn = 1200 (300 – 70) + 1200 (300 – 70) + 4165 (30-245/2)
= 1290 kN m
Mu = 0,65 (1290) = 840 kN m

2021 Analisa Struktur 3


10 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Butuh titik yang lebih tinggi pada diagram interaksi!
Ambil εs = 0 → c = 530 mm
a = 408 mm
εs 1 = -0,00260 → fs1 = - 400 MPa → Cs1 = - 1200 kN
εs 2 = -0,00130 → fs2 = - 260 MPa → Cs2 = - 520 kN
εs = 0 → fs = 0 MPa → Ts = 0 kN
Cc = - 0,85 (40) (500) (408) = - 6936 kN
∴Pn = 8656 kN → Pu = 5626 kN
Mn = 1200 (300-70) + 6936 (300 – 408/2) = 940 kN m
Mu = 0,65 (940) = 612 kN m

2021 Analisa Struktur 3


11 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

• Imran, I dan Zulkifli, E. (2014). Perencanaan Dasar Struktur Beton Bertulang.


Penerbit ITB
• Muin, RB. (2008). Modul Kuliah Struktur Beton Bertulang II. Universitas Mercu Buana

2021 Analisa Struktur 3


12 Jef Franklyn Sinulingga, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai