Anda di halaman 1dari 27

TOPIK I

RANGKA BATANG
1.1 Pendahuluan

Metode matriks adalah termasuk metode yang telah lama ditemukan, namun
penggunaannya secara luas baru pada dekade terakhir ini setelah ditemukannya
komputer, saat ini perkembangan software di bidang analisis struktur telah banyak
membantu para perencana untuk menyelesaikan berbagai persoalan struktur rangka.

Gambar 1.1 Struktur rangka batang


Metode kekakuan (metode perpindahan) adalah metode yang terutama dipakai
dalam analisa struktur dengan matriks. Salah satu kelebihannya dibandingkan metode
gaya (fleksibilitas) ialah mudah diprogram pada komputer (Wira,1996:96).
Istilah matriks kekakuan pada analisis struktur, dimulai dari aplikasikan pada
metode elemen hingga yang mempunyai kesamaan pada analisis struktur, istilah yang
digunakan menggambarkan matriks hubungan antara gaya dan perpindahan. Sama
halnya pada metode elemen hingga kekakuan matriks dibagi dua yaitu matriks
kekakuan lokal berhubungan dengan elemen individual dan matriks kekakuan struktur
global merupakan rakitan (assemble) dari seluruh matriks kekakuan lokal yang disebut
kekakuan sistem (George R. B., 1995:32).
Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) adalah suatu metode untuk
menganalisa struktur dengan menggunakan bantuan matriks, yang terdiri dari : matriks
kekakuan, matriks perpindahan, dan matriks gaya. Dengan menggunakan hubungan :
{P}= [K]{U}
dimana :

1
{P} = matriks gaya
[K] = matriks kekakuan
{U} = matriks perpindahan

Pada Metode Kekakuan, variabel yang tidak diketahui besarnya adalah


perpindahan titik simpul struktur (rotasi dan defleksi). Jadi jumlah variable dalam
metode kekakuan sama dengan derajat ketidaktentuan kinematis struktur. Metode
Kekakuan dikembangkan dari persamaan kesetimbangan titik simpul yang ditulis
dalam : Koefisien Kekakuan dan Perpindahan titik simpul yang tidak diketahui .
Menurut Istimawan (2001:436), prosedur analisis bermacam tipe rangka pada
intinya mempertautkan ketiga kriteria dasar struktural, kondisi material, keseimbangan
dan kesesuaian status material lain sehingga memungkinkan penetapan perpindahan
eksternal setiap titik simpulnya. Kemudian nilai-nilai perpindahan terhitung
disubtitusikan ke dalam persamaan kesesuaian untuk memperhitungkan deformasi
batang-bantang individual. Akhirnya nilai-nilai deformasi batang tersebut disubtitusikan
kembali ke dalam persamaan kondisi material guna penetapan gaya-gaya batang
individual. Bagi rangka batang dengan jumlah derajat kebebasan terbatas (2 sampai 3),
langkah penyesuaian dengan mudah dapat diproses. Akan tetapi dimensi struktur
semakin besar, jumlah bilangan respons yang harus ditentukan juga meningkat pula
dengan cepat.
Penyusunan berbagai persamaan tetap dapat dikerjakan langsung tetapi
penyelesaian untuk kontinuitas-kontinuitas yang dikehendaki menjadi semakin sulit.
Upaya untuk mengatasi proses perhitungan kompleks dan rumit dapat dilakukan dengan
melibatkan aljabar matriks yang mampu memberikan prosedur penyelesaian yang lebih
baik. Penyelesaian dikerjakan dengan melalui operasi matriks dengan langkah-langkah
yang lebih kompatible.

1.2 Tujuan Khusus

Setelah mempelajari materi pada topik I mahasiswa diharapkan dapat


menjelaskan tentang metode kekakuan atau metode perpindahan untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan rangka batang selanjutnya diharapkan dapat
menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM)

2
1.3 Prasyarat

Agar dapat lebih memahami tentang analisa struktur metode matrik,


sebelumnya harus difahami tentang operasi matrik, hal ini ada dalam materi Matematika
Rekayasa. Selanjutnya harus difahami tentang gaya, vektor, jenis-jenis tumpuan dan
sifatnya dalam memikul beban serta kekuatan bahan. Materi ini ada dalam mata kuliah;
Mekanika Rekayasa I, Mekanika Rekayasa II dan Mekanika Rekayasa III. Sedangkan
untuk penyelesaian kasus dengan banyak titik simpul harus difahami minimal telah
mengenal penggunaan microsoft excell.

1.4 Uraian
Analisa struktur dengan metode matrik merupakan bagian dari metode elemen
hingga merupakan suatu metode numerik untuk meyelesaikan problem dalam bidang
engineering dan matematis - fisik. Tipikal problem yang timbul dalam bidang
engineering dan matematis- fisik adalah penyelesaian dengan mengunakan metode
elemen hingga pada analisa struktur, heat transfer, fluida, transportasi massa dan
elektromagnetik potensial.
Keutungan dari metode elemen hingga adalah bahwa apa yang tidak dapat
diselesaikan dengan penyelesaian analitis dapat dipecahkan dengan metode ini, sebagai
contoh konstruksi yang mempunyai geometris yang kompleks, beban yang kompleks
dan persyaratan material yang kompleks. Perkembangan metode elemen hingga sampai
sekarang sangat pesat. Kronologis perkembangan teori ini dari awal adalah:.

1941 Hrennikoff menggunakan metode ini dalam bidang ilmu teknik struktur.
1943 Mc Henry menggunakan metode ini pada perhitungan tegangan untuk
struktur yng berdimensi satu (one-dimensional).
1943 Courant, mengunakan dengan solusi penyelesaian tegangan dengan suatu
variational form.
1947 Levy menggunakan metode gaya
1953: Levy mengembangan metode kekakuan
1956: Turner, Clough, Martin dan Topp, mereka memperkenalkan matrix
kekauan pada elemen rangka (truss) dan balok (beam element),
I960: Clough memperkenalkan elemen segiempat dan segitiga
1961: Melos, menyajikan matrix kekakuan untuk elemen segi empat.
1963: Gastron dan Strome memperkenalkan elemen axissimetri.
1964: Argirys memperkenalkan elemen dengan tiga dimensional.

3
1965 : Archer memperkenalkan metode elemen hingga pada analisa dinamik
1965 : Gogh, Rashid, Wilson memperkenalkan axissimetri element.
1977: Lyness, Owen, Zienkiewicz memperkenalkan aplikasi metode elemen
hingga pada magnetig field.
1976: Belytscho memperkenalkan non linier dynamic behavior,

Setelah tahun 1976 perkembangan sangat pesat apa lagi kemudian pemakaian
komputer untuk penyelesaian problemnya, tanpa komputer metode elemen hingga
mungkin tidak akan terpakai di dalam praktis. Penemuan komputer menjadikan metode
ini menjadi andalan para praktisi untuk menyelesaikan seluruh problem baik dalam
analisa struktur, fluid mekanik,dll.

1.4.1 Langkah-langkah umum dalam Analisa Struktur Metode Matrik

1. Deskritisasi dan pemilihan type elemen, berikut ditampilkan contoh-contoh type


elemen:

a. Simple line element (truss, plane frame, space truss, space frame, grid)

b. Simple two-dimensional element

4
c. Simple three-dimensional element

d. Simple axisymetri element

2. Pemilihan fungsi perpindahan


3. Tetapkan regangan/perpindAhan dalam hubungannya dengan tegangan dan regangan.
4. Tetapkan matrix kekakuan
Direct equilibium methode (seperti yang sudah dipelajari di analisa
struktur lanjutan)
Work or energy method (metode Ritz)
Methods of weighted residuals (metode Galerkin)
5. Tetapkan Persamaan konstruksi secara global dengan syarat batas yang berlaku.
6. Selesaikan derajat kebebasan yang tidak diketahui (metode Gauss)
7: Selesaikan elemen strain dan stess.
8. Interpretasi hasil.

5
Dari metode elemen hingga dapat dikategorikan menjadi:

Tabel 1.1 Kategori Analisa Struktur dan Non Struktur

No. Analisa struktur Non struktur


1 Truss, frame, stress analysis Heat transfer
2 Tekuk fluid flow
3 Dinamika struktur Heat transfer
4 - Distributiop of elecrtic or magnetic potensial
5 - Biomechanical engineering problem

Keunggulan dari metode elemen hingga;

1. Geometris yang irregular dihitung dengan mudah,


2. Dapat menyelesaikan kondisi beban yang variasi dengan mudah,
3. Memodelkan yang mempunyai material yang berbeda,
4. Dapat menyelesaikan persamaan pada elemen yang tidak terbatas dan juga
jenis dari syarat batas,
5. Dapat dibuat menjadi elemen-elemen yang paling kecil jika diperlukan,
6. Setelah dibuat model maka sangat gampang diselesaikan dan murah,
7. Dapat meyelesaikan problem dinamik,
8. Dapat meyelesaikan non linear material.

William at.al (2000:16), menyatakan persamaan kekakuan elemen adalah


persamaan aljabar linear dari:

F k

Keterangan:

k = matrik kekakuan elemen


F = elemen gaya
= elemen perpindahan

6
1.4.2 Matrix Kekakuan

Rangka bidang disebut juga truss. Secara konvensional dalam mencari gaya-
gaya batang di dalam rangka dapat diselesaikan dengan Ritter, keseimbangan titik buhul
dll (force method). Tetapi dalam penyelesaian dalam modul ini dilakukakan dengan
metode stiffness method (metode kekakuan) atau disebut juga displacement methode
(metode perpindahan). Untuk menghitung matrik kekakuan suatu struktur rangka
bidang maka dapal ditinjau struktur rangka dibawah ini:

Gambar 1.2 Struktur rangka batang; elemen dan penomoran titik simpul

Titik 1 s/d 10 disebut titik simpul (node) sedangkan a sampai dengan q disebut
elemen (element). Ada dua cara menghitung matrix kekakuan yakni, dengan metode
kekakuan dan metode energi.

1.4.3 Matrix kekauan terhadap Sumbu lokal

Setiap elemen mempunyai sumbu lokal masing-masing sebagai contoh adalah


elemen

Hubungan antara gaya dengan perpindahan adalah

[fe] =[K] {d}

7
Dimana: [f] = gaya

[ K] = matrik kekakuan

{d} = perpindahan.

P
Sx1
d
u1

Sx2 u2
dan

Sedangkan matrik kekakuan adalah sbb:

1 0 1 0
0 0 0
EA 0 K K12
Ke 11
L 1 0 1 0 K 21 K 22

0 0 0 0

1.4.4 Matrix kekauan terhadap Sumbu Global

Sx2
Y Sy1

2 Sx2

Sy1

Sx1 1 Sx1

Untuk simpul 2

Sx2 Cos e Sin e Sx2


fe2 T fe2
Sy2 Sin e Cos e 0

8
Cos e Sin e
T
Sin e Cos e
Dimana

Pada titik simpul 1 berlaku juga seperti simpul 2.

Dengan demikian maka untuk satu elemen berlaku :

{f e } = [Te ] {f e }

Untuk displacement vector berlaku juga

{d e } = [Te ] {d e }

Selanjutnya:

Te 1 f e K e Te 1 d e

f e Te K e Te 1 d e K e d e

Dimana

K e Te K e Te T

Te 1 Te T Te
Ket: karena matrik orthogonal

Selanjutnya matrik kekakuan terhadap sumbu global dapat diuraikan sebagi berikut

cos 2 sin cos cos 2 sin cos



EA sin cos sin 2 sin cos sin 2
k
L cos 2 sin cos cos 2 sin cos

sin cos sin 2 sin cos sin 2

9
C2 SC C2 SC

EA SC S2 SC S2
k 2
L C SC C2 SC

SC S2 SC S 2
Ket: C = cos; S = sin

k11 k12 k13 k14


k 24
EA k 21 k 22 k 23
k
L k 31 k 32 k 33 k 34

k 41 k 42 k 43 k 44

F
Sxi

ui

Syi vi

Keterangan:

Sxi = vektor elemen gaya pada arah sumbu x pada titik simpul ke i
Sxi = vektor elemen gaya pada arah sumbu y pada titik simpul ke i
ui = vektor perpindahan horizontal pada sumbu x pada titik simpul ke i
vi = vektor perpindahan vertikal pada sumbu y pada titik simpul ke i
E = modulus elastisitas bahan
A = luas penampang batang
L = panjang batang

1.4.5 Matrik Kekakuan Struktur

Contoh ditinjau suatu struktur rangka seperti gambar di bawah, akan ditentukan
persamaan matrik kekakuan strukturnya

10
Gambar 1.3 Struktur rangka yang akan ditentukan matrik kekakuan strukturnya

Tabel 1.1 Tabulasi penomoran elemen rangka batang dan titik simpul

Elemen Simpul (awal) Simpul (akhir)


a 1 2
b 1 3
c 1 4
d 2 4
e 3 4
f 3 5
g 4 5

Kekakuan elemen (individu)

K a , K e
= 270o

K b , K f dan K d , b f 0

Kc 1

K g 2

Untuk sistem koordinat X Y berlaku:

fe Ke11 Ke12 de1


fe Ke de
fe Ke21 Ke22 de2

Sebagai syarat kompatibilitas maka ditetapkan:

d a1 d b1 d c1 d1

d d 1 d a2 d 2

11
d b 2 d e1 d f 1 d 3

d c 2 d e 2 d d 2 d g 1 d 4

d d d
f1 g2 5

Dan dalam setiap titik simpul harus memenuhi syarat keseimbangan. Pada titik simpul i
berlaku:

f ix
fi
f iy

Catatan: Tanda dan arah Gaya

Pada gambar disamping menunjukkan bahwa jika arah gaya


+ dan perpindahan ke kanan atau ke atas maka untuk gaya dan
perpindahan tersebut diberi simbol positif, dan sebaliknya.
-

f1 fa1 fb1 fc1

f 2 fa2 fd1

f 3 f b 2 f e1 f f 1

f 4 fd 2 fc2 fe2 fg1

f5 f f 2 f g 2

Dengan demikian diperoleh persamaan kekakuan struktur sebagai berikut:

f 2 ka21 d1 ka22 d 2 kd11 d 2 kd12 d 4

f 3 kb21 d1 kb22 d 3 ke11 d 3 ke12 d 4 kf11 d 3 kf12 d 5

12
f 4 kc21 d1 kc22 d 4 ke21 d 3 ke22 d 4 kd21 d 2 kd22 d 4 kg11 d 4

kg12 d 5

f 5 kf21 d 3 kf22 d 5 kg21 d 4 kg22 d 5

Selanjutnya persamaan tersebut di rubah dalam bentuk matrik sbb:

f K d

f
Dimana: = vektor dari gaya-gaya luar pada titik simpul

d
= vektor dari perpindahan (displacement)

K
= matrik kekakuan (simetri)

William at.al (2000:40), menyatakan formulasi persamaan matriks kekakuan


global dapat dikompilasi dalam bentuk pers (5), selanjutnya menurut Harry & Louis
(2002:466) juga menyatakan hubungan antara gaya dan perpindahan diberikan oleh
persamaan:

P K

Ket: {} = perpindahan titik simpul


{K} = Matrik Kekakuan struktur
Pembalikan matriks kekakuan struktur (inverse matrix) untuk menentukan nilai
perpindahan di dalam matriks [K] dimana syarat statika (boundary condition) telah
terpenuhi, sehingga hubungan menjadi:

13
K 1 P

Untuk menentukan gaya pada masing-masing batang pada sumbu lokal dapat
dihitung:

ui

k 31 k 32 k 33 k 34 vi
Fi EiAi cosi sin i
Li k 41 k 42 k 43 k 44 u i 1
v( i 1)

Nilai k31 s/d k34 dan k41 s/d k44, merupakan nilai matrik kekakuan individual
masing-masing batang yaitu pada baris ke 3 dan 4.

Gaya masing-masing batang dapat juga dihitung dengan mentransformasikan


terlebih dahulu perpindahan pada sumbu global ke sumbu lokal dengan rumus berikut:

u1 sb lokal cos sin 0 0 u1 sb global


v sb lokal sin cos 0 0 v sb global
1 1

u 2 sb lokal 0 0 cos sin u 2 sb global
v 2 sb lokal
0 0 sin cos v 2 sb global

Hal ini dilakukan untuk seluruh batang, penomoran perpindahan disesuaikan


dengan kasus dalam soal. Setelah nilai perpindahan pada sumbu lokal diketahui maka
perhitungan sama dengan rangka batang satu dimensi. Jadi untuk masing-masing batang
dapat dihitung dengan rumus berikut:

Sx1 EA 1 1 u1 sb lokal

Sx 2 L 1 1 u 2 sb lokal
dan seterusnya untuk semua batang

14
Gambar 1.4 Bagan alir proses perhitungan struktur rangka batang

15
1.5 Contoh Soal

Suatu rangka batang sederhana dengan anggapan kondisi seluruh titik simpulnya
dianggap sebagai sendi, seperti tergambar:

Gambar 1.5 Struktur rangka dan elemen gaya pada titik simpul

Penyelesaian

Berdasarkan data yang ditentukan pada struktur rangka batang di atas, maka
solusi berdasarkan flow chart, ditentukan matriks kekakuan batang individual masing-
masing batang pada sumbu global. Dari pers. (2) diperoleh:

cos 2 sin cos cos 2 sin cos u1



EA sin cos sin 2 sin cos sin 2 v1
K
L cos 2 sin cos cos 2 sin cos u 2

sin cos sin 2 sin cos sin 2 v 2

Matriks kekakuan batang individual tersebut disederhanakan menjadi sub-sub


matriks, sehingga kekakuan individual batang a dan b dapat ditulis:

16
EA Ka11 Ka12 EA Kb11 Kb12
Ka Kb
L Ka21 Ka22 L Kb21 Kb22
;

Maka persamaan kekakuan struktur dapat diselesaikan:

f1 Ka11 Ka12 0 1
EA
f2 Ka 21 Ka22 Kb11 Kb12 2
f L
3 0 Kb21 Kb22 3

Ket:

f1, f2, dan f3 = gaya yang bekerja pada titik simpul yang merupakan matriks ordo (2 x
1)

Sx1 0 Sx 2 0 Sx3 0
f1 f2 f3
Sy1 0 Sy 2 10000 Sy 3 0
; ;

Ka & Kb = sub matriks kekakuan struktur matriks ordo (2x2) untuk batang a dan b
1 & 2 = perpindahan titik simpul yang tidak diketahui merupakan matriks ordo
(2x1)

u1 u2 u3
1 2 3
v1 v2 v3

Setelah memenuhi syarat batas (boundary condition) pada tumpuan, maka


matriks pers (13) dapat diselesaikan untuk menentukan perpindahan pada titik simpul 2.

K 1 f

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai :

u2 0
2
v2 0,4873

17
Perolehan nilai perpindahan dapat digunakan untuk menghitung reaksi pada
tumpuan dengan memasukkan nilai yang diperoleh ke dalam matriks kekakuan
struktur pers.(9).

Berdasarkan perhitungan diperoleh:

Sx1 6666.6
Sy 5000
1
Sx2 0

Sy 2 10000
Sx3 6666.6

Sy 3 5000

Gambar 1.6 . Hasil Perhitungan Reaksi Pada Titik Simpul

Selanjutnya gaya masing-masing batang dapat dihitung dengan pers. (7)

u1
v

Fa EA cos sin Ka21 Ka22 1
L u2
v 2
= 8333,3 N (tarik)
u2
v 2

Fb EA cos 2 sin 2 Ka 21 Ka22
L u3
v3
= -8333,3 N (tekan)

18
Gambar 1.7. Interpretasi Hasil

19
1.6 Rangkuman

Struktur rangka batang merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam
kaitannya dengan bidang ilmu teknik sipil, terutama dalam hal penentuan gaya-gaya
yang bekerja dalam batang dan adanya reaksi pada setiap titik simpul termasuk pada
tumpuannya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut misalnya dengan menggunakan metode; keseimbangan titik simpul, ritter,
cremona, culmaan dll. Namun semua metode yang diajukan tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Suatu hal yang dapat diandalkan dari analisa
perhitungan dengan metode matrik ini adalah kemudahannya bila dilakukan dengan alat
bantu komputer, dalam waktu yang relatif singkat dengan mudah dapat dicarikan
solusinya. Namun bila metode ini dikerjakan dengan menggunakan cara manual adalah
sangat tidak dianjurkan karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama, lebih-lebih
jumlah titik simpul yang akan dihitung semakin besar. Maka metode ini makin sangat
tidak efektif.

1.7 Pertanyaan

Suatu konstruksi rangka baja seperti tergambar dengan nilai modulus elastisitas
E = 2,1x106 kg/cm2. Dimensi profil baja dapat ditentukan sendiri berdasarkan tabel
profil baja.

Hitung:

1. Perpindahan pada setiap titik simpul;


2. Reaksi tumpuan
3. Gaya masing-masing batang

Setiap mahasiswa menginput data yang diperlukan sesuai dengan data pada tabel 1.2

1. P2

P1 P5
P3

P4

20
P2 P3 P4
2 P1

P2
P1
3. P3
P4
P3

P4
P2

4.
P1

P2
P4

P1
P3

P1 P2
5. P3
P3
P2

P1

6. 7.

21
8.
P1 P2 P3

P4 P5

P1 P2

9.

P3 P4

22
P2
10
P1 P3

P4 P5

11 P2

P1 P3

P4

12 P1
P2

P3 P4

Tabel 1.2 Nilai P1, P2, P3, P4, P5 sesuai nomor urut absen

23
No. Urut
Soal No. P1 P2 P3 P4 P5
Absen
1 1 1000 4000 2000 3000 4000
2 2 4000 1000 500 2000 3000
3 3 3000 4000 1000 500 2000
4 4 2000 3000 4000 1000 500
5 5 500 2000 3000 4000 1000
6 6 1000 500 2000 3000 4000
7 7 4000 1000 500 2000 3000
8 8 3000 4000 1000 500 2000
9 9 2000 3000 4000 1000 500
10 10 1000 4000 3000 4000 1000
11 11 4000 1000 2000 3000 4000
12 12 3000 4000 1000 2000 3000
13 12 2000 3000 4000 1000 2000
14 11 500 2000 3000 4000 1000
15 10 1000 4000 2000 3000 4000
16 9 4000 1000 1000 2000 3000
17 8 3000 4000 1000 500 2000
18 7 2000 3000 4000 1000 500
19 6 500 2000 3000 4000 1000
20 5 1000 4000 2000 3000 4000
21 4 4000 1000 1000 2000 3000
22 3 3000 4000 1000 500 2000
23 2 2000 3000 4000 1000 500
24 1 500 2000 3000 4000 1000

24
1.8 Model Jawaban

Terdiri atas tes tertulis untuk menguji kemampuan kognitif dan tes perbuatan
untuk mengevaluasi kemampuan analisis dan sikap yang tercakup dalam tujuan akhir.
Setiap mahasiswa diberi tugas mandiri yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Hal
tersebut dilakukan agar mahasiswa memiliki sikap mandiri dan rasa percaya atas
kemampuan diri sendiri.

25
1.9 Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil evaluasi dari tugas yang telah diberikan akan dilakukan
diskusi, cek dan re-cek, setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya dan
menyampaikan pendapatnya, sesuai dengan hasil kerja yang telah dilakukan.
Selanjutnya mahasiswa masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya
dengan melakukan koreksi dan perbaikan berdasarkan hasil pemeriksaan. Demontrasi
dengan menggunakan microsoft excel akan di sharing secara langsung kepada
mahasiswa yang bersangkutan.

1.10 Daftar Tilik Penampilan

No
Uraian Benar Salah Keterangan
.
Kesesuaian nomor soal
1.
yang diberikan
2. Penomoran titik simpul
Penomoran elemen rangka
3.
batang
Kesesuaian gaya yang
4. digunakan dengan tabel
yang diberikan
Kesesuain matrik
kekakuan individu untuk
5.
setiap elemen rangka
batang
Kesesuaian persamaan
6. kekakuan struktur yang
diuraikan
Kesesuaian matrik
7. kekakuan struktur yang
telah di asemble (dirakit)
Kesesuaian syarat batas
8.
yang digunakan
Kesesuain invers matrik
9.
yang dihitung
Kesesuaian perpindahan
10.
setiap titik simpul
Evaluasi terhadap reaksi
11.
tumpuan hasil perhitungan
12. Evaluasi terhadap gaya
batang yang diperoleh dari

26
hasil perhitungan

27

Anda mungkin juga menyukai