RANGKA BATANG
1.1 Pendahuluan
Metode matriks adalah termasuk metode yang telah lama ditemukan, namun
penggunaannya secara luas baru pada dekade terakhir ini setelah ditemukannya
komputer, saat ini perkembangan software di bidang analisis struktur telah banyak
membantu para perencana untuk menyelesaikan berbagai persoalan struktur rangka.
1
{P} = matriks gaya
[K] = matriks kekakuan
{U} = matriks perpindahan
2
1.3 Prasyarat
1.4 Uraian
Analisa struktur dengan metode matrik merupakan bagian dari metode elemen
hingga merupakan suatu metode numerik untuk meyelesaikan problem dalam bidang
engineering dan matematis - fisik. Tipikal problem yang timbul dalam bidang
engineering dan matematis- fisik adalah penyelesaian dengan mengunakan metode
elemen hingga pada analisa struktur, heat transfer, fluida, transportasi massa dan
elektromagnetik potensial.
Keutungan dari metode elemen hingga adalah bahwa apa yang tidak dapat
diselesaikan dengan penyelesaian analitis dapat dipecahkan dengan metode ini, sebagai
contoh konstruksi yang mempunyai geometris yang kompleks, beban yang kompleks
dan persyaratan material yang kompleks. Perkembangan metode elemen hingga sampai
sekarang sangat pesat. Kronologis perkembangan teori ini dari awal adalah:.
1941 Hrennikoff menggunakan metode ini dalam bidang ilmu teknik struktur.
1943 Mc Henry menggunakan metode ini pada perhitungan tegangan untuk
struktur yng berdimensi satu (one-dimensional).
1943 Courant, mengunakan dengan solusi penyelesaian tegangan dengan suatu
variational form.
1947 Levy menggunakan metode gaya
1953: Levy mengembangan metode kekakuan
1956: Turner, Clough, Martin dan Topp, mereka memperkenalkan matrix
kekauan pada elemen rangka (truss) dan balok (beam element),
I960: Clough memperkenalkan elemen segiempat dan segitiga
1961: Melos, menyajikan matrix kekakuan untuk elemen segi empat.
1963: Gastron dan Strome memperkenalkan elemen axissimetri.
1964: Argirys memperkenalkan elemen dengan tiga dimensional.
3
1965 : Archer memperkenalkan metode elemen hingga pada analisa dinamik
1965 : Gogh, Rashid, Wilson memperkenalkan axissimetri element.
1977: Lyness, Owen, Zienkiewicz memperkenalkan aplikasi metode elemen
hingga pada magnetig field.
1976: Belytscho memperkenalkan non linier dynamic behavior,
Setelah tahun 1976 perkembangan sangat pesat apa lagi kemudian pemakaian
komputer untuk penyelesaian problemnya, tanpa komputer metode elemen hingga
mungkin tidak akan terpakai di dalam praktis. Penemuan komputer menjadikan metode
ini menjadi andalan para praktisi untuk menyelesaikan seluruh problem baik dalam
analisa struktur, fluid mekanik,dll.
a. Simple line element (truss, plane frame, space truss, space frame, grid)
4
c. Simple three-dimensional element
5
Dari metode elemen hingga dapat dikategorikan menjadi:
F k
Keterangan:
6
1.4.2 Matrix Kekakuan
Rangka bidang disebut juga truss. Secara konvensional dalam mencari gaya-
gaya batang di dalam rangka dapat diselesaikan dengan Ritter, keseimbangan titik buhul
dll (force method). Tetapi dalam penyelesaian dalam modul ini dilakukakan dengan
metode stiffness method (metode kekakuan) atau disebut juga displacement methode
(metode perpindahan). Untuk menghitung matrik kekakuan suatu struktur rangka
bidang maka dapal ditinjau struktur rangka dibawah ini:
Gambar 1.2 Struktur rangka batang; elemen dan penomoran titik simpul
Titik 1 s/d 10 disebut titik simpul (node) sedangkan a sampai dengan q disebut
elemen (element). Ada dua cara menghitung matrix kekakuan yakni, dengan metode
kekakuan dan metode energi.
7
Dimana: [f] = gaya
[ K] = matrik kekakuan
{d} = perpindahan.
P
Sx1
d
u1
Sx2 u2
dan
1 0 1 0
0 0 0
EA 0 K K12
Ke 11
L 1 0 1 0 K 21 K 22
0 0 0 0
Sx2
Y Sy1
2 Sx2
Sy1
Sx1 1 Sx1
Untuk simpul 2
8
Cos e Sin e
T
Sin e Cos e
Dimana
{f e } = [Te ] {f e }
{d e } = [Te ] {d e }
Selanjutnya:
Te 1 f e K e Te 1 d e
f e Te K e Te 1 d e K e d e
Dimana
K e Te K e Te T
Te 1 Te T Te
Ket: karena matrik orthogonal
Selanjutnya matrik kekakuan terhadap sumbu global dapat diuraikan sebagi berikut
9
C2 SC C2 SC
EA SC S2 SC S2
k 2
L C SC C2 SC
SC S2 SC S 2
Ket: C = cos; S = sin
F
Sxi
ui
Syi vi
Keterangan:
Sxi = vektor elemen gaya pada arah sumbu x pada titik simpul ke i
Sxi = vektor elemen gaya pada arah sumbu y pada titik simpul ke i
ui = vektor perpindahan horizontal pada sumbu x pada titik simpul ke i
vi = vektor perpindahan vertikal pada sumbu y pada titik simpul ke i
E = modulus elastisitas bahan
A = luas penampang batang
L = panjang batang
Contoh ditinjau suatu struktur rangka seperti gambar di bawah, akan ditentukan
persamaan matrik kekakuan strukturnya
10
Gambar 1.3 Struktur rangka yang akan ditentukan matrik kekakuan strukturnya
Tabel 1.1 Tabulasi penomoran elemen rangka batang dan titik simpul
K a , K e
= 270o
K b , K f dan K d , b f 0
Kc 1
K g 2
d a1 d b1 d c1 d1
d d 1 d a2 d 2
11
d b 2 d e1 d f 1 d 3
d c 2 d e 2 d d 2 d g 1 d 4
d d d
f1 g2 5
Dan dalam setiap titik simpul harus memenuhi syarat keseimbangan. Pada titik simpul i
berlaku:
f ix
fi
f iy
f 2 fa2 fd1
f 3 f b 2 f e1 f f 1
f5 f f 2 f g 2
12
f 4 kc21 d1 kc22 d 4 ke21 d 3 ke22 d 4 kd21 d 2 kd22 d 4 kg11 d 4
kg12 d 5
f K d
f
Dimana: = vektor dari gaya-gaya luar pada titik simpul
d
= vektor dari perpindahan (displacement)
K
= matrik kekakuan (simetri)
P K
13
K 1 P
Untuk menentukan gaya pada masing-masing batang pada sumbu lokal dapat
dihitung:
ui
k 31 k 32 k 33 k 34 vi
Fi EiAi cosi sin i
Li k 41 k 42 k 43 k 44 u i 1
v( i 1)
Nilai k31 s/d k34 dan k41 s/d k44, merupakan nilai matrik kekakuan individual
masing-masing batang yaitu pada baris ke 3 dan 4.
Sx1 EA 1 1 u1 sb lokal
Sx 2 L 1 1 u 2 sb lokal
dan seterusnya untuk semua batang
14
Gambar 1.4 Bagan alir proses perhitungan struktur rangka batang
15
1.5 Contoh Soal
Suatu rangka batang sederhana dengan anggapan kondisi seluruh titik simpulnya
dianggap sebagai sendi, seperti tergambar:
Gambar 1.5 Struktur rangka dan elemen gaya pada titik simpul
Penyelesaian
Berdasarkan data yang ditentukan pada struktur rangka batang di atas, maka
solusi berdasarkan flow chart, ditentukan matriks kekakuan batang individual masing-
masing batang pada sumbu global. Dari pers. (2) diperoleh:
16
EA Ka11 Ka12 EA Kb11 Kb12
Ka Kb
L Ka21 Ka22 L Kb21 Kb22
;
f1 Ka11 Ka12 0 1
EA
f2 Ka 21 Ka22 Kb11 Kb12 2
f L
3 0 Kb21 Kb22 3
Ket:
f1, f2, dan f3 = gaya yang bekerja pada titik simpul yang merupakan matriks ordo (2 x
1)
Sx1 0 Sx 2 0 Sx3 0
f1 f2 f3
Sy1 0 Sy 2 10000 Sy 3 0
; ;
Ka & Kb = sub matriks kekakuan struktur matriks ordo (2x2) untuk batang a dan b
1 & 2 = perpindahan titik simpul yang tidak diketahui merupakan matriks ordo
(2x1)
u1 u2 u3
1 2 3
v1 v2 v3
K 1 f
u2 0
2
v2 0,4873
17
Perolehan nilai perpindahan dapat digunakan untuk menghitung reaksi pada
tumpuan dengan memasukkan nilai yang diperoleh ke dalam matriks kekakuan
struktur pers.(9).
Sx1 6666.6
Sy 5000
1
Sx2 0
Sy 2 10000
Sx3 6666.6
Sy 3 5000
u1
v
Fa EA cos sin Ka21 Ka22 1
L u2
v 2
= 8333,3 N (tarik)
u2
v 2
Fb EA cos 2 sin 2 Ka 21 Ka22
L u3
v3
= -8333,3 N (tekan)
18
Gambar 1.7. Interpretasi Hasil
19
1.6 Rangkuman
Struktur rangka batang merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam
kaitannya dengan bidang ilmu teknik sipil, terutama dalam hal penentuan gaya-gaya
yang bekerja dalam batang dan adanya reaksi pada setiap titik simpul termasuk pada
tumpuannya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut misalnya dengan menggunakan metode; keseimbangan titik simpul, ritter,
cremona, culmaan dll. Namun semua metode yang diajukan tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Suatu hal yang dapat diandalkan dari analisa
perhitungan dengan metode matrik ini adalah kemudahannya bila dilakukan dengan alat
bantu komputer, dalam waktu yang relatif singkat dengan mudah dapat dicarikan
solusinya. Namun bila metode ini dikerjakan dengan menggunakan cara manual adalah
sangat tidak dianjurkan karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama, lebih-lebih
jumlah titik simpul yang akan dihitung semakin besar. Maka metode ini makin sangat
tidak efektif.
1.7 Pertanyaan
Suatu konstruksi rangka baja seperti tergambar dengan nilai modulus elastisitas
E = 2,1x106 kg/cm2. Dimensi profil baja dapat ditentukan sendiri berdasarkan tabel
profil baja.
Hitung:
Setiap mahasiswa menginput data yang diperlukan sesuai dengan data pada tabel 1.2
1. P2
P1 P5
P3
P4
20
P2 P3 P4
2 P1
P2
P1
3. P3
P4
P3
P4
P2
4.
P1
P2
P4
P1
P3
P1 P2
5. P3
P3
P2
P1
6. 7.
21
8.
P1 P2 P3
P4 P5
P1 P2
9.
P3 P4
22
P2
10
P1 P3
P4 P5
11 P2
P1 P3
P4
12 P1
P2
P3 P4
Tabel 1.2 Nilai P1, P2, P3, P4, P5 sesuai nomor urut absen
23
No. Urut
Soal No. P1 P2 P3 P4 P5
Absen
1 1 1000 4000 2000 3000 4000
2 2 4000 1000 500 2000 3000
3 3 3000 4000 1000 500 2000
4 4 2000 3000 4000 1000 500
5 5 500 2000 3000 4000 1000
6 6 1000 500 2000 3000 4000
7 7 4000 1000 500 2000 3000
8 8 3000 4000 1000 500 2000
9 9 2000 3000 4000 1000 500
10 10 1000 4000 3000 4000 1000
11 11 4000 1000 2000 3000 4000
12 12 3000 4000 1000 2000 3000
13 12 2000 3000 4000 1000 2000
14 11 500 2000 3000 4000 1000
15 10 1000 4000 2000 3000 4000
16 9 4000 1000 1000 2000 3000
17 8 3000 4000 1000 500 2000
18 7 2000 3000 4000 1000 500
19 6 500 2000 3000 4000 1000
20 5 1000 4000 2000 3000 4000
21 4 4000 1000 1000 2000 3000
22 3 3000 4000 1000 500 2000
23 2 2000 3000 4000 1000 500
24 1 500 2000 3000 4000 1000
24
1.8 Model Jawaban
Terdiri atas tes tertulis untuk menguji kemampuan kognitif dan tes perbuatan
untuk mengevaluasi kemampuan analisis dan sikap yang tercakup dalam tujuan akhir.
Setiap mahasiswa diberi tugas mandiri yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Hal
tersebut dilakukan agar mahasiswa memiliki sikap mandiri dan rasa percaya atas
kemampuan diri sendiri.
25
1.9 Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi dari tugas yang telah diberikan akan dilakukan
diskusi, cek dan re-cek, setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya dan
menyampaikan pendapatnya, sesuai dengan hasil kerja yang telah dilakukan.
Selanjutnya mahasiswa masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya
dengan melakukan koreksi dan perbaikan berdasarkan hasil pemeriksaan. Demontrasi
dengan menggunakan microsoft excel akan di sharing secara langsung kepada
mahasiswa yang bersangkutan.
No
Uraian Benar Salah Keterangan
.
Kesesuaian nomor soal
1.
yang diberikan
2. Penomoran titik simpul
Penomoran elemen rangka
3.
batang
Kesesuaian gaya yang
4. digunakan dengan tabel
yang diberikan
Kesesuain matrik
kekakuan individu untuk
5.
setiap elemen rangka
batang
Kesesuaian persamaan
6. kekakuan struktur yang
diuraikan
Kesesuaian matrik
7. kekakuan struktur yang
telah di asemble (dirakit)
Kesesuaian syarat batas
8.
yang digunakan
Kesesuain invers matrik
9.
yang dihitung
Kesesuaian perpindahan
10.
setiap titik simpul
Evaluasi terhadap reaksi
11.
tumpuan hasil perhitungan
12. Evaluasi terhadap gaya
batang yang diperoleh dari
26
hasil perhitungan
27