Bila tendon diletakkan lengkung atau kurva, Gambar 1 -16 (a) ini sering digunakan ini terlihat
pada kanan kiri dari balok membentuk kurva pada tengah bentang. Dibuat free body agar supaya
evaluasi efek gaya prategang F lebih mudah. Sedangkan resultan tekan pada beton akibat gaya
prategang sendiri sama dengan aksi gaya tendon F pada eksentrisitas e. Sehingga pada Gambar
1 – 16 (b), keseimbangan gaya horizontal mengindikasikan bahwa, tekanan pada beton sama
dengan gaya prategang pada baja F, dan tegangan pada beton akibat gaya eksentrik F diberikan
dengan
𝐹 𝐹𝑒𝑐
𝑓= ±
𝐴 𝐼
Gambar 1.16 Efek Prategang
Sehingga tegangan beton f pada penampang akibat gaya prategang tergantung hanya pada
besaran dan lokasi dari gaya prategang F.
Aplikasi konsep keseimbangan beban perlu mengambil beton sebagai freebody dan mengganti
tendon beraksi sebagai beban sepanjang bentang. Ambil contoh balok prategang dengan tendon
parabola Gambar 1.22
F = gaya prategang
L = panjang bentang
H = penurunan parabola
8𝐹ℎ
Beban merata kearah atas diberikan dengan 𝑤𝑏 = 𝐿2
Perencanaan awal dari penampang beton pra – tegang untuk lentur dapat dilakukan dengan
prosedur sangat sederhana, berdasarkan pengetahuan gaya dalam C – T aksi kopel pada
penampang. Dengan cara praktis ketinggian h dari penampang dengan asumsi sebagai momen
total MT pada penampang pada beban kerja, lengan dari kopel gaya dalam dapat digunakan
bervaiasi antara 30 – 80% dari tinggi total h dan rata – rata sekitar 0,65 h. Dengan demikian gaya
efektif pra – tegang dapat dihitung dari Persamaan
𝑀𝑇
𝐹=𝑇= (6 – 1)
0,65ℎ
Bila kita mengasumsi panjang lengan menjadi 0,65h, Gambar 6 – 1. Bila satuan tegangan untu
baja fse, luas penampang baja adalah
𝐹 𝑀
𝑇
𝐴𝑝𝑠 = 𝑓 = 0,65ℎ𝑓 (6 – 2)
𝑠𝑒 𝑠𝑒
Total pra – tegang Apsfse juga gaya C pada penampang. Gaya ini akan menghasilkan tegangan
rata – rata pada beton
𝐶 𝑇 𝐴𝑝𝑠 𝑓𝑠𝑒
= =
𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐
Tegangan pada serat atas, fc dibawah beban kerja mengikuti ACI Code adalah 0,45 fc’, Gambar
6 – 1. Tabel 1 – 2 , Bab 1, ringkasan tegangan ijin pada baja dan beton untuk balok beton pra –
tegang. Untuk perencanaan awal, tegangan rata – rata dapat diasumsikan sekitar 50% dari
tegangan maksimum fc, dibawah beban kerja. Sehingga
𝐴𝑝𝑠 𝑓𝑠𝑒
= 0,50𝑓𝑐
𝐴𝑐
𝐴𝑝𝑠 𝑓𝑠𝑒
𝐴𝑐 = 0,50𝑓𝑐
(6 – 3)
Catatan bahwa prosedur diatas hanya pendekatan dengan membuat koefisien – koefisien 0,65
dan 0,50. Koefisien ini bervariasi secara luas, tergantung pada bentuk penampang.
Bagaimanapun pengalaman dan pengetahuan, itu bisa menjadi perkiraan yang dekat untuk
setiap penampang tertentu, dan perencanaan awal dapat dibuat lebih akurat.
Contoh 6 – 1
Membuat preliminary design untuk penampang balok beton pra – tegang menahan momen total
435 KNm. Tinggi total penampang 920 mm. Gaya pra – tegang efektif untuk baja adalah 860
Mpa, dan tegangan ijin untuk beton dibawah beban kerja fc = - 11 Mpa
820
100 x (920 – 100) x ( 2
+ 100) = 41.820.000 mm3
100 2
46.000 x (344 − 2
) = 3.976.056.000 mm4
820 2
82.000 x (576 − ) = 2.259.592.000 mm4
2
F = T = MT/0,65h
435 𝐾𝑁𝑚
= 0,65(0,92)(𝑚) = 727 KN
F F
Pertemuan 3b
Lanjutan pertemuan 3a
920
100 x (1020 – 100) x ( 2
+ 100) = 51.520.000 mm3
100 2
46.000 x (390 − 2
) = 5.317.600.000 mm4
920 2
92.000 x (630 − 2
) = 2.658.800.000 mm4
Kontrol tegangan
𝐹 𝐹𝑒𝑦 𝑀𝑦
𝑓 =𝐴± 𝐼
± 𝐼
Sekarang penampang awal dapat di sket dengan luas total penampang beton sekitar 132 x 10 3
mm2, tinggi 920 mm, dan luas penampang baja adalah 845 mm2. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 6 – 2. Penampang T yang dipilih karena bentuk yang ekonomis bila rasio MG/MT besar.