Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan 3a

Mata Kuliah : Beton Prategang

Dosen : Ir. FX Hevie Dwi Novianto, MT

Tanggal 29 Oktober 2023

Bila tendon diletakkan lengkung atau kurva, Gambar 1 -16 (a) ini sering digunakan ini terlihat
pada kanan kiri dari balok membentuk kurva pada tengah bentang. Dibuat free body agar supaya
evaluasi efek gaya prategang F lebih mudah. Sedangkan resultan tekan pada beton akibat gaya
prategang sendiri sama dengan aksi gaya tendon F pada eksentrisitas e. Sehingga pada Gambar
1 – 16 (b), keseimbangan gaya horizontal mengindikasikan bahwa, tekanan pada beton sama
dengan gaya prategang pada baja F, dan tegangan pada beton akibat gaya eksentrik F diberikan
dengan

𝐹 𝐹𝑒𝑐
𝑓= ±
𝐴 𝐼
Gambar 1.16 Efek Prategang

Sehingga tegangan beton f pada penampang akibat gaya prategang tergantung hanya pada
besaran dan lokasi dari gaya prategang F.

Aplikasi konsep keseimbangan beban perlu mengambil beton sebagai freebody dan mengganti
tendon beraksi sebagai beban sepanjang bentang. Ambil contoh balok prategang dengan tendon
parabola Gambar 1.22

Gambar 1.22 Balok Prategang dengan Tendon Parabola

F = gaya prategang

L = panjang bentang

H = penurunan parabola
8𝐹ℎ
Beban merata kearah atas diberikan dengan 𝑤𝑏 = 𝐿2

Gambar 1.3 Perilaku lentur positif dan negatif

PERENCANAAN PENAMPANG UNTUK LENTUR

6.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design)

Perencanaan awal dari penampang beton pra – tegang untuk lentur dapat dilakukan dengan
prosedur sangat sederhana, berdasarkan pengetahuan gaya dalam C – T aksi kopel pada
penampang. Dengan cara praktis ketinggian h dari penampang dengan asumsi sebagai momen
total MT pada penampang pada beban kerja, lengan dari kopel gaya dalam dapat digunakan
bervaiasi antara 30 – 80% dari tinggi total h dan rata – rata sekitar 0,65 h. Dengan demikian gaya
efektif pra – tegang dapat dihitung dari Persamaan

𝑀𝑇
𝐹=𝑇= (6 – 1)
0,65ℎ

Bila kita mengasumsi panjang lengan menjadi 0,65h, Gambar 6 – 1. Bila satuan tegangan untu
baja fse, luas penampang baja adalah

𝐹 𝑀
𝑇
𝐴𝑝𝑠 = 𝑓 = 0,65ℎ𝑓 (6 – 2)
𝑠𝑒 𝑠𝑒

Total pra – tegang Apsfse juga gaya C pada penampang. Gaya ini akan menghasilkan tegangan
rata – rata pada beton

𝐶 𝑇 𝐴𝑝𝑠 𝑓𝑠𝑒
= =
𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐

Tegangan pada serat atas, fc dibawah beban kerja mengikuti ACI Code adalah 0,45 fc’, Gambar
6 – 1. Tabel 1 – 2 , Bab 1, ringkasan tegangan ijin pada baja dan beton untuk balok beton pra –
tegang. Untuk perencanaan awal, tegangan rata – rata dapat diasumsikan sekitar 50% dari
tegangan maksimum fc, dibawah beban kerja. Sehingga
𝐴𝑝𝑠 𝑓𝑠𝑒
= 0,50𝑓𝑐
𝐴𝑐

𝐴𝑝𝑠 𝑓𝑠𝑒
𝐴𝑐 = 0,50𝑓𝑐
(6 – 3)

Gambar 6.1 Perencanaan Awal dari Penampang Balok

Catatan bahwa prosedur diatas hanya pendekatan dengan membuat koefisien – koefisien 0,65
dan 0,50. Koefisien ini bervariasi secara luas, tergantung pada bentuk penampang.
Bagaimanapun pengalaman dan pengetahuan, itu bisa menjadi perkiraan yang dekat untuk
setiap penampang tertentu, dan perencanaan awal dapat dibuat lebih akurat.

Contoh 6 – 1

Membuat preliminary design untuk penampang balok beton pra – tegang menahan momen total
435 KNm. Tinggi total penampang 920 mm. Gaya pra – tegang efektif untuk baja adalah 860
Mpa, dan tegangan ijin untuk beton dibawah beban kerja fc = - 11 Mpa

Gambar 6.2 Contoh 1


Penyelesaian :

Ac = 100 x 460 = 46.000 mm2

100 x (920 – 100) = 82.000 mm2

Total Ac = 128.000 mm2


100
yAc = 100 x 460 x 2
= 2.300.000 mm3

820
100 x (920 – 100) x ( 2
+ 100) = 41.820.000 mm3

Total yAc = 44.120.000 mm3


44.120.000
𝑦𝑡 = 128.000
= 344 mm

yb = 920 – 344 = 576 mm

menghitung momen inersia

Ix = 1/12 (460)(100)3 = 38.333.333 cm4

100 2
46.000 x (344 − 2
) = 3.976.056.000 mm4

1/12 (100)(920 – 100)3 = 4.594.733.333. mm4

820 2
82.000 x (576 − ) = 2.259.592.000 mm4
2

Total Ix = 10.868.714.666 mm4

Dari Persamaan 6 – 1, 6 – 2, dan 6 – 3.

F = T = MT/0,65h
435 𝐾𝑁𝑚
= 0,65(0,92)(𝑚) = 727 KN

F F
Pertemuan 3b

Mata Kuliah : Beton Prategang

Dosen : Ir. FX Hevie Dwi Novianto, MT

Tanggal 9 April 2023

Lanjutan pertemuan 3a

APS = F/fse = 727 x 103/860 = 845 mm2


𝐹
Ac = = 727 x 103/(0,5 x 11) = 132181,818 mm2 > 128.000 mm2
0,50×𝑓𝑐

Tinggi balok diperbesar

Ac = 100 x 460 = 46.000 mm2

100 x (1020 – 100) = 92.000 mm2

Total Ac = 138.000 mm2


100
yAc = 100 x 460 x = 2.300.000 mm3
2

920
100 x (1020 – 100) x ( 2
+ 100) = 51.520.000 mm3

Total yAc = 53.820.000 mm3


51.820.000
𝑦𝑡 = = 390 mm
138.000

yb = 1020 – 390 = 630 mm

menghitung momen inersia

Ix = 1/12 (460)(100)3 = 38.333.333 cm4

100 2
46.000 x (390 − 2
) = 5.317.600.000 mm4

1/12 (100)(1020 – 100)3 = 6.489.066.666. mm4

920 2
92.000 x (630 − 2
) = 2.658.800.000 mm4

Total Ix = 14.503.799.999 mm4

Eksentrisitas e = yb – 100 = 630 – 100 = 530 mm

Kontrol tegangan
𝐹 𝐹𝑒𝑦 𝑀𝑦
𝑓 =𝐴± 𝐼
± 𝐼

−727000 727000(530)(390) 435(10)6 (390)


= 138.000
± 14.503.799.999
± 14.503.799.999

−727000 727000(530)(630) 435(10)6 (630)


= 138.000
± 14.503.799.999
± 14.503.799.999

= -5,2681  10,3608  11,6969

= -5,2681  16,7367  18,8950

= -5,2681 + 10,3608 – 11,6969 = -6,6582 Mpa (serat atas)

= -5,2681 – 16,7367 + 18,8950 = - 3,1101 Mpa (serat bawah)

APS = F/fse = 727 x 103/860 = 845 mm2

Digunakan tendon diameter 12 mm

As = ¼  122 = 113 mm2


𝐴𝑝𝑠 845
𝑛= 𝐴𝑠
= 113 = 7,478  8 buah

Sekarang penampang awal dapat di sket dengan luas total penampang beton sekitar 132 x 10 3
mm2, tinggi 920 mm, dan luas penampang baja adalah 845 mm2. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 6 – 2. Penampang T yang dipilih karena bentuk yang ekonomis bila rasio MG/MT besar.

Anda mungkin juga menyukai