Dosen Pengajar :
Oleh :
FAKULTAS VOKASI
2019
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senangtiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makala ini guna
memenuhi evaluasi untuk mata kuliah Stuktur Komposit.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makala ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan ktitik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
lainnya.
Erfansyah Rizal V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Manfaat Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
A. Pengertian Komposit
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua
material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan
sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Umumnya srtuktur komposit
berupa :
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 1.a/d).
(d) (e)
Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam
memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen yang
lebih ekonomis. Disamping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-
komposit.
B. Working Stress Method
Working stress method sering juga disebut metode ASD (Allowable Stress
Design) yaitu suatu perencanaan yang menggunakan beban kerja. Working Stress
Method juga mengasumsikan bahwa baja dan beton bekerja secara sempurna dalam
kondisi elastis. Konsep dasar Working Stress Method mengasumsikan bahwa struktur
masih berperilaku elastis saat diberikan pembebanan. Dalam hal ini, kombinasi beban
yang digunakan adalah tanpa beban terfaktor.
Setelah pelat mengeras dan mencapai kekuatan yang direncanakan maka garis netral
akan bergeser keatas sesuai dengan tampang komposit. Karena kekuatan masing-
masing beton berbeda, dimana kekuatan beton bertulang (reinforced) lebih tinggi dari
pada beton cor langsung ditempat, mempengaruhi kekuatan elastis beton komposit.
Maka untuk mendapatkan tegangan elastis pada balok komposit, kekuatan beton cor
ditempat ditransformasikan sama dengan nilai modulus beton bertulang (reinforced).
Sehingga perlu adanya factor modifikasi lebar sayap.
Penyelesaian :
As Fy 13.36
a= = = 2,06 in < t = 4,5 in.
0,85. f 'c .beff 0.85.3.90
Diketahui:
Mutu beton (fc’) = 35 Mpa
Mutu baja tulangan lentur (fy) = 320 Mpa
Diameter tulangan = 8 mm
Tebal selimut beton (t) = 25 mm
Tinggi plat (h) = 120 mm
Lebar plat (b) = 1000 mm
Tinggi manfaat (d) = h – t – 1/2 Øtulangan = 120 – 25 – 4 = 91 mm
d’ = t + 1/2Øtulangan = 25 + 4 = 29 cm
As’= As = ¼ d2 n = ¼ x 82 x (1000/150) = 335.103 mm2
Hitung kapasitas momen plat tumpuan kondisi sebelum dan sesudah overtopping
Dengan:
ds1 = 95 mm
ds’ = 25 mm
Persamaan C
(iterasi 1)
C=T
Cc + Cs = Ts
c1 = 24.380 mm v c2 = -41.068 mm
CEK : fs < fy
- Menghitung Mn
Dengan:
ds1 = 95 mm
ds2 = 145 mm
ds’ = 25 mm
Persamaan C
(iterasi 1)
C=T
Cc + Cs = Ts1 + Ts2
xc=0
335.103 c = 0
c1 = 10.86 mm v c2 = -19.20 mm
CEK : fs < fy
- Menghitung Mn