Berbeda dengan balok, pada kolom terdapat gaya aksial desak yang cukup
besar, sehingga dapat menunda atau mencegah retak akibat beban lentur
dan mengakibatkan kuat geser beton meningkat. Vc dihitung dg rumus:
Vc = (1 + Nu / (14.Ag)) .(1/6 . √fc‘) bw . d (Nu / Ag dalam MPa)
Jika luas tulangan geser Av (sengkang atau lilitan spiral) telah ditetapkan
atau dipilih, maka jarak antar sengkang atau spiral dapat dihitung sbb.:
s = (Av . fy . d) / Vs 16 x dia. tulangan pokok memanjang kolom,
48 x dia. sengkang,
lebar (b) penampang kolom (b < h).
Untuk lilitan spiral: 25 mm sbersih 75 mm.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Ketentuan pemakaian tulangan geser:
1. Tegangan leleh (fy) baja tulangan geser max. 400 MPa.
2. Diameter sengkang:
≥ D-10 (dia.9,0 mm) jika dia. tulangan pokok D-32 (dia.16,3mm)
≥ D-13 (dia.10,3 mm) jika dia. tulangan pokok > D-32.
3. Diameter batang spiral:
≥ 10 mm, untuk konstruksi yang dicor di tempat,
Sengkang pertama di atas plat fondasi (atau balok sloof) dan di atas plat
lantai harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 0,5.s di atas plat2 tsb.
Demikian pula sengkang pertama di bawah sisi bawah plat lantai, balok
atau drop panel. Sengkang di dalam pertemuan balok-kolom harus
mengikuti hasil perancangan ‚beam-column-joint‘ ybs.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Kegagalan kolom
karena tulangan geser tidak cukup
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
CONTOH
50
Kolom dengan ukuran 350 x 500.
Tulangan memanjang As = As’ = 5D22.
350
Hasil Analisis Struktur:
VD = 150 kN VL = 100 kN
PD = 200 kN PL = 450 kN 500
Bahan:
fc’ = 30 Mpa
fy = 400 Mpa
Rancang tulangan geser untuk kolom tersebut.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Penyelesaian: 50
TulanganVsmemanjang
= (340 –diam.
150,0855)
22 mm/ 0,75
> 16 =mm
253,219 kNjadi harus diguna-
(D-32),
kan tulangan geser (sengkang) diameter > 10,3 mm (D-13).
Digunakan sengkang diam. 12 mm Av = 2 . (¼.p.122) = 226,19 mm2
Jarak sengkang:
s = (Av . fy . d) / Vs = (226,19 . 400 . 450) / 253219 = 160,78 mm.
Digunakan sengkang: D12 – 150
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
d. Jika f . Pn jauh lebih besar dari pada Pu (mis. > 10%), maka untuk
optimalisasi ukuran penampang kolom dan atau luas tulangan
dapat diperkecil.
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
Sebaliknya jika f . Pn < Pu maka ukuran penampang kolom
dan atau luas tulangan harus diperbesar.
Kemudian prosedur hitungan 4.a. s/d 4.c. diulang.
5. Perancangan kolom langsing:
a. Perhatikan apakah kolom merupakan elemen dari suatu portal
bergoyang atau tak bergoyang.
b. Hitung eksentrisitas e dan pilih yang terbesar dari kedua ujung
kolom
c. Untuk kolom dari portal tak bergoyang, direncanakan dengan
beban aksial terfaktor Pu dan momen terfaktor yang diperbesar Mc =
dns . M2
d. Untuk kolom
dengan M2,mindari
= Puportal
(15 +bergoyang,
0,03h) direncanakan dengan beban
aksial terfaktor Pu dan momen terfaktor yang diperbesar
M1 = M1ns + ds . M1s dan M2 = M2ns + ds . M2s
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
50
PENYELESAIAN
350
Diperkirakan ukuran penampang kolom: 350 x 500
dengan ds = d = 50 mm
Diperkirakan rasio penulangan: 2,5% 500
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
Kuat perlu:
Pu = 1,2 . 200 + 1,6 . 775 = 1480 kN
Mu = 1,2 . 135 + 1,6 . 157 = 413,2 kNm
Eksentrisitas:
e = Mu / Pu = 413,2 / 1480 = 0,279189 m = 279,189 mm
Keadaan balance:
cb = 600.d / (600 + fy) = 600.450 / (600+400) = 270 mm
ab = 0,85 . 270 = 229,5 mm
fs’ = 600 (cb – d’) / cb = 600 (270 – 50) / 270 = 488,89 MPa > fy = 400
Pnb = 0,85 . fc’ . ab . b = 0,85 . 30 . 229,5 . 350 = 2048,2875 kN
Mnb = (0,85.fc’.ab.b) . (h/2 – ab/2) + (As’.fy) . (h/2 – d’) + (As.fy) . (d – h/2)
= (0,85.30.229,5.350).(250-229,5/2) + (2279,64.400).(250-50) +
(2279,64.400).(450-250)
= 641,773 kNm
eb = 641, 773 / 2048,2875 = 0,31332 m = 313,32 mm
e = 279,189 mm < eb = 313,32 mm keruntuhan desak
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
Bahan:
fc’ = 30 MPa 150
fy = 400 MPa
Hasil Analisis Struktur: 600
PU = 1800 kN
MU = 475 kNm 150