Anda di halaman 1dari 20

KOLOM BETON BERTULANG

GESER PADA KOLOM


Komponen struktur yang menahan kombinasi beban aksial, geser dan mo-
men tidak boleh mengalami kegagalan geser sebelum kapasitas lenturnya
tercapai.
Kuat perlu Vu untuk beban geser diperoleh dari kombinasi berbagai beban
yang mungkin terjadi pada elemen struktur ybs.:
Misalnya (menurut SK SNI-03-xxxx-2002):
Vu = 1,2 VD + 1,6 VL + 0,5 (VA atau VR)
Vu = 1,2 VD + 1,0 VL ± 1,6 VW + 0,5 (VA atau VR)
Vu = 1,2 VD + 1,0 VL ± 1,0 VE
etc.
Dari berbagai kombinasi tersebut dipilih nilai terbesar.
Elemen struktur harus mampu menahan beban Vu tersebut dengan aman,
jadi harus dipenuhi syarat: f.Vn ≥ Vu
Dengan f = faktor reduksi kekuatan untuk geser = 0,75
(menurut SK SNI 1991: f = 0,60)
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Vn adalah kuat geser nominal penampang: Vn = Vc + Vs
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton
Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser.

Berbeda dengan balok, pada kolom terdapat gaya aksial desak yang cukup
besar, sehingga dapat menunda atau mencegah retak akibat beban lentur
dan mengakibatkan kuat geser beton meningkat. Vc dihitung dg rumus:
Vc = (1 + Nu / (14.Ag)) .(1/6 . √fc‘) bw . d (Nu / Ag dalam MPa)

Jika Vu < f . Vc  secara teoritis kolom tidak memerlukan tulangan geser.


Namun demikian tetap harus dipasang tulangan geser minimum (konstruktif).
Jika Vu ≥ 0,5 . f . Vc  harus dipasang tulangan geser minimum sebesar:
Av = (75 . √fc‘. bw . s) / (1200 . fy) ≥ (bw . s) / (3 . fy)
bw dan s dalam mm.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Jika Vu ≥ f . Vc  harus dipasang tulangan geser untuk menahan gaya
geser perlu sebesar ≥ (Vu – f . Vc).
Untuk tulangan geser yang berupa sengkang tegak lurus sumbu aksial
kolom atau berupa lilitan spiral, maka kuat geser nominal yang disumbang-
kan oleh tulangan geser ini adalah:
Vs = (Av . fy . d) / s nilai ini harus ≥ (Vu – f . Vc) / f
tetapi dibatasi ≤ (2/3) √fc‘. bw . d

Jika luas tulangan geser Av (sengkang atau lilitan spiral) telah ditetapkan
atau dipilih, maka jarak antar sengkang atau spiral dapat dihitung sbb.:
s = (Av . fy . d) / Vs  16 x dia. tulangan pokok memanjang kolom,
 48 x dia. sengkang,
 lebar (b) penampang kolom (b < h).
Untuk lilitan spiral: 25 mm  sbersih  75 mm.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Ketentuan pemakaian tulangan geser:
1. Tegangan leleh (fy) baja tulangan geser max. 400 MPa.
2. Diameter sengkang:
≥ D-10 (dia.9,0 mm) jika dia. tulangan pokok  D-32 (dia.16,3mm)
≥ D-13 (dia.10,3 mm) jika dia. tulangan pokok > D-32.
3. Diameter batang spiral:
≥ 10 mm, untuk konstruksi yang dicor di tempat,

Sengkang pertama di atas plat fondasi (atau balok sloof) dan di atas plat
lantai harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 0,5.s di atas plat2 tsb.
Demikian pula sengkang pertama di bawah sisi bawah plat lantai, balok
atau drop panel. Sengkang di dalam pertemuan balok-kolom harus
mengikuti hasil perancangan ‚beam-column-joint‘ ybs.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM

Kegagalan kolom
karena tulangan geser tidak cukup
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
CONTOH
50
Kolom dengan ukuran 350 x 500.
Tulangan memanjang As = As’ = 5D22.
350
Hasil Analisis Struktur:
VD = 150 kN VL = 100 kN
PD = 200 kN PL = 450 kN 500

Bahan:
fc’ = 30 Mpa
fy = 400 Mpa
Rancang tulangan geser untuk kolom tersebut.
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM
Penyelesaian: 50

Kuat Perlu: Vu = 1,2 . 150 + 1,6 . 100


= 340 kN 350

Pu = 1,2 . 200 + 1,6 . 450


= 960 kN 500

Kuat geser nominal beton:


Vc = (1 + Nu / (14.Ag)) . (1/6 . √fc‘) . bw . d
dengan
Nu = Pu = 960 kN dan d = 500 –50 = 450 mm
 Vc = (1 + 960000 / (14 . 350 . 500) . (1/6 . √30) . 350 . 450
= 200114 N
= 200,114 kN
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM

Kuat geser tereduksi beton: f . Vc = 0,75 . 200,114 = 150,0855 kN


< Vu = 340 kN
Jadi: diperlukan tulangan geser untuk menahan gaya geser
sebesar:
f . Vs = Vu – f . VC

TulanganVsmemanjang
= (340 –diam.
150,0855)
22 mm/ 0,75
> 16 =mm
253,219 kNjadi harus diguna-
(D-32),
kan tulangan geser (sengkang) diameter > 10,3 mm (D-13).
Digunakan sengkang diam. 12 mm  Av = 2 . (¼.p.122) = 226,19 mm2
Jarak sengkang:
s = (Av . fy . d) / Vs = (226,19 . 400 . 450) / 253219 = 160,78 mm.
Digunakan sengkang: D12 – 150
KOLOM BETON BERTULANG
GESER PADA KOLOM

Vs,terpasang = (Av . fy . d) / s = (226,19 . 400 . 450) / 150 = 271428 N


> Vs = 253219 N OK!
≤ (2/3) √fc‘. bw . d = (2/3) √30 . 350 . 450 = 575109 N OK!

Jarak sengkang s = 150 mm < 16 x 22 = 352 mm


< 48 x 12 = 576 mm
< b = 350 mm OK!
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
Prosedur perancangan kolom beton bertulang:

1. Tentukan/pilihlah bentuk penampang kolom dan perkirakan ukuran


penampang kolom (biasanya hal ini sudah ditetapkan dalam gambar
rencana arsitektural).

2. Dari hasil analisis struktur dicari kombinasi pembebanan kolom yang


paling menentukan  Ujung atas : Pu, Mu, Vu
Ujung bawah : Pu, Mu, Vu
Untuk penampang yang ditinjau (atas atau bawah), hitung
eksentrisitasnya: e = Mu / Pu.
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
3. Hitung rasio kelangsingan kolom = k . l / r
Periksa apakah kolom tersebut termasuk kolom pendek atau kolom
langsing:

Jika: k . l / r  (32 – 12 M1/M2) untuk kolom pd portal tak


bergoyang
k . l / r  22 untuk kolom pd portal bergoyang
termasuk kolom pendek
Jika: k . l / r > (32 – 12 M1/M2) untuk kolom pd portal tak
bergoyang
k . l / r > 22 untuk kolom pd portal bergoyang
Jika: ktermasuk kolom 
. l / r > 100 langsing
maka analisis struktur harus diulang dan
dilakukan dengan metoda orde 2.
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
4. Perancangan kolom pendek:
a. Pilih rasio luas tulangan, antara: (1% - 8%) . Ag  umumnya: 2 - 4%

Tentukan jumlah & diameter tulangan memanjang, susunlah


dalam penampang beton dengan memperhatikan
persyaratan tentang jarak tulangan, lindungan beton dll.
b. Hitung eb untuk penampang dengan penulangan tsb.
Bandingkan: e < atau > eb  termasuk keruntuhan desak atau
tarikc. Lakukan analisis untuk jenis keruntuhan tsb. dan periksa apakah
f . Pn  Pu telah terpenuhi

d. Jika f . Pn jauh lebih besar dari pada Pu (mis. > 10%), maka untuk
optimalisasi ukuran penampang kolom dan atau luas tulangan
dapat diperkecil.
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
Sebaliknya jika f . Pn < Pu maka ukuran penampang kolom
dan atau luas tulangan harus diperbesar.
Kemudian prosedur hitungan 4.a. s/d 4.c. diulang.
5. Perancangan kolom langsing:
a. Perhatikan apakah kolom merupakan elemen dari suatu portal
bergoyang atau tak bergoyang.
b. Hitung eksentrisitas e dan pilih yang terbesar dari kedua ujung
kolom
c. Untuk kolom dari portal tak bergoyang, direncanakan dengan
beban aksial terfaktor Pu dan momen terfaktor yang diperbesar Mc =
dns . M2
d. Untuk kolom
dengan M2,mindari
= Puportal
(15 +bergoyang,
0,03h) direncanakan dengan beban
aksial terfaktor Pu dan momen terfaktor yang diperbesar
M1 = M1ns + ds . M1s dan M2 = M2ns + ds . M2s
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM

Hitungan perancangan selanjutnya seperti pada kolom pendek.

Sebagai alat bantu perancangan dapat digunakan:


- diagram interaksi
- daftar / tabel
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
CONTOH

Hasil Analisis Struktur: Bahan:


PD = 200 kN PL = 775 kN fc’ = 30 MPa
MD = 135 kN ML = 157 kN fy = 400 MPa
Kolom termasuk ‘kolom pendek’.
Rancang kolom tersebut !.

50

PENYELESAIAN
350
Diperkirakan ukuran penampang kolom: 350 x 500
dengan ds = d = 50 mm
Diperkirakan rasio penulangan: 2,5% 500
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM

Kuat perlu:
Pu = 1,2 . 200 + 1,6 . 775 = 1480 kN
Mu = 1,2 . 135 + 1,6 . 157 = 413,2 kNm
Eksentrisitas:
e = Mu / Pu = 413,2 / 1480 = 0,279189 m = 279,189 mm

Diperkirakan rasio tulangan total : r = 2,5%


As,tot = 2,5% . 350 . (500 – 50) = 3937,5 mm2
Jika digunakan tulangan simetrik, maka As = As’ = 3937,5 / 2 = 1968,75
Digunakan: As = As’ = 6D22 = 2279,64 mm2
Rasio tulangan total terpasang : r = 2 . 2279,64 / (350.450) = 2,895%
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM

Keadaan balance:
cb = 600.d / (600 + fy) = 600.450 / (600+400) = 270 mm
ab = 0,85 . 270 = 229,5 mm
fs’ = 600 (cb – d’) / cb = 600 (270 – 50) / 270 = 488,89 MPa > fy = 400
Pnb = 0,85 . fc’ . ab . b = 0,85 . 30 . 229,5 . 350 = 2048,2875 kN
Mnb = (0,85.fc’.ab.b) . (h/2 – ab/2) + (As’.fy) . (h/2 – d’) + (As.fy) . (d – h/2)
= (0,85.30.229,5.350).(250-229,5/2) + (2279,64.400).(250-50) +
(2279,64.400).(450-250)
= 641,773 kNm
eb = 641, 773 / 2048,2875 = 0,31332 m = 313,32 mm
e = 279,189 mm < eb = 313,32 mm  keruntuhan desak
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM

Digunakan rumus pendekatan Whitney:


Syarat penggunaan:
kolom persegi panjang dg tulangan simetrik, baja tulangan desak sdh
mencapai teg. luluhnya  OK
As'  f y b  h  fc
'
Pn  
e 3 h  e
 0,5  1,18

d d '
 d 2

Pn = 2377,512 kN  f . Pn = 0,65 . 2377,512 = 1545,383 kN


0,10.fc’.Ag = 0,10 . 30 . (350.500) = 525 kN < f . Pn = 1545,383 kN
Jadi faktor reduksi f tidak boleh diperbesar!

f . Pn = 1545,383 kN > Pu = 1480 kN OK!


KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM

Harus diperiksa keadaan baja tulangan:

a = Pn / (0,85 . fc’ . b) = 2377512 / (0,85 . 30 . 350) = 266,388 mm


c = a / 0,85 = 266,388 / 0,85 = 313,398 mm
fs’ = 600 . (313,398 – 50) / 313,398 = 495,290 MPa > fy = 400 MPa
OK, sdh luluh!
KOLOM BETON BERTULANG
PERANCANGAN KOLOM
CONTOH
arah momen

Bahan:
fc’ = 30 MPa 150

fy = 400 MPa
Hasil Analisis Struktur: 600

PU = 1800 kN
MU = 475 kNm 150

Tulangan memanjang : D25 100 100


600
Jarak pustat tulangan ke tepi
Terdekat ds = 50 mm.
Periksa apakah kolom ini
mampu mendukung beban
tersebut di atas.

Anda mungkin juga menyukai