DEFINISI
Batang Tarik adalah bagian dari struktur bangunan yang menerima beban normal
tarik secara aksial.
Batang Tarik terdapat dimana ?
Struktur Utama
• Jembatan rangka
• Jembatan gantung
• Rangka Kuda kuda
• Rangka Menara
Struktur Tambahan
• Ikatan Angin atap/Jembatan
• Ikatan rem pada jembatan
• Ikatan penggantung Gording
Profil baja yang sering digunakan untuk batang tarik
Kekuatan Tarik Nominal Metode LRFD
Dalam menentukan kekuatan nominal penampang
suatu batang tarik, harus ditinjau terhadap tiga
macam kondisi keruntuhan yang menentukan,
yaitu :
1) Leleh dari luas penampang kotor/bruto, didaerah
yang jauh dari sambungan.
2) Fraktur/putus dari luas penampang efektif pada
daerah sambungan.
3) Kondisi geser blok pada sambungan.
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik desain, , dan kekuatan tarik izin, , komponen
struktur tarik harus merupakan nilai terendah yang diperoleh sesuai
dengan keadaan batas leleh tarik pada penampang bruto dan
keruntuhan tarik pada penampang neto efektif
𝐴𝑔=𝑏 𝑥 𝑡
𝐴𝑛= 𝐴𝑔 −( ( 𝑑𝑛 +2 ) 𝑥𝑡)
2. Kondisi fraktur dari luas penampang efektif pada sambungan
Pada batang tarik yang mempunyai lobang, pada daerah penampang
yang berlobang tersebut bentuk tegangan tarik tidak linear, terjadi
konsentrasi tegangan pada tepi lobang, seperti gambar berikut,
Gbr (a) penampang masih dalam keadaan elastis, (b) sebagian penampang
sudah leleh dan (c) pada seluruh penampang sudah leleh.
Apabila kondisi fraktur/putus yang menentukan maka
kekuatan nominal tarik (Nn ) tersebut harus memenuhi
persamaan sebagai berikut,
𝑃 𝑛= 𝐴𝑒 𝑓 𝑢
Dimana,
Ag = luas penampang bruto (mm2).
fy = tegangan leleh sesuai mutu baja (MPa).
Pada kondisi ini faktor tahanan adalah = 0,75
0
𝐴𝑒=𝑈 𝐴𝑔
Lubang Sejajar dan Lubang Berselang-seling
Untuk menghitung luas penampang netto mengikuti gambar
berikut
𝑈 2=𝑔1 +𝑔2 −t
Pot.a-b 𝐴𝑛= 𝐴𝑔 −𝑛. 𝑑. 𝑡 n = 2 lubang
2
𝑆1❑ 𝑆1❑2
Pot.a-c-b 𝐴 𝑛= 𝐴 𝑔 −𝑛 . 𝑑 . 𝑡 + +
4 𝑈 1 4 𝑈 2 n = 3 lubang
2
𝑆1❑ 𝑆2❑2
Pot.a-c-d 𝐴 𝑛= 𝐴 𝑔 −𝑛 . 𝑑 . 𝑡 + + n = 3 lubang
4𝑈1 4𝑈2
Lobang Berselang-seling Pada Profil Baja Kanal dan WF
𝑨𝒏𝒗 ? ? ? 𝑨𝒏 𝒕 ? ? ?
Ketentuan AISC 360-10 pada bagian Commentary C-J4.2
1. Perhitungan Kombinasi Beban
Kombinasi beban untuk menghitungkekuatan perlu menurut ASCE/SE17 adalah
DFBK DKI
Pa = 1,2(90)+1,6(260) Pa = 90+260
= 524 kN = 350 kN
DFBT DKI
= 496 kN = 330 kN
Dengan property penampang 200.100.5,5.8 sebagai berikut :
Ag = 2.716 mm2 fy = 345 MPa
ry = 22,2 mm fu = 450 Mpa
Untuk profil T 100.100.5.5.8 (setengah dari W200.100.5,5.8) nilai
2.
DFBK DKI
DFBT DKI
= 564 kN = 370 kN
2.
DFBK DKI
DFBT DKI
= 1052 kN = 700 kN
2.
DFBK DKI
Kasus 8:
Untuk profil U dengan 4 atau lebih sarana penyambung perbaris dalam arah pembebanan,
maka U = 0,8
Gunakan U = 0,947
Asumsikan terdapat sela sebesar 2 mm antara PSB dengan pelat, sehingga
13
DFBT DKI
𝐿 7500 𝑚𝑚
= =250 <300 SNI 1729-2020 pasal D1 Ok
𝑟 30 𝑚𝑚
Suatu komponen struktur tarik dengan penampang berbentuk siku
tunggal L 150x100x12, ASTM A562 kelas 345 (fy=345 Mpa, Fu=450
Mpa). Ko ponen struktur tarik tersebut disambung dengan 3 buah
baut M20. tentukan kekuatan geser blok dari komponen struktur
tersebut dengan metode DFBK dan DKI. Tentukan pula kekuatan Tarik
desain dn kekauatn tarik tersedia berdasarkan mtode FBK dan DKI.
TERIMA KASIH